Anda di halaman 1dari 52

COVID-19

Surveilans

Tim Pengulas:
dr. Deddy Herman, SpP(K), FCCP, FAPSR, MCH, FISR
Dr. dr. Ariani Dewi Widodo, Sp.A(K)
Dr. Iswanto Hendrawijaya, SpB(KBD)
dr. Nirwan Satria, SpAn
Dr. Novi Arifiani, MKK, Dipl.ABRAAM, AAK
dr. Yudianto Budi Saroyo, SpOG(K), MPH

Dikembangkan dengan hibah dari Project HOPE.


Copyright © Brown University, 2020. Dirilis di bawah
Creative Commons license Attribution-NonCommercial-
NoDerivatives 4.0 International (CC BY-NC-ND 4.0
Tujuan

1. Memahami konsep umum surveilans penyakit menular dan bagaimana kaitannya


dengan COVID-19 pada fasilitas dan dalam masyakat.
2. Mampu mengidentifikasi berbagai definisi kasus COVID-19 sesuai dengan panduan
yang dikeluarkan oleh kementrian kesehatan RI.
3. Mengidentifikasi populasi dan situasi khusus yang mungkin lebih berisiko terkena
COVID-19 dan memerlukan pengawasan lebih.
4. Mampu menggunakan formulir laporan revisi kasus yang disepakati oleh gugus tugas
percepatan penanggulangan COVID-19.
5. Menjelaskan definisi pelacakan kontak pasif dan aktif dan pendekatan terhadap
masing-masing pelancak sebagai bentuk tanggap COVID-19.
Surveilans
Penyakit Menular
4

Surveilans Penyakit Menular


Pendahuluan
Menurut Centers for Disease Control and Prevention (CDC), surveilans epidemiologi adalah
“pengumpulan, analisis, dan interpretasi data kesehatan secara sistematis dan terus-menerus
yang penting untuk perencanaan, implementasi, dan evaluasi praktik kesehatan masyarakat,
terkait erat dengan penyebaran data secara tepat waktu untuk pihak yang membutuhkan."

Tujuan dari surveilans adalah untuk:


• Melihat pola penyebaran dan tren penyakit, seperti di mana terjadinya penularan dari
manusia ke manusia.
• Mendeteksi kasus secara cepat di area yang belum pernah terkena paparan sebelumnya.
• Memberikan informasi epidemiologis untuk mengukur risiko.
• Menyediakan data epidemiologis sebagai panduan untuk kesiapan dan langkah-langkah
respon.
5

Surveilans Penyakit Menular


Pendahuluan
Surveilans penyakit dapat dikerjakan di berbagai tingkatan termasuk lokal, provinsi,
nasional, dan internasional seperti Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Surveilans terdiri dari:
• Surveilans epidemiologis
• Mengetahui karakteristik epidemiologis
• Mengembangkan rencana penanggulangan
• Menilai efektivitas penanggulangan
• Surveilans klinis
• Mengetahui gejala klinis dan gambaran virus
• Mengidentifikasi faktor risiko
• Mengidentifikasi kasus tambahan dan perkembangan penyakit
6

[Tata Kelola COVID 19, PDKI,


Jakarta, 2020.]
7

Surveilans Penyakit Menular


Metode Surveilans Penyakit
Surveilans Pasif:
• Penyakit dilaporkan oleh penyedia layanan kesehatan.
• Sederhana dan murah, membutuhkan sedikit sumber daya.
• Adanya keterbatasan akibat kemungkinan kurangnya pelaporan dan variabilitas data.
Surveilans aktif:
• Lembaga kesehatan secara proaktif menghubungi penyedia layanan kesehatan atau
laboratorium, untuk mendapatkan laporan.
• Melakukan pemantauan gejala kepada semua orang yang melakukan kontak dengan orang
yang terinfeksi dan lakukan pengujian jika gejala tersebut berkembang.
• Pelaporan yang lebih lengkap terkait kondisi dan perkiraan frekuensi penyakit.
• Lebih mahal dan membutuhkan sumber daya manusia yang banyak (padat karya).
• Dapat menggunakan teknologi digital untuk melakukan penjaringan kasus secara aktif dan
membina komunikasi 2 arah dalam tata kelola pasien.
8

Surveilans Penyakit Menular


Data yang dikumpulkan dalam pengawasan penyakit
Data surveilans harus secara optimal mencakup komponen-komponen berikut:
• Orang - Karakteristik, perjalanan gejala, respon pejamu terhadap agen.
• Tempat - Lokasi penyusunan laporan dan tempat terjadinya paparan penyakit.
• Waktu - Tanggal mulai gejala, jika tersedia, lebih informatif daripada tanggal laporan.

