Anda di halaman 1dari 42

Analisis Untuk Berbagai Industri

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Laporan
Keuangan dan Pasar Modal

Dosen pengampu : Ismawati Haribowo, S.E., M.Si

Oleh :

1. Muhammad Al Hafizh (11190820000055)


2. Rizwan Adri Februanto (11190820000060)
3. Algani Akbar Febriadi Soros (11190820000119)
4. M. Fiko Thoriqul Faleh (11190820000123)

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA
2021
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini berjudul “Analisis Untuk Berbagai Industri”. Semoga makalah ini dapat
dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca mengenai
investasi.

Harapan kami semoga makalah ini membantu, menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik lagi. Oleh karena itu saya berharap kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi
segala usaha kita. Aamiin.

Jakarta 6 Mei 2021

Kelompok 9
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Laporan Keuangan

1. Pengertian Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan secara harafiah terdiri dari dua kata,

yaitu analisis dan laporan keuangan. Definisi analisis menurut kamus

besar bahasa Indonesia adalah penguraian suatu pokok atas berbagai

bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian

untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti

keseluruhan. Ikatan Akuntan Indonesia ( IAI ) melalui pernyataan

standar akuntansi keuangan no. 1 – pengungkapan Kebijakan Akuntansi

menegaskan istilah laporan keuangan meliputi neraca, laporan

laba/rugi,laporan perubahan posisi keuangan dan catatan atas laporan

keuangan, laporan lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian

integral dari laporan keuangan.

2. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Harahap (2001;133) menjelaskan tujuan laporan

keuangan dengan membagi menjadi dua:

a. Tujuan umum

Menyajikan laporan posisi keuangan, hasil usaha, dan perubahan posisi

keuangan secara wajar sesuai prinsip akuntansi yang diterima.

6
7

b. Tujuan khusus

Memberikan informasi tentang kekayaan, kewajiban, kekayaan

bersih, proyeksi laba, perubahan kekayaan, serta informasi lainnya

yang relevan.

3. Unsur-unsur Laporan Keuangan

Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari transaksi dan

peristiwa lain yang diklasifikasikan menjadi beberapa kelompok besar

menurut karakteristik ekonomi, yang merupakan unsur laporan keuangan

yaitu:

a. Unsur posisi keuangan

Unsur ini berkaitan secara langsung dengan pengukuran posisi

keuangan adalah aktiva, kewajiban dan ekuitas. Masing-masing unsur

yang berkaitan dengan posisi keuangan tersebut didefinisikan sebagai

berikut:

1. Aktiva

Aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan

sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan diharapkan akan

memberi manfaat ekonomi bagi perusahaan dimasa depan.

2. Kewajiban

Kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini yang timbul

dari peristiwa masa lalu, yang penyelesaiannya diharapkan akan


mengakibatkan arus keluar dari sumber daya perusahaan yang

mengandung menfaat ekonomi.

3. Ekuitas

Ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah

dikurangi semua kewajiban.

b. Unsur kinerja keuangan

Unsur yang berkaitan secara langsung dengan pengukuran kinerja

perusahaan disajikan pada laporan keuangan yang disebut laporan

rugi/laba. Masing-masing unsur yang berkaitan dengan kinerja

perusahaan tersebut didefinisikan sebagai berikut:

1. Penghasilan (income)

Penghasilan adalah kenaikan manfaat ekonomi selama satu

periode akuntansi dalam bentuk pemasukan atau penambahan

aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan

ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal.

2. Beban (expanse)

Beban adalah penurunan manfaat ekonomi selama satu

periode akuntansi dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya

aktiva atau terjadinya kewajiban yang mengakibatkan penurunan

ekuitas yang tidak menyangkut pembagian kepada penanam

modal.
4. Bentuk Laporan Keuangan

Dua jenis laporan keuangan yang umumnya dibuat oleh setiap

perusahaan adalah:

a. Neraca

Neraca adalah laporan keuangan yang memberikan informasi

mengenai posisi keuangan (aktiva, kewajiban dan ekuitas) perusaan

pada saat tertentu.

b. Laporan laba/rugi

Laporan laba/rugi adalah laporan keuangan yang memberikan

informasi mengenai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

laba selama periode tertentu.

5. Pemakai Dan Kebutuhan Informasi

Pemakai laporan keuangan meliputi para investor dan calon investor,

kreditur (pemberi pinjaman), pemasok, kredit usaha lainnya, pelanggan,

pemerintah, karyawan, masyarakat dan shareholders (para pemegang

saham).

B. Analisis Laporan Keuangan

1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Definisi analisis laporan keuangan adalah suatu proses yang

penuh pertimbangan dalam rangka membantu mengevaluasi posisi

keuangan dan hasil operasi perusahaan pada masa sekarang dan masa

lalu, dengan tujuan


utama untuk menentukan estimasi dan prediksi yang paling mungkin

mengenai kondisi kinerja perusahaan pada masa yang akan datang.

