Anda di halaman 1dari 2

Bagaimana Caranya Pemerintah Menerapkan Nilai-Nilai Dan Prinsip-Prinsip Anti

Korupsi Di Indonesia
Merupakan sebuah realita bahwa kita sudah memiliki berbagai perangkat hukum untuk
memberantas korupsi yaitu yang pertama peraturan perundang undangan. Kita juga memiliki
lembaga serta aparat hukum yang mengabdi untuk menjalankan peraturan tersebut baik
kepolisian, kejaksaan, dan pengadilan. Kita bahkan memiliki sebuah lembaga independen yang
bernama Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) yang kesemuanya dibentuk salah satunya untuk
memberantas korupsi. Akan tetapi Korupsi tetap tumbuh subur dan berkembang dengan pesat.
Sedihnya lagi, dalam realita ternyata lembaga dan aparat yang telah ditunjuk tersebut dalam
beberapa kasus justru ikut menumbuhsuburkan korupsi yang terjadi di Indonesia.
Dalam upaya pencegahan pemberantasan korupsi, Presiden Republik Indonesia secara khusus
mengintruksikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk melaksanakan aksi
pengembangan pendidikan antikorupsi pada perguruan tinggi yang sebagaimana dinyatakan
dalam Instruksi Presiden RI Nomor 17 Tahun 2011 tentang Aksi Pencegahan dan Pemberantasan
Korupsi Tahun 2012. Upaya pencegahan pendidikan antikorupsi harus dilakukan pada perguruan
tinggi melalui matakuliah wajib/pilihan yang relevan di kalangan mahasiswa, untuk mewujudkan
aksi pengembangan tersebut untuk itu perlu melakukan penelitian untuk mengetahui bagaimana
implementasi nilai-nilai pendidikan antikorupsi yang telah melekat dalam diri mahasiswa selama
ini
Nilai-nilai yang dimaksud antara lain adalah kejujuran, kepedulian, kemandirian, kedisiplinan,
tanggungjawab, kerja keras, kesederhanaan, keberanian, dan keadilan. Penanaman nilai-nilai ini
kepada masyarakat dilakukan dengan berbagai cara yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Pendidikan anti- korupsi bagi mahasiswa dapat diberikan dalam berbagai bentuk, antara lain
kegiatan sosialisasi, seminar, kampanye atau bentuk-bentuk kegiatan ekstra kurikuler lainnya.
Melalui pendidikan antikorupsi mahasiswa diharapkan ikut serta dalam upaya pemberatasan
korupsi. Mahasiswa merupakan bagian dari masyarakat berupaya mendorong generasi muda
masa depan untuk mengembangkan sikap menolak secara tegas setiap bentuk korupsi. Perubahan
dari sikap membiarkan dan menerima menjadi ke sikap tegas untuk menolak praktik korupsi.
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti korupsi pada dasarnya dapat dibedakan menjadi
empat wilayah, yaitu:
1. Lingkungan keluarga
Internalisasi karakter anti korupsi di dalam diri mahasiswa dapat dimulai dari lingkungan
keluarga. Kegiatan tersebut dapat berupa melakukan pengamatan terhadap perilaku
keseharian anggota keluarga. Pelajaran yang dapat diambil dari lingkungan keluarga ini
adalah tingkat ketaatan seseorang terhadap aturan/tata tertib yang berlaku. Substansi dari
dilanggarnya aturan/tata tertib adalah dirugikannya orang lain karena haknya terampas.
Terampasnya hak orang lain merupakan cikal bakal dari tindakan korupsi.
2. Lingkungan kampus
Keterlibatan mahasiswa dalam gerakan anti-korupsi di lingkungan kampus dapat dibagi
ke dalam dua wilayah, yaitu: untuk individu mahasiswanya sendiri, dan untuk komunitas
mahasiswa. Untuk konteks individu, seorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar
dirinya sendiri tidak berperilaku koruptif dan tidak korupsi. Sedangkan untuk konteks
komunitas, seorang mahasiswa diharapkan dapat mencegah agar rekan-rekannya sesama
mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan di kampus tidak berperilaku koruptif dan tidak
korupsi.
3. Tingkat lokal/nasional
Dalam konteks nasional, keterlibatan seorang mahasiswa dalam gerakan anti korupsi
bertujuan agar dapat mencegah terjadinya perilaku koruptif dan tindak korupsi yang
masif dan sistematis di masyarakat.
4. Masyarakat Sekitar
Hal yang sama dapat dilakukan oleh mahasiswa atau kelompok mahasiswa untuk
mengamati lingkungan di lingkungan masyarakat sekitar.
Penanaman nilai-nilai antikorupsi yang dilakukan melalui pendidikan antikorupsi akan
mempertajam dan mengasah idealisme dan integritas yang dimiliki oleh mahasiswa sebagai
generasi muda dalam memandang korupsi sebagai perbuatan melawan hukum yang harus segera
dicegah, ditanggulangi dan diberantas karena dapat mengakibatkan kerugian yang sifatnya
materiil maupun immateriil.
Oleh karena itu, upaya membangun kesadaran hukum seseorang, edukasi merupakan salah satu
jalur yang dapat dipergunakan dalam peberantasan korupsi. Seseorang juga diharapkan dapat
membangun karakter yang paham dan taat akan hukum sehingga akan memiliki kemauan untuk
melaksanakan hukum dan menjadi bagian dari hukum itu sendiri.

Setelah mahasiswa memahami permasalahan korupsi adalah masalah besar yang sedang di alami
oleh bangsa kita maka diharapkan kita semua melakukan sesuatu untuk menyelesaikannya.
Paling tidak diharapkan bagi mahasiswa untuk mulai menanamkan pada diri sendiri nilai-nilai
anti korupsi sebagai sebuah harga mati yang tercermin dalam perilaku sehari hari dimasyarakat.
Nilai-nilai seperti kejujuran (honest), hidup sederhana, peka terhadap sesama (empathy) dan
integritas (integrity) adalah nilai-nilai yang sejalan dengan tindakan anti korupsi. Secara terbalik
digambarkan:

Anda mungkin juga menyukai