Anda di halaman 1dari 12

151

STRATEGI PENGENDALIAN KERUSAKAN DAN PENCEMARAN


KAWASAN PESISIR PANTAI

Supriyanto

STIMART “AMNI” Semarang


e-mail : supriyanto.amni@yahoo.com

ABSTRACT

A large number of areas in indonesia consisting of the sea so long. So that areas in indonesia
being in the region coast. Not be denied that the area around parts of the coast has great
potential to make in the coastal areas in the shore as livelihoods the people in the
surrounding. Not only optimize fisheries products, but people in the area parts of the coast
and eventually made the region for areas object tourism. Its strategic location make coastal
into a center for trade and industry because they are too strategic. However , currently ,
coastal most not well managed , so coastal environment is weak consideration , many
pollution and environmental damage that eventually threatening the development of regional
potential the coastal. Hence , need to the concrete steps of management , control and
environmental monitoring sustainable. It was because the sources of pollution and
environmental damage derived from activities of land and sea. Management measures to do
is waste management and application of integrated management ( integrated coastal
management ) involving all parties. The pollution control over the of the coastal areas needs
to be undertaken by preventing, handling and recovery destruction or pollution that has
happened

Keywords : Control, Pollution, Damage, Coastal areas

ABSTRAK

Sebagian besar wilayah yang ada di Indonesia terdiri dari lautan yang sangat luas. Sehingga
daerah-daerah yang ada di Indonesia berada di wilayah pesisir pantai. Tak dipungkiri bahwa
daerah sekitar pesisir pantai memiliki potensi yang besar untuk menjadikan wilayah pesisir
pantai sebagai mata pencaharian penduduk di sekitarnya. Tidak hanya mengoptimalkan hasil
laut, tetapi masyarakat di wilayah pesisir pantai juga berpotensi menjadikan daerahnya
sebagai daerah objek pariwisata. Letaknya yang strategis dapat menjadikan daerah pesisir
pantai menjadi pusat perdagangan dan industri karena letaknya yang strategis. Namun
demikian, saat ini, daerah pesisir pantai sebagian besar belum dikelola secara baik, sehingga
kualitas lingkungan pesisir masih kurang diperhatikan, banyak pencemaran dan kerusakan
lingkungan yang akhirnya mengancam pengembangan potensi daerah pesisir tersebut. Oleh
karena itu, perlu langkah nyata berupa pengelolaan, pengendalian dan pemantauan
lingkungan yang berkesinambungan. Hal ini dikarenakan sumber pencemar dan kerusakan
lingkungan berasal dari kegiatan di daratan dan lautan. Langkah pengelolaan yang harus
dilakukan adalah pengelolaan limbah dan penerapan manajemen terpadu (Integrated Coastal
Management) yang melibatkan semua pihak. Langkah pengendalian terhadap terjadinya
pencemaran dan kerusakan daerah pesisir perlu dilakukan dengan melakukan pencegahan,
penanggulangan dan pemulihan kerusakan atau pencemaran yang telah terjadi.

Kata kunci : Pengendalian, Pencemaran, Kerusakan, Daerah pesisir.


152

Pendahuluan kebijakan dan langkah aksi pengelolaan


Indonesia merupakan negara lingkungan pada setiap sektor kegiatan
kepulauan yang mempunyai jumlah pulau pembangunan. Disamping permasalahan-
yang sangat banyak. Kementerian permasalahan di atas, permasalahan yang
Lingkungan Hidup mendata bahwa jumlah sekarang sedang berlangsung adalah
pulau di Indonesia berkisar antara 13.466 permasalahan dalam sistem manajemen
pulau dengan garis pantai sepanjang pengelolaan sumber daya wilayah pesisir
80.791 km. Indonesia memiliki peluang pantai yang belum dikelola secara terpadu.
sekaligus tantangan yang besar dalam Pengelolaan pesisir saat ini masih banyak
mengembangkan dan mengelola potensi dilakukan secara sektoral dan tidak ada
sumberdaya pesisir pantai. Wilayah pesisir keterpaduan pengelolaan daerah wilayah
pantai di Indonesia memiliki kekayaan pesisir pantai.
alam yang sangat besar seperti minyak dan Secara nyata dapat kita lihat bahwa
gas, mineral, perikanan, ekosistem sumber pencemaran dan kerusakan di
terumbu karang dan mangrove, serta wilayah pesisir pantai perlu penanganan
menyediakan jasa-jasa lingkungan yang yang serius dari semua pemangku
beragam, serta potensi dalam bidang kepentingan, termasuk pemerintah daerah
pariwisata. Sayangnya, sumberdaya di maupun pusat. Menurut Undang-Undang
wilayah pesisir pantai yang ada di Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Indonesia, saat ini belum dikelola secara Hidup serta Undang-Undang Pengelolaan
optimal. Pemerintah pusat maupun daerah Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil
belum memperhatikan potensi dan pengelolaan di wilayah pesisir pantai ini
pembangunan daerah pesisir pantai . harus dilakukan secara terpadu.
Beberapa kasus pencemaran dan
kerusakan lingkungan telah terjadi serta Pembahasan
pencurian sumberdaya laut oleh pihak Kepantaian dalam bahasa
asing yang tidak terkendali. Kemiskinan Indonesia memiliki dua arti yaitu pesisir
penduduk di wilayah pesisir pantai juga (coast) dan pantai (shore). Pesisir adalah
masih banyak ditemukan. Hal ini sangatlah daerah darat di tepi laut yang masih
beralasan, jika dalam pembangunan jangka mendapat pengaruh laut seperti, pasang
panjang bangsa Indonesia surut, angin laut, dan perembesan air laut.
mengorientasikan kiprah pembangunannya Kesepakatan umum di dunia bahwa
terutama pada wilayah pesisir pantai. wilayah pesisir adalah suatu wilayah
Komitmen pemerintah dalam bidang peralihan antara daratan dan laut. Pantai
pengembangan daerah wilayah pesisir adalah daerah di tepi perairan yang
pantai sangat dinantikan. dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan
Yang menjadi keprihatinan saat ini air surut terendah. Pantai selalu
adalah kegiatan pembangunan di kawasan menyesuaikan bentuk profilnya
pesisir pantai, masih banyak yang sedemikian sehingga mampu
memberikan dampak negatif pada menghancurkan energi gelombang yang
lingkungan yang akhirnya berakibat pada datang. Penyesuaian bentuk tersebut
menurunnya kualitas lingkungan pesisir merupakan tanggapan dinamis alam pantai
pantai maupun kelestarian sumberdaya terhadap laut.
alam, yaitu berupa pencemaran dan Ada 2 (dua) tipe tanggapan pantai
kerusakan lingkungan serta pemanfaatan terhadap gerak gelombang, yaitu
yang berlebih atas sumberdaya pesisir tanggapan terhadap kondisi gelombang
pantai. Sehubungan dengan hal tersebut, badai dan kondisi gelombang normal yang
maka upaya pengendalian pencemaran dan terjadi dalam waktu yang lebih lama, dan
kerusakan lingkungan yang mungkin energi gelombang dengan mudah dapat
timbul harus menjadi bagian dari dihancurkan oleh mekanisme pertahanan
153

