BIOKIMIA TANAMAN
“PROTEIN”
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mata Kuliah Biokimia Tanaman
Disusun Oleh:
Nama : Didah Hamidah
NIM : 4442190027
Kelas : IIA Agroekoteknologi
Kelompok : 5 (Lima)
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan laporan
praktikum mata kuliah Biokimia Tnaman ini dapat terselesaikan.
Laporan ini saya susun berdasarkan praktikum yang telah dilaksanakan.
Laporan ini saya susun untuk memenuhi ketuntasan nilai akademik dalam mata
kuliah Biokimia Tanaman jurusan Agroekoteknologi di Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa.
Saya selaku penyusun laporan Biokimia Tanaman ini mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berperan dalam
penyusunan laporan ini. Terutama kepada :
1. Ibu Vega Yoesepa Pamela ST.,M.Si., dan Ibu Sulastri Isminingsih
S.P.,M.Si., selaku dosen pengajar dalam mata kuliah Biokimia Tanaman
dikeals 2A Agroekoteknologi di Universitas Sultan Ageng Tirtaysa.
2. Kepada saudari Nurhayati dan saudari Mila Handayani selaku asisten
laboratorium praktikum mata kuliah Biokimia Tanaman.
3. Dan kepada kedua orang tua yang telah mendukung dan memberi
semangat serta doa nya kepada saya sehingga saya dapat menyelesaikan
laporan ini.
Mohon maaf bila ada salah kata dan saya menyadari banyak kekurangan
dalam pembuatan laporan ini, segala kritik dan saran sangat diharapkan demi
penyempurnaan laporan berikutnya. Semoga dengan tersusunnya Laporan
Biokimia Tanaman ini, saya dapat lebih mengerti dan paham. Terimakasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Adapaun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mempelajari beberapa reaksi uji terhadap protein.
2. Untuk mengetahui pengaruh logam berat berat dan alkohol terhadap
sifat protein.
1
3. Untuk mengetahui sifat kelarutan dan denaturasi pada uji protein.
BAB II
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
berjangka dari 10.000 sampai beberapa juta sma. Bila protein didihkan
dalam asam atau basa encer atau bila mereka dikenal kerja enzim-enzim
spesifik dalam pencernaan, molekul-molekulnya dihidrolisis menjadi asam-
asam amino. Oleh karena itu protein serupa dengan pati dan selulosa, dalam
arti molekul-molekul mereka terdiri dari satuan berulang dari molekul yang
lebih sederhana. Satuan struktural protein adalah asam amino (Wood, 1989).
Kelarutan protein di dalam suatu cairan sesungguhnya sangat
dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain pH, suhu, kekuatan ionik dan
konstanta dielektrik pelarutnya. Protein seperti asam amino bebas memiliki
titik isoelektrik yang berbeda-beda (Poedjiadi, 2006).
4
protein dengan karbohidrat dalam jumlah besar. Lipoprotein terdapat dalam
plasma-plasma yang terikat melalui ikatan ester dengan asam fosfat sepertu
kasein dalam susu. Metaloprotein adalah protein yang terikat dengan
mineral seperti feritin dan hemosiderin adalah protein dimana mineralnya
adalah zat besi, tembaga dan seng.
Klasifikasi protein pada biokimia didasarkan atas fungsi biologinya
(Purwo, 1993):
Enzim Merupakan golongan protein yang terbesar dan paling penting.
Kira-kira seribu macam enzim telah diketahui, yang masing-masing
berfungsi sebagai katalisator reaksi kimia dalam jasad hidup. pada jasad
hidup yang berbeda terdapat macam jenis enzim yang berbeda pula.
Molekul enzim biasanya berbentuk bulat (globular), sebagian terdiri atas
satu rantai polipeptida dan sebagian lain terdiri lebih dari satu polipeptida.
Contoh enzim: ribonuklease, suatu enzim yang mengkatalisa hidrolisa RNA
(asam poliribonukleat); sitokrom, berperan dalam proses pemindahan
electron; tripsin; katalisator pemutus ikatan peptida tertentu dalam
polipeptida.
