Anda di halaman 1dari 36

PENGUSULAN

DAK 2021
MELALUI SISTEM INFORMASI KRISNA-DAK

- Percepatan Pencegahan Stunting -
Basah Hernowo

Direktur Sistem dan Prosedur Pendanaan Pembangunan
Kedeputian Bidang Pendanaan Pembangunan
Kementerian PPN/Bappenas

Jakarta, 8 Juni 2020


Outline

Pencegahan Pengusulan Fitur KRISNA-


Pendahuluan
Stunting DAK Fisik 2021 DAK 2021

2
PENDAHULUAN

3
DASAR HUKUM
UU No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
Mengatur tentang perencanaan jangka panjang, menengah dan tahunan di pemerintah pusat dan daerah ser
ta hubungan antara pemerintah pusat dengan daerah
01
UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
Mengatur tentang sinkronisasi dan harmonisasi pembangunan, koordinasi teknis pembangunan antara K/L da
02 n Pemda Provinsi dan jenis-jenis kortek

PP No. 17 Tahun 2017 tentang Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggara


n Pembangunan Nasional
03 Mengatur mengenai Penyusunan dan Penelaahan Renja K/L, Pokok Substansi RKP, dan Penyusunan Daftar Proyek
Prioritas sebagai bagian dari RKP

PP No. 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan


04 Mengatur mengenai penyusunan dana perimbangan (Dana Bagi Hasil, Dana Alokasi Umum, dan Dana Alokasi Khus
us)

05
PerMen PPN/Ka. Bappenas No. 4 Tahun 2019 tentang Tata Cara Perencanaan Dana Transfer Khusus
Mengatur mengenai penyusunan arah kebijakan dan rencana pemanfaatan dana transfer khusus, pengusulan kegiatan, verifikasi, p
enilaian, dan penetapan rencana kegiatan yang didanai dana transfer khusus, penganggaran dana transfer khusus, serta pelaporan,
monev pelaksanaan dana transfer khusus

4
SISTEM PERENCANAAN DAN
PENGANGGARAN PUSAT DAN DAERAH
Pedoman Pedoman
Renja - Rincian
Renstra KL RKA-KL
KL APBN

Pemerintah
Pusat
Pedoman Bahan
Diacu Bahan

RPJP Pedoman RPJM Dijabarkan Pedoman


Nasional RKP RAPBN APBN
Nasional

Diserasikan Melalui
Diacu Diperhatikan Musrenbang

RPJP Pedoman RPJM Dijabarkan RKP Pedoman


RAPBD APBD
Daerah Daerah Daerah

Pemerintah
Daerah
Pedoman Bahan
Diacu Bahan

Renstra Pedoman Renja - Pedoman RKA - Rincian


SKPD SKPD SKPD APBD

UU SPPN UU KN

5
PENERAPAN E-GOVERNMENT

E-GOVERNMENT
(PP 95/2018)

Government to Citizen (G2C) Government to Business (G2B) Government to Government (G2G)


§  Penyampaian layanan publik oleh §  Layanan transaksi elektronik antara §  Komunikasi dan pertukaran informasi antar
pemerintah ke masyarakat pemerintah dan pebisnis lembaga pemerintahan melalui basis data
§  Pajak online, lowongan pekerjaan, jaminan §  Penjualan barang/jasa ke pemerintah untuk terintegrasi.
sosial, kependudukan, imigrasi, kesehatan, mendukung kegiatan pemerintahan melalui §  Layanan data perencanaan dan
penanggulangan bencana, dsb e-Procurement penganggaran, ekspor-impor, tenaga kerja,
perdagangan, dsb.
§  Monitoring dan Evaluasi
§  Akuntabilitas Kinerja

E-SAKIP

6
ARSITEKTUR KRISNA 3.0

KRISNA 3.0
APLIKASI
29 Agustus 2019
RKA-K/L

RENJA KL API

RENJA
PROJECT 1.0 2.0 3.0
SATKER 2017 s.d Sekarang
Monev proyek 33K
Referensi Diakses di wilayah RI & Luar Negeri
-  87 K/L
ASPIRASI RKP -  34 Provinsi
-  514 Kab/Kota
DAPODIK SiPDJD -  131 Perwakilan di Luar Negeri
-  DPR

