Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Uraian Umum
Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan
perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencangkup
pekerjaan arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan atau bentuk
fisik lain. (Pasal 1 angka 3 UU Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi).

1.2 Latar Belakang


Yogyakarta merupakan salah satu kota wisata terbesar di Indonesia. Selain
terkenal sebagai kota wisata, sebutan kota pelajar menyebabkan Yogyakarta
sebagai pusat mahasiswa dan orang-orang yang ingin belajar. Hal tersebut
membuat setiap tahunnya mengalami peningkatan kepadatan penduduk. Akan
tetapi dengan adanya fakta bahwa lahan semakin terbatas dan pembangunan yang
terus berjalan hal ini menjadikan tren pembangunan yang dulunya horizontal kini
menjadi vertikal. Oleh karena itu dibangunlah Apartemen Yudhistira Tower
Yogyakarta sebagai pilihan hunian yang nyaman, modern, dan berkualitas.

1.3 Maksud dan Tujuan


1. Memenuhi kebutuhan kapasitas penginapan wisatawan yang berkunjung ke
Yogyakarta dengan sarana yang aman dan nyaman.
2. Memenuhi kebutuhan tempat hunian yang memiliki nilai lebih dalam bentuk
apartemen seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang tinggal di
Yogyakarta.
3. Menyediakan aktifitas bisnis maupun non-bisnis dalam rangka menyediakan
fasilitas terhadap mobilitas bisnis yang tinggi di Yogyakarta.
4. Meningkatkan pendapatan daerah.

1.4 Lokasi Proyek


Proyek pembangunan Apartemen Yudhistira Tower Yogyakarta berlokasi
di Jalan Prof. Dr. Sardjito No.7B, Terban, Yogyakarta. Tepatnya terletak di
sebelah timur Jembatan Sardjito Rangka.

1
Gambar 1.1 Denah Proyek Pembangunan Hotel dan Appartemen Hadiningrat
Terrace Yogyakarta
(Sumber: http://www.skyscrapercity.com)

1.5 Data Proyek


1. Nama Proyek : Hotel dan Apartemen Hadinignrat
Terrace Yogyakarta
2. Lokasi Proyek : Jl. Prof DR. Sardjito, Terban,
Gondokusuman, Yogyakarta
3. Fungsi Bangunan : Hotel dan Apartemen
4. Jumlah Lantai : 10 Lantai – 2 Basement
5. Luas Total Bangunan : 23300 m2
6. Luas Total Lahan : 2400 m2
7. Jenis Kontrak : Lump Sum / Fix Price Content
8. Nilai Kontrak : Rp. 142.000.000.000,-
9. Pemilik Proyek (Owner) : PT. Graha Multi Insani (GMI)
10 Manajemen Konstruksi : PT. Pola Dwipa
.
11. Konsultan Perencana :
Arsitektur : PT. TCA Rekacipta Indonesia
Struktur : PT. Susanto Cipta Jaya
MEP : PT. Metakom C Pranata
12 Quantity Surveyor : PT. Wolferstan Trower Indonesia
.
13 Kontraktor : PT. Yasa Patria Perkasa
.
14 Waktu Pelaksanaan : Februari 2017 – Februari 2018
.
BAB II

2
MANAJEMEN PROYEK
2.1 Uraian Umum
Manajemen proyek adalah suatu kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi serta mengendalikan sumber daya
organisasi perusahaan guna mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan
sumber daya tertentu. Manajemen suatu proyek bertujuan untuk menyelesaikan
proyek sesuai batas waktu dan biaya yang telah direncanakan dengan kualitas
bangunan yang optimal.
Berhasil atau tidaknya suatu proyek tergantung dari manajemen yang baik
dan dapat dijalankan dalam organisasi tersebut. Hal itu dikarenakan apabila
manajemen yang dijalankan gagal maka secara langsung berpengaruh dalam
proyek secara keseluruhan.

2.2 Unsur-Unsur Organisasi Proyek


Unsur-unsur yang terlibat dalam proyek pembangunan Hotel dan
Appartmen Hadiningrat Terraace Yogyakarta adalah sebagai berikut:
1. Pemilik Proyek (Owner).
2. Konsultan Perencana.
3. Konsultan Pengawas
4. Kontraktor.

2.3 Pemilik Proyek (Owner)


Pemilik proyek (Owner) adalah orang atau badan hukum yang
memberikan pekerjaan untuk membuat suatu bangunan dan menyediakan dana
atau biaya bagi pembangunan tersebut. Dalam hal ini yang bertindak sebagai
pemilik proyek adalah PT. Graha Multi Insani.

