Tim Pengulas:
dr. Aziza Ariyani, SpPK
dr. Asep Purnama, SpPD-FINASIM
dr. Rima Melati, MKK, SpAk, SpOk
Dr. dr. Rita Kusriastuti, MSc
Prof. Dr. dr. Rizanda Machmud, M.Kes, FISPH, FISCM
dr. Yohanes Agus Sudarmanto, MKes
Pendahuluan
Pendahuluan
Mengapa Komunikasi Risiko itu penting ?
• Memungkinkan individu untuk membuat keputusan yang tepat sebagai tindakan
protektif dan preventif.
• Mengurangi kesalahpahaman, membangun kepercayaan dalam menanggapi risiko
kesehatan.
• Meningkatkan kemungkinan bahwa saran kesehatan akan diikuti oleh publik.
• Menyelaraskan persepsi risiko di masyarakat dengan didukung oleh bukti ilmiah.
Membangun Kepercayaan
Faktor komunikasi risiko yang dapat membangun
kepercayaan:
Menangkal Hoax
• Dalam keadaan darurat kesehatan masyarakat, terdapat banyak sumber informasi
yang belum tentu semuanya akurat.
• Strategi harus dicanangkan untuk melacak hoax agar dapat ditanggapi sebagaimana
mestinya.
Sebagai contoh dalam menanggapi COVID-19, tim teknis komunikasi risiko dan tim
media sosial Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berkolaborasi melakukan hal-hal
berikut:
• Mengidentifikasi hoax paling umum yang berpotensi berbahaya, seperti tindakan
pencegahan atau penyembuhan yang salah.
• Menyangkal hoax yang ada dengan informasi berdasarkan pada bukti nyata .
• Menyebarkan informasi secara luas melalui media sosial (termasuk Twitter, Facebook,
Instagram, LinkedIn, Pinterest) dan situs web organisasi.
13
https://covid19.go.id/p/hoax-buster
15
Pemberdayaan Masyarakat
• Identifikasi tokoh masyarakat.
• Bina hubungan dengan tokoh masyarakat
tersebut melalui tindakan kolaboratif,
termasuk di antaranya:
• Perencanaan, desain, dan pengembangan
intervensi.
• Penyebaran informasi.
• Mengadakan pelatihan, pencegahan, dan
tindakan.
• Keterlibatan tokoh masyarakat dalam
memastikan intervensi, sebagai berikut:
• Sesuai dengan makna dan budaya setempat.
• Kolaboratif dan milik masyarakat.
16
Pemberdayaan Masyarakat
New Normal
Diperlukan adanya koordinasi antara tempat kerja dengan pemerintah daerah
dalam penanganan COVID-19, dengan peran nya masing-masing.
• Rumah Sakit/Fasyankes
a. Memberikan pelayanan kesehatan bagi pesien terkena COVID-19.
b. Melakukan komunikasi risiko termasuk penyebarluasan informasi tentang
COVID-19.
Pemberdayaan Masyarakat
New Normal
Sosialisasi dan Edukasi pekerja mengenai
COVID-19
Dilakukan secara intensif untuk memberi
pemahaman terkait pandemi COVID-19,
sehingga pekerja mendapatkan
pengetahuan untuk melakukan tindakan
preventif dan promotif secara mandiri guna
mencegah penularan penyakit, serta
mengurangi kecemasan berlebihan akibat
informasi tidak benar.
Pemberdayaan Masyarakat
New Normal
Materi edukasi yang dapat diberikan:
a) Penyebab COVID-19 dan cara pencegahannya.
b) Mengenali gejala awal penyakit dan tindakan yang harus dilakukan saat gejala timbul.
c) Praktek PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat) seperti praktek mencuci tangan yang benar, etika batuk.
d) Alur pelaporan dan pemeriksaan bila didapatkan kecurigaan.
e) Metode edukasi yang dapat dilakukan: pemasangan banner, pamphlet, majalah dinding, dll di area
strategis yang mudah dilihat setiap pekerja seperti di pintu masuk, area makan/kantin, area
istirahat, tangga serta media audio & video yang disiarkan secara berulang. SMS/whatsapp blast ke
semua pekerja secara berkala untuk mengingatkan.
Pendahuluan
4. Pemberdayaan Masyarakat:
• Identifikasi target audien dan pahami
kekhawatiran dan perilaku mereka, termasuk
siapa yang mereka percayai dan cara mereka
memperoleh informasi.
• Melibatkan masyarakat melalui berbagai
modalitas, seperti media sosial dan radio,
untuk menyebarluaskan informasi dan
menjawab berbagai pertanyaan.
• Mengantisipasi populasi khusus dengan
kebutuhan tertentu, seperti orang-orang
disabilitas atau buta huruf.
27
3. Komunikasi publik
• Mengumumkan kasus COVID-19 pertama secara lebih awal, dan memberikan informasi
terbaru untuk mencerminkan penilaian risiko dan analisis persepsi risiko.
• Memberikan informasi secara tepat waktu meskipun tidak lengkap, dan menjelaskan hal-hal
apa saja yang belum dapat dipastikan.
• Menggunakan saluran komunikasi yang terpercaya dan efektif termasuk influencer publik
dan petugas kesehatan,sehingga masyarakat dapat memperoleh informasi terbaru.
