Anda di halaman 1dari 3

2.

Dimensi moral pada sistem informasi

1. Hak dan kewajiban informasi: Apakah hak informasi yang dimiliki oleh individu dan
organisasi yang berkaitan dengan informasi tentang mereka? Apa yang dapat mereka
lindungi? Kewajiban apa yang dimiliki oleh individu dan organisasi berkaitan dengan
informasi ini?

Internet memperkenalkan teknologi yang memunculkan tantangan baru dalam perlindungan


privacy individu yang tidak dapat diselesaikan dengan FIP.

Informasi yang dikirim melalui jaringan yang luas ini akan melalui beberapa sistem komputer
yang berbeda-beda sebelum sampai pada tujuan akhirnya. Setiap sistem tersebut akan mampu
memonitor, menangkap dan menyimpan komunikasi yang melaluinya.

2. Hak Kepemilikan: Bagaimana hak kepemilikan intelektual tradisional dilindungi dalam


masyarakat digital dimana bertanggung jawab terhadap kepemilikan adalah sulit, dan
mengabaikan hak kepemilikan adalah sangat mudah?

TI membuat hak ini sulit untuk dilindungi karena informasi yang terkomputerisasi dapat
dikopi dengan mudah atau didistribusikan melalui jaringan.

Etika dan Moral merupakan sebuah aturan dan kebiasaan yang dipercayai masyarakat dalam
melakukan tindakan yang benar dalam hubungannya antar sesama dalam masyarakat.

TI diharapkan juga dapat mampu masuk kedalam hubungan sosiomasyarakat dalam hal
menegakkan etika dan moral dalam dunia digitalà terkait mana yang boleh dilakukan dan
yang tidak boleh dilakukan.

3. Akuntabilitas dan kontrol: Siapa yang dapat dan akan bertanggung jawab pada kejahatan
individu dan informasi kolektif dan hak kepemilikan?

Bersama undang-undang kekayaan dan privasi, teknologi informasi baru membawa tnatangan
bagi undang-undang liabilitas dan praktik sosial untuk menuntut tanggung jawab perorangan
dan institusional.
4. Kualitas sistem: Standar data dan kualitas sistem seperti apa yang diinginkan untuk
melindungi hak individu dan keamanan masyarakat?

Tiga sumber prinsip kerja yang buruk adalah

1. Bug dan kesalahan dari perenti lunak


2. Kegagalan fasilitas atau peranti keras yang disebabkan oleh penyebab alami
atau lainnya
3. Kualitas input data yang buruk

5. Kualitas kehidupan: Nilai yang harus dipelihara dalam masyarakat yang berbasis informasi
dan ilmu. Kebiasaan seperti apa yang tidak boleh dilanggar? Praktek dan nilai budaya apa
yang didukung oleh teknologi informasi yang baru?

Biaya sosial yang negatif dari menhadirkan teknologi dan sistem informasi yang baru mulai
meningkat bersama dengan semakin majunya teknologi.

Aplikasi terhadap Starbuck

 CRM sebagai : sebuah tools yang akan bisa memberikan data lengkap kepada
perusahaan menyangkut beberapa hal seperti : (1) CRM bisa sebagai alat bantu untuk
mengetahui segala informasi tentang customer atau data customer (2) CRM bisa
menjadi media untuk mengcreate segala program yang berhubungan dengan
customer baru ataupun lama (3) CRM bisa menjadi dasar bagi perusahaan dalam
meningkatkan loyalitas customer. Sehingga customer bisa berubah dari customer
biasa menjadi loyal customers. CRM dalam sistemnya sudahn memindahkan cloud
sistemnya dari luar negeri ke Indonesia. Dengan kondisi ini maka sudah pasti masalah
keamanan data yang selalu menjadi concern utama dalam bidang teknologi bisa di
jaga dengan baik.
 Pada website idws.id diberitakan bahwa seorang ahli keamanan digital bernama Egor
Homakov, bisa membobol sistem gift card milik Starbucks. Egor mengatakan bahwa
ia melakukan peretasan tersebut melalui sebuah bug pada sistem yang bernama "race
conditions". Meskipun prosesnya cukup rumit dan melibatkan banyak baris kode,
Egor berhasil membuktikan bahwa sistem gift card milik Starbucks memiliki celah
yang dapat dieksploitasi. Hal ini tentu akan membahayakan Starbucks itu sendiri
apabila sistem keamanan masih terdapat celah untuk dibobol.
 Di Negeri Matahari Terbit ini, terdapat etiket bahwa pelanggan harus dipanggil
berdasarkan pesanannya, bukan namanya. Hal ini mungkin tidak biasa di beberapa
negara seperti Amerika Serikat dan Filipina, dimana pelanggan biasanya menulis
nama depan mereka ketika memesan di kasir Starbucks. Bagaimanapun juga, ini
adalah hal yang masuk akal di Jepang. Jepang memiliki cara yang sangat khas untuk
memanggil seseorang, yaitu dengan nama sebutan dan gelar kehormatan (contoh
sebutan setelah nama seseorang: -san, -sama, -kun, -chan, and -sensei). Memanggil
seseorang hanya dengan nama depannya saja adalah perbuatan yang tidak sopan.
Penggunaan nama depan dapat dibilang sangat ketat di Jepang. Orang Jepang sangat
menjaga privasi mereka. Menggunakan nama pertama dianggap mengganggu di
dalam budaya mereka. Anda dapat membandingkannya dengan perasaan orang
Inggris, dimana beberapa orang merasa tidak nyaman jika diperlalukan terlalu santai
di sebuah kedai kopi ketika mereka hanya ingin membeli secangkir kopi saja, tanpa
ada rasa ingin bersosialisasi.

Anda mungkin juga menyukai