Tugas Pendidikan ABK SMTR 2 - Arbiati
Tugas Pendidikan ABK SMTR 2 - Arbiati
OLEH
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ – UT SAMARINDA
2018
LAPORAN TUGAS
ANAK DENGAN GANGGUAN TUNAGRAHITA
OLEH
NAMA : ARBIATI
NIM : 837 297 252
KELAS : II – A
JURUSAN : PGSD
SEMESTER : 2 (dua)
TUGAS MATA KULIAH : PENGANTAR PEND.ABK
KODE MATA KULIAH : MKDK 4007
DOSEN : BADERI, S.Pd
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ – UT SAMARINDA
2018
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 1
B. Tujuan 1
1. Identitas Siswa 2
B. Solusi Penanganannya 3
BAB IV PENUTUP 7
LAMPIRAN 8
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Anak tunagrahita merupakan bagian dari anak berkebutuhan khusus, anak
tunagrahita sedang mengalami gangguan dalam perkembangan mental. Gangguan
tersebut diakibatkan karena tingkat kecerdasan yang rendah, anak tunagrahita sedang
memiliki intelegensi 30-50. Menurut Moh. Efendi (2009:90): Anak tunagrahita sedang
(mampu latih) adalah anak tunagrahita yang memiliki kecerdasan sedemikian rendahnya
sehingga tidak mungkin untuk mengikuti program yang diperuntukkan bagi anak mampu
didik. Gangguan perkembangan tersebut akan berpengaruh terhadap aspek
kehidupannya.
Anak tunagrahita mengalami keterbatasan dalam perilaku adaptif seperti
berhubungan dengan orang lain dan terwujud selama periode perkembangan. Istilah
perilaku adaptif diartikan sebagai kemampuan perkembangan. Istilah perilaku adaptif
diartikan sebagai kemampuan seseorang dalam memikul tanggung jawab sosial menurut
ukuran norma sosial tertentu dan bersifat kondisi sesuai dengan tahap perkembangannya.
Anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam memahami dan mengartikan norma
lingkungan. Anak tunagrahita memiliki keterbatasan dalam penyesuaian diri dengan
lingkungan, tidak mampu memikirkan hal yang abstrak dan yang berbelit- belit. Di sisi
lain anak tunagrahita dalam kesehariannya merupakan bagian dari anggota masyarakat
dan selalu dituntut dapat berprilaku sesuai dengan normanorma yang berlaku
dilingkungannya. Kondisi tersebut mengakibatkan anak tunagrahita mendapat label
tertentu dari masyarakat seperti; anak gila, anak stress, anak bodoh dan lain-lain.
B. TUJUAN
1. Dapat memberikan pandangan positif pada masyarakat bagaimana karakteristik dari
anak tunagrahita.
2. Kita juga dapat mengetahui kesulitan dan dapat menggolongkan karakter mereka
masing-masing sesuai dengan kebutuhan yang mereka perlukan.
3. Memberi kontribusi kepada para calon-calon pendidik maupun guru-guru ABK
dalam memahami karakteristik terutama karakter anak tunagrahita.
4. Kita dapat mengetahui dampak karakter anak tunagrahita bagi anak itu sendiri, bagi
orang tua nya dan juga bagi lingkungan masyarakatnya.
DAMPAK KELAINAN
Peranan orang tua dapat dikatakan sebagai orang yang memegang peranan penting
dalam perkembangan seseorang anak. Juga tidak terlepas terhadap pandangan orang tua
pada penyandang tunagrahita. Dengan demikian orang tua anak tunagrahita juga
mempunyai peran yang sama dengan orang tua pada umumnya. Namun bagi orang tua
yang memiliki anak tunagrahita umumnya mereka lebih membutuhkan perhatian yang
lebih ketat terhadap perkembangan anak tunagrahita. Hal ini diasumsikan karena anak
tunagrahita mempunyai perkembangan dan pertumbuhan yang jauh berbeda dengan anak
normal.
C. DAMPAK TERHADAP MASYARAKAT
Bagi masyarakat awam, anak cacat adalah anak yang terlahir karena kutukan bagi
orang tuanya sehingga setiap orang tua yang mempunyai anak cacat (tuna) merasa malu dan
menyembunyikan anak tersebut. Akan tetapi, ada pula yang berpendapat bahwa anak cacat
adalah anak yang membawa keberuntungan. Masyarakat perlu lebih peduli terhadap anak-
anak berkebutuhan khusus sehingga mereka akan mendapat layanan pendidikan khusus untuk
mengembangkan potensinya secara optimal.
Anak yang ketunagrahitaanya sedang melakukan kegiatan bina diri khususnya untuk
memenuhi kebutuhannya sendiri, misalnya dapat makan minum sendiri, berpakaian, kekamar
mandi sendiri, dan lain-ain. Dengan demikian, mereka akan sedikit menggantungkan dirinya
kepada orang tua yang sifatnya rutin (menanyam, menjelujur, menenun) dan membutuhkan
pengawasan. Dalam hal akademik mereka hanya mampu melakukannya dalam hal-hal yang
sifatnya sosial, seperti menulis namanya, alamatnya, nama orang tuanya.