31
4. Pemberdayaan masyarakat
• Mendorong perilaku perlindungan kesehatan dan memantau adanya potensi hambatan
dalam melaksanakan perilaku tersebut.
6. Pembangunan kapasitas
• Memberikan panduan terbaru untuk semua anggota KRPM.
• Identifikasi dan latih staf tambahan.
Komunikasi
Risiko dan Pada Daerah dimana
Pemberdayaan terdapat Pasien COVID-19
masyarakat dengan Jumlah Banyak
(KRPM)
34
4. Pemberdayaan Masyarakat:
• Pantau masyarakat yang terkena dampak,
serta identifikasi apa saja hambatan dalam
mengikuti panduan kesehatan
• Libatkan tokoh masyarakat terpercaya untuk
memfasilitasi dialog dengan masyarakat yang
terkena dampak
• Bangun komunikasi dua arah antara
masyarakat dan gugus tugas
• Jaga kepercayaan masyarakat dengan
mendengarkan persepsi dan pertanyaan
mereka, dan modifikasi rencana KRPM sesuai
kebutuhan
37
6. Pembangunan kapasitas
• Sediakan daftar terminologi dan panduan pesan yang telah disetujui untuk responden KRPM.
• Pelatihan penyegaran keterampilan saat ada metodologi dan kampanye baru.
• Rekrut dan latih para pemimpin, responden, dan juru bicara KRPM sesuai kebutuhan.
• Pantau prosesnya sehingga dapat dievaluasi.
Stigma Sosial
COVID-19
39
Mitos / Kesalahpahaman
• Kebingungan antara coronavirus sebagai flu biasa yang umum atau sebagai coronavirus
yang baru.
• Apakah ... dapat melindungi saya dari coronavirus? (WHO)
• Menggosok kulit dengan minyak wijen
• Menghirup minyak aromaterapi untuk meningkatkan kekebalan tubuh
• Berkumur dengan obat kumur/makan bawang putih
41
COVID-19 telah menimbulkan stigma sosial yang signifikan karena berbagai alasan:
• COVID-19 adalah penyakit baru, sehingga masih sedikit yang kita ketahui tentang penyakit ini.
• Orang sering takut akan hal-hal yang kurang mereka pahami.
• Orang sering menghubungkan rasa takut mereka dengan "orang lain.”
42
Hindari menyertakan hal-hal negatif, dan sebaliknya fokuslah pada langkah-langkah yang
dapat dilakukan untuk menjaga diri sendiri dan orang terkasih:
• LAKUKAN: membicarakan tentang langkah-langkah pencegahan dan perawatannya
• JANGAN: membicarakan tentang jumlah yang sudah terinfeksi atau kematian yang baru
47
Memastikan gambaran yang beragam terhadap suatu kelompok di dalam semua media
kampanye, menunjukkan beragam komunitas yang bekerja sama dalam memusnahkan
COVID-19.
48
• Komunikasi risiko yang efektif dapat membantu menyelamatkan nyawa dan meminimalkan
dampak sosial dan ekonomi dari suatu penyakit.
• Rekomendasi harus berdasarkan pada bukti yang ada mengenai bagaimana praktik
komunikasi risiko yang baik selama keadaan darurat kesehatan masyarakat.
• WHO, Kementerian Kesehatan, Gugus Tugas Percepatan Pengendalian COVID-19 Indonesia
telah mengembangkan panduan yang dapat ditindaklanjuti untuk komunikasi risiko dan
pemberdayaan masyarakat (KRPM) untuk COVID-19.
• Dengan menggunakan ‘people-first’ language, stigma sosial terhadap penyakit dapat
dihindari, dan dapat meningkatkan pencegahan dan pengendalian infeksi.
Rangkuman
Referensi
• Kementrian Kesehatan, Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID 19). Maret
2020. Diakses pada: https://covid19.kemkes.go.id/download/REV-04_Pedoman_P2_COVID-19__27_Maret2020_TTD1.pdf
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/328/2020. Panduan Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease (COVID-19) di
Tempat Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan Usaha pada Situasi Pandemi. https://covid19.go.id/p/protokol/panduan-pencegahan-dan-
pengendalian-corona-virus-disease-2019-covid-19-di-tempat-kerja-perkantoran-dan-industri-dalam-mendukung-keberlangsungan-usaha-pada-situasi-pandemi
• Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19. Materi Edukasi. https://covid19.go.id/edukasi/masyarakat-umum?page=1
• WHO. Risk communication and community engagement (RCCE) readiness and response to the 2019 novel coronavirus (2019-nCoV): Interim guidance v2. Diakses pada:
https://www.who.int/publications-detail/risk-communication-and-community-engagement-readiness-and-initial-response-for-novel-coronaviruses-(-ncov)
• WHO. Communicating Risk in Public Health Emergencies. A WHO Guideline for Emergency Risk Communication (ERC) policy and practice. Diakses pada:
http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/259807/2/9789241550208-eng.pdf?ua=1
• WHO. 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV): Strategic Preparedness and Response Plan. Diakses pada: https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/srp-
04022020.pdf
• Social Stigma associated with COVID-19. Diakses pada: https://www.who.int/docs/default-source/coronaviruse/covid19-stigma-guide.pdf