Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

Analisis B3 pada OT dan Kosmetika Tradisional

Disusun Oleh :
Khumaida Jihan Nurrohmah
P27235019076

IIIB – ANAFARMA
POLITEKNIK KEMENTRIAN KESEHATAN
SURAKARTA
2021
Analisis B3 pada OT dan Kosmetika Tradisional

A. TUJUAN
 Mengetahui prosedur preparasi sampel untuk identifikasi logam berat dari sampel obat
tradisional
 Mengetahui prinsip metode pemisahan/ ekstraksi analit dari sampel obat tradisional
 Mengetahui prosedur uji logam berat secara kualitatif dan kuantitatif.
 Mengetahui prinsip reaksi uji logam berat secara kualitatif dan kuantitatif.
 Melakukan standarisasi batas kadar maksimal cemaran logam berat sesuai regulasi yang ada.

B. DASAR TEORI
Logam berat
Logam berat adalah unsur-unsur kimia dengan bobot jenis lebih besar dari 5 gr/cm3,
terletak disudut kanan bawah pada sistem periodik unsur, mempunyai afinitas yang tinggi
terhadap S dan biasanya bernomor 22 sampai 92 dari periode 4 sampai periode 7.
Menurut seorang ahli kimia, logam berat adalah logam yang mempunyai berat 5 gram
atau lebih untuk setiap cm3, dan bobot ini beratnya lima kali dari berat air. Dengan sendirinya
logam yang beratnya kurang dari 5 gram termasuk logam ringan (Darmono, 1995).
Dalam kehidupan sehari-hari, kita tidak terpisah dari benda-benda yang bersifat logam.
Benda ini kita gunakan sebagai alat perlengkapan rumah tangga seperti sendpk, pisau dan lain-
lain, sampai pada tingkat perhiasan mewah yang tidak dimiliki oleh semua orang seperti emas,
perak dan lain-lain. Secara gamblang, dalam konotasi keseharian kita beranggapan bahwa
logam didentikkan dengan besi. Yang padat,keras berat dan sulit dibentuk (Palar, 2008).
Logam berat dapat mengumpul dalam tubuh suatu organisme, dan tetap tinggal dalam
jangka waktu yang sama sebagai racun yang terakumulasi. Sifat toksit dari masing-masing
logam berat tidak sama, namun pada batas konsentrasi tertentu dapat mematikan organisme itu
sendiri.
Logam berat jika sudah terserap kedalam tubuh maka tidak dapat dihancurkan tetapi
akan tinggal didalamnya hingga nantinya dibuang melalaui proses eksresi. Kontaminasi logam
berat ini dapat berasal dari faktor manusia seperti pertambangan, peleburan, proses industri,
kegiatan pertanian serta limbah buangan termasuk sampah rumah tangga (Putra, 2006).

Logam Pb
Timbal senyawa yang mengandung toksik yang tinggi dan lebih dkenal dalam masyarakat
dari pada arsenik saat ini. Polusi timbal dianggap oleh para ahli menjadi masalah lingkungan
utama yang dihadapi dunia modern (Meyer, 1990). Timbal merupakan logam yang berwarna
abu-abu kebiruan, dengan rapatan yang tinggi (11,48 gr/ml pada suhu kamar). Ia mudah terlarut
dalam asam nitrat yang sedang pekatnya (8M) (Svehla, 1990).

Logam Kadmium
Kadmium adalah logam berwarna putih perak, lunak, lentur, tahan terhadap tekanan,
mengkilap, tidak larut dalam basa, mudah bereaksi dan menghasilkan kadmium oksida bila
dipanaskan. Kadmium umumya terdapat dalam kombinasi dengan klor (Cd kolrida) atau
belerang (Cd sulfit). Kadmium dapat membentuk ion Cd2+ yang bersifat tidak stabil. Kadmium
memiliki nomor atom 40, berat atom 112,4 g/mol : titik leleh 321 ° C dan titik didih 767 ° C
(Widowati,2008).
Logam Kadmium (Cd) mempunyai penyebaran yang sangat luas di alam. Hanya ada satu
jenis mineral kadmium yaitu greennockite (CdS) yang selalu ditemukan bersamaan dengan
mineral spalerite (ZnS). Mineral greennockite sangat jarang ditemukan di alam, sehingga dalam
ekspolitasi logam kadmium, biasanya merupakan hasil sampingan dari peristiwa peleburan dan
refining bijih- bijih seng (Zn). Pada konsentrat bijih seng terdapat 0,2-0,3% logam kadmium.
Artinya seng menjadi sumber utama dari logam kadmium (Palar,2008).

