Anda di halaman 1dari 28

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Bangunan Pusat Fotografi

1. Defenisi Bangunan Pusat Fotografi

a. Bangunan adalah struktur buatan manusia yang terdiri atas dinding dan
atap yang didirkan secara permanen di suatu tempat. Bangunan juga
biasa disebut dengan rumah dan gedung, yaitu segala sarana, prasarana
atau infrastruktur dalam kebudayaan atau kehidupan manusia dalam
membangun peradabannya. Bangunan memiliki beragam bentuk,
ukuran, dan fungsi, serta telah mengalami penyesuaian sepanjang
sejarah yang disebabkan oleh beberapa faktor, seperti bahan bangunan,
kondisi cuaca, harga, kondisi tanah, dan alasan estetika.

b. Pusat adalah pokok pangkal (berbagai urusan, hal dan sebagainya).


Tempat yang memiliki aktivitas tinggi yang dapat menarik dari daerah
sekitar (Poerdarminto, W.J.S :2003).

c. Fotografi adalah dalam bahasa inggris (photography) adalah sebuah


seni, ilmu pengetahuan dan praktik menciptakan gambar yang tahan
lama dengan merekam cahaya atau radiasi elektromagnetik lain, baik
secara kimia dengan menggunakan film fotografiatau secara eletronik
melalui sebuah sensor gambar.

Bangunan Pusat Fotografi adalah sebuah gedung yang difungsikan


sebagai wadah atau tempat yang menjadi pusat untuk mewadahi segala
aktivitas fotografi baik itu pameran foto, workshop, tempat berkumpul
fotografer, toko alat fotografi, kursus fotografi dan lain-lain.
2. Sejarah Fotografi

Pada abad ke-19, tepatnya di tahun 1839 merupakan tahun awal


kelahiran fotografi. Pada tahun itu, di Perancis dinyatakan secara resmi
bahwa fotografi adalah sebuah terobosan teknologi dengan hasilnya berupa
rekaman dua dimensi seperti yang terlihat oleh mata, sudah bisa dibuat
permanen.

Fotografi kian populer seiring dengan perkembangan teknologi. Kata


fotografi berasal dari dua kata Yunani kuno, yaitu photo, yang artinya
cahaya, dan graphos yang artinya untuk menggambar. Dengan begitu,
secara harfiah bisa diartikan sebagai menggambar dengan cahaya.

Sejarah fotografi bermula jauh sebelum Masehi. Pada abad ke-5


Sebelum Masehi (SM), seorang pria bernama Mo Ti mengamati suatu
gejala. Jika pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil
(pinhole), maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan
di luar ruang secara terbalik lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama
yang menyadari fenomena camera obscura (The History of Photography
karya Alma Davenport, terbitan University of New Mexico Press tahun
1991).

Berabad-abad kemudian, banyak yang menyadari dan mengagumi


fenomena ini, mulai dari Aristoteles di abad ke-3 SM dan seorang ilmuwan
Arab, Ibnu Al Haitam (Al Hazen) pada abad ke-10 SM yang berusaha
menangkap fenomena ini ke dalam suatu alat, hingga pada tahun 1558,
seorang ilmuwan Italia, Giambattista Della Porta menyebut ”camera
obscura” pada sebuah kotak yang membantu pelukis menangkap bayangan
gambar.

Berbagai penelitian kembali dilakukan namun perkembangan berarti


terjadi pada tahun 1824. Seorang seniman lithography Perancis, Joseph-
Nicephore Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-
exposed pemandangan dari jendela kamarnya, melalui proses yang
disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip lithograph) di atas pelat
logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah imaji yang agak
kabur. Ia melanjutkan percobaannya hingga pada tahun 1826 inilah yang
akhirnya menjadi sejarah awal fotografi yang sebenarnya. Foto yang
dihasilkan itu kini disimpan di University of Texas di Austin, AS.

Penelitian demi penelitian terus berlanjut hingga pada tanggal 19


Agustus 1839, desainer panggung opera yang juga pelukis, Louis-Jacques
Mande’ Daguerre (1787-1851) dinobatkan sebagai orang pertama yang
berhasil membuat foto yang sebenarnya. Sebuah gambar permanen pada
lembaran plat tembaga perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari
selama satu setengah jam cahaya langsung dengan
pemanas mercuri (neon). Proses ini disebut daguerreotype. Untuk membuat
gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan air suling.

Daguerre sebenarnya ingin mematenkan temuannya itu. Akan tetapi,


Pemerintah Perancis berpikir bahwa temuan itu sebaiknya dibagikan ke
seluruh dunia secara cuma-cuma. Sejak saat itu fotografi kemudian
berkembang dengan sangat cepat.

Pada tahun 1880-an, di Amerika, George Eastman menempatkan rol


film fleksibel di pasar. Dan pada tahun 1889 dia memperkenalkan kamera
Kodak pertama dengan slogan, “Anda menekan tombol dan kami
melakukan sisanya”. Di era ini, kamera mulai bisa digunakan fotografer
untuk mengeksplorasi media baru dari sudut pandang kreatif, mencoba
untuk menemukan potensi dan keterbatasan dan mendefinisikan fotografi
sebagai bentuk seni.

Tahun 1950, untuk memudahkan pembidikan pada kamera Single


Lens Reflex, maka mulailah digunakan prisma (SLR), dan Jepang pun
mulai memasuki dunia fotografi dengan produksi kamera NIKON. Tahun
1972, kamera Polaroid temuan Edwin Land mulai dipasarkan. Kamera
Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa melalui proses
pengembangan dan pencetakan film.
Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat.
Kalau dulu kamera sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang
tidak terlalu tajam, kini kamera digital yang cuma sebesar dompet mampu
membuat foto yang sangat tajam dalam ukuran sebesar koran.

Fotografi hari ini sesuai dengan perkembangan teknologi, juga sudah


digunakan dalam berbagai profesi. Mulai dari digunakan media cetak dan
televisi untuk informasi iklan hingga beberapa bidang profesi lain dari
kedokteran hingga astronomi. Teknologi fotografi saat ini mampu
mengantarkan manusia melihat object yang terlalu kecil untuk dilihat
hingga foto tempat berbahaya yang sulit terjangkau manusia. Tetapi untuk
kebanyakan orang, fotografi adalah hobi atau dijadikan sebagai profesi.

