RHEUMATOID ARTHRITIS
UNIVERSITAS JAMBI
2021
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN KASUS
RHEUMATOID ARTHRITIS
Oleh:
G1A219124
2021
Preseptor,
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan YME yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan kasus yang berjudul “Rheumatoid Arthritis” sebagai kelengkapan
persyaratan dalam mengikuti Pendidikan Profesi Dokter Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat di Puskesmas Pakuan Baru di Fakultas Kedokteran dan Ilmu
Kesehatan Universitas Jambi.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dr. Hj. Raodah yang telah
meluangkan waktu dan pikirannya sebagai pembimbing sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat
diharapkan. Selanjutnya, penulis berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat
dan menambah ilmu bagi para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
I. Identitas Pasien
a. Nama/Jenis Kelamin/Umur : Ny. I / Perempuan / 50 tahun
b. Pekerjaan : IRT
c. Alamat : RT 12 T. Sari
Patokan BMI :
BMI < 18.5 = berat badan kurang (underweight)
BMI 18.5 - 24 = normal
BMI 25 - 29 = kelebihan berat badan (overweight)
BMI >30 = obesitas
Pemeriksaan Organ
1. Kepala Bentuk : normocephal
2. Mata Conjungtiva : anemis (-)
Sklera : ikterik (-)
3. Hidung : tak ada kelainan
4. Telinga : tak ada kelainan
5. Mulut Bibir : lembab
Bau pernafasan : normal
6. Leher : Pembengsaran KGB (-), JVP 5-2 cmH20,
7. Thorak
Jantung : BJ I/II reguler normal, murmur(-), gallop(-)
Paru : Nafas vesikuler +/+, ronkhi (-/-), wheezing(-/-)
X. Diagnosis Banding
Rematoid artritis
Artritis gout
Osteoartritis.
XII. Manajemen
a. Promotif :
Memberikan informasi kepada pasien mengenai penyakitnya dan
pengobatannya.
Menjelaskan kepada pasien untuk rutin berobat ke dokter.
b. Preventif :
Jika terjadi keluhan, segera berobat ke dokter.
Mengistirahatkan sendi yang sakit untuk meredakan nyeri.
Makan makanan yang banyak mengandung asam lemak omega 3 seperti
minyak ikan.
Menurunkan berat badan (pada orang yang gemuk/obesitas) dengan tujuan
untuk mengurangi beban kerja sendi.
Jangan memijat sendi yang sakit.
c. Kuratif :
Non Farmakologi
Farmakologi
Pengobatan tradisional
Bahan:
Daun kumis kucing sebanyak 1 genggam, daun meniran 7 batang,
temulawak 10 potong, daun murbei 1 genggam, dan bidara upas 1
jari.
Cara membuatnya:
Semua bahan ini di rebus dalam air sebanyak 2 gelas, kemudian disaring
untuk diminum airnya. Minum 2 kali sehari secara rutin.
d. Rehabilitatif
Senam rematik dapat membantu memperbaiki kelenturan, kekuatan,
daya tahan, dan kebugaran tubuh.
Terapi penyinaran dengan tujuan untuk meredakan nyeri dan
merelaksasi otot
DINAS KESEHATAN KOTA JAMBI
PUSKESMAS PAKUAN BARU
dr. Uswatun Amina
SIP: G1A219124 STR:18021998
Tanggal: 3 Maret 2021
R/ prednisone Tab 5 mg No V
s 1 dd tab 1
TINJAUAN PUSTAKA
a. Tulang
Tulang adalah suatu jaringan dinamis yang tersusun dari tiga jenis sel
yaitu osteoblas, osteosit dan osteoklas. Osteoblas membangun tulang denagn
membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai matriks tulang atau
jaringan osteoid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. Ketika sedang
aktif menghasilkan jaringan osteoid, osteoblas mensekresikan esjumlah besar
fosfatase alkali, yang memegang peranan penting dalam mengendapkan
kalsium dan fosfat kedalam matriks tulang. Sebagian dari fosfatase alkali akan
memasuki aliran darah dengan demikian maka kadar fosfatase alkali didalam
darah dapat menjadi indicator yang baik tentang tingkat pembentukan tulang
setelah mengalami patah tulang atau pada kasus metastasis kanker ke tulang.
Osteosit adalah sel-sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan
untuk pertukaran kimiawi melalui tulang yang padat. Osteoklas adalah sel-sel
besar berinti banyak yang memungkinkan mineral dan matriks tulang dapat
diabsorpsi. Tidak seperti osteoblas dan osteosit, osteoklas mengikis tulang.
