Sistem Motor Bensin Tugas 2020
Sistem Motor Bensin Tugas 2020
Dosen Pengampu
Drs.Sopiyan,M.Pd
Di susun Oleh
FAKULTAS TEKNIK
2020
Jl. Rawamangun Muka ,RT 11/RW 14, Rawamangun,Pulo Gebang,Kota Jakarta Timur ,Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 13220
KATA PENGANTAR
Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, dengan segala rahmat dan
hidayah-Nya yang telah dikaruniakan pada penulis, sehingga penulis dapat melaksanakan dan
menyelesaikan makalah tentang “Sistem Motor Bensin”, yang merupakan salah satu syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah Motor Bensin.
Besarnya manfaat yang penulis peroleh dalam pembuatan makalah ini, kerena penulis
dapat mengetahui secara langsung bagaimana aplikasi dari ilmu yang telah didapatkan dari
berbagai sumber. Dan diharapkan dengan adanya makalah “Sistem Motor Bensin” dapat
mengetahui bagaimana pengunaan Motor Bensin itu sendiri.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dari isi maupun
penyajiannya,karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis nantikan demi
kesempurnaan makalah ini.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Perumusan Masalah
1. Apa pengertian Motor Bensin ?
2. Bagaimana prinsip dasar Motor Bensin ?
3. Bagaimana Motor Bensin ?
4. Bagaimana proses Motor Bensin ?
5. Bagian-Bagian Sistem Motor Bensin ?
C. Tujuan Makalah
1. Pembaca dapat mengetahui sistem pengapian
2. Pembaca dapat mengetahui sistem bahan bakar
3. Pembaca dapat mengetahui sistem pelumasan
4. Pembaca dapat mengetahui sistem pendinginan
5. Pembaca dapat mengetahui sistem stater
6. Pembaca dapat mengetahui sistem pengisian
BAB II
PEMBAHASAN
Karena pada motor bensin, proses pembakaran di mulai dari loncatan bunga api pada
busi, maka diperlukan suatu sistem yang berfungsi menghasilkan loncatan bunga api pada busi,
untuk beberapa metode diperlukan untuk menghasilkan arus tegangan tinggi yang diperlukan
untuk proses pembakaran. Sistem pengapian (ignition sistem) pada automobile berfungsi untuk
menaikkan tegangan baterai menjadi 10KV atau lebih dengan mempergunakan ignition coil dan
kemudian oleh distributor di bagi bagi ke busi melalui kabel tegangan tinggi.
Sistem pengapian konvensional adalah salah satu sistem pengapian baterai pada motor
bensin yang masih menggunakan platina untuk memutuskan dan menghubungkan arus primer
koil, yang nantinya bertujuan untuk menghasilkan induksi tegangan tinggi pada kumparan
skunder yang akan disalurkan ke masing masing busi.
a. Baterai
Baterai berfungsi untuk menyediakan arus listrik tegangan rendah (biasanya 12 volt) untuk
ignation coil.
b. Ignition Coil
Ignition Coil berfungsi untuk menaikan tegangan yang di terima dari baterai menjadi tegangan
tinggi yang diperlukan untuk pengapian di dalam silinder. Lebih spesifiknya ignition coil
berfungsi untuk merubah arus listrik 12 volt yang diterima dari baterai menjadi tegangan tinggi
(10 KV atau lebih) untuk menghasilkan loncatan bunga api yang kuat pada busi.
c. Distributor
Distributor berfungsi untuk membagikan (mendistribusikan) arus tegangan tinggi yang
dihasilkan (dibangkitkan) oleh kumparan skunder pada ignation coil ke busi pada tiap-tiap
selinder sesuai dengan firing order (urutan pengapian).
e. Busi
Busi berfungsi untuk mengeluarkan arus listrik tegangan tinggi menjadi loncatan bunga api
melalui elektrodanya. Arul listrik tegangan tinggi dari distributor menimbulkan bunga api
dengan temperatur tinggi di antara elektroda tengah dan massa dari busi untuk menyalakan
campuran udara dan bahan bakar yang sebelumnya telah di kompresikan.
f. kunci kontak
Kunci Kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau
mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 atau lebih
terminal.
Sistem pengapian adalah rangkaian kelistrikan didalam mesin yang berfungsi mengubah
listrik menjadi percikan bunga api untuk kemudian digunakan saat proses pembakaran.
Kita mengenal busi sebagai komponen yang memercikan bunga api, tapi busi tersebut
sebenarnya hanya konduktor. Sementara untuk memperoleh percikan api, maka perlu dibuat
rangkaian penguat tegangan yang kemudian disebut sistem pengapian.