3. Jenis Jenis Fotografi

Fotografi memiliki beberapa jenis diantaranya :

1. Food Photography

Jenis-jenis fotografi makanan ini dalam pengertian sederhana adalah


teknik memotret makanan menjadi lebih menggoda. Dalam industri
kuliner, seperti produsen makanan, rumah produksi, periklanan, hotel,
kafe, dan lainnya, fotografi makanan mutlak dibutuhkan. Karena itu
pelaku food photography semakin dicari karena biasanya digunakan
untuk membuat kemasan suatu produk atau iklan. Hanya saja
dibutuhkan keterampilan dan peralatan yang berkualitas baik untuk
menangkap esensi dari makanan yang dijadikan sebagai objek foto.

2. Landscape Photography

Jenis-jenis fotografi ini sangat cocok untuk kamu yang suka


traveling dan mengabadikan pemandangan indah di sekitar kamu.
Landscape Photography menunjukan ruang dalam dunia yaitu
pemandangan alam, kadang-kadang luasa dan tak berujung,tapi kadang
mikroskopis. Foto landscape biasanya menangkap kehadiran alam tetapi
juga dapat fokus pada buatan manusia. Tipe foto ini biasanya digunakan
pada kalender, kartu pos, dan memorabilia.

3. Potrait Photography

Fotografi potret adalah penangkapan dengan cara fotografi serupa


dengan seseorang atau sekelompok kecil orang (potret kelompok), di
mana ekspresi wajah dan dominan. Tujuan dari jenis-jenis fotografi ini
adalah untuk menampilkan rupa, kepribadian, dan bahkan mood subjek.
Seperti jenis lain potret, fokus foto adalah wajah seseorang, meskipun
seluruh tubuh dan latar belakang dapat dimasukkan. Sebuah potret
umumnya tidak snapshot, tapi gambar yang terdiri dari orang dalam
posisi masih. Sebuah potret sering menunjukkan orang yang melihat
langsung pada kamera.

Tidak seperti banyak gaya fotografi lain, subjek fotografi potret


seringkali model non-profesional. Contohnya seperti potret keluarga
memperingati acara-acara khusus, seperti wisuda atau pernikahan,
mungkin secara profesional diproduksi atau mungkin vernakular dan
yang paling sering dimaksudkan untuk melihat pribadi bukan untuk
pameran.

4. Fashion Photography

Fashion Photography adalah jenis-jenis fotografi yang ditujukan


untuk menampilkan pakaian dan barang-barang fashion lainnya.
Fotografi fashion yang paling sering dilakukan untuk iklan atau majalah
fashion seperti Vogue, Vanity Fair, atau Allure. Seiring waktu, fotografi
fashion telah mengembangkan estetika sendiri di mana pakaian dan
mode diperkuat dengan adanya lokasi eksotis atau aksesoris.

Fashion fotografi bisa dibilang salah satu jenis-jenis fotografi yang


paling menguntungkan dan merupakan salah satu cara yang paling
efektif untuk berkomunikasi dalam dunia fashion. Di sini, fotografi
fashion sendiri digunakan untuk membawa perhatian pada pakaian dan
aksesoris.
4. Perkembangan Fotografi

Fotografi dimulai dengan ide dasar tentang pembuatan kamera, ide ini
sudah ada sejak Abad ke-5 sebelum Masehi. Eksperimen tentang kamera
dilakukan oleh seorang ilmuwan Irak (Arab) yang membuahkan teori
mengenai linearitas cahaya. Pantulan sebuah citra hanya akan tampak
terproyeksikan kesisi lain apabila melalui lubang yang kecil.Citra lilin
disebelah kanan akan tampak terproyeksikan disebelah kiri.
Pengamatannya menjadi cikal bakal kamera obscura di abad ke 11 Sebelum
Masehi.

Kamera obscura ini tidak benar-benar merekam citra, karena


penciptaan akan citra yang permanen akibat tercahayai oleh cahaya (film)
belum tercipta sebelum tahun 1816. Kamera Obscura ini hanya
memproyeksikan citra ke permukaan lain melalui lubang kecil dan
digunakan sebagai alat bantu dalam menggambar, Citra yang diproyeksikan
pada permukaan tersebut juga tampak terbalik.

Kamera Obscura pertama menggunakan lubang kecil dan tenda untuk


memproyeksikan gambar dari luar tenda ke dalam ke daerah yang gelap.
Perlu waktu sampai abad ke-17 untuk meringkas kamera Obscura dari
seukuran tenda yang besar menjadi cukup kecil dan portable serta
penambahan lensa dan lainnya demi penyempurnaan citra yang tercipta.

a. Sebelum Masehi
1. Prinsip-prinsip dasar dari kamera lubang jarum terdapat dalam teks-
teks Cina dari abad kelima SM. Berdasarkan pengalamannya
penulis Cina tersebut mendapati bahwa cahaya bersinar menempuh
jarak dalam garis lurus. Filsuf Mo Ti (kemudian Mo Tsu ) adalah
orang yang pertama mengamati pembentukan gambar terbalik
dengan lubang kecil. Mo Ti sadar bahwa benda-benda memantulkan
cahaya ke segala arah dan bahwa pantulan sinar pada bagian atas
sebuah objek ketika melewati lubang akan terproyeksikan pada
bagian bawah, dengan kata lain citra benda akan tampak terbalik
(Hammond 1981:1)

2. Di belahan bumi barat Aristoteles (abad keempat SM) Dalam Buku


XV, 6, dia bertanya: “Mengapa ketika cahaya matahari menerobos
melewati lubang yang berbentuk persegi panjang seperti barang
anyaman, tidak menghasilkan bentuk persegi panjang pada hasil
pantulannya tetapi lingkaran?” Dalam Buku XV,11, dia bertanya
lagi: “Mengapa gerhana Matahari membentuk serupa sabit, jika
dilihat melalui celah kotak-kotak maupun celah-celah tak beraturan
wujudnya seperti celah dedaunan, sinar yang tampak tetap
berbentuk sabit terproyeksikan diatas tanah? Apakah itu untuk
alasan yang sama seperti ketika cahaya masuk melalui lubang
persegi panjang, tetap akan keluar tampak melingkar seperti bentuk
kerucut ?”. (Aristoteles 1936:333,341). Aristoteles tidak
menemukan penjelasan yang memuaskan dan pertanyaannya tetap
belum terpecahkan sampai abad ke-16 (Hammond 1981:5).

