Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang diteliti, maka peneliti memilih jenis

penelitian eksperimen dalam bentuk SSR (Single Subjeck Research) dengan

desain A-B-A. Data yang diperoleh, dianalisis dalam bentuk penyajian berupa

analisis visualdata grafik, terdiri dari data dalam kondisi baseline (A1), data

dalam kondisi intervensi (B), dan data tanpa diberikan intervensi (A2).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peningkatan kemampuan sosial

anak autis dalam kehidupan sehari-hari dilingkungan sekitar anak. Setelah

diberi intervensi dengan menggunakan teknik bermain peran, hasil penelitian

ini dianalisis dalam bentuk penyajian analisis visual data grafik.

Dalam penelitian ini penulis mempersiapkan skenario yang akan

digunakan dalam penerapan teknik bermain peran pada saat melakukan

intervensi. Pada kondisi baseline, peneliti meminta anak untuk melakukan

permainan sesuai dengan peranan seharusnya, berdasarkan skenario yang

telah ditetapkan. Kriteria penilaian peningkatan kemampuan interaksi sosial

anak autis dilakukan dalam bentuk persentase, yaitu membagi jumlah yang

telah ditetapkan secara benar dengan jumlah krtiteria yang ditetapkan

dikalikan dengan 100%.

Pengamatan ini dilakukan pada seorang anak autis dikelas III SDN 09

Koto Luar Padang. Permasalahan yang dialami anak disekolah adalah anak

kurang berinteraksi dengan temannya, anak kurang merespon stimulus yang


diberikan sehingga anak kurang baik dalam interaksi sosialnya. Hal ini

disebabkan karena autisme yang dialami oleh anak.

Mengingat ..........................................................................................................

.............................................................................................................................

...................

Penelitian ini menggunakan desain A-B-A, dimana penelitian ini

dilakukan sebanyak 15 kali pertemuan. Untuk lebih jelas akan dipaparkan

pada pembahasan hasil penelitian.

1. Kondisi baseline (A1)

Data pada kondisi ini diperoleh melalui pengamatan terhadap

kemampuan awal anak, pada aspek interaksi sosial anak dilingkungan

sekolah dan disekitarnya sebelum diberikan diberikan intervensi.

Dijelaskan bahwa kemampuan dalam berinteraksi sosial anak autis

sebelum intervensi diberikan adalah sebanyak tiga kali pertemuan.

Persentase kemampuan interaksi sosial anak autis adalah ...,...,...,...,.

Setelah data stabil maka peneliti menghentikan pengamatan dan

melanjutkan pada kondisi intervensi.

Tabel ... tingkat kamampuan interaksi sosial pada kondisi baseline (A1)

Pertemuan Hari/tanggal Persentase kemampuan subjek

2. Kondisi intervensi (B)


Pada kondisi ini peneliti memberi perlakuan dengan menggunakan

teknik bermain peran. Anak dibimbing untuk bermain peran sesuai dengan

.................................................

Kondisi intervensi ini penulis laksanakan sebanyak tuhjuh kali

pertemuan, pengumpulan data dilakukan setiap kali pengamatan.

Persentase kemampuan interaksi sosial pada anak autis ini

yaitu,...............................Dapat ditaksir bahwa intervensi atau pemberian

perlakuan dengan teknik bermain peran dapat meningkatkan interaksi

sosial anak autis. Selama beberapa kali pertemuan terakhir, dapat diartikan

bahwa data sudah stabil, pada kondisi ini penulis menghentikan pemberian

perlakuan dan melanjutkan pada tahap basline (A 2). Hal ini bertujuan

untuk membuktikan teknik bermain peran dapat meningkatkan

kemampuan interaksi sosial anak autis pada lingkungan sekitarnya dalam

kehidupan sehari-hari.

Tabel...tingkat kamampuan interaksi sosial pada kondisi baseline

intervensi (B)

Pertemuan Hari/tanggal Persentase kemampuan subjek

3. Kondisi baseline setelah diberikan intervensi (A2)


Kondisi A2 merupakan kondisi dimana anak tidaklagi diberikan perlakuan.

Kondisi A2 dilakukan sebanyak lima kali pertemuan, dengan

persentasesebagai berikut,..........Pengamatan dihentikan pada pertemuan

ke...Pada kondisi ini tingkat kemampuan interaksi sosial anak autis sudah

meningkat. Maka teknik bermain peran dapat meningkatkan kemampuan

interaksi sosial anak autis di sekolah dan lingkungannya sehari-hari.

Tabel .. tingkat kamampuan interaksi sosial pada kondisi baseline (A2)

Pertemuan Hari/tanggal Persentase kemampuan subjek

Data yang diperoleh dari tiga kondisi ini dapat digambarkan pada grafik

berikut:

90

80

70

60

50
Column1
40 Column2
Column3
30

20

10

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Gambar 4.1 Grafik Pada Kondisi Baseline ( A1), Intervensi (B), Baseline ( A2)

Berdasarkan grafik diatas dapat ditafsirkan bahwa tingkat kemampuan interaksi

sosial anak autis X pada kondisi basline (A1) masih rendah, setelah diberikan

intervensi (B) tingkat kemampuan sosial anak autis X meningkat dan pada kondisi

baseline (A2), kondisi dimana anak tidak lagi diberikan internvensi, tingkat

kemampuan interaksi sosial anak X juga meningkat.

B. Analisis Data

1. Analisis dalam kondisi

a. Tabel data

Penelitian ini dilakukan sebanyak 15 sesi yang mana A 1 merupakan

phase baseline sebelum diberikan intervensi yang dilakukan sebanyak

tiga 5 pertemuan, selanjutnya pada kondisi B merupakan phase

treatment saat pemberian intervensi yaitu 7 kali pertemuan dan

kondisi

2.

C.

Anda mungkin juga menyukai