alam pantai. Pada saat badai terjadi pasang surut, angin, arus, gelombang,
gelombang yang mempunyai energi besar, jenis dan ukuran sedimen serta adanya
sering pertahanan alami pantai tidak bangunan di daerah pantai.
mampu menahan serangan gelombang, Karakteristik sedimen yang meliputi
sehingga pantai dapat ter-erosi . bentuk ukuran partikel dan
Setelah gelombang besar reda, distribusinya, serta spesifik gravity
pantai akan kembali ke bentuk semula oleh sangat penting untuk diketahui karena
pengaruh gelombang normal. Tetapi berpengaruh terhadap proses
adakalanya pantai yang ter-erosi tersebut pengendapan/kecepatan jatuhnya
tidak kembali ke bentuk semula karena partikel sedimen setelah terapung.
material pembentuk pantai terbawa arus ke
tempat lain dan tidak kembali ke lokasi Indonesia merupakan negara
semula. Dengan demikian pantai tersebut kepulauan yang memiliki potensi untuk
mengalami erosi. Material yang terbawa pengembangan wisata bahari dan
arus tersebut akan mengendap di daerah pelayaran. Namun masih banyak wisata
yang lebih tenang, seperti muara,Teluk, bahari yang belum dikembangkan secara
Pelabuhan, dan sebagainya sehingga professional. Keanekaragaman flora dan
mengakibatkan terjadinya sedimentasi. fauna di wilayah pesisir dan laut dapat
Wilayah pantai adalah daerah yang dijual sebagai obyek wisata. Potensi wisata
secara intensif dimanfaatkan untuk bahari yang dapat dikembangkan antara
kegiatan manusia seperti, Industri, lain: wisata pantai, menyelam dll. Jasa
Pemukiman, Pelabuhan, Pertambakan, transportasi laut juga belum dikembangkan
Pertanian, Pariwisata yang semuanya itu secara optimal. Pihak asing masih
menimbulkan peningkatan kebutuhan menguasi jasa pelayaran di Indonesia.
alam, prasarana dan lainnya. Hal–hal ini Permasalahan dalam pengelolaan
mengakibatkan timbulnya masalah baru wilayah pesisir di Indonesia pada dasarnya
seperti : adalah masalah pengelolaan dan masalah
a. Erosi Pantai , yang merusak kawasan teknis yang bersumber dari daratan dan
pemukiman dan prasarana kota, yang lautan. Pengelolaan pesisir belum
berupa mundurnya garis pantai yang dilaksanakan secara terpadu, namun masih
disebabkan oleh gelombang, arus, sektoral. Dalam pelaksanaan program
kegiatan manusia seperti penebangan tidak didasarkan pada rencana strategis
hutan bakau, pengambilan karang pengelolaan wilayah pesisir yang disusun
pantai penambangan pasir, dengan melibatkan semua stakeholder atau
pembangunan pelabuhan atau sudah ada rencana strategisnya namun
bangunan pantai lainnya. pelaksanaan program atau proyeknya tidak
b. Sedimentasi, Tanah timbul yang berdasarkan pada rencana strategis yang
menyebabkan majunya garis pantai telah dibuat tersebut. Koordinasi yang
majunya garis pantai disatu pihak belum baik juga merupakan salah satu
dapat dikatakan menguntungkan kendala, beberapa daerah belum
karena timbulnya lahan baru, membentuk Tim Teknis Pengelolaan
sementara dipihak lain menyebabkan Wilayah Pesisir Secara Terpadu, sehingga
tersumbatnya muara sungai dan koordinator atau leading sector yang
saluran drainase yang mengakibatkan menangani pengelolaan pesisir dan laut ini
banjir dan genangan. Proses tidak jelas. Pemahaman atas pengelolaan
sedimentasi dan erosi sangat pesisir secara terpadu oleh aparat
tergantung pada sedimen dasar dan pengelola belum merata atau tidak paham
pengaruh hidrodinamika gelombang sama sekali. Masalah pengelolaaan yang
dan arus. Transport sedimen secara lain adalah kurangnya data dan informasi
fisik dipengaruhi oleh interaksi antara yang valid atau belum adanya data base
154