b. Sebelum Masehi
Penemuan Camera Obscura. Camera (kamar) Obscura (gelap ) yang
berarti kamar gelap.
Gambar 1. Kamera Obscura

1) Ibnu Al Haitam ( Al Hazen ), seorang cendekiawan Arab pada abad


XI M menuliskan teori prinsip lensa yang mendukung teori
Aristoteles diatas yang berkaitan dengan pembesaran menggunakan
lensa cekung dan cembung dan cermin. Ia adalah orang yang
pertama kali menemukan hubungan antara sumber cahaya, lensa
dan gambar yang dihasilkan. Itulah sebabnya disebut sebagai “Al-
Hazen Theorem”. Dia juga menjelaskan bagaimana mata bisa
melihat. Ia berkata bahwa kita hanya bisa melihat ketika cahaya
jatuh pada obyek itu lalu memantul ke mata kita.Karya-karyanya
menjadi sumber buku Roger Bacon dan para pakar pengetahuan
barat lainnya.
2) Leonardo da Vinci, pada akhir abad ke 15 mencoba menguraikan
secara terperinci tentang kamar gelap/ camera obscura ini. Dengan
alat ini gejala Matahari seperti gerhana dapat diamati.
3) Cesare Cesarino, salah satu murid Leonardo da vinci pada tahun
1521 menjelaskan prinsip dasar camera obscura dalam pengantar
tulisan Vitruvius yang berjudul ‘De Architektura’
4) Girolamo Cardano, seorang dokter dari kota Milan dalam bukunya
De Subtilitate tahun 1550 melengkapi camera obscura dengan
menambahkan lensa biconvex atau lensa yang dikedua sisinya
cembung pada lubang aperture guna memberikan citra yang lebih
terang dan jelas.
5) Giovani Battista della porta, pada tahun 1558 dalam bukunya
Magiae Naturalis menulis secara lengkap penjelasan kamera
obscura yang direkomendasikan sebagai “An aid in drawing” atau
alat bantu menggambar.
6) Danielo Barbaro, seorang terpandang dari kota venesia Italia, dalam
bukunya ‘La Pratica della perspettiva’ pada tahun 1568 menyatakan
bahwa dengan merubah berbagai ukuran bukaan diafragma pada
kemera obscura akan mempengaruhi ketajaman citra. Pada
eksperimennya dia menggunakan lensa sederhana untuk
mempertajam proyeksi bayangangan yang masuk melalui lubang.
Walaupun hasilnya belum sempurna namun pada tahun inilah
menandai digunakannya diafragma pada lensa dalam perkembangan
camera obscura.
7) Egnatio Danti, seorang ahli matematika dari Florence, dlm bukunya
‘La prospettiva di Euclide’ pada tahun 1573 menyumbang
perubahan penting dalam camera obscura dengan menambahkan
cermin concave untuk menormalkan citra yang terbalik (to redress
the hitherto inverted image)
8) Daniel Schwenter, 1636 seorang professor matematika dari
universitas Altdorf, Jerman dalam bukunya ‘Deliciae physico
mathematicae’ menjelaskan secara detail tentang penggunaan
system lensa yang berdasarkan pada tiga jarak focus yang berbeda.
Dia juga meletakkan dasar-dasar penggunaan lensa bundar pada
penciptaan foto panorama.
9) Johan Zahn, 1685-1686 seorang pendeta di Warzburg membuat
berbagai ilustrasi dari berbagai macam tipe box camera obscura
yang cukup portable yang dapat dibawa kemana-mana yang
dijelaskan dalam bukunya oculus artificialis teledioptricus. Kamera
Zhan ini tingginya 9 inci dan panjangnya dua kaki terbuat dari kayu.
Kamera ini tidak saja dilengkapi dengan lensa yang dapat dimaju
mundurkan saja untuk mencari ketajaman gambar namun juga
dilengkapi dengan diafragma serta kaca pantul untuk
melihat/mengontrol tangkapan lensa dari luar kotak. Alat ciptaan
Zahn ini sebetulnya sangat identik dengan cara kerja kamera refleks
lensa tunggal yang dipakai saat ini.
PENEMUAN FILM

1. Heinrich Schulze, professor anatomi di universitas Altdorf. Pada tahun


1725 mengamati substansi kimia silver salt (garam perak) yang
menghitam bukan karena panas matahari atau panas udara melainkan
oleh cahaya matahari. Inilah awal ditemukannya penemuan bahan kimia
yang terkait dengfan dunia fotografi di masa-masa berikutnya.
2. Carl Wilhem Scheele, seorang ahli kimia dari swedia tahun 1777 telah
membuktikan bahwa sinar cahaya ultra violet memberikan efek yang
cepat dalam menghitamkan perak klorida dibandingkan dengan cahaya-
cahaya spectrum yang lain.
3. Thomas Wedgewood, upayanya yang berkaitan dengan fotografi dimuat
dalam “The Journal Of The Royal Institution”, London, 1802. Dia
mencoba mengabadikan gambar-gambar dengan camera obscura pada
silver-nitrate dengan membuat copy daun-daunan, sayap serangga, dan
benda lainnya diatas permukaan kaca.
4. Joseph Nicephore Niepce, seorang lithographer dan inventor Perancis
telah lama melakukan percobaan dengan kamera dan berbagai macam
bahan kimia. Pada tahun 1816 dia berhasil membuat gambar negative
dengan cahaya. Filmnya menggunakan kertas yang diolesi dengan silver
chloride (perak klorida) dan difixatif dengan asam nitrat (nitrat acid).
Baru pada tahun 1826, Niepce berhasil membuat karya fotografi pertama
dengan cara melumari selembar plat timah dengan larutan aspal dan
dilumuri bahan peka cahaya dan dimasukkan ke dalam camera obscura,
setelah di sinari selama 8 jam dia berhasil mengabadikan pemandangan
samar-samar halaman rumahnya di Perancis. Karya positipnya View
from the Window at Le Gras,” Saint-Loup-de-Varennes (France). yang
terdapat pada lempengan ini disebutnya Heliographie (sun drawing).
5. Louis Jacques Mande Daguerre,seorang disainer diorama Perancis yang
bekerjasama dengan Niepce telah berhasil menciptakan karya fotografi
positif diatas lempengan logam dengan detil yang lebih akurat. Daguerre
menggunakan plat diolesi dengan perak chloride dan kemudian diberi
uap ionida. Perak ini setelah kering akan menjadi peka cahaya. Plat yang
sudah diberi bahan peka cahaya itulah yang kemudian disinari selama 30
menit. Plat yang sudah disinari kemudian diuapi dengan air raksa dalam
tabung yang dipanaskan. Dengan menggunakan kaca berwarna dapat
dikontrol perkembangan reaksi yang terjadi sampai gambar yang tadinya
leten muncul seperti yang dikehendaki. Karya yang dibuat dengan
menggunakan camera obscura ini exposure time nya kurang lebih sekitar
25-30 menit lebih cepat dari penemuan Niepce yang membutuhkan
exposure time 8 jam. Karya ini disebut Daguerreotype yang dipatenkan
oleh Francois Arago pada tanggal 19 agustus 1839 dan dibeli oleh
pemerintah Perancis sebagai hadiah untuk dunia.
6. Wiliam Henry Fox Talbot, 1840 disebut juga sebagai pioneer fotografi
dari Inggris yang berhasil menciptakan karya fotografi diatas kertas
dengan proses negative ke positif yang disebut Calotype/Talbotype
(kalos bahasa Yunani berarti : indah ). Dia juga menuliskan buku
fotografi Pencil of Nature yang berisi uraian proses karya fotografinya
yang dilengkapi dengan berbagai hasil karya calotypenya.