Secara singkat, ada 4 macam sistem pengapian yang paling populer yakni ;
Yang paling banyak digunakan adalah nomor 2 dan 4. Karena CDI digunakan hampir pada
semua sepeda motor silinder tunggal sementara DLI digunakan pada hampir semua mobil
berteknologi’injeksi.
Namun dari keempat jenis pengapian diatas, semuanya berawal dari sistem pengapian
konvensional. Karena prinsip kerja penguat tegangan didalam sistem pengapian, itu paling bisa.
dipahami’pada’jenis’pengapian”Konvensional.
Oleh sebab itu, diartikel ini akan kita ulas secara detail skema dan cara kerja system pengapian
konvensional.
Sebelum kita mengulas bagaimana proses kerjanya, terlebih dahulu anda harus memahami
bagian-bagian penting pada sistem pengapian konvensional.
Ignition coil adalah komponen yang berfungsi menguatkan atau menaikan tegangan
primer aki dari 12 Volt menjadi 20 KV. Prinsip kerja ignition coil, itu mirip trafo step up.
Dimana ada dua lilitan, lilitan sekunder lebih banyak dibandingkan lilitan primer. Sehingga
tegangan’sekunder’lebih’besar.
Tapi perbedaannya, ada pada penempatan lilitan. Pada ignition coil, lilitan sekunder terletak
didalam lilitan primer. Peletakan ini, disesuaikan dengan kebutuhan pada sistem pengapian yang
hanya membutuhkan tegangan tinggi pada satu waktu, jadi tipikal ignition coil dapat menaikan
tegangan dengan durasi kurang dari satu detik.
2. breaker point
Beberapa orang lebih menyebutnya platina, fungsinya sebagai pemutus arus primer dari coil.
Mengapa harus diputus ? ini berhubungan dengan desain ignition coil.
Saat arus listrik melewati lilitan, maka akan terbentuk medan magnet dengan arah tertentu. Saat
arus listrik tersebut diputus secara tiba-tiba, maka akan terjadi efek close wave. Yakni dimana
medan medan magnet yang sebelumnya terbentuk pada sekitar lilitan bergerak secara cepat ke
inti lilitan.
Hal diatas, diaplikasikan pada coil. Saat arus pada lilitan primer diputus secara tiba-tiba, maka
medan magnet akan bergerak kearah dalam secara cepat. sementara itu, didalam lilitan primer
terdapat lilitan sekunder, sehingga gerakan medan magnet tersebut akan menginduksi lilitan
sekunder.
Hasilnya, tegangan akan naik karena jumlah lilitan pada lilitan sekunder lebih banyak.
Ini menggunakan mekanisme cam, seperti gambar yang ditujukan diatas. Breaker point terdiri
dari sebuah lengan, kaki kecil yang terhubung ke camshaft, lalu ada contact point diujungnya.
Saat camshaft berputar, maka nok juga akan berputar. Saat nok ini menyentuh kaki platina,
otomatis contact point akan terangkat/ada celah. Sehingga arus pada lilitan primer terputus.
Sekarang mari kita pelajari proses lengkap sistem pengapian konvensional dari mesin mati
hingga mesin menyala.
Cara Kerja Sistem Pengapian Konvensional
Saat kunci dimasukan kemudian diputar pada posisi ON, maka arus dari baterai mengalir
melalui fuse, relay, dan masuk ke dalam ignition coil.
Arus listrik ini, akan mengaliri kedua lilitan baik lilitan primer maupun sekunder.
Output dari coil, ada dua yakni output lilitan primer dan sekunder. Output lilitan primer
mengalir ke breaker point sementara output lilitan sekunder mengalir ke busi.
Pada tahap ini, sudah terbentuk medan magnet pada lilitan primer ignition coil. Tapi
karena platina belum bergerak, dengan kata lain belum ada pemutusan arus maka tidak
ada pergerakan medan magnet. Sehingga percikan api belum terbentuk.
2. Saat starter
Saat anda memutar kunci ke posisi ST, maka motor starter akan bekerja. Ini memicu
poros engkol berputar, dan karena camshaft pada platina terhubung ke poros engkol
mesin maka saat poros engkol berputar, camshaft juga berputar.
Disinilah pemutusan arus terjadi, ketika cam menyentuh kaki platina maka platina akan
membuka/contact point tidak menempel. Sehingga arus primer coil akan terputus secara
tiba-tiba. Hal itu akan memicu close wave yang bergerak ke arah lilitan sekunder.