API DAK KRISNA RENSTRA


-  BUMN

KOLABORASI PERENCANAAN DAN KL


Didukung oleh:
Fisik INFORMASI KINERJA ANGGARAN
https://krisna.systems

Integrasi data KRISNA-OMSPAN melalui SELARAS RPJMN


komunikasi 2 (dua) arah dan digunakan
dalam proses Revisi RK DAK Musrenbangnas 17 April 2017

7
EVALUASI PERENCANAAN & PENGANGGARAN DAK FISIK
PERENCANAAN PENGANGGARAN
S
E Daerah Sinkron Aplikasi
B (Provinsi/Kab/ e-PROPOSAL e-DAK
DAK Fisik
DPR
E Kota
E-Planning DAK
MS EXCEL MS EXCEL
L dan SINKRON
U Assessment oleh (TAHUN 2018)
2018
Konfirmasi Daerah
M Pusat (Provinsi/Kab/Kota)

PERENCANAAN PENGANGGARAN IMPLEMENTASI

S KRISNA
Daerah Proposal and
E (Provinsi/Kab/ verifikasi
Assessment Sinkronisasi
Kota Intergasi ke dalam
S RK
U Alokasi KRISNA-DAK
D
A
Konfirmasi
H Daerah
(Provinsi/Kab/

2019, 2020, 2021 Kota OMSPAN

8
EVALUASI PEMANFAATAN KRISNA-DAK

2018 2019 2020


§  Banyak aplikasi namun tidak terintegrasi §  Integrasi dalam KRISNA-DAK §  Perbaikan proses bisnis
§  Rp 19 Juta T usulan §  Rp 500 T usulan, 500rb detail usulan §  Verifikasi lebih rinci dengan menggunakan kriteria
§  Open Menu §  Closed Menu dan bobot
§  Proses Bisnis yang tidak saling §  Proses Bisnis yang terhubung §  Penambahan kriteria kualitas usulan yaitu
terhubung §  Sinkronisasi & Harmonisasi (Simoni) kelengkapan Readiness Criteria dan Komponen
§  Forum Offline untuk Sinkronisasi & Online di KRISNA-DAK §  Kolaborasi dengan sistem K/L dalam hal
Harmonisasi §  Pemanfaatan data referensi yang pemanfaatan data referensi, seperti aplikasi
dimiliki K/L seperti DAPODIK, Jalan, DAPODIK dan Sistem Informasi Pengelolaan
Fasilitas Kesehatan Database Jalan Daerah (SiPDJD)
§  Antusiasme seluruh stakeholders untuk §  Kolaborasi KRISNA dengan OM-SPAN untuk revisi
saling berkolaborasi RK DAK (komunikasi 2 arah data RK dan Kontrak)
§  Kolaborasi KRISNA dengan OM-SPAN §  Fitur Penanganan Bencana (mis. dipergunakan
transfer data RK DAK (komunikasi 1 saat COVID-19) dan APBN-P
arah)

9
EVALUASI PENGUSULAN DAK 2020

§  Terdapat nilai usulan yang dianggap terlalu tinggi (> Rp 1 Triliun)


-  Contoh
•  Provinsi Jawa Tengah Pengadaan peralatan pendidikan IPS di SD sebesar Rp 100.000.000.000.000
•  Provinsi Jawa Barat Pembangunan IPA di Mulyaharja Rp 52.800.000.000.000
§  Terdapat nilai usulan senilai Rp 0, karena nilai volume dan/atau unit cost
memiliki nilai 0
-  Contoh
•  Provinsi Sumatera Utara : Pembangunan toilet (jamban) siswa beserta sanitasinya di PAUD
§  Terdapat usulan yang memiliki detail komponen yang dianggap tidak relevan
atau tidak berdampak langsung pada masyarakat
-  Contoh
•  Pengadaan barang elektronik : Led TV 60 inci, kulkas, dan AC
•  Peralatan rumah tangga seperti Gas, Gelas, Piring, Panci, Wajan, Kuali, Rak Piring.