PERKEMBANGAN SELANJUTNYA
Joseph Max Petzval menciptakan lensa yang kekuatannya hampir
16 kali lebih kuat daripada lensa Daguerre. Lensa ini mempunyai
diafragma sekitar f/17. Setelah itu terjadilah penemuan Rana (shutter)
yang dapat mengatur pencahayaan film. Rana yang pertama kali
digunakan tidak dipasang didalam kamera melainkan di depan lensa.
Rana ini mirip guilotin, apabila dilepas tombolnya maka papan yang
diberi lubang akan jatuh melewati lensa dan memberi kesempatan untuk
masuknya cahaya.
Pada tahun 1888 George Eastman berhasil memasarkan kamera
box dengan merk Kodak yang mudah cara penggunaannya.Apalagi ia
menjual film gulungan dengan alas seluloid pada tahun 1891 yang dapat
diisikan kedalam kamera tanpa harus melalui kamar gelap. Pekerjaan
memotret jadi lebih mudah dan praktis.
Sekitar Tahun 1924 di Jerman perusahaan Leitz Wetzlar
memeperkenalkan kamera kecil format 35mm yang dirancang oleh
Oscar Barnack. Kamera ini muncul dengan nama Leica dan terkenal
sebagai pelopor kamera format 35mm. sejak saat itulah tidak terbendung
lagi perkembangan fotografi. Pabrik-pabrik foto muncul dengan
penemuan barunya seperti misalnya Kodak, Rolleiflex, Rolleicord,
Linholf, Nikon, Canon, Fujika, fuji, Pentax, Mamiya, Yashica, Ricoh,
Minolta, Horseman, Sinar. Hingga hadir beberapa perusahaan baru pada
akhir tahun 2010. Dan dari data terakhir hampir sekitar 250 perusahaan
produsen kamera dan lensa beredar di pasaran.
PERKEMBANGAN ERA MODERNISASI
Perkembangan dan pertumbuhan photography itu sendiri sangat
cepat dan berkembang terus menurus hingga sekarang, perkembangan
yang di lakukan oleh perusahaan-perusahaan kamera membuat
persaingan antara satu kamera dan produsen kamera lainnya berlomba-
lomba mengeluarkan ide kamera terbaiknya.
Seperti penambahan megapixel yang di yakini setiap pelaku
photographer semakin kamera memiliki megapixel yang besar maka
gambar yang di hasilkan juga semakin bagus. Terus terjadi
perkembangan dengan peningkatan sensor/prosesor dari kamera itu
sendiri.
Dan pada manusia modern sendiri mafaat dari kamera di
manfaatkan dengan sebaiknya, seperti melakukan promosi sebuah
produk dan barang, hingga melakukan pemantauan dan penelitian. Dan
mafaat dari penggunaan kamera membuat manusia menjadi mudah
dalam mengingat sebuah kenangan hingga sekarang.
Tapi di sayangkan sekali penambahan fitur-fitur kamera yang
begitu banyak untuk membuat kamera itu bagus, tapi terkadang
membuat para penggunanya bingung dalam menggunakannya.
5. Fungsi, Tujuan, dan Manfaat Fotografi

B. Tinjauan Khusus Pendektan Arsitektur

Menurut Anthony C.Antoniades (1990) dalam “poethic of Architecture”


metafora adalah suatu cara memahami sesuatu hal, seolah hal tersebut adalah
suatu hal yang lain sehingga dapat mempelajari pemahaman yang lebih baik
dari suatu topik dalam pembahasan, dengan kata lain menerangkan suatu suatu
objek sebagai sesuatu yang lain. Ia membaginya ke dalam tiga kategori, yaitu
intangible methaphors (metafora yang tidak dapat diraba), tangible
methaphors (metafora yang nyata) dan combined methaphors (metafora
kombinasi).

Perancangan banguan pusat fotografi ini menggunakan pendekatan


combinedmethaphors (metafora kombinasi). Combined methaphors merupakan
gabungan antara intangible methaphors dengan tangible methaphors. Metafora
kombinasi adalah membandingkan suatu objek visual dengan yang lain,
dimana mempunyai kesamaan konsep dan bentuk objek visualnya.

Contoh rancangan yang menggunakan metafora ini adalah EX Plaza


Indonesia karya Budiman Hendropurnomo yang menjadikan gaya kinetik pada
sebuah mobil sebagai konsepnya, yang diterjemahkan menjadi gubahan masa
lima kotak yang miring sebagai ekspresi gaya kinetik mobil dan kolom-kolom
penyangganya sebagai ban mobil.