Spektrofotometri serapan atom

Spektrofotometri serapan atom merupakan salah satu metode analisis yang dapat
digunakan untuk analisis logam dan mineral secara kualitatif dan kuantitatif. Dalam
spektrofotometri serapan atom, sumber garis-garis spektrum untuk eksitasi atom adalah hollow
cathode lamp (lampu katoda berongga). Lampu katoda berongga memiliki garis spektrum yang
spesifik untuk tiap unsur.

Prinsip yang mendasari analisis kuantitatif menggunakan spektrofotometri serapan atom


adalah dengan mengukur besarnya serapan sinar dan transmitran. Dimana besarnya serapan yang
dihasilkan sebanding dengan jumlah atom yang terdapat di dalam sampel. Sampel yang
berbentuk cairan diubah ke dalam bentuk kabut, kemudain diubah ke dalam bentuk atom di
dalam nyala api. Di dalam spektrofotometer serapan atom terdapat sumber sinar berupa lampu
katoda (hollow cathode lamp), yang meiliki panjang gelombang tertentu untuk setiap unsur.
(Khopkar, 1990).

Atom-atom pada keadaan dasar mampu menyerap energi cahaya yang panjang
gelombang resonsnsinya khas untuk setiap atom. Jika cahaya dengan panjang gelombang
resonansi itu dilewatkan nyala yang mengandung atom-atom logam, maka sebagian cahaya itu
akan diserap, dan jauhnya penyerapan akan berbanding lurus dengan banyaknya atom keadaan
dasar yang berada dalam nyala. Inilah asas yang mendasari spektrofotometri serapan atom.
(Khopkar, 1990).
C. ALAT DAN BAHAN

Alat-alat yang digunakan dalam praktikum kali ini antara lain cawan porselen, pemanas,
desikator, erlenmeyer, kaca arloji, kertas saring Whatman No.42, labu ukur 10 mL, gelas
beaker, spektroskopi AAS, pipet tetes, dan tabung reaksi.

Dan bahan-bahan yang digunakan antara lain sampel obat tradisional merk x yang
berklaim menyembuhkan pegal linu dan memiliki nomor registrasi, Pb Nitrat, Cd Nitrat, HCl
pekat, HNO3 pekat, aquades, H2O2.

D. CARA KERJA

Preparasi sampel untuk Pb dan Cd

Masing-masing sampel ditimbang sebanyak 0,5 g, dimasukkan ke dalam Erlenmeyer,


ditambahkan 11,25 mL HCl pekat dan 3,75 mL HNO 3 pekat, dipanaskan di atas hot plate dan
ditutup dengan kaca arloji. Setelah sampel mendidih (± 10 menit) penutup kaca arloji dibuka,
ditambahkan sedikit demi sedikit H2O2 sebanyak 2 mL, dipanaskan hingga warna larutan
berubah menjadi lebih jernih dari larutan semula. Erlenmeyer diturunkan dari atas hot plate dan
didinginkan, kemudian larutan disaring dengan kertas saring Whatman No. 42. Larutan hasil
destruksi yang didapat dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL.

Pembuatan Larutan Baku Pb Nitrat

Pertama, dibuat larutan induk Pb nitrat 1000 ppm dalam 10 mL dengan cara menimbang
10 mg standar Pb nitrat lalu dilarutkan dalam 10 ml aquadest.Kedua dibuat pengenceran dengan
konsentrasi 0,05 ppm; 0,1 ppm; 0,15 ppm; 0,2 ppm; dan 0,25 ppm dengan cara :
 Pembuatan larutan 0,05 ppm sebanyak 10 mL dari larutan induk 1000 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
1000 ppm . V1 = 0,05 ppm . 10 mL
0,05 ppm x 10 mL
V1 =
1000 ppm
0,5 mL
V1 =
1000
V1 = 0,0005 mL