10
PENCEGAHAN STUNTING

11
STUNTING
›  Stunting menunjukkan kekurangan gizi kronis yang
terjadi selama periode paling awal pertumbuhan dan
perkembangan anak. Tidak hanya tubuh
pendek, stunting memiliki banyak dampak buruk untuk
anak.
›  Pada tahun 2019, survei membuktikan sekitar 30 persen balita
Indonesia mengalami stunting. Kondisi ini bisa disebabkan
oleh banyak aspek, mulai dari aspek pendidikan hingga
ekonomi.

PENYEBAB STUNTING
›  Status gizi buruk pada ibu hamil dan bayi merupakan faktor utama yang menyebabkan anak
balita mengalami stunting. Berikut adalah penyebab gizi buruk pada ibu hamil dan bayi yang
masih sering ditemui:
1.  Pengetahuan ibu yang kurang memadai. Sejak terbentuk janin maka dia membutuhkan berbagai nutrisi
untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh sebab itu, saat seorang ibu hamil maka ia harus berada
dalam keadaan sehat dan bergizi baik. Pengetahuan mengenai asupan nutrisi untuk dirinya dan janinnya
sangat penting. Setelah bayi lahir, maka 1000 hari pertama kehiduan (0-2 tahun) adalah waktu yang sangat
krusial untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Pada masa ini, bayi membutuhkan minimal
ASI eksklusif selama 6 bulan dan tambahan makanan pendamping ASI (MPASI) yang berkualitas setelahnya.
Oleh karena itu, ibu harus memiliki pengetahuan yang cukup mengenai gizi anak. Faktor lainnya yang juga
dapat memicu stunting adalah jika anak terlahir dengan kondisi
sindrom alkohol janin (fetus alcohol syndrome). Kondisi ini disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan saat
hamil yang kemungkinan diawali ketidaktahuan ibu akan larangan terhadap hal ini.
2.  Infeksi berulang atau kronis. Tubuh mendapatkan energi dari asupan makanan. Penyakit infeksi berulang
yang dialami sejak bayi menyebabkan tubuh anak selalu membutuhkan energi lebih untuk melawan
penyakit. Jika kebutuhan ini tidak diimbangi dengan asupan yang cukup, anak akan mengalami kekurangan
gizi dan akhirnya berujung dengan stunting. Terjadinya infeksi sangat erat kaitannya dengan pengetahuan ibu
dalam cara menyiapkan makan untuk anak dan kualitas sanitasi di tempat tinggal.
3.  Sanitasi yang buruk. Sulitnya air bersih dan sanitasi yang buruk dapat menyebabkan stunting pada anak.
Penggunaan air sumur yang tidak bersih untuk masak atau minum disertai kurangnya ketersediaan kakus
merupakan penyebab terbanyak terjadinya infeksi. Kedua hal ini bisa meninggikan risiko anak berulang-ulang
menderita diare dan infeksi cacing usus (cacingan).
4.  Terbatasnya layanan kesehatan. Kenyataannya, masih ada daerah tertinggal di Indonesia yang kekurangan
layanan kesehatan. Padahal, selain untuk memberikan perawatan pada anak atau ibu hamil yang sakit,
tenaga kesehatan juga dibutuhkan untuk memberi pengetahuan mengenai gizi untuk ibu hamil dan anak di
masa awal kehidupannya.
Pengetahuan
Ibu Yang
Kurang
Memadai

Infeksi
Berulang
atau Kronis

Air Minum
dan Sanitasi
Yang Buruk

Pelayanan
Kesehatan
Yang Belum
Memadai
Pelayanan Pengetahuan Ibu
Kesehatan Yang Yang Kurang
Belum Memadai Memadai
STRATEGI NASIONAL PERCEPATAN PENCEGAHAN STUNTING PERIODE 2018-2024

11

Air Minum dan


Infeksi Berulang
Sanitasi Yang
atau Kronis
Buruk
AKIBAT STUNTING
Kerangka Penyebab Stunting di Indonesia