management untuk pengelolaan pesisir, pesisir dan laut dapat diakibatkan oleh
adanya ego sectoral, lemahnya penegakan limbah buangan kegiatan atau aktifitas di
hukum, rendahnya komitmen, tidak daratan (land-based pollution), maupun
adanya dana yang berkelanjutan, kegiatan atau aktivitas di lautan (sea-based
perpindahan staf yang cukup sering, belum pollution). Kontaminasi lingkungan laut
adanya kebersamaan dan keterpaduan akibat pencemaran dapat dibagi atas
antar sektor, belum adanya tata ruang kontaminasi secara fisik dan secara
pesisir dan laut, kerangka hukum untuk kimiawi.
pengelolaan pesisir di daerah masih lemah, a) Pencemaran bersumber dari aktivitas
keterlibatan ilmuwan atau pakar belum di daratan (Land-based pollution)
optimal sehingga hasil kajian ilmiah belum Secara umum, kegiatan atau aktivitas
dipakai sebagai salah satu dasar di daratan yang berpotensi mencemari
pengambilan keputusan, serta lingkungan pesisir dan laut, antara lain
permasalahan lain yang masing-masing adalah :
daerah berbeda sesuai dengan situasi dan (1) Penebangan hutan (deforestation)
kondisi setempat. Sering pengelolaan (2) Buangan limbah industri (disposal
pesisir tidak mendasarkan pada prinsip of industrial wastes)
good environmental governance, yaitu: (1) (3) Buangan limbah pertanian
partisipasi, (2) penegakan hukum, (3) (disposal of agricultural wastes)
transparansi, (4) kesetaraan, (5) daya (4) Buangan limbah cair domestik
tanggap, (6) wawasan ke depan, (7) (sewege disposal)
akuntabilitas, (8) pengawasan, (9) efisien (5) Buangan limbah padat (solid
dan efektif, (10) profesionalisme. Adanya waste disposal)
kelemahan pengelolaan ini, (6) Konvensi lahan mangrove &
mengakibatkan pengelolaan pesisir sampai lamun (mangrove swamp
batas 12 mill belum dapat dilakukan secara conversion)
optimal. Potensi pariwisata, sumberdaya (7) Reklamasi di kawasan pesisir
perikanan, mineral dan lain-lainnya belum (reclamation)
digarap secara terpadu untuk menaikkan b) Pencemaran bersumber aktivitas di
pendapatan daerah maupun pendapatan laut (Sea-based pollution)
masyarakat pesisir. Dilain pihak, mutu Sedangkan, kegiatan atau aktivitas di
lingkungan pesisir dan laut makin laut yang berpotensi mencemari
menurun dari tahun ke tahun. Selain lingkungan pesisir dan laut antara lain
masalah pengelolaan seperti tersebut di adalah :
atas, masalah teknis yang muncul adalah (1) Pelayaran (shipping)
menurunnya kualitas wilayah pesisir dan (2) Dumping di laut (ocean dumping)
laut yang diakibatkan oleh kegiatan yang (3) Pertambangann (mining)
ada di daratan dan di lautan. (4) Eksplorasi dan eksploitasi minyak
(oil exploration and exploitation)
Pencemaran dan Kerusakan (5) Budidaya laut (marine culture)
Lingkungan Wilayah Pesisir (6) Perikanan (fishing)
Pencemaran Laut adalah masuknya
atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, Sedangkan perusakan laut adalah
energi, dan/atau komponen lain ke dalam tindakan yang menimbulkan perubahan
lingkungan laut oleh kegiatan manusia langsung atau tidak langsung terhadap sifat
sehingga kualitasnya turun sampai ke fisik dan/atau hayatinya yang melampaui
tingkat tertentu yang menyebabkan kriteria baku kerusakan laut. Bentuk
lingkungan laut tidak sesuai lagi dengan kerusakan lingkungan wilayah pesisir di
baku mutu dan/atau fungsinya. Dalam beberapa daerah antara lain berupa
perspektif global, pencemaran lingkungan hancurnya terumbu karang akibat
155