2.4 Konsultan Perencana


Konsultan perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk
melaksanakan pekerjaan perencanaan, perencana dapat berupa perorangan atau
badan usaha baik swasta maupun pemerintah. Dalam hal ini yang bertindak
sebagai Konsultan Perencana Arsitektur adalah PT. TCA Rekacipta Indonesia,

3
Konsultan Perencana Struktur adalah PT. Susanto Cipta Jaya, Konsultan
Perencana MEP adalah PT. Metakom C Pranata.

2.5 Konsultan Pengawas


Manajemen konstruksi adalah jasa layanan profesional yang diberi tugas
oleh pemilik proyek untuk merencanakan, mengkoordinasikan, dan
mengendalikan seluruh proses konstruksi dengan cermat secara objektif sejak
tahap perencanan sampai selesainya konstruksi. Dalam hal ini yang bertindak
sebagai Manajemen Konstruksi adalah PT. Pola Dwipa.

2.6 Kontraktor
Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan
pembangunan proyek oleh owner melalui prosedur pelelangan. Dalam hal ini
yang bertindak sebagai kontraktor utama adalah PT. Yasa Patria Perkasa.
1. Pemimpin Proyek 8. Quantity
2. Operation Director 9. Mechanical Electrical Plumbing
3. Safety Officer 10. Pelaksana
4. Administrasi dan Keuangan 11. Admin dan Gudang (Logistik)
5. Site Manager 12. Mechanic
6. Engineering 13. Surveyor
7. Drafter

2.7 Hubungan Kerja dalam Proyek Konstruksi


Hubungan kerja dalam proyek konstruksi merupakan pengaitan antara
siklus atau tahapan. Orang-orang atau instansi yang terlibat disebut dengan
Pemangku Kepentingan Proyek atau Stake Holders Proyek.
Stake Holders bisa berpengaruh positif maupun negatif terhadap
proyek.Tanggung jawab dan wewenang tersebut mencakup kontribusi dari tahap
konseptual hingga ke pendukungan proyek secara penuh. Hubungan kerja antara
pihak-pihak yang terkait dalam proyek pembangunan Hotel dan Apartemen
Hadiningrat Terrace Yogyakarta dapat dilihat pada skema berikut ini:

4
Gambar 2.1 Hubungan Kerja dalam Proyek Konstruksi

2.8 Hubungan Koordinasi di Lapangan


Dalam kontraktor sendiri terdapat koordinasi dari kontraktor hingga
tukang. Hubungan koordinasi mempermudah dalam mengatur pekerja di
lapangan.
1. Hubungan koordinasi kontraktor dengan sub kontraktor
2. Hubungan koordinasi kontraktor dengan mandor

2.9 Tahapan Proyek Konstruksi


Tahapan dalam proyek konstruksi dibagi menjadi beberapa tahap, antara
lain:
1. Tahap konseptual atau tahap kelayakan 4. Tahap pelaksanaan poyek
2. Tahap perencanaan dan desain 5. Tahap serah terima/operasional
3. Proses tender

2.10 Pengendalian Proyek


Maksud dari pengendalian proyek adalah mengatur dan mengendalikan
unsur-unsur vital dalam pelaksanaan sebuah proyek.

2.10.1 Pengendalian Mutu (Quality Control)


Pengendalian mutu adalah suatu sistem yang mengendalikan metode kerja

5
dan hasil akhir dari suatu pekerjaan.
1. Pengendalian material yang datang
Pengendalian material yang datang adalah upaya untuk mendapatkan
material yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan. Setelah
dilakukan inspeksi hanya material-material yang memenuhi syarat yang akan
berada dilokasi proyek, sedangkan yang tidak memenuhi syarat dikembalikan atau
ditukar.
2. Pemeriksaan mutu beton
a. Slump test
Pemeriksaan mutu beton cair dilapangan dapat dilakukan dengan cara
slump test. Slum test dilakukan untuk mengetahui kekentalan dari adukan beton
yang akan dicor. Pada Proyek Pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat
Terrace Yogyakarta, nilai slump yang dipakai yaitu 10 ± 2 cm.
b. Tes kuat tekan beton

Pemeriksaan karakteristik mutu beton yang dihasilkan dapat dilakukan


daengan cara uji tekan beton apakah sesuai dengan yang direncanakan. Jika terjadi
penyimpangan pada beton yang dipesan (mislalnya kekuatan beton yang diberikan
tidak sesuai dengan yang dipesan), maka harus dilakukan langkah-langkah
antisipasi.