 Pembuatan larutan 0,1 ppm sebanyak 10 mL dari larutan induk 1000 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
1000 ppm . V1 = 0,1 ppm . 10 mL
0,1 ppm x 10 mL
V1 =
1000 ppm
1mL
V1 =
1000
V1 = 0,001 mL

 Pembuatan larutan 0,15 ppm sebanyak 10 mL dari larutan induk 1000 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
1000 ppm . V1 = 0,15 ppm . 10 mL
0,15 ppm x 10 mL
V1 =
1000 ppm
1,5 mL
V1 =
1000
V1 = 0,0015 mL

 Pembuatan larutan 0,2 ppm sebanyak 10 mL dari larutan induk 1000 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
1000 ppm . V1 = 0,2 ppm . 10 mL
0,2 ppm x 10 mL
V1 =
1000 ppm
2mL
V1 =
1000
V1 = 0,002 mL

 Pembuatan larutan 0,25 ppm sebanyak 10 mL dari larutan induk 1000 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
1000 ppm . V1 = 0,25 ppm . 10 mL
0,25 ppm x 10 mL
V1 =
1000 ppm
2,5 mL
V1 =
1000
V1 = 0,0025 mL

Pembuatan Larutan Baku Cd Nitrat


Pertama, dibuat larutan induk Cd nitrat 1000 ppm dalam 10 mL dengan cara menimbang
10 mg standar Cd nitrat lalu dilarutkan dalam 10 ml aquadest.
Kedua dibuat pengenceran dengan konsentrasi 0,05 ppm; 0,1 ppm; 0,15 ppm; 0,2 ppm;
dan 0,25 ppm dengan cara :
 Pembuatan larutan 0,05 ppm sebanyak 10 mL dari larutan induk 1000 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
1000 ppm . V1 = 0,05 ppm . 10 mL
0,05 ppm x 10 mL
V1 =
1000 ppm
0,5 mL
V1 =
1000
V1 = 0,0005 mL

 Pembuatan larutan 0,1 ppm sebanyak 10 mL dari larutan induk 1000 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
1000 ppm . V1 = 0,1 ppm . 10 mL
0,1 ppm x 10 mL
V1 =
1000 ppm
1mL
V1 =
1000
V1 = 0,001 mL

 Pembuatan larutan 0,15 ppm sebanyak 10 mL dari larutan induk 1000 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
1000 ppm . V1 = 0,15 ppm . 10 mL
0,15 ppm x 10 mL
V1 =
1000 ppm
1,5 mL
V1 =
1000
V1 = 0,0015 mL

 Pembuatan larutan 0,2 ppm sebanyak 10 mL dari larutan induk 1000 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
1000 ppm . V1 = 0,2 ppm . 10 mL
0,2 ppm x 10 mL
V1 =
1000 ppm
2mL
V1 =
1000
V1 = 0,002 mL

 Pembuatan larutan 0,25 ppm sebanyak 10 mL dari larutan induk 1000 ppm
V1 . M1 = V2 . M2
1000 ppm . V1 = 0,25 ppm . 10 mL
0,25 ppm x 10 mL
V1 =
1000 ppm
2,5 mL
V1 =
1000
V1 = 0,0025 Ml

Uji Logam Berat Pb Nitrat menggunakan AAS


Diukur absorbansi larutan standar yang telah dibuat dengan variasi konsentrasi 0,05 ppm
; 0,1 ppm ; 0,15 ppm ; 0,2 ppm ; 0,25 ppm pada panjang gelombang 217,0 nm. Nilai absorbansi
hasil pengukuran dialurkan terhadap konsentrasi larutan standar timbal nitrat digunakan untuk
membuat kurva kalibrasi. Diambil larutan sampel obat trasidisional cair hasil destruksi yang
dapat dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, diukur absorbansi sampel pada panjang
gelombang 217,0 nm.
Dilakukan pengulangan pengukuran sebanyak tiga kali.