pengeboman, rusaknya hutan bakau akibat c. mengatur perbuatan hukum dan


penebangan liar dan abrasi pantai. hubungan hukum antara orang
Kegiatan yang berpotensi menimbukan dan/atau subyek hukum lainnya serta
abrasi antara lain adalah penimbunan atau perbuatan hukum terhadap
reklamasi pantai dan pengambilan pasir sumberdaya alam dan sumberdaya
laut yang tidak terkendali. Begitu pula buatan, termasuk sumberdaya
dengan jumlah sampah yang sudah sampai genetika,
pada tahap memprihatinkan, sehingga d. mengendalikan kegiatan yang
mengganggu estetika serta kelancaran arus mempunyai dampak sosial,
transportasi laut, karena banyak sampah e. mengembangkan pendanaan bagi
yang tersangkut pada propeller kapal. Bau upaya pelestarian fungsi lingkungan
menyengat akibat pembusukan sampah hidup sesuai peraturan perundang-
yang berada di pantai. Selain hal tersebut undangan yang berlaku.
di atas, kegiatan wilayah pesisir juga
sangat kompleks sehingga rawan terjadi Sedangkan mengenai
konflik kepentingan. kebijaksanaan nasional lingkungan hidup
mengacu pada nilai-nilai dasar dalam
Kebijaksanaan Pengendalian pelestarian lingkungan, yaitu sebagai
Pencemaran dan Kerusakan berikut:
Lingkungan Pesisir 1. Pelestarian lingkungan dilaksanakan
Konsep pembangunan berdasarkan konsep Pembangunan
berkelanjutan yang telah diletakkan Berkelanjutan, yaitu pembangunan
sebagai kebijaksanaan pada masa lalu, yang mampu memenuhi aspirasi dan
pada kenyataannya selama ini justru terjadi kebutuhan manusia pada generasi–
pengelolaan sumber daya alam yang tidak generasi mendatang. Pembangunan
terkendali dengan akibat kerusakan Berkelanjutan didasarkan atas
lingkungan yang mengganggu kelestarian kesejahteraan masyarakat serta
alam. Kebijakan yang diagendakan untuk keadilan dalam jangka waktu pendek,
mengantisipasi pencemaran dan kerusakan menengah dan panjang dengan
lingkungan wilayah pesisir pantai yaitu: keseimbangan pertumbuhan ekonomi,
(1) konservasi keanekaragaman hayati; (2) dinamisme social dan pelestarian
pengembangan bioteknologi; dan (3) lingkungan hidup.
pengelolaan terpadu wilayah pesisir dan 2. Fungsi lingkungan perlu dilestarikan
lautan. Penanganan bagi ketiga aspek demi kepentingan manusia baik dalam
tersebut diarahkan pada upaya pelestarian jangka pendek, menengah, maupun
dan perlindungan biologi pada tingkat jangka panjang. Pengambilan
genetic, spesies dan ekosistem, serta keputusan dalam pembangunan perlu
menjamin kekayaan alam, binatang dan memperhatikan pertimbangan daya
tumbuhan di seluruh Indonesia. dukung lingkungan sesuai fungsi
Dalam pengaturan sumber daya lingkungannya. Daya dukung
alam, fungsi pemerintah adalah : lingkungan menjadi kendala
a. mengatur dan mengembangkan (constraint) dalam pengambilan
kebijaksanaan dalam rangka keputusan dan prinsip ini perlu
pengelolaan lingkungan hidup, dilakukan secara kontinu dan
b. mengatur penyediaan, peruntukan, konsekuen.
penggunaan, pengelolaan lingkungan 3. Pemanfaatan sumber daya alam tak
hidup, dan pemanfaatan kembali terpulihkan perlu memperhatikan
sumberdaya alam, termasuk kebutuhan antar generasi.
sumberdaya genetika, Pemanfaatan sumber daya alam
156