2. Metode Analisis Laporan Keuangan

Ada dua metode analisis yang digunakan oleh setiap penganalisis

laporan keuangan yaitu:

a. Analisis horisontal adalah analisis dengan mengadakan

pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau

beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya.

b. Analisis Vertikal adalah apabila laporan keuangan yang dianalisis

hanya meliputi satu periode saja, yaitu dengan memperbandingkan

antara pos yang satu dengan pos yang lainnya dalam laporan

keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui keadaan keuangan

atau hasil operasi pada saat itu saja.

C. Analisis Rasio Keuangan

Analisis laporan keuangan terhadap suatu perusahaan digunakan

untuk mengetahui keadaan dan perkembangan keuangan perusahaan

terutama bagi pihak manajemen. Hasil analisis dapat digunakan untuk

melihat kelemahan perusahaan selama periode waktu berjalan. Sedangkan

hasil yang cukup baik harus dipertahankan pada waktu mendatang.


Dalam manganalisis dan menilai posisi keuangan dan potensi

perusahaan, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah menghitung

rasio likuiditas, rasio leverage rasio aktivitas dan rasio profitabilitas.

1. Rasio Likuiditas

Rasio likuiditas mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajiban keuangan jangka pendek.

a. Current Ratio

Current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

untuk membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan

aktiva yang dimilikinya.

Rumusnya:

Aktiva Lancar
Current Ratio
= Utang Lancar

Current ratio dikatakan baik jika angka rasio ini lebih besar dari 2.

Semakin tinggi rasio ini semakin besar kemampuan perusahaan

dalam menjamin setiap rupiah utang-utangnya dengan jaminan

aktiva lancarnya.

b. Quick Ratio

Cash Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan

untuk membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi dengan kas

yang tersedia dan efek (surat berharga) yang dapat segera dapat

segera dicairkan.
Rumusnya:

Cash Ratio Kas  Efek


= Kewajiban Lancar

Cash ratio ini dikatakan bagus jika angka rasio lebih dari angka

minimal 2. Semakin tinggi rasio ini berarti semakin semakin

kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban yang harus

segera dipenuhi dengan kas yang tersedia.

2. Rasio Leverage

Rasio Leverage mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai

dengan utang atau dibiayai oleh pihak luar.

a. Total Debt To Capital Assets Ratio

Total debt to capital assets ratio digunakan untuk setiap rupiah

aktiva perusahaan yang dijadikan jaminan keseluruhan kewajiban

atau utang

Rumusnya :

Total Utang
Total Debt To Capital Assets Ratio
= Jumlah Aktiva

Total debt to capital assets ratio dikatakan bagus jika angka rasio

lebih kecil atau sama dengan 1. Semakin tinggi rasio ini

menunjukkan total utang lebih besar dari total aktiva, sehingga

semakin beresiko bagi perusahaan dan kreditur. Semakin rendah

angka rasio ini menunjukan total utang perusahaan lebih rendah

dari total aktiva yang dimiliki perusahaan.


b. Total Debt To Equity Ratio

Total Debt To Equity Ratio digunakan untuk mengukur bagian

setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan jaminan untuk

keseluruhan kewajiban atau utang.

Rumusnya :

Total Utang
Total Debt to equity ratio
= Jumlah Modal Sendiri

Total debt to equity ratio dikatakan bagus jika angka rasio lebih

kecil atau sama dengan 1. Semakin kecil angka rasio ini semakin

baik bagi perusahaan, sebab total utang perusahaan dapat dijamin

dengan modal sendiri.

c. Times Interest Earned Ratio

Times Interest Earned Ratio digunakan untuk mengukur besar

jaminan keuntungan yang digunakan untuk membayar bunga

kewajiban jangka panjang.

Rumusnya:

EBIT
Times Interest Earned
Ratio= Bunga Kewajiban Jangka
Panjang

Rasio ini dikatakan bagus jika angka rasio lebih dari 2 kali. Rasio

ini dikatakan semakin baik apabila semakin tingi angka rasio, sebab

perusahaan dapat menjamin bunga utang dengan laba usahanya.


3. Rasio Aktivitas

Rasio Aktivitas mengukur seberapa efektif perusahaan menggunakan

sumber daya yang dimiliki.

a. Working Capital Turnover

Working Capital Turnover digunakan untuk mengukur kemempuan

modal kerja yang berputar pada suatu siklus kas yang terdapat di

perusahaan.

Rumusnya:

Penjualan Netto
Working Capital Turnover
= Aktiva Lancar - Utang
Lancar

Semakin besar rasio ini menunjukan perusahaan tersebut sudah

memanfaatkan modal kerja dengan efisien dan efektif.

b. Total Assets Turnover

Total assets turnover digunakan untuk mengukur kemampuan dana

yang tertanam dalam keseluruhan aktiva yang berputar pada suatu

periode atau kemampuan modal yang diinvestasikan ontik

menghasilkan laba

Rumusnya :

Penjualan Netto
Total Assets Turnover
= Total Aktiva

Semakin tinngi angka rasio ini berarti pengelolaan asset perusahaan

semakin baik.
c. Receivable Turnover

Receivable turnover dipakai untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang

yang berputar pada suatu periode waktu.