2.10.2 Pengendalian Waktu (Time Control)


Pengendalian waktu proyek adalah cara mengendalikan waktu pelaksanaan
agar waktu pelaksanaan proyek sesuai dengan rencana. Oleh karena itu
penjadwalan kegiatan proyek yaitu mengatur waktu pelaksanaan pekerjaan
menjadi sangat penting dalam rangka pengendalian waktu. Salah satu cara
pengendalian waktu adalah time schedule.

2.10.3 Pengendalian Biaya (Cost Control)


Pengendalian biaya adalah sustu sistem yang mengendalikan biaya
pelaksanaan proyek, bagaimana mengendalikan biaya produksi dilapangan sesuai
dengan rencana anggaran pelaksanaan proyek. Untuk pengendalian biaya ini
pihak kontraktor melakukan perhitungan ulang volume pekerjaan dan membuat

6
analisa harga satuan pekerjaan, biaya umum lapangan, biaya langsung, dan biaya
tidak langsung.

2.10.4 Pengendalian Dokumen (Document Control)


Pengendalian ini adalah suatu sistem yang mengendalikan dokumen.
Dokumen-dokumen tersebut berupa dokumen-dokumen tender dan dokumen-
dokumen proyek. Tugas mengendalikan dokumen diantaranya mengendalikan
gambar-gambar kerja yang beredar di lapangan yang bersifat controlled semuanya
berada di bawah tanggung jawab Konsultan Pengawas.

2.10.5 Pengendalian Tenaga Kerja


Tenaga kerja merupakan salah satu faktor yang penting dan menentukan
dalam pelaksanaan proyek pembangunan. Tenaga kerja yang ada harus
dioperasikan dengan baik agar diperoleh efisiensi kerja yang tinggi. Yang
dimaksud dengan tenaga kerja adalah setiap orang yang ikut serta dalam
pelaksanaan suatu proyek.

2.10.6 Pengendalian Alat dan Material


Perusahaan pembangunan sangat memerlukan pengontrolan yang teratur
dan teliti supaya bisa diketahui, masih ada atau tidaknya stok alat dan bahan di
gudang dan di tempat penyimpanan barang. Alat dan bahan yang masuk atau
keluar harus dicatat secara teliti berikut ukuran, merk, dan jumlah atau
volumenya.

2.10.7 Pengendalian Keselamatan Kesehatan Kerja Dan Lingkungan (K3L)


Perlindungan tenaga kerja dalam suatu proyek dimaksudkan supaya tenaga
kerja dapat secara aman melakukan pekerjaannya sehari-hari sehingga dapat
meningkatkan produktivitas kerja dan kualitas pekerjaan.

7
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
3.1 Uraian Umum
Terciptanya hasil karya teknik suatu rekayasa bangunan dilatar belakangi
adanya proses perencanaan yang kompleks, oleh karena itu sebelum pelaksanaan
pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta ini mutlak
perlu dibuat perencanaanya terlebih dahulu. Perencanaan dibuat karena banyak
faktor yang harus diperhatikan serta dipertimbangkan guna memenuhi segala
persyaratan yang diperlukan bagi berdirinya suatu bangunan sesuai dengan
kegunaannya.

3.2 Tinjauan Perencanaan Proyek


Pada umumnya, dalam proses perencanaan suatu proyek pembangunan
suatu gedung terdiri dari beberapa macam perencanaan, yaitu:

3.3 Perencanaan Arsitektur


Perencanaan arsitektur meliputi beberapa proses perencanaan mengenai
bentuk bangunan, keindahan, bentuk dan luas suatu ruangan, fungsi atau
kegunaan suatu ruangan, hubungan antar ruangan dan lain-lain yang semuanya itu
harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan sehingga bangunan yang dikerjakan
menjadi bangunan yang kuat dan nyaman untuk digunakan. Konsultan Perencana
Arsitektur pada proyek ini yaitu PT. TCA Reka Cipta Indonesia.

3.5 Perencanaan Struktur


3.5.1 Perencanaan Sruktur Bangunan Bawah (Sub Structure)
Struktur bawah adalah struktur yang terletak dibawah permukaan tanah
dan berfungsi untuk mendukung struktur yang berada diatasnya. Perencanaan
struktur bangunan bawah meliputi:
1. Perencanaan fondasi raft
2. Perencanaan retaining wall
3. Perencanaan basement
4. Perencanaan ramp