terpulihkan perlu mempertahankan Untuk melaksanakan kebijakan di


daya pemulihannya. bidang pengelolaan pesisir dan laut,
4. Setiap warga negara mempunyai hak Pemerintah Daerah telah diberikan
untuk mendapatkan lingkungan yang kewenangan di wilayah laut. Pasal 18
baik dan sehat dan berkewajiban Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004
untuk melestarikan lingkungan. Oleh tentang Pemerintahan Daerah,
karenanya, setiap warga negara memberikan kewenangan Pemerintah
mempunyai hak untuk mendapatkan Daerah untuk mengelola sumber daya di
informasi lingkungan yang benar, wilayah laut meliputi:
lengkap dan mutahir. a. eksplorasi, eksploitasi, konservasi, dan
5. Dalam pelestarian lingkungan, usaha pengelolaan kekayaan laut,
pencegahan lebih diutamakan b. pengaturan kepentingan administrative,
daripada usaha penanggulangan dan c. pengaturan tata ruang,
pemulihan. d. penegakan hukum terhadap peraturan
6. Kualitas lingkungan ditetapkan yang dikeluarkan oleh daerah atau yang
berdasarkan fungsinya. Pencemaran dilimpahkan kewenangannya oleh
dan perusakan lingkungan perlu Pemerintah,
dihindari, bila sampai terjadi e. ikut serta dalam pemeliharaan
pencemaran dan perusakan keamanan, dan
lingkungan, maka diadakan f. ikut serta dalam pertahanan kedaulatan
penanggulangan dan pemulihan negara.
dengan tanggung jawab pada pihak
yang menyebabkan. Kewenangan daerah yang tersebut
7. Pelestarian lingkungan dilaksanakan di atas merupakan dasar dalam
berdasarkan prinsip-prinsip pengelolaan wilayah pesisir secara
pelestarian melalui pendekatan terpadu, dengan demikian daerah dapat
menejemen yang layak dengan sistem memanfaatkan sumber daya alam yang ada
pertanggungjawaban. Undang-Undang diwilayahnya untuk meningkatkan
Perlindungan dan Pengelolaan pendapatan daerah. Kemudian dalam Pasal
Lingkungan Hidup mengamanatkan 18 ayat (4) Undang-Undang Nomor 32
pengelolaan lingkungan hidup tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah,
dilaksanakan secara terpadu. dinyatakan bahwa kewenangan untuk
mengelola sumber daya di wilayah laut
Dalam Pasal 2 Undang-Undang paling jauh 12 (dua belas) mill laut diukur
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan dari garis pantai ke arah laut lepas dan/atau
Hidup mengamanatkan bahwa pengelolaan ke arah perairan kepulauan untuk provinsi
lingkungan hidup dilaksanakan secara dan 1/3 (sepertiga) dari wilayah
terpadu. “Perlindungan dan Pengelolaan kewenangan provinsi untuk
lingkungan hidup dilaksanakan kabupaten/kota. Adanya kewenangan yang
berdasarkan asas keterpaduan”. diberikan kepada pemerintah daerah
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka sampai 12 mil, maka kegiatan pemantauan,
pelaksanaan pengelolaan pesisir dan laut pengawasan pengendalian, evaluasi dan
harus dilakukan secara terpadu. pelaporan di wilayah pesisir dapat
Keterpaduan ini meliputi keterpaduan dilakukan secara rutin dan
antar sektor (permukiman, pariwisata, berkesinambungan. Pada Pasal 18 Ayat (3)
perhubungan, perikanan, kehutanan, Undang-undang tentang Pemerintahan
industri dll.), keterpaduan tugas dan Daerah, dinyatakan bahwa kewenangan
kewajiban serta keterpaduan antara aspek, Daerah di wilayah laut termasuk
yaitu sosial ekonomi, ekologi, teknologi penegakan hukum terhadap peraturan yang
dan kelembagaan (institusi). dikeluarkan oleh daerah atau yang
157

dilimpahkan kewenangannya oleh Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan


pemerintah. Hal ini memungkinkan Lingkungan Laut yang dikemas dalam
Pemerintah Daerah untuk mengeluarkan Program Pantai dan Laut Lestari. Upaya-
Peraturan Daerah yang berkaitan dengan upaya yang perlu dilakukan dalam
pengelolaan pesisir dan laut, sehingga mengintegrasikan program tersebut dalam
pemahaman atas konvensi internasional pengelolaan lingkungan maupun
yang telah diratifikasi oleh Pemerintah pembangunan (Djajadiningrat, Surna T.,
Indonesia menjadi sangat penting agar 2001) adalah sebagai berikut:
tidak terjadi kerancuan hukum. Adanya a. Pemahaman dan penghayatan terhadap
wewenang melakukan penegakan hukum visi dan isi program yang kemudian
di wilayah laut juga dapat mendorong diikuti dengan pengkajian kembali
diadakannya Penyidik Pegawai Negeri rencana jangka pendek dan panjang.
Sipil Lingkungan Hidup, sehingga langkah b. Menyadari kompleksitas pengelolaan
penegakan hukum dapat lebih lancar. lingkungan, salah satu kunci
Permasalahan di wilayah pesisir keberhasilan terwujudnya
dan laut yang telah diuraikan di atas pembangunan berkelanjutan yang
membutuhkan penanganan yang lebih baik berwawasan lingkungan adalah
oleh Pemerintah Daerah, khususnya yang kerjasama yang sangat erat dan
menyangkut aspek kebersamaan dan koordinasi yang terus menerus dari
keterpaduan serta kewenangan masing-masing pengelola lingkungan
kelembagaannya, sehingga pengelolaan baik di tingkat pusat, daerah, sektoral
kawasan pesisir dan laut diharapkan juga dan masyarakat lainnya.
dapat mendorong pengelolaan di wilayah c. Dilihat dari perspektif perencanaan
hulu (daratan) yang akhirnya pengelolaan lingkungan, dapat langsung
pembangunan daerah kota/Kabupaten digunakan pada skala nasional, sektoral,
dapat meningkat. Bidang program yang regional dan lokal. Skala lokal, seperti
dibahas mengatasi permasalahan pesisir perumusan dan penyusunan program-
dan laut, meliputi: program masyarakat dan organisasi-
1. Perencanaan dan Pengemnbangan organisasi non pemerintah lainnya.
Sumberdaya Terpadu Di Daerah d. Penyebarluasan visi dan subtansi yang
Pesisir, terkandung di dalam program ke segala
2. Pemantauan dan Perlindungan lapisan masyarakat merupakan salah
Lingkungan Pesisir dan Laut, satu upaya untuk mendapatkan
3. Pemanfaatan Sumberdaya Laut yang keseragaman pandangan yang
Berkesinambungan, mengarah pada terwujudnya tujuan
4. Pemberdayaan dan Penguatan pembangunan berkelanjutan yang
Masyarakat Pesisir, berwawasan lingkungan
5. Pembangunan Kepulauan Kecil e. Upaya pemahaman program di atas
Secara Berkelanjutan, memberikan masukan yang berharga
6. Pemeliharaan Keamanan Daerah terhadap perumusan dan penyusunan
Ekonomi Eksklusif (ZEE) kebijakan tentang lingkungan hidup dan
7. Pengelolaan Dampak Perubahan Iklim pembangunan, sesuai dengan program
dan Gelombang Pasang. yang diharapkan selalu dapat sesuai
dengan perkembangan dinamika
Dengan program-program pembangunan.
pemerintah dalam mengantisipasi
permasalahan di wilayah pesisir pantai, Berdasarkan program perencanaan
dapat dijadikan pedomana dalam pengendalian kerusakan dan pencemaran
pembuatan perencanaan program maupun kawasan pesisir pantai, perencanaan dan
dalam implementasi Program pengembangan sumberdaya terpadu
158