Sehingga tegangan pada lilitan sekunder naik hingga 20 KV dengan interval sangat
singkat. Ketika cam menjauhi kaki platina, maka contact point akan kembali
menutup/menempel. Sehingga arus lilitan primer coil kembali tersambung. Ini
menyebabkan medan magnet pada lilitan primer kembali terbentuk, dan saat cam kembali
menyentuh kaki platina maka pemutusan arus akan terjadi dan induksi pada lilitan
sekunder”kembali”terjadi.
Siklus diatas akan berulang terus menerus selama kunci kontak masih ON.
Mungkin beberapa dari anda ada yang masih bingung, output sistem pengapian itu hanya
listrik bertegangan tinggi. Tapi mengapa sampai diujung busi, bentuknya berubah
menjadi’percikan’api?
Percikan api pada ujung busi tersebut sebenarnya wujud dari elektron yang loncat dari
elektroda busi (kutub positif) ke ground (kutub negatif), memang elektron ini tidak
terlihat tapi kalau tegangannya sangat tinggi maka elektron mampu loncat pada celah
sempit.
apabila anda mendekatkan sumber arus (tegangan tinggi misal 220 V) pada masa, maka
sebelum sumber arus tersebut menempel akan ada pecikan. Konstruksi busi pun
demikian, dimana ada celah antara elektroda dan masa. Sehingga ketika ada listrik
bertegangan tinggi pada elektoda busi, percikan api dapat terbentuk.
Bagaimana’dengan’timming’pengapian?
Satu lagi mengenai timming pengapian, kalau kita memahami siklus pengapian
konvensional diatas maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa yang menentukan
timming atau yang menentukan kapan busi mengeluarkan api itu ada pada saat
pembukaan’platina.
Dan yang mempengaruhi pembukaan platina, adalah nok. Sehingga timming ini
dipengaruhi oleh sudut nok terhadap sudut kaki platina.
Sistem Bahan Bakar Konvensional
Sistem Bahan Bakar Bensin - Pada awal 1980-an, teknologi mesin dengan sistem
karburator sudah sangat maju. Hingga sekarang, nyatanya sistem bahan bakar
komvensional menggunakan karburator tetap diaplikasikan baik pada mobil ataupun
motor. Lantas, bagaimana cara kerja sistem bahan bakar karburator pada mesin bensin ?
simak ukasan lengkapnya dibawah.
Tak bisa dipungkiri, saat ini sistem EFI dengan cepat akan menggantikan keberadaan
karburator atau sistem bahan bakar mekanis pada mesin. Hal itu didasari dari berbagai
alasan,Alasan utamanya yakni tingkat efisiensi serta emisi ya ng dihasilkan.
Sistem bahan bakar elektronik atau EFi terbukti dapat meningkatkan efisiensi mesin dengan
produksi emisi yang rendah. Hanya saja, sistem bahan bakar elektronik ini juga didasari dari
sistem konvensional seperti pada karburator. Untuk itu, jika anda belum memahami prinsip kerja
sistem bahan bakar ini, maka akan kesulitan untuk mempelajari EFI.
Dan sistem bahan bakar karburator ini, juga masih digunakan pada motor yang diproduksi
dibawah tahun 2012. Dengan mempelajari skema fuel system pada mesin setidaknya anda bisa
mengambil keputusan dikala ada masalah terkait karburator pada motor anda.
Sebelum melangkah ke sistem kerja, kita bahas dulu komponen penting yang harus ada dalam
satu sistem bahan bakar bensin. Antara lain ;
Tanki bensin, fungsinya untuk menampung bahan bakar berupa bensin.
Filter bensin, fungsinya untuk menyaring air dan kotoran dari aliran bensin.
Pompa bensin, fungsinya untuk menyalurkan bensin dari tanki ke karburator
Karburator, fungsinya untuk mencampur sejumlah bensin kedalam udara saat
proses intake
Selang bensin, fungsinya sebagai media untuk mobilisasi bensin dari tanki ke
karburator.
Dimulai pada pompa bensin yang bersifat mekanis. Pompa ini, terletak pada blok silinder yang
digerakan oleh tonjolan camshaft. Namun dibeberapa mobil sudah menggunakan pompa bensin
elektrik.
Saat mesin start, pompa akan menyerap bensin dari tanki menuju filter bahan bakar.
Didalam filter, bensin disaring serta dipisahkan oleh water sedimenter untuk
menghasilkan bensin murni.
Bensin murni yang telah disaring mengalir kearah karburator. Didalam karburator, bensin
masuk kedalam ruang pelampung.
