PENDAHULUAN
1.1 Uraian Umum
Pekerjaan konstruksi adalah keseluruhan atau sebagian rangkaian kegiatan
perencanaan dan/atau pelaksanaan beserta pengawasan yang mencangkup
pekerjaan arsitektur, sipil, mekanikal, elektrikal, dan tata lingkungan atau bentuk
fisik lain. (Pasal 1 angka 3 UU Nomor 18 Tahun 1999 Tentang Jasa Konstruksi).
1
Gambar 1.1 Denah Proyek Pembangunan Hotel dan Appartemen Hadiningrat
Terrace Yogyakarta
(Sumber: http://www.skyscrapercity.com)
2
MANAJEMEN PROYEK
2.1 Uraian Umum
Manajemen proyek adalah suatu kegiatan merencanakan,
mengorganisasikan, mengarahkan, mengawasi serta mengendalikan sumber daya
organisasi perusahaan guna mencapai tujuan tertentu dalam waktu tertentu dengan
sumber daya tertentu. Manajemen suatu proyek bertujuan untuk menyelesaikan
proyek sesuai batas waktu dan biaya yang telah direncanakan dengan kualitas
bangunan yang optimal.
Berhasil atau tidaknya suatu proyek tergantung dari manajemen yang baik
dan dapat dijalankan dalam organisasi tersebut. Hal itu dikarenakan apabila
manajemen yang dijalankan gagal maka secara langsung berpengaruh dalam
proyek secara keseluruhan.
3
Konsultan Perencana Struktur adalah PT. Susanto Cipta Jaya, Konsultan
Perencana MEP adalah PT. Metakom C Pranata.
2.6 Kontraktor
Kontraktor adalah pihak yang diserahi tugas untuk melaksanakan
pembangunan proyek oleh owner melalui prosedur pelelangan. Dalam hal ini
yang bertindak sebagai kontraktor utama adalah PT. Yasa Patria Perkasa.
1. Pemimpin Proyek 8. Quantity
2. Operation Director 9. Mechanical Electrical Plumbing
3. Safety Officer 10. Pelaksana
4. Administrasi dan Keuangan 11. Admin dan Gudang (Logistik)
5. Site Manager 12. Mechanic
6. Engineering 13. Surveyor
7. Drafter
4
Gambar 2.1 Hubungan Kerja dalam Proyek Konstruksi
5
dan hasil akhir dari suatu pekerjaan.
1. Pengendalian material yang datang
Pengendalian material yang datang adalah upaya untuk mendapatkan
material yang sesuai dengan spesifikasi teknis yang disyaratkan. Setelah
dilakukan inspeksi hanya material-material yang memenuhi syarat yang akan
berada dilokasi proyek, sedangkan yang tidak memenuhi syarat dikembalikan atau
ditukar.
2. Pemeriksaan mutu beton
a. Slump test
Pemeriksaan mutu beton cair dilapangan dapat dilakukan dengan cara
slump test. Slum test dilakukan untuk mengetahui kekentalan dari adukan beton
yang akan dicor. Pada Proyek Pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat
Terrace Yogyakarta, nilai slump yang dipakai yaitu 10 ± 2 cm.
b. Tes kuat tekan beton
6
analisa harga satuan pekerjaan, biaya umum lapangan, biaya langsung, dan biaya
tidak langsung.
7
BAB III
PERENCANAAN PROYEK
3.1 Uraian Umum
Terciptanya hasil karya teknik suatu rekayasa bangunan dilatar belakangi
adanya proses perencanaan yang kompleks, oleh karena itu sebelum pelaksanaan
pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace Yogyakarta ini mutlak
perlu dibuat perencanaanya terlebih dahulu. Perencanaan dibuat karena banyak
faktor yang harus diperhatikan serta dipertimbangkan guna memenuhi segala
persyaratan yang diperlukan bagi berdirinya suatu bangunan sesuai dengan
kegunaannya.
8
3.5.2. Perencanaan Struktur Bangunan Atas (Upper Structure)
Struktur atas atau Upper Structure berfungsi menerima beban mati dan
beban hidup. Perencanaan struktur atas meliputi:
1. Perencanaan kolom
Kolom merupakan struktur utama dari bangunan portal yang berfungsi
untuk memikul beban vertikal, beban horizontal, maupun beban momen, baik
yang berasal dari beban atap maupun beban sementara.
2. Perencanaan balok
Balok berfungsi memikul beban yang diterima oleh pelat, dan
meneruskannya ke kolom. Balok terdiri dari balok induk dan balok anak. Balok
induk berfungsi membagi pelat menjadi segmen-segmen, sehingga pelat menahan
beban dari luas yang lebih kecil. Sedangkan balok anak merupakan balok yang
menumpu pada balok induk.