periode 2003 - 2020 adalah sebagai dipertimbangkan dalam pengelolaan


berikut: terpadu :
1. Meninjau kembali dan meningkatkan a. Adopsi pendekatan yang sistematis
pengelolaan terpadu sumberdaya dalam implementasi proyek atau
pesisir dan lautan. program pengelolaan pesisir terpadu:
2. Meneruskan peningkatan kemampuan (1). Penerapan kerangka pengelolaan
kelembagaan untuk pengembangan lingkungan pesisir dalam pengelolaan
terpadu sumberdaya pesisir dan sektoral.
lautan. (2). Penggunaan kombinasi opsi-opsi
3. Mendorong dan mendidik para pengelolaan.
perencana dan pengambil keputusan (3). Adopsi pendekatan pencegahan.
dalam pembuatan dan pemakaian b. Pelibatan sektor masyarakat umum
basis informasi yang cocok untuk dalam proses pengelolaan lingkungan
meningkatkan proses perencanaan dan pesisir dan laut terpadu,
pengambilan keputusan dan c. Pengintegrasian informasi lingkungan,
membantu pengembangan ekonomi dan sosial sejak tahap awal
sumberdaya pesisir dan lautan yang dari proses pengelolaanlingkungan
berkesinambungan. pesisir dan laut terpadu,
4. Melanjutkan kerjasama antar daerah d. Pembentukan mekanisme bagi
dan di tingkat internasional tentang keterpaduan dan koordinasi,
pengelolaan berkesinambungan e. Pembentukan mekanisme pendanaan
sumberdaya pesisir dan lautan. secara berkelanjutan,
f. Pengembangan kapasitas pengelolaan
Strategi Pengelolaan Kawasan Pesisir lingkungan pesisir dan laut terpadu di
Pantai semua tingkatan,
Strategi pengelolaan disini g. Pemantauan efektifitas proyek atau
dimaksudkan untuk mengelola limbah, program pengelolaan pesisir dan laut
baik limbah cair, padat dan gas (emisi gas terpadu.
buang). Dengan adanya pengelolaan
limbah yang benar, maka air limbah dan Dalam pelaksanaan pengolalaan
gas buang dapat memenuhi baku mutu lingkungan pesisir dan laut secara terpadu,
yang telah ditetapkan. Suatu kota harus prinsip dasar yang harus diperhatikan
mempunyai instalasi pengolahan air adalah :
limbah domestik terpadu, baik limbah 1. Wilayah pesisir dan laut adalah suatu
padat maupun cair. Dengan demikian, sistem sumber daya (resources
kualitas air laut di pesisir dapat terjaga. system) yang unik, yang memerlukan
Limbah yang harus dikelola (waste pendekatan khusus dalam
management), antara lain: merencanakan dan mengelola
a). Limbah padat domestik (solid waste), pembangunannya,
b). Limbah Cair Domestik (sewage), 2. Air merupakan faktor kekuatan
c). Limbah industri (industrial waste), penyatu utama (the major integrating
d). Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun force) dalam ekosistem wilayah
(Hazardous Waste), pesisir,
e) Limbah Minyak, 3. Tata ruang daratan dan lautan harus
f) Limbah Gas dan Debu. direncanakan serta dikelola secara
Strategi pengelolaan selanjutnya terpadu,
lebih mengarah pada sistem pengelolaan, 4. Daerah perbatasan antara laut dan
yaitu pengelolaan pesisir terpadu darat hendaknya dijadikan fokus
(Integrated Coastal Management). utama dalam setiap program
Beberapa hal yang penting untuk pengelolaan wilayah pesisir,
159