Ruang pelampung
Pelampung
Main Jet
Ventury
Throtle Gas
Ketika mesin start, udara mengalir dari filter udara masuk keruang karburator dan melewati
ventury. Ventury merupakan sebuah saluran dengan diameter dipersempit. Tujuan penyempitan
saluran ini adalah untuk meningkatkan kecepatan aliran udara yang berimbas pada menurunnya
tekanan pada ventury.
Disisi lain, bensin sudah memenuhi ruang pelampung yang memiliki saluran bernama main jet
ke arah ventury. Sementara tekanan di ventury turun menyebabkan bensin dari ruang pelampung
naik menuju saluran main jet dan keluar didalam ventury.
Hal diatas menyebabkan bensin keluar ditengah derasnya aliran udara saat proses hisap.
Sehingga saat proses intake, udara sudah bercampur dengan bahan bakar saat masuk ke ruang
bakar.
Sementara itu, untuk mengatur RPM mesin menggunakan komponen throtle yang terletak setelah
ventury. Cara kerja katup gas inu, seperti koin yang menutup saluran udara. Saat posisi katup ini
horizontal maka aliran udara menuju intake seperti tertahan sehingga RPM mesin berkisar 800
RPM.
Ketika posisi katup gas semakin vertikal, maka lubang intake semakin besar sehingga proses
hisap semakin lancar. Hal itu membuat RPM mesin meningkat. Sementara suplai bensin sudah
teratur secara otomatis karena semakin lebar katup membuka semakin kecang pula aliran udara
yang’melewati’saluran’karburator.
Sehingga semakin cepat aliran semakin turun pula tekanan udaranya hal itu menyebabkan
semakin banyak bensin yang terserap keluar ke ventury.
Demikian artikel lengkap mengenai cara kerja sistem bahan bakar mesin bensin konvensional
semoga bermanfaat.
Sistem Pelumasan
Prinsip kerja pelumasan tekan di kendaraan adalah ketika oli pelumas berada di dalam
karter (komponen 1), kemudian oli tersebut masuk melewati filter atau saringan kasar
(komponen 2), kemudian oli di pompa oleh pompa penekan (komponen 3) dan melewati lubang-
lubang yang terletak di poros engkol sambil melumasi bagian tersebut dan termasuk juga dinding
silinder. Sebelum oli ke komponen mesin bagian atas, oli terlebih dahulu masuk ke dalam filter
halus (komponen 4) agar oli benar-benar bersih dari kotoran. Tekanan oli akan membuat saklar
oli (komponen 5) bekerja sehingga lampu peringatan oli akan padam (yang menandakan bahwa
sistem oli bekerja dengan baik dalam melumasi mesin). Setelah itu oli mengalir ke kepala
silinder dan melumasi komponen pada kepala silinder, kemudian setelah semua komponen
terlewati (dilumasi) maka oli kembali ke karter. Siklus tersebut akan berjalan terus menerus
selama mesin dalam keadaan hidup.
Komponen Sistem Pelumasan Tekan Pada Kendaraan
Karter
Karter adalah tempat untuk menampung minyak pelumas yang selanjutnya akan dibawa atau
disirkulasikan ke mesin oleh pompa oli, dan juga untuk tempat pengendapan oli yang kotor.
Pompa Oli
Pompa oli berfungsi untuk menghisap dan menekan minyak pelumas ke komponen-komponen
mesin yang memerlukan pelumasan. Pelumas yang dihisap terlebih dahulu disaring pada
saringan oli.
Katup Pelepas atau Katup Pengatur Tekanan
Ketika pompa oli digerakkan oleh mesin, maka tekanan oli akan naik, semakin tinggi kecepatan
maka tekanan oli akan berlebihan dan hal ini bisa menyebabkan kebocoran pada seal-seal oli.
Untuk mencegah hal ini terjadi maka diperlukan semacam pengatur yang dapat menjaga tekanan
oli agar tetap konstan tanpa terpengaruh dengan putaran mesin.. komponen yang melakukan
tugas ini adalah relief valve. Gambar pengaturan relief valfe dapat dilihat pada gambar berikut
ini.
Saringan Oli
Saringan oli adalah komponen pada sistem pelumas yang berfungsi untuk menyaring kotoran-
kotoran halus pada oli agar tidak merusak bearing dan bagian-bagian mesin yang presisi.
Saringan ini terkadang dilengkapi dengan katupby pass atau pengaman (by pass valve) yang
berfungsi untuk menyalurkan langsung minyak pelumas ke komponen-komponen mesin jika
saringan tersumbat.
Saringan oli juga dilengkapi dengan katup antibalik yang fungsinya untuk mencegah oli di dalam
saringan tidak mengalir kembali ke dalam karter ketika motor dalam kondisi mati, terutama
untuk saringan yang menghadap ke bawah.