Dengan menggunakan pendekatan combined methaphors pada


perancangan pusat fotografi ini, maka dapat melihat suatu karya arsitektural
dari sudut pandang yang lain serta dapat menghasilkan arsitektur yang lebih
ekspresif. Metafora kombinasi ini memiliki keunggulan, yaitu memiliki dua
karakter baik karakter visual maupun non visual. Metode ini sangat berguna
dalam penyusunan konsep karena banyak materi yang diambil terutama dalam
konsep bentuk.
BAB III
TINJAUAN TEMPAT PERENCANAAN

A. Tinjauan Makro Lokasi


1. Gambaran Umum Kota Kendari
a. Kondisi Geografis
Gambar III.1PetaWilayah Kota Kendari

Sumber :BPS, Kota Kendari dalam Angka 2018

Kota Kendari terbentuk dengan Undang-Undang Republik


Indonesia Nomor 6 Tahun 1995 yang disahkan pada tanggal 3 Agustus
1995 dengan status Kotamadya Daerah Tingkat II Kendari. Kota Kendari
yang merupakan ibukota Provinsi SulawesiTenggara, secara astronomis
terletak di bagian selatan garis khatulistiwa berada di antara 3 o54’40’’
dan 4o5’05’’ Lintang Selatan (LS) dan membentang dari Barat ke Timur
diantara 122o26’33’’ dan 122o39’14’’ Bujur Timur (BT).
Berdasarkan letak geografisnya, wilayah Kota Kendari terletak di
bagian Tenggara Pulau Sulawesi. wilayah daratannya terdapat di daratan
Pulau Sulawesi mengelilingi Teluk Kendari. Berdasarkan posisi
geografisnya, Kota Kendari memiliki batas-batas:
1. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Konawe
2. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Kendari
3. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan
4. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Konawe Selatan.
Luas wilayah daratan Kota Kendari 271,76 km2 atau 0,7 persen
dari luas daratan Provinsi Sulawesi Tenggara. Luas wilayah menurut
Kecamatan sangat beragam. Kecamatan Baruga merupakan wilayah
kecamatan yang paling luas (18,18%) terhadap luas Kota Kendari,
selanjutnya Kecamatan Puuwatu (16,01%), Kecamatan Poasia (15,79%),
Kecamatan Nambo (9,32%), Kecamatan Kambu (8,13%), Kecamatan
Mandonga (8,00%), Kecamatan Kendari Barat (7,77%), Kecamatan
Kendari (5,33%), Kecamatan Abeli (5,12%), Kecamatan Wua-Wua
(3,97%), dan Kecamatan Kadia (2,38%).

b. Topografi
Dilihat berdasarkan ketinggian wilayah kota Kendari di atas
permukaan laut, Kecamatan Mandonga merupakan wilayah tertinggi
berada pada ketinggian 45 meter di atas permukaan laut. Selanjutnya
wilayah Kecamatan Puuwatu dan Baruga masing-masing berada pada
ketinggian 31 dan 29 meter di atas permukaan laut.

c. Iklim
Sebagaimana daerah-daerah lain di Indonesia, Kota Kendari
hanya mengenal dua musim yakni musim kemarau dan musim hujan.
Keadaan musim sangat dipengaruhi oleh arus angin yang bertiup di atas
wilayahnya. Menurut data yang diperoleh dari Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika Stasiun Meteorologi Maritim Kendari tahun
2017 terjadi 165 hari hujan dengan curah hujan 3.030 mm3. Suhu udara
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Perbedaan ketinggian dari
permukaan laut, daerah pegunungan dan daerah pesisir mengakibatkan
keadaan suhu yang sedikit beda untuk masing-masing tempat dalam
suatu wilayah. Secara keseluruhan, wilayah Kota Kendari merupakan
daerah bersuhu tropis. Menurut data yang diperoleh dari Stasiun
Meteorologi Maritim Kendari Badan Meteorologi, Klimatologi dan
Geofisika, selama tahun 2017 suhu udara maksimum 35oC dan suhu
udara minimum 21oC. Tekanan udara rata-rata 1.011,2 millibar dengan
kelembaban udara rata-rata 85,3 persen. Rata-rata kecepatan angin tahun
2017 mencapai 2,4 knot.

d. Pemerintahan
Wilayah administrasi Kota Kendari terdiri atas 11 wilayah
kecamatan, yaitu Kecamatan Mandonga, Kecamatan Baruga, Kecamatan
Puuwatu, Kecamatan Kadia, Kecamatan Wua-Wua, Kecamatan Poasia,
Kecamatan Abeli, Kecamatan Kambu, Kecamatan Nambo, Kecamatan
Kendari dan Kecamatan Kendari Barat. Berdasarkan Peraturan Daerah
Kota Kendari Nomor 5 s/d 14 Tahun 2005 yang selanjutnya terbagi
menjadi 65 kelurahan,sebagai berikiut:

