PEMBAHASAN
160
keadaan baik dan tidak ada kekhawatiran-kekhawatiran khusus. Akan tetapi
pada kunjungan ke empat ini ada kendala dikarenakan adanya Covid-19
yang tidak memungkinkan untuk kunjungan secara langsung dan kunjungan
dilakukan via handphone.
Pelayanan kebidanan antenatal dengan standar 10T telah dilakukan
semuanya. Sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik.
Berdasarkan data subyektif, dalam pengkajian awal ibu hamil dari
kunjungan ANC I, II, III, dan IV tidak ditemukan masalah atau keluhan yang
membutuhkan penanganan segera.
Pertambahan berat badan ibu sejak awal kehamilan sampai kunjungan
antenatal keempat adalah 8 kg. Berdasarkan manuaba 2010, kenaikan berat
badan rata-rata ibu hamil antara 6,5 kg sampai 13 kg. Menurut teori Depkes
R 2009, pada Ny.L telah dilaukan 10 T dari kunjungan I sampai IV telah
berlangsung. Sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan
praktek.
161
Kala III lamanya 10 menit, plasenta lahir kesan lengkap, terdapat
robekan pada jalan lahir yaitu derajat I . Pada manajemen aktif kala III
penolong memberikan suntikan oxytocin pada ibu untuk merangsang
munculnya kontraksi pada uterus agar plasenta dapat lahir spontan,
melakukan peregangan tali pusat terkendali dan melakukan masase fundus
uteri segera setelah plasenta lahir. Asuhan yang diberikan telah sesuai
dengan teori yang dinyatakan oleh (JNPK-KR, 2009) dalam buku Asuhan
Persalinan Normal bahwa manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah
utama, yaitu pemberian oksitosin dalam satu menit pertama setelah bayi
lahir, melakukan peregangan tali pusat terkendali dan masase fundus uteri.
Kala IV berjalan dengan normal, pada 2 jam pospartum tekanan darah
100/70 mmHg, nadi 04 x/menit, suhu 36,5 °C, TFU 2 jari di bawah pusat,
kontraksi uterus baik, kandung kemih kosong dan total perdarahan ± 80 cc.
Pemantauan kala IV dikatakan normal terlihat dari jumlah perdarahan yang
masih dalam batas normal sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh
(Sulistyawati, 2010) yang menyatakan perdarahan dianggap masih normal
bila jumlahnya tidak melebihi 400-500 cc.
Dari kala I sampai kala IV berlangsung selama 6 jam 30 menit, sesuai
dengan teori (Rukiyah, 2009) yang menyatakan bahwa kala I sampai kala IV
berlangsung selama 12 jam untuk multigravida.Jadi tidak ada kesenjangan
antara teori dan praktek di lahan praktek.
162
kejang, kepala tampak normal, BAB/BAK lancar dan bayi menyusu kuat.
Memberikan konseling tentang perawatan tali pusat yaitu tetap menjaga
kebersihan tali pusat bila kotor dibersihkan dengan air bersih kemudian
disabuni dan dikeringkan sampai benar-benar kering tanpa ditaburi ramuan
apapun.
Pada hari ke-6 (KN II) berat badan bayi mengalami peningkatan 100
gram menjadi 3500 gram, tali pusat sudah putus, tidak terlihat tanda-tanda
infeksi tidak kejang, kepala tampak normal, BAB/BAK lancar, dan bayi
menyusu kuat > 10 kali.
Pada hari ke-37 (KN III) berat badan bayi mengalami peningkatan 200
gram menjadi 3700 gram, tali pusat sudah putus, tidak kejang, kepala
tampak normal, BAB/BAK lancar, dan bayi menyusu kuat > 10 kali
Pada hari ke-1 (KN I)tidak terjadi penurunan berat badan pada bayi
yaitu sama seperti BB lahir yaitu 3400 gram, tidak terjadi penurunan berat
badan ini tidak sesuai dengan teori (Hellen Varney, 2007) yang menyatakan
pada 24 jam pertama (hari atau minggu pertama setelah kelahiran), berat
badan bayi akan mengalami penurunan sebanyak 5-10% karena
penyesuaian dengan lingkungan hidup yang baru. Namun pada hari ke-37
(KN III) terdapat kenaikan berat badan drastis, ini dapat disebabkan oleh
beberapa faktor yakni kurang akuratnya alat (timbangan dan dacin) yang
digunakan pada saat penimbangan sewaktu lahir dan sewaktu kunjungan,
kurangnya ketelitian petugas dan frekuensi menyusui bayi. Pada
pemeriksaan lainnya didapatkan tali pusat sudah putus dan tidak ada tanda-
tanda infeksi, tidak ikterus, tidak kejang, kepala tampak normal, BAB/BAK
lancar dan menyusui kuat 10-12 kali.
Pada KN I, KN II dan KN III tidak ditemukan masalah, dankunjungan
dilakukan sudah sesuai dengan jadwal yaitu pada KN III dalam teori (Depkes
RI, 2009) yang menyatakan bahwa KN I 6-48 jam, KN II 3-7 hari, KN III 8-28
hari.
Jadi pada saat Kunjungan Neonatal tidak ditemukan kesenjangan antara
teori dengan praktek di lahan.
163
hari pertama (24 jam PP), TD 110/80 mmHg, nadi 81 x/menit, suhu 36,4°C,
R 21 x/menit, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, kandung
kemih kosong, lochea rubra, dan proses laktasi berjalan lancar.
Saat kunjungan nifas kedua, yaitu pada nifas hari ke-5, TD 120/80
mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 36,6°C,TFU tidak teraba, kontraksi uterus baik,
kandung kemih kosong, lochea serosa, payudara bersih tidak ada tanda-
tanda infeksi, proses laktasi tetap berjalan lancar. Tidak terdapat
kesenjangan teori dengan praktek yaitu pelaksaan kunjungan nifas ke dua
dilakukan sesuai dengan teori (Depkes RI, panduan PWS KIA 2009) yaitu
pada hari ke 4 sampai 28 hari.
Pada saat kunjungan ketiga, yaitu pada nifas hari ke-28, TD 120/90
mmHg, nadi 84 x/menit, suhu 36,4°C, TFU tidak teraba, kandung kemih
kosong, lochea alba,luka perineum sudah keringdan proses laktasi berjalan
lancar. Selain itu tidak ditemukan tanda bahaya masa nifas.
Dari masa nifas hari ke-1 sampai masa hari ke-28 semua berjalan
dengan baik sesuai dengan teori (Helen, Varney, 2007) yang menyatakan
bahwa segera setelah kelahiran TFU tetap terletak sejajar (1-2 ruas jari di
bawah) umbilikus selama 1 sampai 2 hari dan secara bertahap turun ke
dalam panggul sehingga tidak dapat dipalpasi lagi di atas simfisis pubis
setelah hari kesepuluh pascapartum.Jadi tidak ditemukan kesenjangan
antara teori dengan praktek di lahan.
164