5. Batas suatu wilayah pesisir harus lingkungan hidup di wilayah pesisir.


ditetapkan berdasarkan pada isu dan Dalam Pasal 13 ayat (2) Undang-undang
permasalahan yang hendak dikelola No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan
serta bersifat adaptif, dan Pengelolaan Lingkungan hidup
6. Fokus utama dari pengelolaan dinyatakan: “Pengendalian pencemaran
lingkungan pesisir dan laut adalah dan/atau kerusakan lingkungan hidup
untuk mengkonservasi sumberdaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
milik bersama (common property meliputi: a. pencegahan; b.
resources) penanggulangan; dan c. pemulihan”.
7. Pencegahan kerusakan akibat bencana Ada beberapa instrumen yang dapat
alam dan konservasi sumberdaya alam dikembangkan dalam mencegah terjadinya
harus dikombinasikan dalam satu pencemaran dan kerusakan di wilayah
program pengelolaan lingkungan pesisir. Menurut Pasal 14 Undang-Undang
pesisir dan laut secara terpadu, Nomor 32 Tahun 2009 tentang
8. Semua tingkat pemerintahan dalam Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
suatu negara harus diikutsertakan Hidup. Instrumen pencegahan pencemaran
dalam perencanaan dan pengelolaan dan/atau kerusakan lingkungan hidup
lingkungan pesisir dan laut, terdiri atas:
9. Pendekatan pengelolaan yang a) kajian lingkungan hidup strategis
disesuaikan dengan sifat dan dinamika (KLHS),
alam adalah tepat dalam pengelolaan b) tata ruang,
lingkungan pesisir dan laut, c) baku mutu lingkungan hidup,
10. Evaluasi manfaat ekonomi dan sosial d) kriteria baku kerusakan lingkungan
dari ekosistem pesisir dan laut serta hidup,
partisipasi masyarakat dalam program e) amdal,
pengelolan lingkungan pesisir dan f) UKL-UPL,
laut, g) perizinan,
11. Konservasi untuk pemanfaatan yang h) instrumen ekonomi lingkungan hidup,
berkelanjutan adalah tujuan utama i) peraturan perundang-undangan
dari pengelolaan sumber daya berbasis lingkungan hidup,
lingkungan pesisir dan laut, j) anggaran berbasis lingkungan hidup,
12. Pengelolaan multiguna sangat tepat k) analisis risiko lingkungan hidup,
digunakan untuk semua sistem sumber l) audit lingkungan hidup, dan
daya lingkungan pesisir dan laut, m) instrumen lain sesuai dengan
13. Pemanfaatan multiguna merupakan kebutuhan dan/atau perkembangan
kunci keberhasilan dalam ilmu pengetahuan.
pembangunan lingkungan pesisir dan
laut secara berkelanjutan Penerapan Kajian Lingkungan
14. Pengelolaan sumberdaya pesisir dan Hidup Strategis (KLHS) dan tata ruang
laut secara tradisional harus ditangani, yang konsisten akan mengurangi
15. Analisis Mengenai Dampak terjadinya kerusakan lingkungan. Dalam
Lingkungan sangat penting bagi penyusunan strategi pengendalian
pengelolaan lingkungan pesisir dan pencemaran dan kerusakan lingkungan,
laut secara efektif. perlu memperhatikan:
a) Penerapan baku mutu,
Strategi Pengendalian Kawasan Pesisir b) Pelaksanaan program pengawasan,
Pantai c) Izin pembuangan limbah ke laut
Pengendalian pencemaran dan/atau dan
kerusakan lingkungan hidup dilaksanakan d) Penaatan serta penegakan hukum
dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan.
160

6. Daya dukung lingkungan,


Pengendalian pencemaran dan/atau 7. Model prediksi perubahan lingkungan.
kerusakan lingkungan hidup di wilayah Hasil pemantauan lingkungan
pesisir harus dilaksanakan oleh pesisir digunakan untuk menyusun Status
Pemerintah, pemerintah daerah, dan Mutu Kualitas Pesisir dan pengambilan
penanggung jawab usaha dan/atau kebijakan pengendalian pencemaran dan
kegiatan sesuai dengan kewenangan, kerusakan lingkungan di wilayah pesisir.
peran, dan tanggung jawab masing- Selain itu, dapat digunakan sebagai bahan
masing. Masing-masing pihak yang terkait masukan untuk perbaikan program pada
harus memperhatikan instrumen tahun berikutnya.
pencegahan yang tersebut di atas,
melaksanakan penanggulangan seperti Penutup
yang diatur pada Pasal 53 Undang-Undang Dalam pengendalian pencemaran
No. 32 Tahun 2009, yaitu: dan kerusakan lingkungan pesisir, sudah
a. pemberian informasi peringatan saatnya Pemerintah aktif melakukan
pencemaran dan/atau kerusakan langkah-langkah yang konkrit mulai dari
lingkungan hidup kepada masyarakat, kegiatan pemantauan kualitas air laut,
b. pengisolasian pencemaran dan/atau pendataan zona awal, penanganan kasus-
kerusakan lingkungan hidup, kasus pencemaran dan kerusakan
c. penghentian sumber pencemaran lingkungan di pesisir serta pengelolaan
dan/atau kerusakan lingkungan hidup; wilayah pantai. Peningkatan penaatan pada
dan/atau peraturan oleh kegiatan industri yang
d. cara lain yang sesuai dengan membuang limbah langsung ke laut,
perkembangan ilmu pengetahuan dan transportasi laut (kapal), eksploitasi
teknologi. terumbu karang atau pasir laut sampai
kepada langkah penegakan hukumnya
Sedangkan pemulihan lingkungan perlu segera dilakukan. Valuasi ekonomi
kerusakan dan pencemaran wilayah pesisir perlu dilakukan agar potensi wilayah
dapat dilakukan dengan tahapan sebagai pesisir secara ekonomi dapat diketahui
berikut: degan pasti, sehingga memudahkan dalam
a. penghentian sumber pencemaran dan melakukan tuntutan ganti rugi (claim)
pembersihan unsur pencemar, apabila terjadi pencemaran dan atau
b. remediasi, kerusakan lingkungan. Penanganan limbah
c. rehabilitasi, domestik dari kegiatan perkotaan sudah
d. restorasi, dan/atau saatnya dikelola dengan baik dan benar,
e. cara lain yang sesuai dengan karena dapat memberikan andil yang
perkembangan ilmu pengetahuan dan cukup besar pada penurunan kualitas air
teknologi. laut. Selain itu, adanya erosi, limbah
kegiatan pertanian dan pencemaran udara
Program Pemantauan Wilayah Pesisir terutama Pb dan ammonia harus segera
Pemantauan dapat dilaksanakan dikendalikan. Untuk melaksanakan
dengan fokus dan sasaran, antara lain pengendalian pencemaran dan kerusakan
terhadap : lingkungan laut perlu dibangun suatu
1. Kualitas buangan (effuent/emission) dan komitmen dari semua pihak terutama para
lingkungannya (air sungai, laut), pengambil keputusan baik di pusat
2. Penaatan hukum dan peraturan, maupun daerah serta adanya peningkatan
3. Dampak dari buangan limbah, kapasitas kelembagaan di daerah.
4. Abrasi dan akresi di wilayah pantai, Pelaksanaan pengelolaan pesisir dan laut
5. Penurunan tanah dan kenaikan muka air secara terpadu melalui Program
laut di wilayah pesisir, Pengendalian Kerusakan dan Pencemaran
161