Protein Pembangun Protein pembangun berfungsi sebagai unsure
pembentuk struktur. Beberapa contoh misalnya: protein pembukus virus,
merupakan selubung pada kromosom; glikoprotein, merupakan penunjang
struktur dinding sel; struktur membrane, merupakan protein komponen
membrane sel; α-Keratin, terdapat dalam kulit, bulu ayam, dan kuku;
sklerotin, terdapat dalam rangka luar insekta; fibroin, terdapat dalam kokon
ulat sutra; kolagen, merupakan serabut dalam jaringan penyambung; elastin,
terdapat pada jaringan penyambung yang elastis (ikat sendi); mukroprotein,
terdapat dalam sekresi mukosa (lendir).
Protein Kontraktil Protein kontraktil merupakan golongan protein yang
berperan dalam proses gerak. Sebagai contoh misalnya; miosin, merupakan
unsure filamen tak bergerak dalam myofibril; dinei, terdapat dalam rambut
getar dan flagel (bulu cambuk).
Protein Pengangkut Protein pengangkut mempunyai kemampuan
mengikat molekul tertentu dan melakukan pengangkutan berbagai macam
5
zat melalui aliran darah. Sebagai contoh misalnya: hemoglobin, terdiri atas
gugus senyawa heme yang mengandung besi terikat pada protein globin,
berfungsi sebagai alat pengangkut oksigen dalam darah vertebrata;
hemosianin, befungsi sebagai alat pengangkut oksigen dalam darah
beberapa macam invertebrate; mioglobin, sebagai alat pengangkut oksigen
dalam jaringan otot; serum albumin, sebagai alat pengangkut asam lemak
dalam darah; β-lipoprotein, sebagai alat pengangkut lipid dalam darah;
seruloplasmin, sebagai alat pengangkut ion tembaga dalam darah.
Protein Hormon Seperti enzim, hormone juga termasuk protein yang
aktif. Sebagai contoh misalnya: insulin, berfungsi mengatur metabolisme
glukosa, hormone adrenokortikotrop, berperan pengatur sintesis
kortikosteroid, hormone pertumbuhan, berperan menstimulasi pertumbuhan
tulang.
Protein Bersifat Racun Beberapa protein yang bersifat racun terhadap
hewan kelas tinggi yaitu misalnya: racun dari Clostridium botulimum,
menyebabkan keracunan bahan makanan; racun ular, suatu protein enzim
yang dapat menyebabkan terhidrolisisnya fosfogliserida yang terdapat
dalam membrane sel; risin, protein racun dari beras.
Protein Pelindung Golongan protein pelindung umumnya terdapat
dalam darah vertebrata. Sebagai contoh misalnya: antibody merupakan
protein yang hanya dibentuk jika ada antigen dan dengan antigen yang
merupakan protein asing, dapat membentuk senyawa kompleks; fibrinogen,
merupakan sumber pembentuk fibrin dalam proses pembekuan darah;
trombin, merupakan komponen dalam mekanisme pembekuan darah.
Protein Cadangan Protein cadangan disimpan untuk berbagai proses
metabolisme dalam tubuh. Sebagai contoh, misalnya: ovalbumin,
merupakan protein yang terdapat dalam putih telur; kasein, merupakan
protein dalam biji jagung.
6
BAB III
METODE PRAKTIKUM
7
digunakan yaitu putih telur, HgCl 2%, AgNO3 5%, pelarut buffer asetat 5%,
HCl 0,1 M, NaOH 0,1 M, Etanol 95%, dan albumin.
8
3. Dimasukkan etanol 95% pada masing-masing tabung.
4. Didiamkan ke 3 tabung tersebut ke dalam air mendidih selama 15 menit
dan didinginkan pada suhu kamar.
5. Ditambahkan 10 mL buffer asetat Ph 7.4 1 M pada tabung 1 dan 2
6. Dicatat hasil sebelum dipanaskan, hasil setelah dipanaskan, dan setelah
ditambahkan buffer asetat.
