TINJAUAN PUSTAKA
1. Rumah sakit
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat. Pelayanan Kesehatan
kuratif, dan rehabilitatif. Gawat Darurat adalah keadaan klinis pasien yang
rehabilitatif.
8
9
tentang rumah sakit, rumah sakit dapat dibagi berdasarkan jenis pelayanan
dan pengelolaannya:
penyakit.
b. berdasarkan pengelolaan
a. rumah sakit umum kelas A, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
subspesialistik luas.
b. rumah sakit umum kelas B, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
c. rumah sakit umum kelas C, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
d. rumah sakit umum kelas D, adalah rumah sakit umum yang mempunyai
harus memenuhi:
11
1) rawat jalan;
4) ruang operasi;
6) ruang radiologi;
7) ruang laboratorium;
8) ruang sterilisasi;
9) ruang farmasi;
17) laundry;
19) taman;
1) instalasi air;
4) instalasi uap;
10) ambulans.
dan status metabolisme tubuh. Keadaan gizi pasien sangat berpengaruh pada
13
berpengaruh terhadap keadaan gizi pasien. Sering terjadi kondisi pasien yang
perbaikan organ tubuh. Fungsi organ yang terganggu akan lebih memburuk
dengan adanya penyakit dan kekurangan gizi. Selain itu masalah gizi lebih
Terapi gizi atau terapi diet adalah bagian dari perawatan penyakit atau
gizi harus selalu disesuaikan dengan perubahan fungsi organ. Pemberian diet
klinis dan hasil pemeriksaan laboratorium, baik pasien rawat inap maupun
rawat jalan. Upaya peningkatan status gizi dan kesehatan masyarakat baik di
dalam maupun di luar rumah sakit, merupakan tugas dan tanggung jawab
umum adalah terciptanya sistem pelayanan gizi yang bermutu dan paripurna
khususnya adalah:
dikonsumsi
keluarganya
Tujuan tersebut dapat dicapai bila tersedia tenaga pelayanan gizi yang
dilakukan.
Ruang lingkup kegiatan pelayanan gizi di rumah sakit dibagi atas empat
kegiatan pokok yaitu :1) Asuhan gizi pasien rawat jalan 2) Asuhan gizi
pengembangan gizi (Depkes RI, 2013). Pelayanan Gizi Rumah Sakit (PGRS)
jalan dan penderita rawat inap, untuk memperoleh makanan yang sesuai guna
mencapai syarat gizi yang maksimal. Bentuk pelayanan gizi di rumah sakit
tergantung pada tipe rumah sakit dan macam pelayanan spesialistik yang
diberikan di rumah sakit tersebut (Moehyi 1995). Bentuk pelayanan gizi yang
rumah sakit. Pelayanan gizi rumah sakit (PGRS) dilihat dari sistem pelayanan
kesehatan rumah sakit merupakan bagian yang tidak terpisahkan. Tujuan dari
Pengertian tentang tujuan ini bukan berarti instalasi gizi harus menyediakan
a. Sistem swakelola
sarana dan prasarana milik RS. Pada sistem diborongkan penuh, makanan
kontrak.
c. Sistem kombinasi
swakelola.
4. Manajemen Logistik
dan informasi terkait dari titik permulaan (point of origin) hingga titik
suku cadang dan barang jadi dari para suplaier, diantara fasilitas-fasilitas
macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu dibutuhkan, dalam
keadaan yang dapat dipakai, ke lokasi dimana ia dibutuhkan, dan dengan total
yang luas ini terdapat banyak sekali hal yang kompleks dan mendetil. Ciri-ciri
2002).
2. Fungsi penganggaran.
3. Fungsi pengadaan
pelaksana.
5. Fungsi pemeliharaan.
inventaris.
6. Fungsi penghapusan
kerusakan yang tidak dapat diperbaiki lagi, dinyatakan sudah tua dari
segi ekonomis maupun teknis, kelebihan, hilang, susut dan karena hal-hal
7. Fungsi pengendalian
unsur utamanya.
Perencanaan
Penghapusan Penganggaran
Pengendalian (control)
Pendistribusian Pengadaan
Penyimpanan
Setiap fungsi logistik tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain.
barang jadi dari pemasok di dalam sarana dan fasilitas rumah sakit dan
sampai kepada para pemakai jasa pelayanan rumah sakit. Adapun rumusan
b. Bagian dari rumah sakit yang menyediakan barang dan bahan yang
dan pada waktu yang tepat sesuai kebutuhan dengan harga yang efisien.
a. Operasional : Barang harus tetap tersedia dan bahan dalam jumlah yang
(Sulistiadi, 1995).
yang tepat dan kwalitas yang memadai pada waktu yang dibutuhkan.
terendah.
akuntansi.
cara:
sebelumnya.
bahan makanan
harga makanan)
sakit meliputi :
a) Meningkatkan efisiensi.
pengeluaran.
Tipe spesifikasi:
b) Survey pasar
di toko-toko.
memeriksa,
dengan jumlah dan kualitas yang tepat sesuai dengan pesanan dan
makanan segar.
peraturan
2006):
kontinyu.
g) Pintu harus selalu terkunci pada saat tidak ada kegiatan serta di
diperbaiki.
tinggi atau sinar matahari, maka bahan makanan ini harus disimpan
hari.
tersebut.
diperlukan.
makanan.
33
1997).
d) Melakukan supervisi.
sampel 42 orang yang merupakan pasien rawat inap kelas III. Analisa
bahwa tidak ada hubungan yang bermakna, hal ini disebabkan karena
2. Purwaningtiyas S, 2013.
bahan makanan kering dan basah, satu unit penyelenggaraan makan yang
Sebagian besar informan pada semua unit belum memenuhi syarat higiene
seluruh rumah sakit telah Laik Higiene Sanitasi Jasaboga. Mutu makanan
Sakit Dan Asupan Makanan Dengan Perubahan Status Gizi Pasien (Studi
38
sectional. Populasi dari penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat
makanan dalam bentuk makanan biasa atau lunak, pasien rawat inap
≥17 – 60 tahun, ruang perawatan wanita dan pria kelas I, II dan III, dapat
kriteria eksklusi dari penelitian ini adalah pasien yang dirawat kurang dari
energi dan protein dan selanjutnya semakin kecil penurunan status gizi
pasien.
rumah sakit yang bertujuan agar tercapainya kesembuhan pasien dalam waktu
makan pasien selama masa rawat, sehingga juga meningkatkan asupan pasien
yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman, dan dapat diterima oleh
makanan di rumah sakit terutama pasien yang rawat inap. Sesuai dengan
rusak.
makanan. Pada penelitian ini hal yang menjadi perhatian adalah pengadaan,
makanan dapat sampai ke pasien tepat waktu dan disajikan kepada pasien.
Perencanaan
Penganggaran
Efektifitas Pelayanan
Pengendalian Pengadaan Gizi Rumah Sakit
Penyimpanan
Pendistribusian
Penghapusan
Keterangan:
: Variabel Dependen yang diteliti
D. Definisi Konsep
3. Pengendalian
siap digunakan dalam jumlah dan kualitas yang sesuai dengan kebutuhan.
5. Pendistribusian
sesuai permintaan dan tersedia dalam waktu dan kualitas yang tepat.
makanan dan jumlah dan kualitas yang tepat dan tersedia pada saat