8
3.5.2. Perencanaan Struktur Bangunan Atas (Upper Structure)
Struktur atas atau Upper Structure berfungsi menerima beban mati dan
beban hidup. Perencanaan struktur atas meliputi:
1. Perencanaan kolom
Kolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi
untuk memikul beban vertikal, beban horizontal, maupun beban momen, baik
yang berasal dari beban atap maupun beban sementara.
2. Perencanaan balok
Balok berfungsi memikul beban yang diterima oleh pelat, dan
meneruskannya ke kolom. Balok terdiri dari balok induk dan balok anak. Balok
induk berfungsi membagi pelat menjadi segmen-segmen, sehingga pelat menahan
beban dari luas yang lebih kecil. Sedangkan balok anak merupakan balok yang
menumpu pada balok induk.
3. Perencanaan pelat lantai
Pelat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan mempunyai
ketinggian yang sama dan tidak miring. Pada pelat lantai hanya diperhitungkan
adanya beban tetap saja (penghuni, perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri pelat)
yang bekerja secara tetap dalam waktu lama. Sedang beban tak terduga seperti
gempa, angin, getaran, tidak diperhitungkan.
4. Perencanaan tangga
Tangga adalah suatu konstruksi sebagai penghubung antara lantai bawah
dengan lantai yang ada di atasnya. Perencanaan tangga pada proyek ini
menggunakan beton bertulang, dengan sistem konvensional yaitu metode cor di
tempat.

3.4. Perencanaan Pembebanan


Untuk pembebanan, beban yang direncanakan dibagi menjadi 3 jenis
beban diantaranya sebagai berikut:

3.4.1 Beban Vertikal


1. Beban hidup

9
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat pemakaian dan
penghunian suatu gedung, termasuk beban pada lantai yang berasal dari barang-
barang yang dapat berpindah atau beban akibat air hujan pada atap.
2. Beban mati
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang
bersifat tetap, termasuk segala tambahan, serta peralatan tetap yang merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari gedung tersebut.

3.4.2 Beban Horisontal


Beban horisontal adalah beban yang bekerja dalam arah lateral dari
bangunan.
1. Beban angin, adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian
gedung yang disebabkan oleh selisih dari tekanan udara.
2. Beban gempa, adalah beban yang disebabkan oleh gempa.

3.4.3 Beban Khusus


Beban khusus adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian
gedung yang terjadi akibat adanya selisih suhu, susut, gaya-gaya tambahan yang
berasal dari beban hidup seperti gaya sentrifugal dan gaya dinamis yang berasal
dari beban hidup yang berasal dari mesin, serta pengaruh khusus lainnya.

3.6 Perencanaan Mekanikal dan Elektrikal


Perencanaan mekanikal dan elektrikal adalah perencanaan yang berkaitan
dengan penyedian fasilitas mekanis maupun elektrik yang akan mendukung
tingkat
pelayanan bangunan.

BAB IV
PERALATAN DAN BAHAN
4.1 Uraian Umum
Penggunaan peralatan dan bahan yang di pilih, serta kebutuhan kerja harus
sesuai dengan standar dan kondisi tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung.

10
Penempatan material yang tepat perlu diperhatikan untuk mempercepat dan
mempermudah pekerjaan serta akan mendukung efektifitas kerja dan keselamatan.

4.2 Peralatan Konstruksi


Adapun peralatan yang digunakan pada proyek pembangunan Hotel dan
Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta adalah sebagai berikut:
1. Concrete mixer truck 9. Bar cutter
2. Concrete bucket 10. Bar bender
3. Pipa tremie 11. Tower crane (TC)
4. Concrete vibrator 12. Dump truck
5. Scaffolding 13. Back hoe
6. Air compressor 14. Las listrik
7. Serok beton 15. Genset
8. Concrete trowel machine 16. Lighting

4.3 Bahan Konstruksi


Adapun bahan yang digunakan pada proyek pembangunan Hotel dan
Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta adalah sebagai berikut:
1. Beton ready mix 9. Kayu
2. Semen 10. Bekisting
3. Agregat halus (pasir) 11. Waterproofing
4. Agregat Kasar (silika) 12. Waterstop
5. Air 13. Stop cor
6. Baja tulangan 14. Chemical setting
7. Kawat bendrat 15. Floor hardener
8. Plywood 16. Beton decking
BAB V
PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1 Uraian Umum
Tahap pelaksanaan merupakan tahapan untuk mewujudkan setiap rencana
yang dibuat oleh pihak perencana. Pelaksana pekerjaan merupakan tahap yang
sangat penting dan membutuhkan pengaturan serta pengawasan pekerjaan yang

11
baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat pada waktunya, dan sesuai dengan
apa yang sudah direncanakan sebelumnya.