Rumusnya :

Penjualan Netto
Receivable turnover
= Piutang Rata - rata

Semakin tinngi angka rasio ini berarti pengelolaan dana yang

tertanam dalam piutang semakin baik. Untuk industri hotel dan

travel service mepunyai limit kredit 30 hari, maka perputaran

piutang dikatakan bagus jika angka rasio minimal 12 kali.

d. Fixed Asset Turnover

Fixed Asset Turnover dipakai untuk mengukur perputaran aktiva

tetap dalam
perusahaan.
Penjualan Netto
Fixed Asset Turnover = Aktiva Tetap Netto

Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan karena

perusahaan semakin efisien dalam menggunakan aktiva tetapnya.

4. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan

memperoleh laba dalam hubungannya degan penjualan,aktiva maupun

laba dan modal sendiri.

.
a. Net Profit Margin

Net profit margin digunakan untuk mengukur keuntungan netto atau

laba bersih per rupiah penjualan .

Rumusnya :

Laba Bersih Setelah Pajak


Net Profit Magin
= (EAT) Penjualan Netto

Semakin besar angka rasio ini semakin besar keuntungan netto dari

setiap satuan uang penjualan.

b. Rate Of Return On Total Assets (ROA)

Rate of return on total assets digunakan untuk mengukur

kemampuan menejemen perusahaan dalam mengelola modal

perusahaan yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk

menghasilkan keuntungan bagi semua investor.

Rumusnya :

EBIT
ROA =
Total Aktiva

Semakin tinggi angka rasio ini semakin baik kondisi suatu

perusahaan, yang berarti perusahaan dalam mengelola modal

perusahaan yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva berjalan

efektif.

c. Rate Of Return On Equity (ROE)

Rate of return on equity digunakan untuk mengukur kemampuan

dari modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan bagi pemegang

saham.
Rumusnya :

Laba Bersih Setelah Pajak


ROE =
(EAT) Jumlah Modal
Sendiri

Semakin besar angka rasio ini semakin baik, karena

menguntungkan bagi pemilik modal sendiri atau pemegang saham

perusahaan.

d. Rate Of Return On Investment (ROI)

Rate of return on investment digunakan untuk mengukur

kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva

untuk menghasilkan keuntungan bersih.

Rumusnya :

Laba Bersih Setelah Pajak


ROI =
Jumlah Aktiva

Semakin besar angka rasio ini maka semakin efektif suatu

perusahaan dalam mengelola asset, yang akhirnya semakin

menguntungkan bagi pemegang obligasi dan saham perusahaan.


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, yaitu penelitian

tentang obyek tertentu pada perusahaan tertentu. Kesimpulan yang ditarik

dari analisis ini hanya berlaku bagi perusahaan yang bersangkutan. Untuk

memperoleh data, penulis melakukan studi kasus melalui pojok Bursa Efek

Jakarta Universitas Sanata Dharma.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di pojok Bursa Efek Jakarta Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta.

2. waktu penelitian

waktu penelitian ini adalah dari bulan september tahun 2007 sampai bulan

Februari tahun 2008.

18
19

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian dalam studi kasus ini adalah pihak PT. Sona Topas

Tourism Industry Tbk, PT. Anta Express Tour & Travel Service Tbk dan

PT. Panorama Sentrawisata Tbk.

2. Objek Penelitian

Objek penelitian adalah bagian atau unsur-unsur yang diteliti, dimana

dalam penelitian ini objek penelitiannya adalah neraca dan laporan rugi

laba PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk, PT. Anta Express Tour &

Travel Service Tbk dan PT. Panorama Sentrawisata Tbk dari tahun 2004

sampai tahun 2006.

D. Variabel Penelitian dan Pengukurnya

Variabel-variabel dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan dari

ketiga perusahaan tersebut yang diukur dengan menggunakan rasio

likuiditas, rasio leverage, rasio aktivitas dan rasio profitabilitas

E. Jenis dan Sumber Data

Data yang diambil dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

sekunder adalah data yang telah diolah lebih lanjut dan telah disajikan dalam

beberapa dokumen. Adapun sumber data adalah dari pojok Bursa Efek

Jakarta Universitas Sanata Dharma. Sedangkan untuk kinerja keuangan

perusahaan yang diukur berdasarkan rasio-rasio likuiditas, rasio leverage,

rasio aktivitas
dan rasio profitabilitas merupakan data primer yang dihitung sendiri oleh

peneliti.

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam pengumpulan data yang digunakan sebagai bahan untuk

penelitian ini, penulis mempergunakan teknik dokumentasi, yaitu melakukan

pengumpulan data-data dengan membuat catatan-catatan dari data yang ada

pada perusahaan, dengan membuat salinan atau menggandakan arsip-arsip

dan catatan-catatan perusahaan yang ada mengenai neraca dan laporan rugi

laba.

G. Teknik Analisis Data

Untuk menganalisis data yang ada agar dapat ditarik kesimpulan, maka

langkah-langkah yang dilakukan adalah sebagai berikut:

5. Analisis Likuiditas

Analisis ini dimaksudkan untuk melihat posisi finansial perusahaan atau

sejauh mana perusahaan mampu memenuhi kewajiban finansialnya yang

harus segera dipenuhi. Analisis ini meliputi:

a. Current Ratio Aktiva Lancar


= Utang Lancar

Kas  Efek
b. Cash Ratio =
Kewajiban Lancar
6. Analisis Leverage

Analisis ini bertujuan untuk mengukur seberapa jauh aktiva perusahaan

dibiayai dengan utang atau dibiayai oleh pihak luar.