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil pengendapan dengan logam
No Bahan AgCl 2% AgNO3 5% Pb Asetat
1 Putih telur Endapan putih Endapan putih Endapan putih dan
dan dindingnya dan dindingnya dindingnya kotor
kotor kotor
Keterangan :
(1) : Sebelum dipanaskan TEK : Terdapat Endapan Keruh
(2) : Setelah dipanaskan TEP : Terdapat Endapan Putih
(3) : Sesudah ditambahkan zat TTE : Tidak Terdapat Endapan
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas tentang protein. Protein tersusun
dari berbagai asam amino yang masing-masing dihubungkan dengan ikatan
peptida. Protein adalah senyawa organik kompleks berbobot molekul tinggi
yang merupakan polimer dari monomer-monomer asam amino yang
10
dihubungkan satu sama lain dengan ikatan peptida. Molekul protein
mengandung karbon, hidrogen, oksigen, nitrogen dan kadang kala sulfur
serta fosfor. Protein berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel
makhluk hidup dan virus. Protein terlibat dalam sistem kekebalan (imun)
sebagai antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon, sebagai komponen
penyimpanan (dalam biji) dan juga dalam transportasi hara.
Pada praktikum protein ini zat yang diuji adalah kandungan albumin
yang diganti dengan putih telur. Penggunaan putih telur sebagai pengganti
albumin bukanlah tanpa alasan, hal ini dikarenakan stok albumin di
laboratorium tidak ada dan juga putih telur mengandung 95% albumin hal
ini didukung oleh pernyataan Soemitro (1992) bahwa albumin pada telur
(ovalbumin) paling banyak terdapat pada bagian putih telurnya
dibandingkan dengan kuning telurnya. Putih telur ayam rasdalam setiap 100
gr mengandung rata-rata 10,5 gr protein yang 95% nya adalah albumin (9,83
gr).
Percobaan yang pertama adalah pengendapan dengan logam Pada
pengendapan protein dengan pengendapan logam, melalui penambahan
HgCl 2%, AgNO3 5%, Pb asetat 5% sebanyak 5 tetes, ke dalam masing-
masing 60 tetes putih telur dalam tabung yang berbeda menyebabkan
terjadinya reaksi sehingga larutan yang sebelumnya jernih berubah menjadi
keruh dan terdapat endapan. Penambahan HgCl 2% ini karena diketahui
bahwa protein mampu menawarkan racun sebab asam amino yang
merupakan penyusun suatu protein dapat mengikat logam seperti HgCl
(merkuri klorida) AgNo3 (Perak Nitrat) dan Pb Asetat (Timbal Asetat) yang
merupakan racun atau logam yang terikat dalam reaksi ini ditandai dengan
adanya endapan putih. Pada saat ditambahkan ke dalam protein, HgCl 2%
AgNO3 dan Pb asetat akan terionisasi sehingga dapat menghasilkan
endapan. Ikatan yang amat kuat dari reaksi protein yang ditambahkan
dengan zat logam akan memutuskan ikatan jembatan garam, sehingga akan
terjadi denaturasi, secara bersama gugus –COOH dan gugus –NH2 yang
terdapat pada protein dapat bereaksi dengan ion logam berat dan dapat
membentuk senyawa kelat.
11
Adanya endapan disebabkan karena adanya kemampuan protein atau
asam amino untuk berikatan dengan ion logam di atas titik isoelektriknya.
Kemampuan ini disebabkan karena pada saat pH berada di atas titik
isoelektrik protein atau asam amino, maka ia akan bermuatan negatif
sehingga mampu mengikat ion logam yang bermuatan positif. Menurut
Nugroho (2013), berdasarkan teori, titik isoelktrik albumin adalah : 4,55-
4,90, alanin 6,00 , glisin 5,97 dan serin 5,68 (titik isoelektrik adalah
keadaan pH dimana protein /asam amino memiliki jumlah muatan positif
dan negatif yang sama). Adanya pertambahan ion logam menyebabkan
putusnya jembatan disulfida dan ikatan kovalen S-S pada protein yang
mengandung gugus sulfuhidril.