Katup By Pass
Katup by pass berfungsi untuk menjamin sistem pelumasan tetap mengalir sewaktu saringan
halus tersumbat. Jika filter tidak terbumbat maka aliran oli akan melewati filter, ketika saringan
sudah jenuh karena kotoran maka filter akan tersumbat dan tekanan oli akan naik dan memaksa
katup by pass membuka.
Dengan begitu maka oli akan terus mengalir dan melumasi sistem dalam kondisi darurat. Filter
oli ini harus diganti secara periodik yakni sekali setiap 2-3 kali penggantian oli, hal ini untuk
menjamin kualitas oli selalu bersih.
Sakelar Tekanan
Jika tekanan oli kurang dari yang ditentukan, maka oli tidak akan bersirkulasi dengan baik dan
dapat mengakibatkan komponen mesin bermasalah karena tidak dilumasi. Oleh karena itu mesin
dilengkapi dengan sistem kontrol untuk tekanan oli. Lampu kontrol peringatan akan menyala jika
tekanan oli kurang dari yang ditentukan.
ika tekanan oli kurang dari 50 kpa/0,5 bar, maka saklar tekanan akan terhubung dengan ground
dan lampu peringatan oli akan menyala.
Demikianlah komponen dan cara kerja sistem pelumasan tekan pada kendaraan, semoga
artikel ini bermanfaat dan dapat membantu sobat Guru Otomotif.
SISTEM PENDINGIN MESIN
(COOLING SYSTEM)
Panas yang dihasilkan oleh mesin hanya 25% dari keseluruhan jumlah panas yang dapat
dimanfaatkan.
Sisanya :
30% diserap oleh mesin itu sendiri
45% hilang bersama gas buang
sisanya hilang karena adanya gesekan pada mesin itu sendiri
Pada saat mesin mulai di start / pada keadaan dingin maka mesin tersebut membutuhkan
panas agar bahan bakar tidak kaya dan terjadi temperature kerja. Temperatur kerja yaitu antara
80-90°C.
Sistem pendinginan dirancang untuk mempertahankan mesin agar tetap
padatemperature kerja agar kinerja mesin maksimal dan bahan bakar dapat bernilai ekonomis.
Komponennya :
1. Radiator
2. Reservor tank
3. Tutup radiator
4. Kipas radiator
5. Pompa air
6. Thermostat
RADIATOR :
Radiator berfungsi untuk membuang panas / mendinginkan air yang telah digunakan untuk
mendinginkan mesin melalui sirip – sirip yang ada pada radiator.
Lower tank akan menampung air yang telah didinginkan oleh radiator melalui sirip –
sirip yang ada pada radiator. Proses pendinginannya adalah dari upper tank yang berisi air panas
yang telah digunakan untuk mendinginkan mesin. Air akan turun melalui pipa – pipa kecil di
tengah – tengan sirip – sirip. Pipa tersebut dibuat kecil agar proses pendinginan air bisa
maksimal. Kemudian air yang telah melewati pipa tertampung di lower tang untuk disalurkan
kembali untuk mendinginkan mesin.
Permasalahan yang sering terjadi pada radiator adalah tersumbatnya pipa pipa yang kecil
tersebut karena kerak. Kerak tersebut terjadi karena adanya kandungan zat asam dari air radiator
yang dapat menyebabkan timbulnya kerak sehingga dapat membuat pipa pipa kecil radiator
tersumbat.
Untuk mengatasi hal tersebut kita bisa membawa kendaraan kita ke service radiator atau
bisa kita membongkar sendiri dengan membersihkan kerak yang menyumbat pipa dengan SST.
POMPA AIR (WATER PUMP)
Alat ini berfungsi untuk memompa air radiator dari lower tank ke mesin kembali untuk
kembali mendinginkan mesin. Pulley alat ini dihubungkan dengan putaran mesin melalui V-Belt.
Sehingga alat ini bekerja berdasarkan putaran mesin
Kendala / permasalahan yang sering terjadi pada alat ini adalah ausnyaseal pada rotor
dikarenakan tidak adanya pelumas dan hanya dilumasi oleh air. Dan untuk mengatasi hal ini
maka pompa air harus diganti.
Saat seal ini aus maka air akan menetes ke bawah dan akan hilang terkena panas dari
mesin sehingga kerusakan alat ini sulit terdeteksi.
THERMOSTAT
Komponen :
1. Thermostat
2. Saluran bypass
3. Radiator
4. Water Pump
Untuk kendaraan keluaran sekarang sebagian besar menggunakan kipas radiator tipe
motor listrik yang hanya bekerja saat temperature air pendingin naik yang akan dibaca
oleh sensor yang ada pada saluran air pendingin.