Utang Lancar  Utang Jangka Pendek


a. Total Debt To Capital Assets Ratio
= Jumlah Aktiva

Utang Lancar  Utang Jangka


b. Total Debt to equity ratio Ratio
= Pendek Jumlah Modal
Sendiri

EBIT
c. Times Interest Earned Ratio
= Bunga Kewajiban Jangka Panjang

7. Analisis Aktivitas

Rasio Aktivitas yaitu analisis untuk mengukur seberapa besar efektivitas

perusahaan dalam menggunakan sumber daya yang dimiliki.

a. Working Capital Turnover Penjualan Netto


= Aktiva Lancar - Kewajiban Lancar

Penjualan Netto
b. Total Assets Turnover
= Total Aktiva

Penjualan Netto
c. Receivable turnover =
Piutang Rata - rata

Penjualan Netto
d. Fixed Asset Turnover =
Aktiva Tetap Netto

8. Analisis Profitabilitas

Analisis profitabilitas digunakan untuk mengukur seberapa besar

kemampuan perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya degan

penjualan, aktiva maupun laba dan modal sendiri.


Laba Bersih Setelah Pajak
a. Net Profit Magin
= (EAT) Penjualan Netto

EBIT
b. ROA
= Total Aktiva

Laba Bersih Setelah Pajak


c. ROE (EAT) Jumlah Modal
= Sendiri

Laba Bersih Setelah Pajak


d. ROI = Jumlah Aktiva
BAB 111

Analisis Laporan Keuangan pada Industri Jasa

A. Profil Perusahaan
PT Sona Topas Tourism Industry Tbk

1. Pendirian dan Informasi Umum

PT Sona Topas Tourism Industry Tbk (Perusahaan) didirikan

pada tanggal 25 Agustus 1978 berdasarkan Akta No. 56 dari Djonny

Imam Soedjono, notaris di Jakarta, sebagai pengganti dari notaries

Edison Sianipar S.H., notaris di Jakarta, dengan nama PT Sona Topas

Group. Pada tahun 1981 sesuai dengan Akta No. 25 tanggal 13 Januari

1981 dari Edison Sianipar S.H., notaris di Jakarta, nama Perusahaan

diubah menjadi PT Sona Topas. Akta pendirian ini telah mendapat

pengesahan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat

Keputusan No. Y.A.5/67/6 tanggal 2 Pebruari 1981. Pada tanggal 13

Oktober 1990, nama Perusahaan diubah menjadi PT Sona Topas

Tourism Industry berdasarkan Akta No. 225 dari Ny. S.P. Henny Shidki

S.H.,notaris di Jakarta.

Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali

perubahan, terakhir dengan Akta No. 196 tanggal 21 Pebruari 2000 dari

Rachmat Santoso S.H., notaris di Jakarta, mengenai perubahan nilai

nominal saham Perusahaan. Akta perubahan tersebut telah diterima dan

dicatat oleh Departemen Hukum dan Perundang-Undangan Republik

Indonesia No. C-3776.HT.01.04.TH.2000 tanggal 24 Pebruari 2000.

Sesuai dengan pasal 3 Anggaran Dasar dari Perusahaan, ruang lingkup


23
24

kegiatan Perusahaan meliputi bidang usaha biro perjalanan wisata seperti

penjualan tiket wisata terutama dalam negeri, pengurusan dokumen,

hotel dan perjalanan wisata (tour).

Kantor pusat Perusahaan terletak di Menara Sudirman Lt. 20, Jl.

Jend. Sudirman Kav. 60, Jakarta, sedangkan kantor biro perjalanan

wisata berlokasi di Pasar Baru, Jakarta. Perusahaan mulaiberoperasi

secara komersial pada tahun 1980.

2. Penawaran Umum Efek Perusahaan

Penawaran Umum Saham Pada tanggal 26 Mei 1992, Perusahaan

memperoleh Surat dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam)

(sekarang Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan atau

Bapepam dan LK) No. S-907/PM/1992 perihal Pemberitahuan Efektif

atas Pernyataan Pendaftaran untuk menawarkan 1.500.000 sahamnya

kepada masyarakat. Sahamsaham Perusahaan mulai tercatat di Bursa

Efek Jakarta pada tanggal 21 Juli 1992.

Pada tanggal 31 Mei 1993, Perusahaan memperoleh Surat dari

Ketua Badan Pengawas Pasar Modal sekarang Bapepam dan LK) No. S-

867a/PM/1993 perihal Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan

Pendaftarannya dalam rangka penerbitan hak memesan efek terlebih

dahulu, sejumlah 11.500.000 saham yang mulai tercatat di Bursa Efek

Jakarta tanggal 28 Juni 1993.