Sel-sel ini menghasilkan enzim-enzim proteolitik yang memecahkan matriks
dan beberapa asam yang melarutkan mineral tulang, sehingga kalsium dan fosfat
terlepas kedalam aliran darah.
b. Sendi
Sendi dalah tempat pertemuan dua atau lebih tulang. Tulang-tulang ini
dipadukan dengan berbagai cara, misalnya dengan kapsul sendi, pita fibrosa,
ligament, tendon, fasia atau otot. Terdapat tiga tipe sendi yakni:
c. Jaringan Ikat
Arthritis rheumatoid adalah tipe arthritis yang paling parah dan dapat
menyebabkan cacat, kebanyakan menyerang perempuan hingga tiga sampai empat
kali daripada laki-laki. Artritis Rematoid merupakan suatu penyakit autoimun
dimana persendian yang biasanya menyerang sendi tangan dan kaki. Secara
simetris mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan
seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi. rematik
jenis ini memang banyak pada wanita daripada pria, biasanya dirasakan
pada awal usia 25-50 tahun dan selanjutnya.
2.3 Epidemologi
Rheumatoid arthritis adalah enam kali lebih sering terjadi pada kembar
dizigotik dan anak-anak tidak kembar dari orang tua dengan faktor
rheumatoid positif - erosif rheumatoid arthritis bila dibandingkan dengan
anak yang orang tuanya tidak memiliki penyakit. Jika salah satu dari
sepasang kembar monozigot dipengaruhi, kembar lainnya memiliki risiko 30
kali lebih besar terkena penyakit.
2.4 Etiologi
Jenis Kelamin
Umur
Artritis reumatoid biasanya timbul antara umur 40 sampai 60 tahun. Namun
penyakit ini juga dapat terjadi pada dewasa tua dan anak-anak (artritis
reumatoid juvenil)
Riwayat Keluarga
Apabila anggota keluarga anda ada yang menderita penyakit artritis rematoid
maka anda kemungkinan besar akan terkena juga.
Radikal bebas
2.5 Patofisiologi
Nyeri sendi
Pembengkakan sendi
Nyeri sendi bila disentuh atau di tekan
Tangan kemerahan
Lemas
Kekakuan pada pagi hari yang bertahan sekitar 30 menit
Demam
Berat badan turun
2.7 Diagnosis
1) Kekakuan pagi hari (lamanya paling tidak satu jam), Kekakuan di pagi
hari selama lebih dari 1 jam; dapat bersifat generalisata tetapi terutama
menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan sendi
pada osteoartritis, yang biasanya hanya berlangsung selama beberapa
menit dan selalu berkurang dari satu jam.
2) Artritis pada tiga atau lebih sendi
3) Artritis sendi-sendi jari-jari tangan
4) Artritis yang simetris
5) Nodul rheumatoid, adalah massa subkutan yang ditemukan pada
sekitar sepertiga orang dewasa pasien artritis reumatoid. Lokasi yang
paling sering dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku)
atau di sepanjang permukaan ekstensor dari lengan; walaupun
demikian nodula-nodula ini dapat juga timbul pada tempat-tempat
lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya merupakan suatu petunjuk
suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.
6) Faktor reumatoid dalam serum
7) Perubahan-perubahan radiologik (erosi atau dekalsifikasi tulang)
Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium
a. Cairan synovial
b. Darah tepi
c. Pemeriksaan Sero-imunologi
2.8 Penatalaksanaan
a. Terapi nonfarmakologi
1. Pendidikan pada pasien mengenai penyakitnya dan penatalaksanaan
yang akan dilakukan sehingga terjalin hubungan baik dan terjamin
ketaatan pasien untuk tetap berobat dalam jangka waktu yang lama.
2. Istirahat.
Rencana penyembuhan termasuk penjadwalan istirahat. Pasien harus
belajar mendeteksi tanda-tanda tubuh, dan tahu kapan harus
menghentikan atau memperlambat aktivitas, untuk mencegah rasa sakit
karena aktivitas berlebihan. Beberapa pasien merasakan teknik
relaksasi, pengurangan stres, dan biofeedback sangat membantu.
Beberapa pasien menggunakan tongkat atau bidai untuk melindungi
persendian dari tekanan. Bidai atau penahan (braces) memberikan
dukungan ekstra pada otot yang lemah. Mereka juga menjaga
persendian pada posisi yang benar seelama tidur maupun beraktivitas.
Bidai hanya dipakai untuk masa terbatas sebab otot membutuhkan
latihan untuk mencegah kekakuan dan kelemahan. Terapis atau dokter
dapat membantu menentukan bidai yang tepat.
3. Terapi fisik.
Mengurangi rasa sakit dengan cara non farmakologik. Terapi fisik
dengan panas atau dingin dan latihan fisik akan membantu menjaga
dan mengembalikan rentang gerakan sendi dan mengurangi rasa sakit dan
kejang otot. Mandi atau berendam air hangat akan mengurangi rasa sakit
dan kekakuan. Efek fisiologi dari suhu adalah relaksasi otot dan
mengurangi rasa sakit. Walau demikian pemakaian panas harus
dipertimbangkan secara komprehensif bagi pasien
Penderita ada yang melakukan penyembuhan tanpa obat.