Standarisasi Data
• Memungkinkan adanya perbandingan yang bermakna dengan mempertimbangkan berbagai
faktor, seperti jumlah populasi atau distribusi faktor demografis.
Definisi Kasus
COVID-19
10

Definisi Kasus COVID-19


Definisi Kasus untuk Surveilans
• Serangkaian kriteria yang seragam yang digunakan untuk mendefinisikan
penyakit dalam rangka pengawasan kesehatan masyarakat.
• Memungkinkan petugas kesehatan masyarakat untuk mengelompokkan
dan menghitung jumlah kasus secara konsisten.
• Tidak ditujukan untuk digunakan oleh penyedia layanan kesehatan untuk
membuat diagnosis klinis.
WHO telah mengembangkan definisi kasus COVID-19 berdasarkan
informasi terbaru.
11

Definisi Kasus COVID-19


Definisi Kasus untuk Surveilans
• Kasus yang terkonfirmasi (confirmed): Seseorang dengan konfirmasi laboratorium
(RT PCR) dinyatakan terinfeksi virus COVID-19, terlepas dari ada tidaknya tanda dan
gejala klinis.
• Suspect Case : Kasus infeksi saluran napas atas dengan riwayat kontak erat dalam
2 hingga 14 hari ATAU bila tidak jelas kontak erat maka pasien dengan gejala berat
dan tidak ada alternatif lain yang mendukung diagnosis selain COVID 19
• Probable Case: Kasus yang dicurigai dengan laporan hasil pengujian laboratorium
untuk virus COVID-19 belum dapat atau tidak dapat disimpulkan.
• Person Under Investigation (PUI): Orang yang saat ini sedang diselidiki terjangkit
COVID-19, atau yang sedang diselidiki karena ada kontak
12
13
Definisi Kasus Terduga COVID-19 (Probable Case COVID 19)
14

Definisi Kontak COVID-19


Semua orang yang kontak dengan orang yang terkonfirmasi positif COVID-19.
• Kasus yang terkonfirmasi (confirmed): Seseorang dengan konfirmasi laboratorium
dinyatakan terinfeksi virus COVID-19, terlepas dari ada tidaknya tanda dan gejala klinis.
• Orang Tanpa Gejala (OTG): orang yang tidak bergejala dan memiliki risiko tertular dari
orang yang konfirmasi COVID-19, dan merupakan kontak erat dengan kasus konfirmasi
COVID-19.
• Kontak Erat: Orang yang kontak secara fisik langsung atau berada dalam lingkungan
yang sama dengan orang positif COVID 19 dengan jarak 1-2m dan waktu lebih dari 15
menit (termasuk petugas kesehatan tanpa APD standar)
• Proximate Contact: Orang yang berjarak lebih dari 2m tetapi berada dalam ruangan
yang sama dengan orang COVID-19 dalam waktu lama (Termasuk Kontak Erat).
15

Definisi Kontak COVID-19


Orang Tanpa Gejala:
• Orang yang tidak menunjukkan gejala,
tetapi memiliki risiko tertular dari
orang yang konfirmasi COVID-19, dan
merupakan kontak erat dengan kasus
konfirmasi COVID-19.