Pada tanggal 17 Mei 1995, Perusahaan memperoleh Surat dari

Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) No. S-560/PM/1995

Perihal Pemberitahuan Efektif atas Pernyataan Pendaftaran dalam rangka

penerbitan hak memesan efek terlebih dahulu yang ke II kepada para

pemegang saham, sejumlah 110.400.000 saham yang mulai tercatat di

Bursa Efek Jakarta tanggal 8 Juni 1995. Pada tanggal 31 Desember 2006

seluruh saham Perusahaan telah tercatat pada Bursa Efek Jakarta yaitu

sejumlah 331.200.000 saham.

Penawaran Umum Obligasi

Pada tanggal 17 Juni 2004, Perusahaan memperoleh pernyataan

efektif dari Ketua Bapepam (sekarang Bapepam dan LK) dengan

Suratnya No. S-1874/PM/2004 untuk melakukan Penawaran Umum

Obligasi Sona Topas Tourism Industry Tahun 2004 dan Obligasi Syariah

Ijarah kepada masyarakat dengan jumlah keseluruhan sebesar Rp

152.000.000.000. Pada tanggal 31 Desember 2006 seluruh obligasi

Perusahaan telah tercatat di Bursa Efek Surabaya yaitu sejumlah Rp

152.000.000.000

3. Karyawan, Direktur dan Komisaris

Perusahaan tergabung dalam kelompok usaha (group) Mayapada.

Berdasarkan Akta No. 86 tanggal 12 Juni 2006 dari Buntario Tigris

Darmawan Ng, S.H., S.E., notaris di Jakarta, susunan pengurus

Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2006 adalah sebagai berikut:


Dewan Komisaris

Presiden Komisaris (Independen) : Drs. Aryanto Agus Mulyo

Komisaris : Drs. Djoni Jonathan

Lasmana

Dewi Victoria Riadi

Ronald Kumala Putra

Komisaris Independen : Suwito Juwono

Dewan Direksi

Presiden Direktur : Ir. Budi Setiawan

Direktur : Selamat

Raymond Budhin

Harry Wangidjaja

Komite Audit

Ketua Komite Audit : Drs. Aryanto Agus Mulyo

Anggota Komite Audit : Handoko Gunawan

Juliawati Alimotomo

Jumlah karyawan Perusahaan dan anak perusahaan pada tanggal 31

Desember 2006 dan 2005 masingmasing adalah 861 dan 852 karyawan.
2. Kinerja Keuangan Perusahaan Berdasarkan Rasio Keuangan

1. Kinerja Keuangan PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk

a. Analisis rasio likuiditas

Analisis likuiditas menggambarkan kemampuan perusahaan

menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Analisis likuiditas dapat

dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos

aktiva lancar dan hutang lancar. Rasio-rasio yang digunakan dalam

analisis likuiditas adalah:

(1) Current Ratio

Aktiva Lancar
Current Ratio
Utang Lancar

=
Tabel V.1
Current Ratio
PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Aktiva Lancar Utang Lancar Rasio
2004 137.633.385 93.672.234 1.47
2005 141.300.493 121.781.170 1.16
2006 131.509.357 105.170.529 1.25

Current ratio menunjukkan seberapa besar kemampuan

perusahaan untuk membayar utang lancarnya dengan aktiva

lancar yang dimilikinya. Tabel V.1 menunjukkan bahwa PT. Sona

Topas Tourism Industry Tbk kurang baik dalam mengelola aktiva

lancar

33
34

dan kewajiban lancarnya, karena pada tahun 2004 angka rasio

dibawah angka minimal 2. Pada tahun 2004 angka rasio sebesar

1,47, tahun 2005 sebesar 1,16 dan tahun 2006 sebesar 1,25. Hal

ini menunjukkan bahwa tahun 2004 setiap Rp 1,00 utang lancar

dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 1,47. Pada tahun 2005

current ratio perusahaan mengalami penurunan 0,31 dari tahun

2004 menjadi 1,16. Pada tahun 2006 current ratio perusahaan

mengalami kenaikan sebesar 0,09 dari tahun 2005 menjadi 1,25.

Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan

karena perusahaan semakin mampu menjamin utang lancarnya

dengan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.

(2) Cash Ratio

Cash Ratio Kas  Efek


Kewajiban Lancar
=
Tabel V.2
Cash Ratio
PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Kas Efek Utang lancar Rasio
2004 59.809.848 0 93.672.234 0.64
2005 57.089.172 0 121.781.170 0.47
2006 24.033.841 0 105.170.529 0.23

Cash ratio digunakan untuk mengetahui kemampuan

perusahaan membayar utang lancarnya dengan aktiva yang lebih

likuid untuk membayar kewajiban yang harus segera dipenuhi


dengan kas yang tersedia dan efek (surat berharga) yang dapat

segera dapat segera dicairkan. Tabel V.2 menunjukkan bahwa PT.