5.2 Pekerjaan Struktur Bawah (Fondasi Raft)


Pekerjaan struktur bawah terdiri dari beberapa kegiatan antara lain:
1. Pembuatan soldire pile 6. Penulangan
2. Penggalian tanah 7. Penentuan stop cor
3. Penentuan as pile cap 8. Pengecoran fondasi
4. Pembuatan lantai kerja 9. Perawatan beton
5. Pembuatan bekisting

Gambar 5.1 Detail Penulangan Fondasi Raft

5.3 Pekerjaan Struktur Atas


Pekerjaan struktur atas menggunakan mutu beton K-350 dengan nilai slum
10 ± 2, terdiri dari beberapa kegiatan antara lain:

5.3.1 Kolom
Terdapat 26 tipe balok dengan dimensi dan jumlah tulangan yang berbeda.
Untuk pelat terdapat 6 tipe yang memiliki ketebalan dan jumlah tulangan
yang
berbeda. Pelaksanaan pekerjaan kolom adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan persiapan kolom 7. Pemasangan bekisting kolom
2. Pabrikasi baja tulangan kolom 8. Lot vertikal
3. Pabrikasi bekesting 9. Pengecoran kolom
4. Marking pekerjaan kolom 10. Lot vertikal
5. Pemasangan tulangan kolom 11. Pembongkaran bekisting
6. Pemasangan sepatu kolom dan 12. Perawatan beton
beton

12
decking

5.3.2 Balok dan Pelat Lantai


Terdapat 26 tipe balok dengan dimensi dan jumlah tulangan yang berbeda.
Untuk pelat terdapat 6 tipe yang memiliki ketebalan dan jumlah tulangan yang
berbeda. Pelaksanaan pekerjaan balok dan pelat lantai adalah sebagai berikut:
1. Penentuan as balok dan pelat 8. Pembersihan bekisting dan
tulangan
2. Pemasangan scaffolding 9. Pengecoran balok dan pelat
3. Pemasangan bekesting 10. Pengecekan elevasi
4. Pemasangan tulangan 11. Perawatan beton
5. Pemasangan beton decking 12. Pelepasan bekesting
6. Pemasangan stop cor 13. Perawatan beton
7. Pengecekan elevasi

5.3.3 Tangga
Pada proyek pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace
Yogyakarta memilik 5 jenis tangga dengan urutan pelaksanaannya sebagai
berikut:
1. Penentuan as tangga 6. Pengecoran tangga
2. Pemasangan scaffolding 7. Pengecekan elevasi
3. Pemasangan bekisting 8. Perawatan beton
4. Pemasangan tulangan 9. Pembongkaran bekisting
5. Pengecekan elevasi 10. Perbaikan beton

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Secara umum pekerjaan pembangunan konstruksi bangunan sipil melibatkan
beberapa pihak atau stakeholder.
2. Setiap pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi melalui proses beberapa
tahapan yaitu identifikasi pekerjaan, perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pertimbangan utama adalah Biaya, Mutu, dan Waktu.

13
3. Pengontrolan mutu material serta kesesuaian metode pelaksanaan pekerjaan
khususnya pekerjaan struktur sangat perlu diperhatikan.
4. Segala pelaksanaan pekerjaan perlu diawasi dan dikontrol pengawas lapangan
harus memastikan segala pekerjaan sesuai dan spesifikasi acuan gambar kerja.

7.2. Saran
1. Lebih ditingkatkan kembali untuk masalah kedisiplinan mengenai keselamatan
kerja dan kebersihan lingkungan (K3L) di lokasi pekerjaan.
2. Perlunya koordinasi antar stake holder agar pembayaran oleh pihak owner
dapat berjalan lancar sehingga pekerjaan pelaksanaan proyek tidak terhambat.
3. Perlunya pengadaaan bahan dan alat yang lebih tepat waktu sehingga
pelaksanaan pekerjaan tidak tertunda
4. Pembayaran upah tukang dan mandor lebih diperbaiki lagi agar tidak terjadi
kemunduran jadwal pada saat pemberian gaji.

DAFTAR PUSTAKA

Suryono, S., 1983, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, Pradnya Paramita,
Jakarta.
Juwana S.J., 2005, Sistem Bangunan Tinggi, Erlangga: Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum, 1987, Petunjuk Perencanaan Beton Bertulang
dan Struktur Dinding Bertulang untul Rumah dan Gedung, Yayasan
Penerbit

14
PU: Jakarta.

Lampiran 1

15
Gambar 1 Pekerjaan Raft Pondasi

Gambar 2 Kondisi Proyek Progres 45%

Lampiran 2

16
Gambar 3 Rencana Arsitektur

Gambar 4 Denah Raft Pondasi

17

Anda mungkin juga menyukai