Kontak Erat:
Seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam ruangan
yang sama atau berkunjung (dalam radius 1 m dengan kasus
PDP/konfirmasi)
• Petugas Kesehatan yang memeriksa, merawat, mengantar, dan
membersihkan ruangan di tempat perawatan kasus tanpa APD
yang standar.
• Orang yang berada dalam satu ruangan yang sama dengan kasus
(termasuk tempat kerja, rumah, tempat keramaian) dalam 2 hari
sebelum gejala hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala)
• Orang yang naik alat transportasi yang sama dengan kasus dalam
2 hari sebelum gejala hingga 14 hari setelah kasus timbul gejala.
16
17

Masa Isolasi dan Karantina


ISOLASI KARANTINA
• Istilah untuk mengurangi transmisi • Istilah untuk mengurangi transmisi
pada KASUS. pada KONTAK.

• Kriteria penghentian isolasi: • Mengantisipasi bahwa 95 % kontak


• Minimal 10 hari sejak timbul akan menunjukkan gejala pada 14 hari
gejala. setelah terinfeksi.
• DAN gejala dan tanda sudah
membaik. • Lama pemantauan karantina adalah
• DAN tidak ada demam minimal 3 14 hari.
(tiga) hari terakhir tanpa obat.
Memperkuat
Surveilans
19

Memperkuat Surveilans
Rekomendasi untuk Pengujian Laboratorium
• Semua kasus yang dicurigai harus dilakukan uji untuk infeksi SARS-CoV-2.
Informasi lebih lanjut tentang modalitas pengujian dapat dilihat dalam modul Diagnosis & Manajemen.

• Bergantung pada jumlah kasus dan kapasitas laboratorium, pengujian mungkin


hanya dapat dilakukan pada sebagian kasus yang dicurigai.
• Jika tersedia sumber daya yang memadai, pengujian dapat dilakukan secara lebih
luas untuk lebih memahami tingkat penyebaran virus, seperti melalui
pengawasan sentinel.
20

Memperkuat Surveilans
Populasi Berisiko Tinggi
Surveilans untuk SARS-CoV-2 dapat dikembangkan pada kelompok berisiko
tinggi tertentu yang tidak sesuai dengan definisi kasus terduga, seperti:
• Penyakit pernapasan akut pada sekelompok petugas medis.
• Infeksi pernafasan akut yang berat atau pneumonia di keluarga, tempat
kerja, atau jejaring sosial.
• Pasien rawat inap yang menderita pneumonia, atau bahkan mungkin
pasien dengan pneumonia yang dievaluasi dalam perawatan primer.
• Pasien ICU yang kemungkinan disebabkan oleh infeksi.
• Kematian akibat infeksi.
21

Memperkuat Surveilans
Pasien Berisiko Tinggi Secara Medis
Selain itu, surveilans untuk SARS-CoV-2 dapat diperluas ke pasien yang
memiliki gejala dari kelompok yang berisiko lebih tinggi yang mengalami
komplikasi medis, seperti:
• Orang tua, khususnya mereka yang tinggal berdekatan dengan ruang
publik seperti tempat rehabilitasi
• Orang yang memiliki kondisi medis kronis yang serius termasuk:
• Penyakit jantung
• Diabetes
• Penyakit paru-paru
• Obesitas
Melaporkan
Data Surveilans
23

Melaporkan Data Surveilans ke Gugus Tugas


Diutamakan: Pelaporan Berbasis Kasus
Setiap wilayah di Indonesia harus mengembangkan sistem pelaporan kasus
oleh fasilitas kesehatan atau dinas kesehatan setempat kepada otoritas
kesehatan nasional.
• Menunjuk penanggung jawab di setiap fasilitas kesehatan atau dinas
kesehatan untuk melaporkan.
• Membagikan formulir laporan kasus dalam bahasa nasional/daerah ke
setiap fasilitas atau dinas kesehatan.
• Identifikasi sistem untuk transmisi data ke tingkat nasional (misalnya
email, telepon, dll).
• Lakukan pemeriksaan kualitas data yang dikumpulkan secara berkala.
24

Melaporkan Data Surveilans ke Gugus Tugas


Diutamakan: Pelaporan Berbasis Kasus dan Kontak
Gugus Tugas meminta agar setiap wilayah
melaporkan kasus COVID-19 yang terduga dan
terkonfirmasi dalam waktu 24 jam setelah
identifikasi.
• Informasi yang diminta diuraikan dalam
formulir laporan perubahan kasus untuk
COVID-19 yang terkonfirmasi.
• Formulir dapat diakses di: Pedoman
Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus
Disease (COVID-19) ver 4. Maret 2020.
25