Pada reaksi pengendapan dengan alkohol, ketika larutan albumin
ditambahkan HCl 0,1 M sebelum dipanaskan terdapat endapa keruh lalu
dipanaskan terdapat endapan keruh dan ditambahkan buffer asetat pH 7,4
1M maka akan terjadi reaksi, dimana larutan terdapat endapan keruh.
Ketika albumin ditambahkan dengan NaOH 0,1 M terdapat endapan keruh
lalu dipanaskan maka terdapat endapan keruh dan ditambahkan buffer asetat
pH 7,4 1M maka larutan menjadi keruh dan terdapat endapan keruh. Ketika
albumin dengan penambahan buffer asetat pH 7,4 1M terdapat endapan
keruh dan dipanaskan larutan berubah menjadi terdapat endapan putih.
Penambahan buffer asetat yang merupakan pelarut organik akan
menurunkan kelarutan protein, karena kelarutaan suatu protein tergantung
dari kedudukan dan distribusi dari gugus hidrofil polar dan hidrofob polar
pada molekul. Mampu mengendapkan logam dalam suasan asam dan pada
pH 7,4 yang merupakan titik isoelektrik.
Pada reaksi pengendapan dengan alkohol, larutan albumin akan
membentuk endapan yang disebabkan karena adanya gugus hidrofobik polar
(yang menarik gugus non-polar) didalam molekul protein dan menghasilkan
protein dipol. Menurut Soemitro (1992), albumin + HCl dan albumin +
NaOH membentuk larutan bening sedangkan albumin + buffer asetat pH 7,4
agak keruh. Hal ini disebabkan karena pada pH 7,4 merupakan titik
isoelektrik albumin. Titik isoelektrik merupakan pH dimana kelarutan
12
protein minimum karena jumlah ion positif dan ion negatif sama sehingga
penambahan senyawa organik seperti aseton dan alkohol yang bersifat
nonpolar (muatan = 0) cenderung menurunkan kelarutan protein.
Penambahan asam berupa HCl menyebabkan larutan albumin kelihatan
keruh akibat pH daripada larutan berada dibawah pH buffer asetat pH 7,4.
Sedangkan dengan penambahan basa menyebabkan larutan albumin
kelihatan agak bening, hal ini menandakan naiknya kelarutan albumin. Hal
ini berdasarkan sifat protein yang amfoter (protein dalam suasana pelarut
yang bersifat asam akan bertindak sebagai basa dan dalam suasana pelarut
yang bersifat basa akan bertindak sebagai asam).
Pada percobaan yang ketiga yaitu denaturasi protein. Denaturasi adalah
sebuah proses dimanaprotein atau asam nukleat kehilangan struktur tersier
dan sekunder dengan penerapan beberapa tekanan eksternal atau senyawa,
seperti asam kuat atau basa, garam anorganik terkonsentrasi sebuah pelarut
organik (alkohol, dll) atau oleh panas. pada percobaan ini dibuat tiga larutan
protein yang dimasukkan dalam tigatabung yang berbeda dengan protein
yang sama yaitu putih telur tetapi dengan penambahan larutan yang berbeda,
yaitu larutan HCl 0,1 M pada tabung 1, NaOH 0,1M pada tabung 2, dan
buffer asetat pH 7,4 1M pada tabung 3.
Pada tabung 1 cairan putih telur ditambahkan dengan HCl 0,1 M maka
akan terdapat endapan keruh kemudian ditambahkan etanol 95% dan
dipanaskan dalam air mendidih selama 15 menit dan tetap terdapat endapan
keruh setelah ditambahkan buffer asetat berubah menjadi tidak terdapat
endapan. Pada tabung 2 albumin dicampurkan dengan NaOH 0,1 M maka
akan terdapat endapan keruh lalu dipanaskan dalam air mendidih selama 15
menit dan ditambah larutan etanol 95% akan tetap terdapat endapan keruh,
setelah ditambahkan buffer asetat maka berubah menjadi tidak terdapat
endapan. Pad atabung 3 larutan albumin ditambahkian dengan buffer asetat
makaakan berubah menjadi terdapat endapan putih, seteloah ditambah
dengan etanol 95% dan dipanaskan pada air mendidih selama 15 menit
maka akan berubah menjadi endapan keruh.