Berbeda dengan kipas radiator dengan motor listrik, kipas radiator yang diputar oleh
mesin akan selalu hidup saat mesin dinyalakan dan keuntungannya tidak memakan arus listrik.
*) Catatan :
kipas radiator berbeda dengan kipas yang lain pemasangannya tidak meniupkan udara namun
menyerap udara pemasangan yang terbalik akan membuat sistem pendinginan tidak normal dan
menyebabkan temperature mesin menjadi naik.
Meski kelihatannya sepele tutup radiator bukan sembarangan tutup. Tutup ini juga vital
dalam sistem pendinginan. Dalam tutup ini terdapat dua katup yaitu reflief valve
dan vacuum valve, kedua katup ini akan mengatur pemasukan dan pengembalian air radiator di
reservoir tank
Cara Kerja Relief Valve (A)
Katup ini akan bekerja berdasarkan tekanan yang ada dalam upper tank. Saat upper tank
menampung banyak sekali air yang panas dan bertekanan katup ini akan tertekan ke atas, karena
tekanan pada reservoir lebih rendah dari upper tank, maka air akan mengalir ke reservoir tank
melalui katup relief yang terbuka.
Cara Kerja Vakum Valve (B)
Katup ini akan bekerja saat upper tank mengalami kekosongan (kevakuman). Saat terjadi
kevakuman katup ini akan tertarik ke bawah oleh kevakuman, karena tekanan upper tank turun
dan reservoir tekanannya lebih tinggi sehingga air mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan yang
rendah dan melewati katup ini dan air kembali masuk ke upper tank radiator.
RESERVOIR TANK
Komponen ini berfungsi menampung air saat tekanan upper tank radiator naik / saat relief valve
terbuka. Dan berfungsi mengalirkan air kembali saat terjadi kevakuman dalam upper tank
radiator / saat vakum valve bekerja.
Sistem Stater
Motor listrik ini dikombinasikan dengan magnetic switch untuk mendorong pinion gear
yang berputar ke dalam atau keluar dari/hubungan dengan ring gear yang ada pada roda penerus
(flywheel) mesin. Pada penerapannya mesin, nanti akan dibahas untuk bagaimana cara kerja
stater mobil.
Mesin tidak akan dapat start sebelum melakukan siklus operasionalnya berulang-ulang
yaitu langkah hisap, kompresi, pembakaran dan buang.
Saat ini kita mengenal empat tipe motor starter yang digunakan pada kendaraan atau truck-truck
kecil, yaitu motor starter konvensional, reduksi, planetary dan planetay reduction.
Cara kerja dari motor starter yaitu apabila penghantar dialiri arus listrik, maka pada sekeliling
dan sepanjang penghantar tersebut akan timbul medan magnet. Dengan arah arus yang
berlawanan, apabila konduktor tersebut diletakkan diantara kedua magnet utara dan selatan maka
akan menimbulkan momen puntir.
Motor Starter tidak dapat bekerja jika tidak ada sumber tenaga yang menggerakkannya. Sistem
Starter adalah serangkaian komponen yang terkait satu sama lain untuk menghidupkan starter.
Saat kunci kontak diputar pada posisi start, terminal 50 akan mengalirkan arus listrik dari baterai
ke pull-in coil dan hold-in coil. Dari pull-in coil kemudian arus mengalir ke field coil dan
armature coil melalui terminal C.
Pada saat yang bersamaan hold-in coil dan pull-in coil timbul medan magnet akibat dialiri arus,
sehingga plunger yang ada ditengah-tengah kumparan akan tertarik ke kanan melawan pegas
pengembali. Gerakan ini menyebabkan pinion gear terdorong ke kiri dan berkaitan dengan ring
gear.
Kecepatan putaran motor yang lambat akan membuat perkaitan gigi menjadi lembut. Alur spiral
membantu perkaitan pinion gear dan ring gear menjadi lembut.
Skema kerja starter mobil saat kunci kontak posisi START
Oleh karena arus yang mengalir ke field coil pada saat itu relatif kecil maka armature berputar
lambat dan memungkinkan perkaitan antara pinion gear dengan ring gear menjadi lembut. Pada
keadaan ini kontak plate belum menutup maine switch.