Melaporkan Data Surveilans ke Gugus Tugas


Pengumpulan Data
Puskesmas -> Dinas Kesehatan Rumah Sakit & Klinik
• Formulir pemantauan (2 & 3) • Formulir pemantauan (2&3)
• Formulir laporan harian penemuan • Formulir laporan harian (4&5)
kasus (4 & 5) • Formulir pengambilan dan pengiriman
• Formulir penyelidikan epidemiologi (6) spesimen (7)
• Formulir pengambilan dan pengiriman
specimen (7)
• Formulir pelacakan kontak (11)
• Formulir identifikasi kontak erat (12)
• Formulir pendataan kontak (13)
26

Melaporkan Data Surveilans ke Gugus Tugas


Pelaporan (Contoh Formulir)
27

Melaporkan Data Surveilans ke Gugus Tugas


Pelaporan (Contoh Formulir)
28

Melaporkan Data Surveilans ke Gugus Tugas


Alternatif: Data Agregat Harian dan Mingguan
Jika pelaporan berbasis kasus tidak dapat diberikan, negara diminta untuk
menyediakan data agregat harian dan mingguan
• Data agregat harian yang akan dilaporkan oleh tingkat administrasi
pertama (misalnya, regional, provinsi, negara bagian, kota):
• Jumlah kasus baru yang terkonfirmasi (confirmed)
• Jumlah kematian baru
• Data agregat mingguan
• Jumlah kasus baru yang terkonfirmasi (confirmed)
• Jumlah kemungkinan kasus baru
• Jumlah kematian baru karena terjangkit COVID-19
• Jumlah COVID-19 kasus baru yang dirawat di rumah sakit
29

Melaporkan Data Surveilans ke Gugus Tugas


Alternatif: Data Agregat Harian dan Mingguan
• Data gabungan mingguan lanjutan
• Jumlah kasus COVID-19 baru yang dirawat dengan ventilasi mekanik atau oksigenasi membran
ekstrakorporeal atau dimasukkan ke unit perawatan intensif.
• Jumlah kasus baru dan kematian baru berdasarkan kelompok umur (tahun) dengan
pengelompokan kelompok 0 hingga <2, 2 hingga <5, 5 hingga <15, 15 hingga <50, 50 hingga <65
dan ≥65 tahun, atau serupa.
• Rasio jenis kelamin kumulatif dari kasus yang terkonfirmasi (confirmed) dan meninggal
• Jumlah total uji laboratorium yang dilakukan.
• Jumlah total hasil tes yang positif SARS-CoV-2.
• Jika memungkinkan, jumlah kontak yang ditindaklanjuti dan jumlah kontak yang baru
teridentifikasi.
Prosedur untuk melaporkan data ini ke Gugus Tugas serupa dengan yang diterapkan
untuk pelaporan berbasis kasus.
30

Melaporkan Data Surveilans ke WHO


Diutamakan: Pelaporan Berbasis Kasus
Indonesia berkewajiban memberikan laporan kasus berpotensi dan
terkonfirmasi ke WHO dalam waktu 48 jam setelah identifikasi.
• Informasi yang diminta diuraikan dalam formulir laporan
perubahan kasus untuk COVID-19 yang terkonfirmasi.
• Formulir dapat diakses di:
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/331234/WHO-
2019-nCoV-SurveillanceCRF-2020.2-eng.pdf
31

Melaporkan Data Surveilans ke WHO


Formulir Laporan Kasus WHO untuk COVID-19

Formulir laporan kasus yang telah direvisi untuk Kasus Novel Coronavirus COVID-19 yang Sudah Dikonfirmasi
(laporan ke WHO dalam identifikasi kasus selama 48 jam)

Tanggal pelaporan ke otoritas kesehatan nasional: [H] [H]/[B] [B]/[T] [T] [T] [T]

