TD :
RR :
Suhu :
HR :
Inspeksi :
- Tanda trauma tumpul/tajam (jejas, laserasi, hematom) ?
- Tanda radang (merah, bengkak, fistula, cairan, sikatriks) ?
- Massa (tumor, kista, hidronefrosis) ?
Palpasi :
- Nyeri tekan
- ballottement?
Perkusi : Nyeri ketok
Darah Rutin :
- Hb :
- Ht :
- Leukosit :
- Trombosit :
Urinalisis :
- Warna :
- Kejernihan :
- pH :
- Berat Jenis :
- Protein :
- Glukosa :
- Bilirubin :
- Eritrosit :
- Leukosit :
- Kristal :
- Epitel :
- Bakteri :
USG abdomen :
BNO-IVP :
Terminologi
1. nyeri pinggang :
Low back pain atau sakit pinggang adalah sakit pada punggung bagian bawah. Penderita sakit pinggang bisa
mengalami rasa sakit yang hilang timbul maupun terus menerus, pada salah satu sisi pinggang atau keduanya.
Sakit pinggang paling sering disebabkan oleh cedera otot atau sendi di area pinggang, bisa akibat posisi
tubuh yang salah, mengangkat benda berat, atau melakukan gerakan secara berulang. Sakit punggung
bawah ini juga dapat disebabkan oleh gangguan organ ginjal, infeksi, atau masalah tulang belakang.
Gejala sakit pinggang dapat berbeda-beda pada setiap penderita, tergantung pada penyebabnya. Penderita
sakit pinggang dapat mengalami gejala berupa:
2. pegal : merupakan keluhan pada sendi atau otot, yang hampir semua orang pernah merasakannya.
Keluhan ini berupa rasa tidak nyaman atau nyeri yang biasanya timbul di bahu, punggung, lengan, lutut,
dan pergelangan kaki.
Rasa pegal dan nyeri otot ini biasanya terjadi karena adanya gangguan pada sendi atau jaringan di
sekitarnya, seperti tendon, ligamen, tulang, dan otot. Tingkat keparahan pegal dan nyeri otot bisa
berbeda-beda, mulai dari ringan, sedang, hingga parah
3. mual : mekanisme pertahanan tubuh yang menimbulkan sensasi tidak nyaman di perut dan
menimbulkan keinginan muntah
4. muntah : refleks tubuh untuk mengeluarkan seluruh atau sebagian isi lambung dengan paksa melalui
mulut. Refleks ini biasanya tidak dapat dikontrol dan terjadi selang beberapa waktu setelah Anda
mengalami mual
5. batu ginjal : Batu ginjal adalah endapan keras yang terbuat dari mineral dan garam asam yang
mengendap dalam urin yang terkonsentrasi. Batu ginjal ini dapat menyakitkan saat melewati saluran
kemih, tetapi biasanya tidak menyebabkan kerusakan permanen.
Gejala yang paling umum berupa nyeri parah, biasanya di sisi perut, yang sering disertai dengan mual.
7. nyeri non kolik: akibat peregangan kapsul ginjal karena terjadi hidronefrosis atau infeksi pada ginjal
(Purnomo, 2012) sehingga menyebabkan nyeri hebat dengan peningkatan produksi prostglandin E2 ginjal
(O'Callaghan, 2009)
Rumusan masalah :
1. kenapa Tn. A merasa nyeri di pinggang kanannya?
BSK bagian atas seringkali menyebabkan nyeri karena turunnya BSK ke ureter yang sempit. Kolik ginjal
dan nyeri ginjal adalah dua tipe nyeri yang berasal dari ginjal. BSK pada kaliks dapat menyebabkan
obstruksi, sehingga memberikan gejala kolik ginjal, sedangkan BSK non obstruktif hanya memberikan
gejala nyeri periodik. Batu pada pelvis renalis dengan diameter lebih dari 1 cm umumnya menyebabkan
obstruksi pada uretropelvic juction sehingga menyebabkan nyeri pada tulang belakang. Nyeri tersebut
akan dijalarkan sepanjang perjalanan ureter dan testis. Pada BSK ureter bagian tengah akan dijalarkan di
daerah perut bagian bawah, sedangkan pada BSK distal, nyeri dijalarkan ke suprapubis vulva (pada
wanita) dan skrotum pada (pria).
2. kenapa nyeri yang semula seperti pegal pegal terus menerus menjadi terasa dan mengganggu aktivitas
Tn. A?
Saat seseorang mengalami batui ginjal, saraf otonom di pencernaan menerima rangsangan rasa sakit
akibat batu yang menyumbat saluran ureter. Saluran pencernaan teriritasi hingga meningkatkan asam
lambung, lalu tubuh merespon lewat muntah. Demam dan mual juga gejala adanya infeksi pada tubuh,
termasuk ginjal. Sedangkan urin berubah merah karena adanya luka dan darah sebagai akibat yang
ditimbulkan dari ureter yang teriritasi. Batu ginjal yang bergerak ke saluran kemih yang membuat iritasi.
Learning Issue
1. Definisi batu saluran kemih
2. Epidemiologi
3. Etiologi
4. Faktor Resiko
5. Manifestasi Klinis
6. Patofisiologi
7. Diagnosis
8. Diagnosis Banding
9. Tatalaksana Farmako
10. Tatalaksana Non Farmako
11. Pencegahan