17
Major Project: Percepatan Penurunan Stunting

Pentahapan Contoh Kegiatan Lintas Sektor


Lokasi Fokus (Tagging tematik stunting pada KRISNA Renja K/L)

2018 100 Output Volume Anggaran K/L


kab/kota

Peningkatan Surveilans
514 layanan Rp 59,4 Milyar
2019 160 Gizi
kab/kota

Pelatihan Bagi 21.170 orang Rp 149,1 Milyar


2020 260 SDM Kesehatan
kab/kota

2021 360 Obor Pangan Lestari 800 lokasi


kab/kota
Stunting (OPAL) Stunting
Rp 44,57 Milyar

2022 460 Keluarga yang memiliki


kab/kota 4,12 juta Rp 30,57 Milyar
baduta terpapar 1.000 keluarga
HPK
2023 514
kab/kota
SPAM Berbasis 222 lt/detik Rp 1.174,5 Milyar
514 Masyarakat
2024
kab/kota
Sumber: Dit. KGM Bappenas
18
Pagu Indikatif DAK Fisik 2021

•  Total RP 5,27 T,
atau 27,8 % Pagu DAK Penugasan
•  Terdiri dari 4 Bidang:
•  Kesehatan dan KB
•  Air Minum
•  Sanitasi
•  Lingkungan Hidup & Kehutanan

Tantangan: Koordinasi para pihak

19
PENGUSULAN
DAK FISIK 2021

20
STRUKTUR DATA FISIK DALAM KRISNA-DAK

BIDANG

§  Kode OMSPAN
§  Tagging Jenis: Reguler (R), §  Tagging :
Afirmasi (A), Penugasan (P)
SUB BIDANG -  Prioritas Nasional (PN)
§  K/L Pengampu -  Program Prioritas (PP)
-  Kegiatan Priroitas (KP)
MENU -  Tematik Keterhubungan dengan
-  Major Project (MP)
PENUNJANG KEGIATAN / -  Output Renja K/L Renja K/L dan RPJMN
OUTPUT §  Kewenangan
-  Provinsi & Kabupaten/Kota
-  Provinsi
§  Data Referensi, mis. Data
-  Kabupaten/Kota
sekolah, Faskes, Jalan RINCIAN §  File ToR
§  Detail lokasi : kecamatan
& desa/kelurahan
§  Urutan prioritas
§  Volume/target
§  Nilai usulan DETAIL RINCIAN
§  Hasil Penilaian

READINESS
KOMPONEN
CRITERIA
Bagian atau tahapan- Persyaratan kesiapan
tahapan yang dilakukan yang harus dipenuhi
untuk mencapai output yang mendukung
kegiatan kegiatan tersebut

21
TAHAPAN KRISNA-DAK
§  Kemenkeu input pagu
maksimal per sub
bidang
§  K/L melakukan §  Daerah menyesuaikan
penilaian atas usulan dan melakukan
Prov/Kab/Kota konfirmasi usulan
§  Bappenas melakukan kegiatan berdasarkan
penilaian atas usulan pagu
Prov/Kab/Kota §  K/L dan/atau
§  Kemenkeu melakukan Bappenas melakukan
§  Daerah mengusulkan penilaian kinerja pada penilaian atas usulan
kegiatan Sub Bidang Daerah

Sinkronisasi
Rencana KRISNA -
Pra-Usulan Usulan Verifikasi Penilaian &
Kegiatan (RK) OMSPAN
Harmonisasi
§  Pusat menyusun §  Bappeda Prov. §  K/L dan Daerah §  DPR mengusulkan §  Data RK DAK dalam
referensi Bidang, Sub melakukan verifikasi melakukan sinkronisasi usulan aspirasi KRISNA ditransfer /
Bidang, Menu atas usulan Kab/Kota untuk setiap usulan daerah pemilihan diintegrasikan kepada
Kegiatan, Rincian §  Ditjen. Bangda kegiatan §  Pusat Aplikasi OM-SPAN
Kegiatan, serta Lokasi Kemendagri §  Pemda dapat menyelaraskan
Prioritas (Lokpri) melakukan verifikasi mengubah usulan yang usulan aspirasi
rincian kegiatan Prov/ telah dinilai yang DPR dengan
Kab/Kota berstatus “Disscuss” usulan Daerah
§  K/L dan/atau Bappenas
melakukan penilaian
terhadap usulan
kegiatan
§  K/L dapat
menyesuaikan nilai
usulan kegiatan
22
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN PENGUSULAN DAK 2021