Negara pelapor: _____________________


Mengapa dilakukan uji COVID-19:
Kontak kasus Meminta perawatan kesehatan karena dugaan COVID-19 Terdeteksi pada titik masuk Pemulangan
Sistem pemantauan penyakit pernapasan rutin (mis. Influenza) Tidak diketahui
Jika tidak ada pada ceklis dii atas, jelaskan: ________________________________________________________

Bagian 1: Informasi pasien


32

Melaporkan Data Surveilans ke WHO


Mengirimkan Informasi Surveilans
• Jika hasil pasien tidak di tempat pada saat pengajuan laporan (dalam waktu
48 jam identifikasi), pembaruan laporan harus diberikan segera setelah
informasi hasil tersedia, atau, paling lambat, dalam waktu 30 hari dari
laporan pertama.
• Informasi harus disampaikan melalui narahubung Nasional dan Regional
untuk Regulasi Kesehatan Internasional (2005) di kantor regional WHO
setempat.
33

Melaporkan Data Surveilans ke WHO


Mengirimkan Informasi Surveilans

• Template untuk revisi daftar baris dalam format Excel dan kamus data,
termasuk saran untuk nama variabel dan spesifikasinya, dapat diakses
pada: https://www.who.int/emergencies/diseases/novel-coronavirus-
2019/technical-guidance/surveillance-and-case-definitions
Pelacakan Kontak
(Contact Tracing)
35

Pelacakan Kontak (Contact Tracing)


Pendahuluan
Pelacakan kontak meliput proses identifikasi semua kontak yang terkait dengan
kasus yang terkonfirmasi (confirmed) dan memastikan bahwa kontak tersebut
mengetahui bahwa mereka terpapar dan menerapkan tindakan pencegahan.

Kontak Kontak
Kasus yang
Kasus yang
terkonfirmasi
terkonfirmasi

Kontak Kontak
Kontak
36

Pelacakan Kontak (Contact Tracing)


Definisi Kontak COVID-19
WHO telah menetapkan kontak sebagai orang yang terlibat dalam hal-hal
berikut dalam 14 hari setelah timbulnya gejala pada pasien dengan COVID-19:
• Memberikan perawatan langsung kepada pasien COVID-19 tanpa menggunakan
peralatan perlindungan pribadi yang memadai.
• Tetap berada di lingkungan yang sama dengan pasien COVID-19 (termasuk berbagi
tempat kerja, ruang kelas, atau rumah, atau berada di pertemuan yang sama.
• Bepergian dalam jarak dekat dengan (yaitu, memiliki jarak kurang dari 1 m dari)
seorang pasien dengan COVID-19.

WHO merekomendasikan untuk menindaklanjuti semua kontak.


37

Pelacakan Kontak (Contact Tracing)


Kelompok yang harus ditelusuri
• Semua orang yang berada di lingkungan tertutup yang sama dengan kasus
(rekan kerja, satu rumah, sekolah, pertemuan).
• Semua orang yang mengunjungi rumah kasus baik saat di rumah maupun di
fasyankes.
• Semua tempat yang dikunjungi kasus seperti kerabat, spa.
• Semua fasyankes yang dikunjungi kasus termasuk seluruh petugas kesehatan
tanpa APD standar.
• Semua orang yang berkontak dengan jenazah dari kematian sampai penguburan.
• Semua orang yang bepergian bersama dengan segala jenis alat angkut yang
digunakan.
38

Pelacakan Kontak (Contact Tracing)


Metode Penelusuran Kontak

Tindak lanjut pasif:


• Ketika suatu kasus teridentifikasi, kontak disarankan untuk mendapatkan
perawatan medis jika timbul gejala.
• Seseorang dapat disarankan untuk memantau sendiri gejala selama 14 hari
setelah terjadi paparan.
39

Pelacakan Kontak (Contact Tracing)


Metode Penelusuran Kontak

Tindak lanjut aktif:


• Ketika suatu kasus teridentifikasi, kontak dihubungi secara teratur untuk
memantau segala gejala penyakit.
• Seseorang dapat diberikan saran kesehatan, dihubungi setiap hari, dan ditanya
tentang gejala yang terkait selama 14 hari setelah paparan terjadi.
*Metode yang diutamakan untuk pelacakan kontak COVID-19 jika tersedia sumber daya yang cukup di suatu negara.
40