Sona Topas Tourism Industry Tbk mempunyai Cash ratio pada

tahun 2004 sebesar 0,06, tahun 2005 sebesar 0,47 dan tahun 2006

sebesar 0,23. Hal ini menunjukkan bahwa tahun 2004 setiap Rp

1,00 utang lancar dijamin oleh aktiva lancar yang lebih likuid

sebesar Rp 0,06. Tabel V.2 menunjukkan bahwa selama tahun

2004 perusahaan kurang baik dalam mengelola kewajiban lancar

dan kas yang tersedia dalam perusahaan, karena angka rasio

dibawah angka minimal 1. Semakin besar angka rasio ini semakin

baik bagi perusahaan karena perusahaan semakin mampu menjamin

utang lancarnya dengan aktiva yang lebih lancar yang dimiliki

perusahaan.

b. Analisis rasio Leverage

Analisis leverage menggambarkan hubungan antara hutang

perusahaan terhadap modal maupun asset. Analisis ini dapat melihat

seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan

kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity).

Rasio- rasio yang digunakan dalam analisis leverage adalah:


(1) Total Debt To Capital Assets

Ratio Total Debt to Capital Assets Total Utang


Jumlah Aktiva
Ratio =
Tabel V.3
Total Debt To Capital Assets Ratio
PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Total Utang Jumlah Aktiva Rasio
2004 259.882.662 377.504.792 0.69
2005 290.654.233 412.439.028 0.71
2006 275.627.307 405.200.337 0.68

Total Debt To Capital Assets Ratio menunjukkan setiap

rupiah aktiva perusahaan yang dijadikan jaminan keseluruhan

kewajiban atau utang. Tabel V.3 menunujukkan angka rasio dari

PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing 0,69

ditahun 2004, 0,71 ditahun 2005 dan 0,68 ditahun 2006. Pada

tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 0,69, yang berarti tahun

2004 setiap rupiah aset yang dimiliki perusahaan dibiayai dengan

utang sebesar 0,69. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan sudah

baik dalam mengelola aset perusahaan dalam kaitannya dengan

total utang, karena angka rasio perusahaan dibawah angka

maksimal 1. Rasio ini dikatakan semakin baik apabila semakin

rendah angka rasio atau total aktiva semakin memiliki

kemampuan untuk menjamin total utang perusahaan.


(2) Total Debt to equity ratio

Total Debt to equity ratio Total Utang


Jumlah Modal Sendiri
=
Tabel V.4
Total Debt To Capital equity Ratio
PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Total Utang Jumlah Modal Rasio
Sendiri
2004 259.882.662 117.480.489 2.21
2005 290.654.233 121.638.235 2.39
2006 275.627.307 129.423.227 2.13

Total Debt To Capital Equity Ratio menunjukkan

seberapa besar modal sendiri dijadikan jaminan untuk

keseluruhan utang. Tabel V.4 menunujukkan angka rasio dari PT.

Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing 2,21 ditahun

2004, 2,39 ditahun 2005 dan 2,13 ditahun 2006. Pada tahun 2004

rasio perusahaan ini sebesar 2,21, yang berarti setiap rupiah

modal sendiri digunakan untuk menjamin keseluruhan utang

sebesar Rp 2,21. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan tidak

dapat menjamin keseluruhan kewajiban dengan modal

perusahaan, karena angka rasio perusahaan diatas angka

maksimal 1. Rasio ini dikatakan semakin baik apabila semakin

rendah angka rasio sebab total utang perusahaan dapat dijamin

dengan modal sendiri.


(3) Times Interest Earned Ratio

Times Interest Earned EBIT


Ratio= Bunga Kewajiban Jangka
Panjang

Tabel V.5
Times Interest Earned Ratio
PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun EBIT Bunga Utang Rasio
Jangka Panjang
2004 40.439.057 10.635.140 3.80
2005 33.655.559 14.785.758 2.28
2006 23.909.721 14.766.416 1.62

Times Interest Earned Ratio digunakan untuk mengukur

besar jaminan keuntungan yang digunakan untuk membayar

bunga kewajiban jangka panjang. Tabel V.5 menunujukkan angka

rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing

3,80 ditahun 2004, 2,28 ditahun 2005 dan 1,62 ditahun 2006.

Pada tahun 2004 Times Interest Earned Ratio sebesar 3,80 hal ini

menunjukkan bahwa perusahaan mampu membayar bunga

dengan labanya. Pada tahun 2005 dan 2006 Times Interest

Earned Ratio perusahaan ini mengalami penurunan, hal ini

menunjukan adanya penurunan kinerja perusahaan sehingga laba

perusahaan ikut mengalami penurunan. Meskipun mengalami

penurunan perusahan ini masih mampu membayar bunga utang

perusahaan dengan labanya. Pada tahun 2004 dan 2005

perusahaan ini mampu membayar bunga kewajiban jangka

panjangnya dengan keuntungan perusahaan, hal ini ditunjukkan

dengan besarnya angka


rasio yang besar dari 2. Pada tahun 2006 perusahaan tidak mampu

menjamin pembayaran bunga kewajiban jangka panjangnya

dengan keuntungan perusahaan, karena angka rasio perusahaan

ini pada tahun 2006 dibawah angka minimal 2. Rasio ini

dikatakan semakin baik apabila semakin tingi angka rasio, sebab

perusahaan dapat menjamin bunga utang dengan laba usahanya.