Kawasan Pesisir perlu dilakukan dengan Jurnal Lingkar Widyaiswara Edisi


konsisten serta dilaksanakan secara 1 No. 4, Oktober – Desember 2014
berkesinambungan, sehingga terwujutnya
peningkatan pendapatan dan pembangunan Bengen, Dietriech G., 2002. Sinopsis
yang berkelanjutan yang berwawasan Ekosistem dan Sumberdaya Alam
lingkungan di wilayah pesisir dapat Pesisir dan Laut Serta Prinsip
terlaksana. Pengelolaannya, Pusat Kajian
Sumberdaya Pesisir dan Lautan
Daftar Pustaka Institut Pertanian Bogor, Bogor
Anonim, 1996. Buku Panduan Penyusunan
Amdal Kegiatan Pembangunan Di Chua, T.E., 1994. Lesssons Learned from
Wilayah Pesisir dan Lautan, Badan Practising Integrated Coastal
Pengendalian Dampak Management in Southeast Asia.
Lingkungan, Jakarta.
Dahuri, Rokhmin (Menteri Kelautan dan
Anonim, 1997. Agenda 21 Indonesia, Perikanan), 2002. Kebijakan
Strategi Nasional Untuk Departemen Kelautan dan
Pembangunan Berkelanjutan, Perikanan Dalam Pembangunan
Kantor Menteri Negara Kelautan dan Perikanan
Lingkungan Hidup, Jakarta. (disampaikan pada acara:
Peluncuran Program Pengelolaan
Anonim, 1998. A manual for assessing Sumberdaya Pesisir dan
Progress in Coastal Management, Laut/MCRMP), Jakarta.
Coastal Resources Center,
University of Rhode Island, USA. Dahuri, Rokhmin, et al. 2001. Pengelolaan
Sumber Daya Wilayah Pesisir dan
Anonim, 2002. Konsep dan Disain Lautan Secara Terpadu, PT.
Program Pengelolaan Wilayah Pradnya Paramita. Jakarta.
Pesisir Terpadu Bali Tenggara,
Kerjasama Pemerintah Propinsi Keputusan Menteri Kelautan dan
Bali dengan GEF/UNDP/IMO Perikanan Nomor:
Regional Programme on KEP.10/MEN/2002 tentang
Partnerships in Environmental Pedoman Umum Perencanaan
Management for Seas of East Asia Pengelolaan Pesisir Terpadu,
(PEMSEA), Project Management Departemen Kelautan dan
Office, Bapedalda Propinsi Bali, Perikanan RI.
Denpasar.
Olsen, Stephen B. et al. 1998. A manual
Anonim, 2012. Status Lingkungan Hidup for Assessing Progresss in Coastal
Indonesia, 2012, Kementerian Management, Coastal Resource
Lingkungan Hidup Center University of Rhode Island.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
Anonim, 2013. Status Lingkungan Hidup 1999 tentang Pengendalian
Indonesia, 2013, Kementerian Pencemaran dan/atau Perusakan
Lingkungan Hidup Laut (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 1999 Nomor 32;
Bambang Pramudyanto, 2014. Tambahan Lembaran Negara
Pengendalian Pencemaran dan Republik Indonesia Nomor 3816);
Kerusakan di Wilayah Pesisir,
162

Pieter Th Berhitu, Abraham Kalalimbong, Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1997


2009. Studi Kerusakan Wilayah tentang Pengelolaan Lingkungan
Pesisir Pantai Kec. Nusaniwe Dan Hidup (Lembaran Negara Tahun
Kec. Sirimau dengan Analisis Fisik 1997 Nomor 68, Tambahan
untuk Perencanaan Tata Ruang Lembaran Negara Nomor 3699);
Pesisir, (Jurnal TEKNOLOGI,
Volume 6 Nomor 2, 2009) Undang-Undang Nomor 32 tahun 1999
tentang Pemerintahan Daerah,
Satria, Arif, 2009. Pesisir dan Laut untuk Lembaran Negara Tahun 2005
Rakyat, IPB Press, Bogor. Nomor 22, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4480);

Anda mungkin juga menyukai