Pelacakan Kontak (Contact Tracing)


Protokol Investigasi Penularan dalam Rumah Tangga oleh WHO
WHO telah membuat protokol investigasi penularan dalam rumah tangga untuk
SARS-CoV-2.
Tujuan dari studi penularan ini adalah:
• Untuk lebih memahami tingkat penularan dalam rumah tangga dengan memperkirakan
tingkat infeksi sekunder untuk kontak dalam rumah tangga pada tingkat individu, dan
faktor-faktor yang terkait dengan variasi dalam risiko infeksi sekunder.
• Untuk mengelompokkan kasus sekunder, termasuk serangkaian presentasi klinis, faktor
risiko infeksi, dan tingkat dan fraksi infeksi asimptomatik.
• Untuk mengelompokkan respons serologis setelah infeksi SARS-CoV-2 yang
terkonfirmasi (sangat dianjurkan, tetapi opsional, tergantung pada kapasitas dan
sumber daya laboratorium).
41

Pelacakan Kontak (Contact Tracing)


Protokol Investigasi Penularan dalam Rumah Tangga oleh WHO

Tujuan sekunder yang juga dapat dievaluasi dari data ini adalah:
• Estimasi interval serial dalam rumah tangga.
• Perkiraan masa inkubasi, lamanya infeksi, dan lamanya pelepasan
virus yang terdeteksi.
• Identifikasi karakter durasi dan tingkat keparahan COVID-19.
42

Pelacakan Kontak (Contact Tracing)


Protokol Investigasi Penularan dalam Rumah Tangga oleh WHO

• Rumah tangga: sekelompok orang (2 atau


lebih) tinggal di tempat tinggal yang sama.
Kasus yang
terkonfirmasi
• Kontak dalam rumah tangga adalah orang
yang tinggal di rumah yang sama dengan
kasus yang terkonfirmasi yang disertai
gejala.
Kontak dalam Kontak dalam
Rumah Tangga Rumah Tangga
43

Pelacakan Kontak (Contact Tracing)


Protokol Investigasi Penularan dalam Rumah Tangga oleh WHO

• Rumah tangga mungkin perlu diabaikan jika


tanggal onset bersamaan untuk lebih dari satu
anggota keluarga, kecuali dinamika penularan
dapat ditentukan.
Kasus yang
terkonfirmasi
• Setiap kontak rumah tangga dengan gejala klinis
dalam waktu 14 hari dari paparan/kontak
terakhir dengan kasus primer harus dianggap
Kontak dalam Kontak dalam sebagai kasus terduga, dan oleh karena itu perlu
Rumah Tangga Rumah Tangga
dikelola.
44

Pelacakan Kontak (Contact Tracing)


Uji Laboratorium

Uji Laboratorium:
• Panduan laboratorium untuk SARS-CoV-2 dapat ditemukan di situs web
WHO pada modul Diagnosis dan Manajemen pelatihan ini.
• Beberapa tes yang digunakan untuk mendeteksi SARS-CoV-2 telah
dikembangkan dan protokol atau prosedur operasi standar (SOP) dapat
ditemukan di situs web WHO.
45

Pelacakan Kontak (Contact Tracing)


Uji Laboratorium

Serologi:
• Di daerah-daerah di mana memungkinkan tersedianya sumber daya yang
cukup, sampel darah beku berpasangan harus diambil.
• Sampel serologis berpasangan dari kasus yang terkonfirmasi akan
membantu dalam pengembangan pengujian serologis, untuk
menentukan tingkat serangan infeksi sekunder yang akurat.
46

Pelacakan Kontak (Contact Tracing)


Protokol Investigasi Penularan dalam Rumah Tangga oleh WHO
Pertimbangan Etik:
• Di beberapa negara, investigasi ini bisa berada di bawah pengawasan
kesehatan masyarakat (tanggap darurat) dan tidak memerlukan persetujuan
kelayakan dari Dewan Peninjau Institusional.
• Harus mendapat persetujuan semua kasus dan kontak yang bersedia
berpartisipasi dalam penyelidikan sebelum prosedur apapun dilakukan.
47