c. Analisis rasio Aktivitas

Analisis aktivitas menggambarkan aktivitas yang dilakukan oleh

perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan

penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya. Rasio-rasio yang

digunakan dalam analisis ini adalah:

(1) Working Capital Turnover

Penjualan Netto
Working Capital Turnover
Aktiva Lancar - Utang
Lancar
=
Tabel V.6
Working Capital Turnover
PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk
(dalam ribuan rupiah)

Tahun Penjualan Netto Aktiva Lancar Utang lancar Rasio


2004 296.487.048 137.633.385 93.672.234 6.74
2005 310.307.508 141.300.493 121.781.170 15.90
2006 282.901.269 131.509.357 105.170.529 10.74

Working Capital Turnover menunjukan banyaknya

penjualan (dalam rupiah) yang dapat diperoleh perusahaan untuk

tiap rupiah modal kerja. Tabel V.6 menunujukkan angka rasio

dari
PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing 6,74

ditahun 2004, 15,90 ditahun 2005 dan 10,74 ditahun 2006. Pada

tahun 2004 rasio perusahaan ini adalah 6,74 kali, yang berarti

perusahaan dapat menjamin aktiva lancarnya terhadap hutang

lancarnya. Pada tahun 2005 rasio ini mengalami peningkatan

yang sangat tajam hal ini disebabkan karena meningkatnya

penjualan netto dan utang lancar. Sedangkan pada tahun rasio ini

mengalami penurunan dari 15,90 ditahun 2005 menjadi 10,74

ditahun 2006. Semakin besar rasio ini semakin baik bagi

perusahaan, hal ini menunjukan perusahaan tersebut sudah

memanfaatkan modal kerja dengan efisien dan efektif.

(2) Total Assets Turnover

Total Assets Turnover Penjualan Netto


Total Aktiva
=
Tabel V.7
Total Assets Turnover
PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Penjualan Netto Total Aktiva Rasio
2004 296.487.048 137.633.385 0.76
2005 310.307.508 141.300.493 0.75
2006 282.901.269 131.509.357 0.70

Total Assets Turnover digunakan untuk mengukur perputaran

semua aktiva dalam perusahaan. Tabel V.7 menunujukkan angka

rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing

0,76 ditahun 2004, 0,75 ditahun 2005 dan 0,70 ditahun 2006. Dari
tahun ketahun Total Assets Turnover perusahaan ini tidak

mengalami perubahan yang signifikan, yang menunjukkan bahwa

pada tahun 2004, 2005 dan 2006 kinerja perusahaan dalam

menanfaatkan aktivanya kurang efisien. Semakin besar rasio ini

semakin baik bagi perusahaan, yang berarti semakin efisien

perusahaan dalam menggunakan aktivanya.

(3) Receivable turnover

Receivable turnover Penjualan Netto


Piutang Rata - rata
=
Tabel V.8
Receivable Turnover
PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Penjualan Netto Piutang Rata-rata Rasio
2004 296.487.048 8.538.093,5 34.73
2005 310.307.508 4.170.880,5 74.40
2006 282.901.269 5.414.203,5 52.25

Receivable turnover dipakai untuk mengukur kemampuan

perusahaan dalam mengelola dana yang tertanam dalam piutang

yang berputar pada suatu periode waktu. Tabel V.8

menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry

Tbk masing- masing 34,73 ditahun 2004, 74,40 ditahun 2005 dan

52,25 ditahun 2006. Dari tabel diatas diketahui bahwa angka rasio

perusahaan ini dari tahun ke tahun terus mengalami kenaikan, hal

ini berarti perusahaan mampu dalam mengelola piutangnya. Dari

tabel diketahui bahwa perusahaan mampu mengelola dana yang

tertanam
dalam piutang yang berputar pada suatu periode, hal ini

ditunjukkan dengan angka rasio diatas angka minimal 12 kali.

Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan,

yang berarti perusahaan semakin mampu dalam mengelola

piutangnya.

(4) Fixed asset tunover

Fixed Asset Turnover = Penjualan Netto


Aktiva Tetap Netto
Tabel V.9
Fixed asset Turnover
PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun Penjualan Netto Aktiva Tetap Netto Rasio
2004 296.487.048 229.060.807 1.29
2005 310.307.508 259.509.900 1.20
2006 282.901.269 258.735.705 1.09

Fixed asset turnover digunakan untuk mengukur perputaran

aktiva tetap dalam perusahaan. Tabel V.9 menunujukkan angka

rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing

1,29 ditahun 2004, 1,20 ditahun 2005 dan 1,09 ditahun 2006.