1. Kecamatan Mandonga, dengan ibukotanya Wawombalata terdiri atas


6 kelurahan, yaitu Mandonga, Korumba, Anggilowu, Alolama,
Wawombalata, dan Labibia.
2. Kecamatan Baruga, dengan ibukotanya Watubangga, terdiri dari 4
kelurahan yaitu Baruga, Lepo-Lepo, Watubangga, dan Wundudopi.
3. Kecamatan Puuwatu, dengan ibukotanya Puuwatu terdiri dari 6
kelurahan yaitu Puuwatu, Watulondo, Punggolaka, Tobuuha,
Lalodati dan Abeli Dalam.
4. Kecamatan Kadia, dengan ibukotanya Kadia terdiri dari 5 kelurahan
yaitu Bende, Kadia, Anaiwoi, Wowawanggu dan Pondambea.
5. Kecamatan Wua-Wua, dengan ibukotanya Anawai terdiri dari 4
kelurahan yaitu Bonggoeya, Wua-Wua, Mataiwoi, dan Anawa.
6. Kecamatan Poasia, dengan ibukotanya Rahandouna terdiri dari 5
kelurahan yaitu Anduonohu, Rahandouna, Anggoeya,Matabubu, dan
Wundumbatu.
7. Kecamatan Abeli, dengan ibukotanya Anggalomelai terdiri dari 7
kelurahan yaitu Benua Nirae, Pudai, Lapulu, Abeli, Anggalomelai,
Poasia, dan Talia.
8. Kecamatan Kambu, dengan ibukotanya Padaleu terdiri dari 4
kelurahan yaitu Mokoau, Kambu, Padaleu, dan Lalolara.
9. Kecamatan Nambo, dengan ibukotanya Nambo terdiri dari 6
kelurahan yaitu Tobimeita, Petoaha, Nambo, Sambuli, Tondonggeu,
dan Bungkutoko.
10. Kecamatan Kendari, dengan ibukotanya Kandai terdiri dari 9
kelurahan yaitu Kandai, Gunung Jati, Kendari Caddi, Kessilampe,
Kampung Salo, Mangga Dua, Mata, Purirano, dan Jati Mekar.
11. Kecamatan Kendari Barat, dengan ibukotanya Punggaloba terdiri
dari 9 kelurahan yaitu Kemaraya, Watu-Watu, Tipulu, Punggaloba,
Benu-Benua, Sodohoa, Sanua, Dapu-Dapura dan Lahundape.
Menyikapi tuntutan tetap tegaknya semangat reformasi, maka
penyelenggaraan pemerintahan di wilayah Kota Kendari dilaksanakan
dengan bertumpu pada prinsip demokratis, partisipatif, transparansi dan
akuntabel dalam upaya mewujudkan penyelenggaraan pemerintahan
yang baik (goodgovernance). Jumlah anggota DPRD Kota Kendari
Tahun 2017 sebanyak 35 orang anggota, terdiri dari 22 orang laki-laki
dan 13 orang perempuan. Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
Kota Kendari tahun 2017 dapat dilihat pada kegiatan yang dilakukan
menghasilkan 10 buah Peraturan Daerah serta 28 Keputusan DPRD.
Dalam prakteknya pada pelaksanaan pemerintahan daerah pada tahun
2017, di Kota Kendari terdapat 6.210 pegawai yang berstatus Pegawai
Negeri Sipil.

e. Kependudukan
Penduduk Kota Kendari berdasarkan proyeksi penduduk tahun
2017 sebanyak 370.728 jiwa yang terdiri atas 187.233 jiwa penduduk
laki-laki dan 183.495 jiwa penduduk perempuan. Dibandingkan dengan
proyeksi jumlah penduduk tahun 2016, penduduk Kota Kendari
mengalami pertumbuhan sebesar 3,16 persen dengan masingmasing
persentase pertumbuhan penduduk laki-laki sebesar 3,22 persen dan
penduduk perempuan sebesar 3,09 persen. Sementara itu besarnya angka
rasio jenis kelamin tahun 2017 penduduk laki-laki terhadap penduduk
perempuan sebesar 102. Kepadatan penduduk di Kota Kendari tahun
2017 mencapai 1.364 jiwa/km2. Kepadatan Penduduk di 11 kecamatan
cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di
Kecamatan Kadia dengan kepadatan sebesar 7.743 jiwa/km2 dan
terendah di Kecamatan Nambo sebesar 441 jiwa/Km2.

f. Ketenagakerjaan
Jumlah Pencari Kerja yang ditempatkan di Kota Kendari oleh
Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kota Kendari pada Tahun
2017 sebesar 15 orang. Perbandingan jumlah pencari kerja perempuan
jauh lebih sedikit dibandingkan laki-laki, terdapat 14 laki-laki
dan 1 perempuan pencari kerja yang ditempatkan oleh Dinas Sosial dan
Tenaga Kerja.

g. Pendidikan
Angka Partisipasi Sekolah adalah proporsi dari seluruh penduduk
dari berbagai kelompok umur tertentu (7-12, 13-15, 16-18 dan 19-24)
yang masih duduk di bangku sekolah. Salah satu cermin pemerataan
akses pendidikan dasar, dapat dilihat dari Angka Partisipasi Sekolah
(APS). Dengan melihat APS usia SD pada tahun 2017 yang mencapai
100 persen dapat dikatakan bahwa seluruh anak usia 7-12 tahun telah
menikmati pendidikan dasar. Hal tersebut meningkat dibandingkan tahun
sebelumnya. Berbeda dengan APS, Angka Partisipasi Murni (APM)
benar-benar melihat persentase penduduk yangbersekolah pada suatu
jenjang pendidikan formal pada kelompok umur tertentu. Dengan kata
lain, diperuntukkan guna melihat penduduk yang sekolah tepat waktu
sesuai usianya. Pada tahun 2017 APM SD/Sederajat sebesar 96,41
persen, APM SLTP/Sederajat sebesar 69,56 persen, APM SMA/Sederajat
sebesar 56,53 persen dan APM Diploma Keatas sebesar 55,62 persen.
Angka Partisipasi Kasar (APK) menunjukkan tingginya tingkat
partisipasi sekolah tanpa memperhatikan ketepatan usia sekolah.

h. Agama
Tabel III.1: Distribusi Persentase Penganut Agama Menurut
Kecamatan di Kota Kendari, 2017
No Kecamatan Islam Protesta Katolik Hindu Budha Jumlah
(%) n (%) (%) (%) total
(%) (%)
1 Mandonga 93,84 3,02 2,56 0,38 0,20 100
2 Baruga 91,59 4,57 2,33 1,28 0,23 100
3 Puuwatu 93,03 5,18 1,30 0,46 0,03 100
4 Kadia 90,77 4,88 3,24 0,62 0,49 100
5 Wua-Wua 90,50 4,01 1,70 3,19 0,60 100
6 Poasia 96,50 2,41 0,75 0,24 0,10 100
7 Abeli 99,34 0,22 0,38 0,02 0,04 100
8 Kambu 92,82 1,95 3,56 1,51 0,16 100
9 Nambo - - - - - 100
10 Kendari 94,50 3,79 1,05 0,19 0,47 100
11 Kendari 89,85 5,17 4,20 0,48 0,30 100
Barat

Sumber: BPS, Kota KendariDalamAngka 2018


i. Kemiskinan
Tabel III.2: Garis kemiskinan, persentase penduduk miskin (p0),
Indeks kedalaman kemiskinan (p1), dan indeks Keparahan kemiskinan (p2)
kota kendari, 2010-2017

NO Tahun Garis Persentase Indeks Indeks


Kemiskinan Penduduk Kedalaman Keparahan
(Rp/kapita/bulan) Miskin (P0) Kemiskinan Kemiskinan
(P1) (P2)
1 2010 225 955 8,02 1,91 0,84
2 2011 237 750 7,46 0,98 0,20
3 2012 246 474 6,39 0,93 0,21
4 2013 255 229 6,07 0,77 0,13
5 2014 256 535 5,56 0,88 0,16
6 2015 270 861 5,59 0,75 0,19
7 2016 291 069 5,51 0,69 0,17
8 2017 301 894 5,01 0,75 0,16