Uji Logam Berat Cd Nitrat menggunakan AAS


Diukur absorbansi absorbansi larutan standar yang telah dibuat dengan variasi
konsentrasi 0,05 ppm ; 0,1 ppm ; 0,15 ppm ; 0,2 ppm ; 0,25 ppm pada panjang gelombang 228,8
nm. Nilai absorbansi hasil pengukuran dialurkan terhadap konsentrasi larutan standar kadmium
nitrat digunakan untuk membuat kurva kalibrasi. Diambil larutan sampel obat trasidisional cair
hasil destruksi yang dapat dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, diukur absorbansi sampel
pada panjang gelombang 228,8 nm. Dilakukan pengulangan pengukuran sebanyak tiga kali.

E. HASIL PRAKTIKUM
Data Absorbansi Kurva Standar

No. Konsentrasi Larutan Baku (ppm) Pb Nitrat Absorbansi


1 0,05 0,35
2 0,1 0,37
3 0,15 0,38
4 0,2 0,40
5 0,25 0,42
a = 0,333, b = 0,34, r = 0,9897 y = bx + a
No. Konsentrasi Larutan Baku (ppm) Cd Nitrat Absorbansi
1 0,05 0,35
2 0,1 0,37
3 0,15 0,38
4 0,2 0,40
5 0,25 0,42
a = 0,333; b = 0,34 ; r = 0,9897 y = bx + a

Kurva Kalibrasi Standar Pb Nitrat dan Cd Nitrat

Kurva Kalibrasi Standar Pb Nitrat dan Cd


Nitrat
0.45
Absorbansi

0.4 f(x) = 0.34 x + 0.33


R² = 0.99
0.35

0.3
0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0.3
Konsentrasi

Data Absorbansi

Kode Absorbansi (Y)


Pb Cd
Kontrol negatif (blanko) replikasi 1 0,000 0,000
Kontrol negatif (blanko) replikasi 2 0,000 0,000
Kontrol negatif (blanko) replikasi 3 0,000 0,000
Kontrol positif (blanko) replikasi 1 0,85 0,57
Kontrol positif (blanko) replikasi 2 0,88 0,60
Kontrol positif (blanko) replikasi 3 0,87 0,58
Sampel replikasi 1 0,01 0,0085
Sampel replikasi 2 0,009 0,009
Sampel replikasi 3 0,0095 0,0087

Kadar Logam Berat Pb dan Cd pada Sampel


 Kadar Logam Berat Pb
 Sampel 1
Y = bx + a
0,01 = 0,34x + 0,333
0,01−0,333
x =
0,34
−0,323
x =
0,34
x = -0,95
x = 0,95 ppm
 Sampel 2
Y = bx + a
0,009 = 0,34x + 0,333
0,009−0,333
x =
0,34
−0,324
x =
0,34
x = -0,952941176
x = 0,95 ppm
 Sampel 3
Y = bx + a
0,0095 = 0,34x + 0,333
0,0095−0,333
x =
0,34
−0,3235
x =
0,34
x = -0,951470588
x = 0,95 ppm

 Kadar Logam Berat Cd


 Sampel 1
Y = bx + a
0,0085 = 0,34x + 0,333
0,0085−0,333
x =
0,34
−0,3245
x =
0,34
x = -0,954411765
x = 0,95 ppm

 Sampel 2
Y = bx + a
0,009 = 0,34x + 0,333
0,009−0,333
x =
0,34
−0,324
x =
0,34
x = -0,952941176
x = 0,95 ppm

 Sampel 3
Y = bx + a
0,0087 = 0,34x + 0,333
0,0087−0,333
x =
0,34
−0,3243
x =
0,34
x = -0,953823529
x = 0,95 ppm

F. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini yaitu dilakukan analisis logam berat pada obat tradsional dengan
timbal (Pb) dan kadmium sebagai logam berat yang akan dianalisis pada sampel obat
tradisional bermerk x yang mempunyi klaim menyembuhkan pegel linu dan sudah memiliki
nomor registrasi. Metode yamg digunakan dalam analisis ini adalah dengan uji kualitatif dengan
menggunakan metode spektroskopi serapan atom atau AAS.
Pada uji organoleptis yang telah diamati sampel memiliki bentuk cair berwarna coklat
pekat dan bau aromatis yang khas rempah serta memiliki tekstur yang lengket.
Prosedur kerja pada penelitian ini yang pertama dilakukan adalah sampel tradisional
bermerk x yang mempunyai klaim menyembuhkan pegel linu dan sudah memiliki nomor
registrasi. Perlakuan yang pertama adalah dilakukan replikasi sampel dengan cara sampel
ditimbang lalu dimasukkan ke dalam erlenmeyer lalu ditambahkan HCl pekat, HNO3 pekat lalu
dipanaskan kemudian ditutup. Setelah sampel mendidih, penutup arloji dibuka lalu ditambahkan
H2O2 lalu dipanaskan hingga warna larutan berubah menjadi lebih jernih. Erlenmeyer
didinginkan lalu disaring menggunakan Whatman No.42. Kemudian larutan hasil destruksi ke
dalam labu ukur 10 mL.
Kedua, dibuat larutan induk Pb nitrat 1000 ppm dalam 10 mL dengan cara menimbang
standar Pb nitrat lalu dilarutkan dalam aquadest. Lalu, dibuat pengenceran dengan konsentrasi
0,05 ppm; 0,1 ppm; 0,15 ppm; 0,2 ppm; dan 0,25 ppm. Untuk larutan induk Cd nitrat dibuat
larutan induk Cd nitrat 1000 ppm dalam 10 mL dengan cara menimbang standar Cd nitrat lalu
dilarutkan dalam aquadest. Lalu, dibuat pengenceran dengan konsentrasi 0,05 ppm; 0,1 ppm;
0,15 ppm; 0,2 ppm; dan 0,25 ppm.
Ketiga, dilakukan uji logam berat Pb nitrat menggunakan AAS dengan cara diukur
absorbansi larutan standar yang telah dibuat dengan variasi konsentrasi 0,05 ppm ; 0,1 ppm ;
0,15 ppm ; 0,2 ppm ; 0,25 ppm pada panjang gelombang 217,0 nm. Nilai absorbansi hasil
pengukuran dialurkan terhadap konsentrasi larutan standar timbal nitrat digunakan untuk
membuat kurva kalibrasi. Kemudian diambil larutan sampel obat trasidisional cair hasil
destruksi yang dapat dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, diukur absorbansi sampel pada
panjang gelombang 217,0 nm. Kemudian, dilakukan pengulangan pengukuran sebanyak tiga
kali. Untuk uji logam berat Cd nitrat diukur absorbansi larutan standar yang telah dibuat dengan
variasi konsentrasi 0,05 ppm ; 0,1 ppm ; 0,15 ppm ; 0,2 ppm ; 0,25 ppm pada panjang
gelombang 228,8 nm. Nilai absorbansi hasil pengukuran dialurkan terhadap konsentrasi larutan
standar kadmium nitrat digunakan untuk membuat kurva kalibrasi. Diambil larutan sampel obat
trasidisional cair hasil destruksi yang dapat dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL, diukur
absorbansi sampel pada panjang gelombang 228,8 nm. Dilakukan pengulangan pengukuran
sebanyak tiga kali.
Untuk data absorbansi kurva standar konsentrasi larutan baku (ppm) Pb nitrat dan
absorbansi kurva standar konsentrasi larutan baku (ppm) Cd nitrat didapatkan hasil nilai a
sebesar 0,333, b sebesar 0,34, r sebesar 0,9897 sehingga didapatkan persamaan kurva kalibrasi y
= 0,34x + 0,333.
Untuk data absorbansi sampel didapatkan hasil pada replikasi sampel 1 untuk Pb
didapatkan absorbansi sebesar 0,01 sementara untuk Cd didapatkan sebesar 0,0085. Untuk
replikasi sampel 2 untuk Pb didapatkan absorbansi sebesar 0,009 sementara untuk Cd
didapatkan sebesar 0,009. Untuk replikasi sampel 3 untuk Pb didapatkan absorbansi sebesar
0,0095 sementara untuk Cd didapatkan sebesar 0,0087. Setelah itu, didapatkan kadar Pb pada
sampel 1 sebesar 0,95 ppm dan kadar Cd pada sampel 1 sebessar 0,95 ppm. Pada kadar Pb pada
sampel 2 sebesar 0,95 ppm dan kadar Cd pada sampel 2 sebesar 0,95 ppm. Pada kadar Pb pada
sampel 3 sebesar 0,95 ppm dan kadar Cd pada sampel 3 sebessar 0,95 ppm.
Prinsip metode pemisahan atau ekstraksi analit dari sampel sebagai uji kualitatif
dilakukan dengan sampel destruksi menggunakan asam nitrat. Destruksi ini bertujuan untuk
memutus ikatan antara senyawa organik dengan logam yang akan dianalisis. Umumnya
destruksi yang digunakan adalah destruksi basah karena dapat dipakai untuk menentukan unsur-
usur dengan konsentrasi yang rendah.
Prinsip yang mendasari analisis kuantitatif menggunakan spektrofotometri serapan atom
adalah dengan mengukur besarnya serapan sinar dan transmitran. Dimana besarnya serapan
yang dihasilkan sebanding dengan jumlah atom yang terdapat di dalam sampel. Sampel yang
berbentuk cairan diubah ke dalam bentuk kabut, kemudain diubah ke dalam bentuk atom di
dalam nyala api.
Pada pemeriksaan legalitas, produk ini sudah memiliki nomor registrasi dan logo. Pada
komposisi sampel terdiri dari ekstrak Languatis Rhizoma 40 mg, Zingiberis aromaticae
Rhizoma 40mg, Retrofracti Fructus 40 mg, Curcumae Rhizoma 40 mg, dan madu. Untuk
organoleptis Pb, memiliki bentuk padat, tidak berwarna dan tidak tidak berbau sementara untuk
Cd memiliki berbentuk padat, berwarna keputih putihan, tidak berbau.
Berdasarkan Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.13 tahun 2014 Batas
Cemaran Logam Berat dalam Obat Herbal untuk batas cemaran logam Pb sebesar 10 mg/kg
sementara untuk batas cemaran logam Cd sebesar 0,3 mg/kg.