Pelacakan Kontak (Contact Tracing)


Protokol Investigasi Penularan dalam Rumah Tangga oleh WHO
Pertimbangan Etik:
• Manfaat utama dari penelitian ini adalah bahwa data yang dikumpulkan akan
membantu meningkatkan dan menjadi pedoman dalam memahami
penyebaran SARS-CoV-2 dan mencegah penyebaran lebih lanjut. Risikonya
minim untuk peserta dan dapat memberikan manfaat deteksi dini infeksi SARS-
CoV-2.
• Seluruh petugas investigasi harus mendapat pelatihan tentang prosedur
pencegahan dan pengendalian infeksi (kontak standar, droplet, atau tindakan
kewaspadaan melalui udara, sebagaimana ditentukan oleh pedoman nasional
atau daerah).
48

• Surveilans (pengawasan) adalah pengumpulan, analisis, dan interpretasi data kesehatan


secara sistematis dan terus menerus serta penyebaran data kepada pihak yang
membutuhkan secara tepat waktu yang berguna untuk perencanaan, implementasi, dan
evaluasi penerapan kesehatan masyarakat.
• Definisi kasus surveilans adalah kriteria yang digunakan untuk menentukan penyakit
dalam rangka pengawasan kesehatan masyarakat.

Kesimpulan
49

• Definisi kasus COVID-19 oleh Gugus Tugas mencakup PDP, ODP, OTG, dan terkonfirmasi.
• Gugus Tugas meminta agar otoritas nasional melaporkan kasus COVID-19 terduga dan
terkonfirmasi dalam waktu 24 jam sejak identifikasi, diutamakan melalui pelaporan
berbasis kasus.
• Pelacakan kontak meliput proses identifikasi semua kontak yang terkait dengan kasus
yang terkonfirmasi dan memastikan bahwa kontak tersebut mengetahui bahwa mereka
terpapar dan menerapkan tindakan pencegahan.
• Pelacakan kontak dapat mencakup tindak lanjut aktif yang diutamakan untuk COVID-19,
atau tindak lanjut pasif.

Kesimpulan
50

CONTOH-HASIL KEGIATAN SURVEILANS COVID-19 PADA TINGKAT NASIONAL


CONTOH-HASIL KEGIATAN SURVEILANS COVID-19 PADA TINGKAT NASIONAL 51
Referensi

• Kementrian Kesehatan, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian
Coronavirus Disease (COVID 19). Maret 2020. https://covid19.kemkes.go.id/download/REV-04_Pedoman_P2_COVID-
19__27_Maret2020_TTD1.pdf
• Perhimpunan Dokter Keluarga Indonesia. Tata kelola COVID 19: Pendekatan pelayanan berorientasi pasien dan keluarga, in publishing,
Juni 2020
• WHO. Global Surveillance for COVID-19 disease caused by human infection with novel coronavirus (COVID-19).
https://apps.who.int/iris/rest/bitstreams/1270873/retrieve
• WHO. 2019 Novel Coronavirus (2019‐nCoV): STRATEGIC PREPAREDNESS AND RESPONSE PLAN. https://www.who.int/docs/default-
source/coronaviruse/srp-04022020.pdf
• WHO. Household transmission investigation protocol for 2019-novel coronavirus (2019-nCoV) infection.
https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/20200125-20019-ncov-household-transmission-investigation-protocol-
final.pdf?sfvrsn=bb74cb59_2&download=true
• WHO. Revised case report form for Confirmed Novel Coronavirus COVID-19.
https://apps.who.int/iris/bitstream/handle/10665/331234/WHO-2019-nCoV-SurveillanceCRF-2020.2-eng.pdf
• WHO. Coronavirus disease (COVID-19) Situation Report – 139. https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/situation-
reports/20200607-covid-19-sitrep-139.pdf?sfvrsn=79dc6d08_2
• PDKI. Tata Kelola COVID-19, Jakarta, 2020.

Anda mungkin juga menyukai