13
Mekanisme denaturasi terjadi berdasarkan beberapa hal, diantaranya
yaitu denaturasi karena logam berat. Garam logam berat mendenaturasi
protein sama dengan halnya asam dan basa. Garam logam berat umumnya
mengandung Hg+2, Pb+2, Ag+1, Tl+1, Cd+2 dan logam lainnya dengan berat
atom yang besar. Reaksi yang terjadi antara garam logam berat akan
mengakibatkan terbentuknya garam protein-logam yang tidak larut. Protein
akan mengalami presipitasi bila bereaksi dengan ion logam. Pengendapan
oleh ion positif (logam) diperlukan pH larutan diatas pi, karena protein
bermuatan negatif, pengendapan oleh ion negatif diperlukan pH larutan
dibawah pi karena protein bermuatan positif.
BAB V
PENUTUP
5.1 Simpulan
Protein adalah salah satu makrobiomolekular yang berfungsi sebagai
pembentuk struktur sel daripada makhluk hidup termasuk manusia. Protein
adalah polimer dari asam-asam amino yang tersambung melalu ikatan
peptida, oleh karenanya dapat juga disebut sebagai polipeptida. Dalam
kehidupan protein memegang peranan yang penting pula. Proses kimia
dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya enzim, suatu
protein yang berfungsi sebagai biokatalis. Pembagian tingkat organisasi
protein ada empat yaitu struktur primer yaitu ikatan antar asam amino hanya
ikatan peptida, pada struktur sekunder dimana rantai asam amino bukan
hanya dihubungkan oleh ikatan peptida tetapi juga diperkuat oleh ikatan
hidrogen dan pada struktur tersier terbentuk karena terjadinya polipeptida
dan yang terakhir pada struktur kuartener juga terbentuk tersier dan bisa
terdiri dari prometer yang sama atau berlainan. Pad apraktikum kali ini ada
tiga jenis uji protein yaitu uji dengan logam, uji dengan alkohol dan
denaturasi protein.
14
5.2 Saran
Semoga pada praktikum selanjutnya dapat lebih dipahami dengan
mudah tatacara praktikum agar praktikan tidak kebingungan. Disamping itu
juga praktikan harus menjaga kebersihan diri, alat dan ruang laboratorium.
Diharapkan dapat mengenal nama alat, prinsip kerja alat, dan fungsi masing-
masing alat. Agar pada saat praktikum, praktikan melakukan dengan baik
dan benar tanpa melakukan kesalahan.
DAFTAR PUSTAKA
Ferdinand, Fictor. 2007. Praktis Belajar Biologi. Jakarta: Visindo Media Persada.
Katili. 2009. Struktur dan Fungsi Protein Kalogen. Jurnal F. Develomental
Biologi. Vol. 2 No. 5
Nugroho, Matheus. 2013. Isolasi Albumin dan Karakteristik Berat Molekul Hasil
Ekstraksi Secara Pengukusan Ikan Gabus (Ophioceephalus striatus).
Jurnal Saintek Perikanan Vol. 9, No.1.
Pedaging. Jurnal Biokimia. Vol.12 No. 2
Poedjiadi, Anna, 2006. Dasar-dasar Biokimia. Jakarta: Universitas Indonesia
PRESS
Purwo, Arbianto. 1993. Konsep-konsep Dasar Biokimia. Bandung: Kimia Farma-
Institut Teknik Bandung.
Samadi. 2012. Konsep Ideal Protein (Asam amino) Fokus Pada Ternak Ayam
Soemitro, S.; Marianti, L. dan A. Safari. 1992.Percobaan Biokimia Penentuan
StrukturProtein. Pusat dan AntarUniversitasBioteknologi.
InstitutTeknologi Bandung. Hal: 23.
Wahyudi, 2005. Kimia Organik II. Malang: UM Press.
Wood.1989. Kimia pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
15
LAMPIRAN
16
HCl 0,1M NaOH 0,1M Etanol
17
Hasil uji pengendapan Hasil uji pengendapan Hasil uji denaturasi
protein dengan logam protein dengan alkohol protein
18