Cara kerja starter mobil saat posisi pinion gear terhubung ring gear
Bila pinion gear sudah berkaitan penuh dengan ring gear, kontak plate akan mulai menutup main
switch, pada saat ini arus listrik akan mengalir sebagai berikut :
Skema kerja starter mobil saat pinion gear terhubung ring gear
Alur spiral memperkuat perkaitan pinion gear dengan ring gear. Pada saat ini tegangan pada
kedua ujung pull-in coil menjadi sama sehingga arus tidak mengalir pada kumparan ini, oleh
karena plunger ditahan pada posisinya dengan gaya magnet yang dihasilkan oleh hold-in coil.
Bilamana mesin sudah mulai hidup, ring gear akan memutarkan armature melalui pinion.
Untuk menghindari kerusakan pada stater akibat hal tersebut maka drive lever dan stater clutch
akan membebaskan dan melindungi armature dari putaran yang berlebihan.
Saat kunci kontak dikembalikan ke posisi ON dari posisi START, maka tegangan yang diberikan
ke terminal 50 akan terputus. Main switch tetap tertutup tetapi sebagian arus mengalir dari
terminal C ke hold-in coil melalui pull-in coil.
Pada pull-in coil arus mengalir dengan arah yang berlawanan, dan membangkitkan medan
magnet yang akan mengembalikan plunger ke posisi semula. Pada saat ini arus listrik akan
mengalir sebagai berikut :
Dengan demikian, maka arus besar yang diberikan ke motor akan terputus bersamaan dengan itu,
plunger akan memutuskan hubungan pinion gear dengan ring gear.
A. SISTEM PENGISIAN
Sistem kelistrikan pada mobil selain sistem pengapian dan sistem starter adalah sistem
pengisian. Sistem ini merupakan sistem yang mempunyai fungsi menyediakan atau
menghasilkan arus listrik yang nantinya dimanfaatkan oleh komponen kelistrikan pada
kendaraan dan sekaligus mengisi ulang arus pada battray.
Ada 3 komponen utama dalan sistem pengisian yaitu Batteray, Alternator, dan regulator.
1. BATTERAY
Fungsi baterai pada automobile adalah untuk mensuplai kebutuhan listrik pada komponen-
komponen listrik pada mobil tersebut seperti motor starter, lampu-lampu besar dan penghapus
kaca. Namun demikian kapasitas baterai sangatlah terbatas, sehingga tidak akan dapat mensuplai
tenaga listrik secara terus menerus.
Dengan demikian, baterai harus selalu terisi penuh agar dapat mensuplai kebutuhan listrik
setiap waktu yang diperlukan oleh tiap-tiap komponen-komponen listrik.Untuk itu pada mobil
diperlukan siatem pengisian yang akan memproduksi listrik agar baterai selalu terisi penuh.
Sistem pengisian (charging system) akan memproduksi listrik untuk menngsi kembali baterai
dan mensuplai kelistrikan ke komponen yang memerlukannya, pada saat mesin dihidupkan.
Sebagian besar mobil dilengkapi dengan alternator yang menghasilkan arus bolak-balik yang
lebih baik dari pada dynamo yang menghasilkan arus searah dalam hal tenaga listrik yang
dihasilkan maupun daya tahannya. Mobil yang menggunakan arus searah (direct current), arus
bolak-balik yang dihasilkan oleh alternator harus disaerahkan menjadi arus searah sebelum
dikeluarkan.
2. ALTERNATOR
Fungsi alternator adalah untuk mengubah energi mekanis yang didapatkan dari mesin
tenaga listrik . Energi mekanik dari mesin disalurkan sebuah puli, yang memutarkan roda dan
menghasilkan arus listrik bolak-balik pada stator. Arus listrik bolak-balik ini kemudian dirubah
menjadi arus searah oleh diode-diode.
Komponen utama alternator adalah : rotor yang menghasilkan medan magnet listrik, stator
yang menghasilkan arus listrik bolak-balik, dan beberapa diode yang menyearahkan arus.
Komponen tambahan lain adalah : sikat-sikat yang mensuplai arus listrik ke rotor untuk
menghasilkan kemagnetan (medan magnet), bearing-bearing yang memungkinkan rotor dapat
berputar lembut dan sebuah kipas untuk mendinginkan rotor, stator dan diode.
Komponen - Komponen Sistem Pengisian:
1. Baterai, sebagai sumber arus atau penyupalai arus
2. Kunci kontak, untuk memutus dan menghubungkan arus listrik dari baterai
3. Rectifier, rangkaian dioda yang berfungsi untuk menyearahkan arus listrik
4. Lampu Charging, sebagai lampu indikator tanda pengisian di dashboard
5. Alternator, untuk menghasilkan atau mengubah gerak putar menjadi energy listrik
6. Regulator, berfungsi untuk menyetabilkan arus listrik dari alternator saat kecepatan berubah-
ubah
7. Kabel, dll
Alternator merupakan salah satu komponen dari sistem pengisian yang berfungsi untuk
merubah energi mekanis yang dihasilkan dari mesin menjadi energi listrik. Energi mekanik dari
mesin disalurkan sebuah pully yang memutarkan rotor dan menghasilkan arus listrik bolak–balik
pada stator, arus listrik yang dihasilkan kemudian dirubah menjadi arus searah
oleh rectifier (dioda).