Handuk hangat, kantung panas (hot packs), atau mandi air
hangat, dapat mengurangi kekakuan dan rasa sakit.
Kadang kantung es (cold packs) dibungkus handuk dapat
menghilangkan rasa sakit atau mengebalkan bagian yang
ngilu. Tanyakan kepada dokter atau terapi mana yang lebih
cocok bagi pasien. Untuk artritis di lutut, pasien dapat memakai
sepatu dengan sol tambahan yang empuk untuk meratakan
pembagian tekanan akibat berat, dengan demikian akan
mengurangi tekanan di lutut.
4. Menurunkan berat badan
Kelebihan berat badan meningkatkan beban biomekanik pada sendi
penyangga berat dan ini adalah prediktor tunggal paling baik dari
kebutuhan operasi sendi. Pengurangan berat badan dikaitkan dengan
pengurangan simtom dan kecacatan. Walau penurunan hanya 5 lb
(2,5Kg) dapat menurunkan tekanan biomekanik pada sendi penyangga
beban. Walau intervensi diet untuk yang berat badan berlebih masuk
akal, tetapi ini membutuhakan motivasi yang kuat dan program
penurunan badan yang terstruktur. Diet yang sehat dan olahraga akan
sangat membantu.
b. Terapi Farmakologi
1. OAINS diberikan sejak dini untuk mengatasi nyeri sendi akibat inflamasi
yang sering dijumpai. OAINS yang dapat diberikan:
Aspirin
Pasien dibawah 50 tahun dapat mulai dengan dosis 3-4 x 1 g/hari,
kemudian dinaikkan 0,3-0,6 g per minggu sampai terjadi perbaikan
atau gejala toksik. Dosis terapi 20-30 mg/dl.
Ibuprofen, naproksen, piroksikam, diklofenak, dan sebagainya.
NSAIDs. Obat anti-infalamasi nonsteroid (NSAID) dapat
mengurangi gejala nyeri dan mengurangi proses peradangan. Yang
termasuk dalam golongan ini adalah ibuprofen dan natrium naproxen.
Golongan ini mempunyai risiko efek samping yang tinggi bila
dikonsumsi dalam jangka waktu yang lama.
2. Kortikosteroid. Golongan kortikosteroid seperti prednison dan
metilprednisolon dapat mengurangi peradangan, nyeri dan
memperlambat kerusakan sendi. Dalam jangka pendek kortikosteroid
memberikan hasil yang sangat baik, namun bila di konsumsi dalam
jangka panjang efektifitasnya berkurang dan memberikan efek
samping yang serius.
3. DMARD (Disease-Modifying Antirheumatic Drugs): Methotrexate
(Immunosupresan), Leflunomide, Sulfasalazin, Hydroxychloroquine
4. Agen Biologi (Etanercept, Infliximab, Adalimumab, Anakinra,
Abatacept, Rituximab)
5. Obat remitif (DMARD) lain. Obat ini diberikan untuk pengobatan jangka
panjang. Oleh karena itu diberikan pada stadium awal untuk
memperlambat perjalanan penyakit dan melindungi sendi dan jaringan
lunak disekitarnya dari kerusakan. Yang termasuk dalam golongan ini
adalah auranofin, Azathioprine, Penicillamine, Cyclosporine dan garam
emas.
6. Pembedahan menjadi pilihan apabila pemberian obat-obatan tidak
berhasil mencegah dan memperlambat kerusakan sendi. Pembedahan
dapat mengembalikan fungsi dari sendi anda yang telah rusak. Prosedur
yang dapat dilakukan adalah artroplasti, perbaikan tendon,
sinovektomi.
ANALISA KASUS
1. Sudoyo AW, dkk. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 Edisi ke-6.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Indonesia; 2017.
2. Mansjoer, arif dkk. Kapita selekta kedokteran, edisi ke 4 ketiga jilid 1.
Media Aesculapius : Jakarta.2014
3. Price SA & Wilson LM. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, edisi 6. Penerbit Nuku Kedokteran. EGC
4. Littlejohn EA, Monrad SU. Early Diagnosis and Treatment of Rheumatoid
Arthritis. Primary Care. 2018 Jun;45(2):237-255. DOI:
10.1016/j.pop.2018.02.010.
5. Criteria for the classification arthritis rheumatoid; 2009, Diunduh dari
URL:http//www. American College of Rheumatology.com
6. Heredity and Arthritis. 2012. American College of Rheumatology
Available at : www.rheumatology.org