G. KESIMPULAN
Pada praktikum kali ini yaitu analisis logam berat pada obat tradisional dapat ditarik
kesimpulan untuk rata-rata kadar yang didapatkan pada replikasi sampel 1 1 untuk Pb
didapatkan absorbansi sebesar 0,95 ppm sementara untuk Cd didapatkan sebesar 0,95 ppm.
Untuk kadar rata-rata yang didapatkan pada replikasi sampel 2 untuk Pb didapatkan absorbansi
sebesar 0,95 sementara untuk Cd didapatkan sebesar 0,95. Untuk kadar rata-rata yang
didapatkan pada replikasi sampel 3 untuk Pb didapatkan absorbansi sebesar 0,95 sementara
untuk Cd didapatkan sebesar 0,95.
Sehingga dapat disimpulkan cemaran logam Pb pada sampel sudah memenuhi syarat
karena tidak lebih dari batas cemaran sesuai peraturan BPOM No.13 tahun 2014 Batas Cemaran
Logam Berat dalam Obat Herbal yaitu sebesar 10 mg/kg sementara untuk cemaran logam Cd
pada sampel tidak memenuhi syarat karena lebih dari batas cemaran sesuai peraturan BPOM
No.13 tahun 2014 Batas Cemaran Logam Berat dalam Obat Herbal yaitu sebesar 0,3 mg/kg.

F. DAFTAR PUSTAKA

Darmono. 1995.2001. Logam Dalam sistem biologi mahkluk hidup. Jakarta :


penerbit UI.

Khopkar, S.,M. 1990. Konsep Dasar Kimia nalitik, 275-285, UI Press:Jakarta.

Peraturan UE No.1907/2006 Lembar Data Keselamatan Bahan Timbal

Peraturan UE No. 1907/2006 Lembar Data Keselamatan Bahan Kadmium Sulfat.

Peraturan Badan Pengawasan Obat dan Makanan No.13 tahun 2014 Batas
Cemaran Logam Berat dalam Obat Herbal.
Palar, H. 2008. Pencemaran dan Toksikologi logam berat. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.
Svehla, G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Edisi
kelima. Jakarta : PT Kalaman Media Pusaka

Widowati, W. Dkk. 2008. Efek Toksik Logam Pencegahan dan Penanggulangan


pencemaran. Yogyakarta : Penerbit Andi

H. LEMBAR PENGESAHAN

20, Maret 2021


Dosen Mahasiswa

(Pradea Indah Lukito. M,Farm) Khumaida Jihan Nurrohmah


NIP.919940802201901201 P27235019076

Anda mungkin juga menyukai