Alternator digerakkan oleh mesin melalui v-belt. JIka arus dari baterai mengalir ke rotor
melalui regulator, maka akan terjadi kemagnetan pada lilitan rotor. Selanjutnya jika mesin
berputar, rotor juga berputar. Hal ini menyebabkan terjadinya induksi tegangan dari rotor ke
kumparan stator. Pada kumparan stator akan dibangkitkan tegangan arus bolak balik yang
selanjutnya disearahkan oleh dioda. Arus yang sudah disearahkan akan disalurkan ke baterai.
Adapun pengaturan besar kecilnya tegangan pengisian diatur oleh regulator.
3. REGULATOR
Tegangan listrik dari alternator tidak selalu constant hasilnya. Karena hasil listrik alternator
tergantung daripada kecepatan putaran motor. Makkin cepat putarannya makin besar hasilnya
demikian juga sebaliknya. Rotor berfungsi sebagai magnet.Adapun magnet yang dihasilkan
adalah magnet listrik, maka dengan menambah atau mengurangi arus listrik yang masuk ke rotor
coil akan mempengaruhi daya magnet tersebut sehingga hasil pada stator coilpun akan
terpengaruh.Jadi hasil alternator sangat dipengaruhi oleh adanya arus listrik yang masuk ke rotor
coil.
Fungsi regulator adalah mengatur besar arus listrik yang masuk ke dalam rotor coil sehingga
tegangan yang dihasilkan oleh alternator tetap constant (sama) menurut harga yang telah
ditentukan walaupun putarannya berubah-ubah. Selain daripada itu regulator juga berfungsi
untuk mematikan tanda dari lampu pengisian, lampu tanda pengisian akan secara otomatis mati
apabila alternator sudah menghasilkan arus listrik.
Arus positif dari baterai mengalir ke fusible link - ignition switch ( kunci kontak ) - fuse - lalu
melewati lampu charging - masuk ke terminal "L" regulator - kemudian ke terminal "P0" ( dalam
kondisi ini terminal "P0" dan "P1" terhubung ) arus menuju ke terminal "P1" - kemudian arus
keluar melalui terminal "E" regulator - kemudian ke massa/ground, adanya aliran ke massa
menyebabkan lampu charging menyala.
Pada saat yang sama, arus positif baterai mengalir ke fusible link - ignition switch - fuse - masuk
terminal "IG" regulator - kemudian mengalir ke terminal "PL1" dan "PL0" ( keadaan terhubung )
- arus keluar melalui terminal "F" regulator - masuk ke terminal "F" Alternator - lalu mengarah
ke Rotor Coil - kemudian ke massa "E", adanya aliran ke massa meyebabkan rotor coil timbul
medan magnet.
BAB III
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Motor dengan bahan bakar bensin, menggunakan sistem penyalaan busi, dimana bahan bakar
dinyalakan dengan cetus api listrik.
Sedangkan motor dengan penyalaan kompresi, dimana udara yang dikompresikan itu menjadi
demikian panasnya, sehingga dapat menyalakan bahan bakar (solar). Motor dengan penyalaan
kompresi biasanya dinamakan diesel.
DAFTAR PUSTAKA
https://mediacerita.com/melihat-cara-kerja-mesin-motor-bensin/
https://www.autoexpose.org/2017/01/sistem-pengapian-konvensional.html
https://www.autoexpose.org/2017/08/cara-kerja-sistem-bahan-bakar-bensin.html
https://saenalabidin.wordpress.com/teknik-sepeda-motor/sistem-pelumasan/
https://topspeedindonesia.blogspot.com/2016/10/komponen-dan-cara-kerja-sistem.html
https://www.autoexpose.org/2018/02/sistem-pendingin.html
https://www.viarohidinthea.com/2014/11/sistem-starter-starting-system.html
https://fendy-automotive.blogspot.com/2013/11/sistem-pengisian-pada-mobil-charging.html
https://www.google.com/search?
q=sistem+pengisian&oq=sistem+pengisian&aqs=chrome..69i57j0l7.3789j0j8&sourceid=chrome&ie=UTF-
8
http://duwiwahyuyappi.blogspot.com/2015/10/sistem-pengisian-pada-mobil-dan-motor.html