3. Perencanaan pelat lantai
Pelat lantai harus direncanakan: kaku, rata, lurus dan mempunyai
ketinggian yang sama dan tidak miring. Pada pelat lantai hanya diperhitungkan
adanya beban tetap saja (penghuni, perabotan, berat lapis tegel, berat sendiri pelat)
yang bekerja secara tetap dalam waktu lama. Sedang beban tak terduga seperti
gempa, angin, getaran, tidak diperhitungkan.
4. Perencanaan tangga
Tangga adalah suatu konstruksi sebagai penghubung antara lantai bawah
dengan lantai yang ada di atasnya. Perencanaan tangga pada proyek ini
menggunakan beton bertulang, dengan sistem konvensional yaitu metode cor di
tempat.
9
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat pemakaian dan
penghunian suatu gedung, termasuk beban pada lantai yang berasal dari barang-
barang yang dapat berpindah atau beban akibat air hujan pada atap.
2. Beban mati
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang
bersifat tetap, termasuk segala tambahan, serta peralatan tetap yang merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari gedung tersebut.
BAB IV
PERALATAN DAN BAHAN
4.1 Uraian Umum
Penggunaan peralatan dan bahan yang di pilih, serta kebutuhan kerja harus
sesuai dengan standar dan kondisi tahapan pekerjaan yang sedang berlangsung.
10
Penempatan material yang tepat perlu diperhatikan untuk mempercepat dan
mempermudah pekerjaan serta akan mendukung efektifitas kerja dan keselamatan.
11
baik sehingga diperoleh hasil yang baik, tepat pada waktunya, dan sesuai dengan
apa yang sudah direncanakan sebelumnya.
5.3.1 Kolom
Terdapat 26 tipe balok dengan dimensi dan jumlah tulangan yang berbeda.
Untuk pelat terdapat 6 tipe yang memiliki ketebalan dan jumlah tulangan
yang
berbeda. Pelaksanaan pekerjaan kolom adalah sebagai berikut:
1. Pekerjaan persiapan kolom 7. Pemasangan bekisting kolom
2. Pabrikasi baja tulangan kolom 8. Lot vertikal
3. Pabrikasi bekesting 9. Pengecoran kolom
4. Marking pekerjaan kolom 10. Lot vertikal
5. Pemasangan tulangan kolom 11. Pembongkaran bekisting
6. Pemasangan sepatu kolom dan 12. Perawatan beton
beton
12
decking
5.3.3 Tangga
Pada proyek pembangunan Hotel dan Apartemen Hadiningrat Terrace
Yogyakarta memilik 5 jenis tangga dengan urutan pelaksanaannya sebagai
berikut:
1. Penentuan as tangga 6. Pengecoran tangga
2. Pemasangan scaffolding 7. Pengecekan elevasi
3. Pemasangan bekisting 8. Perawatan beton
4. Pemasangan tulangan 9. Pembongkaran bekisting
5. Pengecekan elevasi 10. Perbaikan beton
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
1. Secara umum pekerjaan pembangunan konstruksi bangunan sipil melibatkan
beberapa pihak atau stakeholder.
2. Setiap pelaksanaan pembangunan proyek konstruksi melalui proses beberapa
tahapan yaitu identifikasi pekerjaan, perencanaan, pengorganisasian,
pelaksanaan dan pertimbangan utama adalah Biaya, Mutu, dan Waktu.
13
3. Pengontrolan mutu material serta kesesuaian metode pelaksanaan pekerjaan
khususnya pekerjaan struktur sangat perlu diperhatikan.
4. Segala pelaksanaan pekerjaan perlu diawasi dan dikontrol pengawas lapangan
harus memastikan segala pekerjaan sesuai dan spesifikasi acuan gambar kerja.
7.2. Saran
1. Lebih ditingkatkan kembali untuk masalah kedisiplinan mengenai keselamatan
kerja dan kebersihan lingkungan (K3L) di lokasi pekerjaan.
2. Perlunya koordinasi antar stake holder agar pembayaran oleh pihak owner
dapat berjalan lancar sehingga pekerjaan pelaksanaan proyek tidak terhambat.
3. Perlunya pengadaaan bahan dan alat yang lebih tepat waktu sehingga
pelaksanaan pekerjaan tidak tertunda
4. Pembayaran upah tukang dan mandor lebih diperbaiki lagi agar tidak terjadi
kemunduran jadwal pada saat pemberian gaji.
DAFTAR PUSTAKA
Suryono, S., 1983, Mekanika Tanah dan Teknik Pondasi, Pradnya Paramita,
Jakarta.
Juwana S.J., 2005, Sistem Bangunan Tinggi, Erlangga: Jakarta.
Departemen Pekerjaan Umum, 1987, Petunjuk Perencanaan Beton Bertulang
dan Struktur Dinding Bertulang untul Rumah dan Gedung, Yayasan
Penerbit
14
PU: Jakarta.
Lampiran 1
15
Gambar 1 Pekerjaan Raft Pondasi
Lampiran 2
16
Gambar 3 Rencana Arsitektur
17