Sumber: BPS, Kota KendariDalamAngka 2018

j. Keuangan Daerah
Pada tahun 2017 realisasi pendapatan daerah di Kota Kendari
sebesar 66,24 persen dibandingkan target. Begitu pula realisasi belanja
daerah yaitu sebesar 65,84 persen. Dalam mendorong pembangunan
ekonomi dibutuhkan suatu kondisi dimana harga-harga dapat terkendali.
Perubahan harga-harga dapat diukur dengan suatu indeks tertentu. Indeks
yang lazim digunakan adalah Indeks Harga Konsumen (IHK) yang biasanya
dikaitkan dengan perubahan inflasi. Sepanjang tahun 2017 terjadi 6 bulan
inflasi negatif dan 6 bulan inflasi positif dengan rentang inflasi antara -1,48
persen sampai dengan 3,58 persen di Kota Kendari. Inflasi tertinggi terjadi
pada bulan Juni sedangkan deflasi terendah terjadi pada bulan Agustus.
Tingginya inflasi pada bulan Juni dipengaruhi oleh tingginya indeks harga
pada kelompok komoditi bahan makanan sebesar 12,93 persen menjelang
hari raya. Sedangkan inflasi negatif pada bulan Agustus disebabkan oleh
penurunan indeks harga bahan makanan yaitu sebesar -5,11 persen dan
transportasi sebesar -0,81 persen.

k. Pendapatan Regional
Perekonomian Kota Kendari pada tahun 2017 mengalami penurunan
dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan Produk
Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Kendari tahun 2017 sebesar 6,39
persen, sedangkan tahun 2016 sebesar 9,01 persen. Pertumbuhan ekonomi
tertinggi dicapai oleh informasi dan komunikasi sebesar 11,55 persen serta
Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 10,96 persen. Bila PDRB suatu daerah
dibagi dengan jumlah penduduk yang tinggal di daerah itu, maka akan
dihasilkan suatu PDRB Per kapita. PDRB Per kapita atas dasar harga
berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.
Pada tahun 2017, PDRB per kapita per tahun Kota Kendari mencapai 50,36
juta rupiah dengan pertumbuhan sebesar 6,02 persen. Selama periode 2014
– 2017, produk yang dikonsumsi di wilayah domestik sebagian besar masih
untuk memenuhi kebutuhan konsumsi akhir rumah tangga (di atas 50
persen). Ekspor juga mempunyai peran yang relatif besar, karena sekitar 20
persen produk di ekspor ke luar daerah; demikian halnya impor masih
mempunyai peran yang relatif besar, karena sekitar 30 persen permintaan
domestik masih dipenuhioleh produk dari impor. Di sisi lain, pengeluaran
untuk kapital Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga mempunyai
peran relatif besar dengan kontribusi sekitar 40 persen. Proporsi konsumsi
akhir pemerintah berada pada rentang 20 persen. Hal ini menunjukkan
bahwa peran pemerintah dalam menyerap produk domestik cukup besar. Di
sisi lain, selama kurun waktu tahun 2014-2017 perdagangan antar daerah
dan luar negeri Kota Kendari yang direpresentasikan oleh transaksi ekspor
dan impor, menunjukkan bahwa nilai impor cenderung lebih tinggi dari nilai
ekspor.

2. Rencana Umum Tata Ruang Kota Kendari


a. Rencana Tata Guna Lahan
Sebagai suatu sistem wilayah, kota terbentuk oleh adanya
interaksi antara bagian wilayah kota (BWK) ataupun pembagian
zonawilah tertentu yang direncakan oleh Dinas Tata Kota dan
Pemukiman Kota Kendari 2010-2030. Sehubungan dengan
perkembangan kebutuhan lahan kegiatan-kegiatan perkotaan, maka
fungsi eksisting BWK di Kota Kendari di masa mendatang mengalami
perubahan sebagaimana yang telah di lakukan oleh Dinas Tata Kota dan
Pemukiman Kota Kendari yang telah membuat Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kota Kendari 2010-2030 yakni membagi wilayah-
wilayah Kota Kendari melalui penzoningan wilayah.

b. Rencana Pola Ruang


Rencana Pola Ruang yang telah dibuat oleh Dinas Tata Kota dan
Perumahan Kota Kendari mengatur penzonningan pada wilayah-wilayah
Kota Kendari tahun 2010 sampai tahun 2030. Hal tersebut diatas dapat
dilihat pada peta berikut ini:
Gambar III.2 Peta Rencana Pola Ruang 2010-2030
Sumber : bangwilsultrablog.wordpress.com, 2016
BerdasarkanRencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota
Kendaritahun 2010 – 2030, pembagianpolaruang Kota Kendari terbagi
atas beberapa zona peruntukan, yakni :

1) Kawasan Pertanahan
2) Pertanian Tanaman Hortikultura
3) Kawasan Hutan Lindung
4) RTH
5) Sempadan Pantai
6) Kawasan Resapan Air
7) Sempadan Sungai
8) Taman Wisata Alam
9) Kebun Raya
10) Hutan Kota
11) Taman Kota
12) Perumahan Kepadatan Tinggi
13) Perumahan Kepadatan Sedang
14) Perumahann Kepadatan Rendah
15) Perkantoran Pemerintah
16) Kawasan Pendidikan Tinggi
17) Pelayanan Kesehatan
18) Perdagangan dan Jasa
19) Sector Informal
20) Pelayanan Pendidikan
21) Kawasan Pelayanan Umum
22) Kawasan Industri Terbatas
23) Kawasan Industri & Pergudangan
24) Kawasan Pelabuhan
25) Kawasan Pariwisata
26) Terminal Type A
27) TPA
28) Pertanian Taman Pangan
29) Pertanian Hortikultura
30) Zona Kepentingan Pariwisata
31) Zona Kepentingan Pariwisata & Nelayan
32) Zona Kepentingan Pelabuhan
3. Arahan Pengembangan Zonasi Kota Kendari