Pada tahun 2004 rasio perusahaan ini sebesar 1,29 yang berarti

kinerja perusahaan dalam menggunakan aktiva tetapnya sudah

efisien. Pada tahun-tahun berikutnya angka rasio dari perusahaan

ini tidak banyak berubah, yaitu 1,20 ditahun 2005 dan 1,09

ditahun 2006. hal ini disebabkan oleh tidak adanya peningkatan

pada penjualan netto yang signifikan. Semakin besar angka rasio

ini semakin baik


bagi perusahaan karena perusahaan semakin efisien dalam

menggunakan aktiva tetapnya.

d. Analisis rasio Profitabilitas

Analisis profitabilitas disebut juga analisis rentabilitas yaitu

analisis yang menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan

laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti

kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan

sebagainya. Rasio-rasio yang digunakan dalam analisis profitabilitas

adalah:

(1) Net Profit Magin

Laba Bersih Setelah Pajak


Net Profit Magin
(EAT) Penjualan Netto

=
Tabel V.10
Net Profit Margin
PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun EAT Penjualan Netto Rasio
2004 -7.385.054 296.487.048 -0.03
2005 4.057.746 310.307.508 0.01
2006 7.784.991 282.901.269 0.03

Net Profit Magin digunakan untuk mengukur keuntungan

netto atau laba bersih per rupiah penjualan. Tabel V.10

menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry

Tbk masing-masing -0.03 ditahun 2004, 0,01 ditahun 2005 dan

0,03 ditahun 2006. pada tahun 2004 perusahaan mengalami

kerugian, sehingga rasio yang didapatkan adalah negatif. Pada


tanun 2005 Net Profit Magin perusahaan ini adalah 0,01 yang

berarti Rp. 1 penjualan dapat menghasilkan laba bersih sebesar

Rp 0,01. Untuk tahun 2006 Net Profit Magin perusahaan ini

sedikit mengalami kenaikan menjadi 0,03. Semakin besar rasio

ini berarti semakin baik bagi perusahaan, karena semakin besar

keuntungan perusahaan yang didapatkan dari penjualan.

(2) Rate of Return on Total Assets (ROA)

EBIT
ROA =
Total Aktiva

Tabel V.11
ROA
PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun EBIT Total Aktiva Rasio
2004 40.439.057 137.633.385 0.11
2005 33.655.559 141.300.493 0.08
2006 23.909.721 131.509.357 0.06

Rate of return on total assets digunakan untuk mengukur

kemampuan menejemen perusahaan dalam mengelola

keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan. Tabel V.11

menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry

Tbk masing- masing 0,11 ditahun 2004, 0,08 ditahun 2005 dan

0,06 ditahun 2006. Dari tabel diketahui bahwa perusahaan sudah

mampu menghasilkan keuntungan dari pengelolaan aktiva

perusahaan. Semakin besar Rate of return on total assets

semakin baik bagi


perusahaan, yang berarti perusahaan mampu mengelola

keseluruhan aktiva untuk menghasilkan laba.

(3) Rate of Return on Equity (ROE)

Laba Bersih Setelah Pajak


ROE =
(EAT) Jumlah Modal
Sendiri

Tabel V.12
ROE
PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun EAT Jumlah Modal Rasio
Sendiri
2004 -7.385.054 117.480.489 -0.06
2005 4.057.746 121.638.235 0.03
2006 7.784.991 129.423.227 0.06
Rate of return on equity digunakan untuk mengukur

kemampuan dari modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan

bagi pemegang saham. Tabel V.12 menunujukkan angka rasio

dari PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk masing-masing -0,06

ditahun 2004, 0,03 ditahun 2005 dan 0,06 ditahun 2006. Untuk

tahun 2004 diketahui bahwa angka rasio perusahaan ini negatif,

hal ini dikarenakan perusahaan pada tahun 2004 adalah

mengalami kerugian sebesar Rp 7.385.054. Sedangkan tahun

2005 dan 2006 perusahaan mampu menghasilkan laba dari modal

sendiri dengan angka rasio 0,03 dan 0,06. Semakin besar angka

rasio ini semakin baik bagi perusahaan, yang berarti perusahaan

semakin baik dalam mengelola modal sendiri untuk menghasilkan

laba.
(4) Rate of Return on Investment (ROI)

Laba Bersih Setelah Pajak


ROI =
Jumlah Aktiva

Tabel V.13
ROI
PT. Sona Topas Tourism Industry Tbk
(dalam ribuan rupiah)
Tahun EAT Jumlah Aktiva Rasio
2004 -7.385.054 137.633.385 -0.02
2005 4.057.746 141.300.493 0.01
2006 7.784.991 131.509.357 0.02

Rate of return on investment digunakan untuk mengukur

kemampuan modal yang diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva

untuk menghasilkan keuntungan bersih. Tabel V.13

menunujukkan angka rasio dari PT. Sona Topas Tourism Industry

Tbk masing- masing -0,02 ditahun 2004, 0,01 ditahun 2005 dan

0,02 ditahun 2006. Untuk tahun 2004 diketahui bahwa angka

rasio perusahaan ini negatif, hal ini dikarenakan perusahaan pada

tahun 2004 adalah mengalami kerugian sebesar Rp 7.385.054.

Sedangkan tahun 2005 dan 2006 prusahaan mampu menghasilkan

laba dari modal sendiri dengan angka rasio 0,01 dan 0,02.

Semakin besar angka rasio ini semakin baik bagi perusahaan,

yang berarti perusahaan semakin baik dalam modal yang

diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan

laba.
Lampiran 18
PT. Panorama Sentrawisata
Tbk Laporan Laba Rugi
Tahun 2005-2006

Anda mungkin juga menyukai