Perbaikan Menu
Kegiatan dan Rincian Pemanfaatan Fitur
Data Referensi yang
yang berdampak KRISNA secara
berkualitas
langsung ke maksimal
masyarakat

Timeframe yang
dipatuhi semua pihak

23
FITUR KRISNA-DAK 2021

24
PENYEMPURNAAN FITUR KRISNA-DAK 2021

§  PENGUSULAN
-  Maksimal jumlah usulan per rincian
-  Maksimal volume usulan per rincian
-  Minimum dan/atau maksimal nilai usulan
-  Tagging Tematik, Major Project, Output Renja K/L;
-  View Intervensi à tools untuk melihat intervensi rincian kegiatan
dari setiap referensi/lokus
-  Pembatasan Lokasi Prioritas untuk DAK Fisik Reguler
-  Pembatasan Lokasi Prioritas hingga Kecamatan/Desa
-  Pembatasan Referensi per Menu Kegiatan

25
TAGGING LEVEL MENU KEGIATAN

TAGGING LEVEL MENU KEGIATAN


§  Tagging “Tematik DAK” merupakan tematik untuk
mendukung Prioritas Nasional dan Major Project
§  Level Menu Kegiatan akan dihubungkan dengan Output
Renja K/L Pengampu DAK tahun 2021
§  Hal ini bertujuan untuk sinkronisasi Belanja K/L dengan
Belanja Daerah

26
FITUR PEMBATASAN USULAN

FITUR PEMBATASAN USULAN


§  Mengatur pembatasan usulan per Rincian Kegiatan yang
meliputi:
-  Maksimal jumlah usulan yang dapat diinput
-  Maksimal volume usulan yang dapat diinput
-  Minimum dan Maksimal Nilai usulan yang dapat diinput
§  Dilakukan pada saat pra-usulan sesuai dengan kebijakan K/L
pengampu DAK
§  Bertujuan supaya perencanaan usulan DAK Fisik lebih berkualitas
dan tepat sasaran

27
FITUR VIEW INTERVENSI

FITUR VIEW INTERVENSI


§  Merupakan tools untuk melihat
intervensi rincian kegiatan dari
setiap referensi/lokus
§  Berfungsi sebagai alat untuk
membantu mengecek ketuntasan
usulan.

28
CATATAN TAMBAHAN TERKAIT DATA
UNTUK MEMBUMIKAN STRANAS PERCEPATAN
PENCEGAHAN STUNTING
INTEGRASI MULTI DATA BIDANG DI TINGKAT LOKASI
UNTUK PENGUSULAN

KESEHATAN DATA DAN METADATA

DATA DAN METADATA PERSAMPAHAN KB DATA DAN METADATA

KEBIJAKAN
PENCEGAHAN
STUNTING

DATA DAN METADATA AIR LIMBAH AIR MINUM DATA DAN METADATA
PERBEDAAN DATA DAN METADATA

BASIS FOR COMPARISON DATA METADATA


Basic Data is a set of facts and Metadata describes relevant
statistics can that be operated, information about the data.
referred or analyzed.

Information Data can or can not be Metadata is always


informative. informative.

Processing Data may or may not have Metadata is always a


been processed. processed data.
METADATA - MIS
MENUJU GOVERNMENT BIG DATA
TERIMA KASIH
Direktorat Sistem & Prosedur Pendanaan Pembangunan
Deputi Bidang Pendanaan Pembangunan
Kementerian PPN/Bappenas

Telp: 021-310-1860
Email: sisdur.pendanaan@bappenas.go.id
https://krisna.systems

Ikuti media sosial kami:

@krisna_systems Sistem Informasi KRISNA

36

Anda mungkin juga menyukai