Zonasi Keterangan
Kawasan Hutan Lindung Adalah kawasan hutan yang memiliki sifat
khas yang memberikan perlindungan
kepada kawasan sekitar maupun
bawahannya sebagai pengatur tata air,
pencegah banjir dan erosi, serta
memelihara kesuburan tanah. Terletak di
kecamatan kambu.
Ruang Terbuka Hijau Area memanjang/jalur dan mengelompok,
yang penggunaannya lebih bersifat
terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik
yang tumbuh secara alamiah maupun yang
sengaja ditanam. Terletak di Kecamatan
kambu, kecamatan poasia, dan kecamatan
kendari barat.
Kawasan Sempadan Sungai Kawasan sepanjang kanan kiri sungai, yang
mempunyai manfaat penting untuk
mempertahankan kelestarian fungsi sungai.
Terletak di kecamatan abeli, kecamatan
wua-wua, kecamatan kadia, kecamatan
mandonga.
Kawasan Resapan Air Kawasan yang mempunyai kemampuan
tinggi meresapkan air hujan, sehingga
merupakan tempat pengisisan air bumi
(akuiver) yang berguna sebagai sumber air.
Terletak di kecamatan kendari, kecamatan
kendari barat, kecamatan baruga, kecamatan
kambu, kecamatan poasia dan kecamatan
abeli.
Taman Wisata Alam Kawasan pelestarian alam yang terutama
dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi
alam.
Kawasan Taman Kota Kawasan pelestarian alam untuk tujuan
koleksi tumbuhan dan atau satwa yang
alami dan bukan alami, jenis asli atau bukan
asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan
penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan
menunjang budidaya, budaya, pariwisata
dan rekresasi.
Kawasan Hutan Kota Satu kesatuan ekosistem berupa hamparan
lahan berisi sumber daya alam hayati yang
didominasi pepohonan dalam kesekutuan
alam lingkungannya, yang satu dan yang
lainnya tidak dapat dipisahkan.
Kawasan Perumahan Terletak di kawasan pusat kota dan pusat
Kepadatan Tinggi pertumbuhan baru meliputi Kecamatan
Kendari, Kecamatan Kendari Barat,
Kecamatan Mandonga, Kecamatan Kadia,
Kecamatan Wua-wua, Kecamatan Baruga,
Kecamatan Poasia dan Kecamatan Abeli.
Kawasan Perumahan Terletak diantara kawasan perumahan
Kepadatan Sedang kepadatan tinggi dan kepadatan rendah
meliputi kecamatan Kendari Barat,
Kecamatan Mandonga, Kecamatan Wua-
wua, Kecamatan Baruga, Kecamatan
Kambu dan Kecamatan Abeli.
Kawasan Perumahan Terletak berdekatan dengan kawasan
Kepadatan Rendah lindung, kawasan agrowisata dan kawasan
pertanian meliputi Kecamatan Puuwatu,
Lecamatan Mandonga, Kecamatan Kambu,
Kecamatan Poasia dan Kecamatan Abeli.
Perkantoran Pemerintah Terdapat di Kecamatan Poasia dengan
Provinsi Sulawesi Tenggara rencana pengembangan di Kecamatan
Kambu
Perkantoran Pemerintah Kota Berada di Kecamatan Mandongan dan
Kendari Kecamatan Kadia
Kawasan Pendidikan Tinggi Berada di Kecamatan kambu sebagai pusat
pertumbuhan baru di bagian selatan.
Kawasan Pelayanan Pelayanan kesehatan untuk skala Provinsi di
Kesehatan kecamatan Baruga, dan rumah sakit skala
kota berada di Kecamatan Kambu
Kawasan Perdagangan dan Untuk pasar tradisional berada di
Jasa Kecamatan Kendari, Kecamatan Puuwatu,
Kecamatan Kadia, dan Kecamatan Baruga.
Dan untuk pusat perbelanjaan berada di
Kecamatan Kadia, Kecamatan Wua-wua,
Kecamatan Poasia, dan Kecamatan Abeli.
Selanjutnya untuk pertokoan modern berada
di Kecamatan Kendari, Kecamatan Kendari
barat, Kecamatan Wua-wua, Kecamatan
Kadia, Kecamatan Baruga dan Kecamatan
Abeli.
Sektor Informal Berada di Kawasan perdagangan
mandonga, dan kawasan pusat kota,
kawasan teluk kendari yang meliputi
kecamatan kadia, kecamatan wua-wua dan
kecamatan poasia.

Kawasan Pelayanan Umum Untuk pelayanan kantor kepolisian skala


kota terletak di Kecamatan wua-wua dan
skala pelayanan kecamatan terdapat disetiap
kecamatan.
Kawasan Industri terbatas Meliputi industri manufactur seluas 100 ha
yang terletak di kecamatan baruga.
Kawasan Industri terpadu Dikembangkan untuk kegiatan indutri skala
besar, terdapat di kecamatan abeli, dan
kawasan agroindustri di kecamatan puuwatu
dan kecamatan kadia.
Kawasan Pariwisata Kawasan pariwisata budaya berupa pusat
kawasan promosi dan informasi daerah,
serta rumah-rumah adat sulawesi tenggara
di kecamatan kadia, wisata perdagangan
dan sejarah kota lama di kecamatan kendari.
Dan untuk kawasan pariwisata alam berupa
taman wisata alam di kecamatan puuwatu,
kecamatan wua-wua, kecamatan baruga,
kecamatan kambu dan kecamatan poasia.
Selanjutnya kawasan pariwisata buatan,
wisata agro, objek wisata pantai, wisata
religius, dan perdagangan di kecamatan
mandonga, kecamatan puuwatu, kecamatan
kadia, kecamatan kambu dan kecamatan
poasia serta pusat kota dan kawasan teluk
kendari.
Kawasan pelabuhan Terletak di kelurahan Bungkutoko.
Kawasan tanaman pangan terletak di kecamatan puuwatu, kecamatan
mandonga, Kecamatan Baruga dan
Kecamatan Abeli.

Kawasan pertanian Terletak di kecamatan Puuwatu, Kecamatan


Horticultura Mandonga, Kecamatan Kambu, Kecamatan
Baruga dan Kecamatan Poasia.
Tabel III.3:Arahan Perkembangan Zona Kota Kendari
Sumber: Dinas Tata Kota dan Perumahan, 2013
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai