BAHASA INDONESIA
“RAGAM BAHASA”
Dosen Pengampu Mata Kuliah Bahasa Indonesia
Ibu Sundawati Tisnasari S.S.,M.Pd
Disusun oleh :
Nama :-Christhoper Wibysana (4442180115)
-Dede Setiawan (4442180039)
-Rafli Rainaldi (4442180040)
-Siti Nur Laela (4442180041)
Kelas : 2B
Kelompok : 2 (Dua)
JURUSAN AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2019
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan semesta alam
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya serta memberikan nafas
kedalam ruh yang Insya Allah akan membawa perubahan terhadap bumi pertiwi
ini. Tak lupa pula kita hadiahkan shalawat beriring salam kepada junjungan kita
nabi besar Muhammad SAW yang telah membawa kita dari zaman kebodohan
menuju zaman terang benderang. Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih
kepada kedua orang tua yang telah memfasilitasi kami dalam hal apapun hingga
saat ini. Penulis juga berterima kasih kepada Ibu Sundawati Tisnasari S.S., M.Pd
selaku Dosen Pengampu Mata Kuliah Bahasa Indonesia.
Karya tulis ilmiah memiliki kedudukan yang sangat penting dalam kurikulum
jurusan Agroekoteknologi, rasanya tak hanya jurusan tersebut. Semua jurusan
yang bergelut dengan karya tulis ilmiah pasti menempatkannya ke dalam
kedudukan yang lumayan strategis dalam standar kelulusan sebuah Prodi. Hal ini
bukan hanya kebijakan semata, karya tulis atau yang paling sering digunakan
makalah dinilai ampuh dalam menakar standar kompetensi yang dimiliki oleh
mahasiswa dalam sebuah Prodi. Hal ini seperti pengimplementasian dari segala
teori yang telah diberikan dalam setiap materi yang ada. Kami paham jika
makalah ini bukanlah suatu hal yang sempurna, karena kami juga masih dalam
tahap pembelajaran. Harapan kami, semoga makalah ini dapat mengedukasi bagi
yang membutuhkan dan dapat memenuhi kewajiban kami untuk melengkapi
tuntutan kurikulum.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui tentang
ragam bahasa Indonesia dan macam-macam ragam bahasa Indonesia ditinjau dari
berbagai aspek, dan memenuhi tugas bahasa Indonesia.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2 Definisi Ragam Bahasa
Ragam Bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, menurut hubungan pembicara, kawan bicara,
orang yang dibicarakan, serta menurut medium pembicara. Ragam bahasa yang
oleh penuturnya dianggap sebagai ragam yang baik (mempunyai prestise tinggi),
yang biasa digunakan di kalangan terdidik, di dalam karya ilmiah (karangan
teknis, perundang-undangan), di dalam suasana resmi, atau di dalam surat
menyurat resmi (seperti surat dinas) disebut ragam bahasa baku atau ragam
bahasa resmi.
Sehubungan dengan pemakaian bahasa Indonesia, timbul dua masalah pokok
yaitu masalah penggunaan bahasa baku dan tak baku. Dalam situasi remi, seperti
di sekolah, di kantor, atau di dalam pertemuan resmi digunakan bahasa baku.
Sebaliknya dalam situasi tak resmi, seperti di rumah, di taman, di pasar, kita tidak
dituntut menggunakan bahasa baku.
Ditinjau dari media atau sarana yang digunakan untuk menghasilkan bahasa,
ragam bahasa terdiri dari:
(1) Ragam bahasa lisan
(2) Ragam bahasa tulis
Bahasa yang dihasilkan melalui alat ucap (organ of speech) dengan fonem
sebagai unsur dasar dinamakan ragam bahasa lisan, sedangkan bahasa yang
dihasilkan dengan memanfaatkan tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya,
dinamakan ragam bahasa tulis. Jadi dalam ragam bahasa lisan, kita menggunakan
lafal, dalam ragam bahasa tulis, kita menggunakan tata cara penulisan (ejaan).
Selain itu aspek tata bahasa dan kosa kata dalam kedua jenis ragam itu memiliki
hubungan yang erat. Ragam bahasa tulis yang unsur dasarnya huruf,
melambangkan ragam bahasa lisan. Oleh karena itu, sering timbul kesan bahwa
ragam bahasa lisan dan tulis itu sama. Padahal, kedua jenis ragam bahasa itu
berkembang menjdi sistem bahasa yang memiliki seperangkat kaidah yang tidak
identik benar, meskipun ada pula kesamaannya. Meskipun ada kedekatan aspek
tata bahasa dan kosa kata, masing-masing memiliki seperangkat kaidah yang
berbeda satu dari yang lain.
3
2.3 Sebab Terjadinya Ragam Bahasa
Ragam bahasa timbul seiring dengan perubahan masyarakat. Perubahan itu
berupa variasi-variasi bahasa yang dipakai sesuai keperluannnya. Agar banyaknya
variasi tidak mengurangi fungsi bahasa sebagai alat komunikasi yang efisien,
dalam bahasa timbul mekanisme untuk memilih variasi tertentu yang cocok untuk
keperluan tertentu yang disebut ragam standar. Ada beberapa faktor yang
menyebabkan timbulnya keragaman Bahasa seperti faktor budaya, faktor
perbedaan demografi dan faktor sejarah. Dibawah ini penjelasan dari faktor-faktor
tersebut :
1. Faktor Budaya
Setiap daerah mempunyai perbedaan bahasa atau daerah hidup yang berbeda,
seperti wilayah Sumatra, Bali, Kalimantan, Jawa dan beberapa wilayah
diIndonesia lainnya.
2. Faktor Sejarah
Di setiap daerah atau wilayah di Indonesia mempunyai kebiasaan dari nenek
moyang yang berbeda-beda.
3. Faktor Perbedaan Demografi
Setiap daerah memiliki dataran yang berbeda seperti wilayah di daerah
pantai, pegunungan yang biasanya cenderung mengunakan bahasa yang singkat
jelas dan dengan intonasi volume suara yang besar. Berbeda dengan pada
pemukiman padat penduduk yang menggunakan bahasa lisan yang panjang lebar
dikarenakan lokasinya yang saling berdekatan dengan intonasi volume suara yang
kecil.
4
mencerminkan ketelitian yang objektif sehingga suku-suku kalimatnya mirip
dengan proposisi logika. Karena itu, apabila sebuah kalimat digunakan untuk
mengungkapkan dua buah gagasan yang memiliki hubungan kausalitas,
gagasan beserta hubungannya itu harus tampak secara jelas dalam kalimat
yang mewadahinya. Contoh :
(a) Karena sulit, maka pengambilan data dilakukan secara tidak langsung.
Menurut para ahli psikologi bahwa korteks adalah pusat otak yang paling
rumit.
(b) Karena sulit, pengambilan data dilakukan secara tidak langsung.
Menurut para ahli psikologi korteks adalah pusat otak yang paling rumit.
Kecendekiaan juga berhubungan dengan kecermatan memilih kata. Suatu
kata dipilih secara cermat apabila kata itu tidak mubazir, tidak rancu, dan
bersifat idiomatis. Pilihan kata maka dan bahwa pada contoh (a) termasuk
mubazir. Oleh sebab itu, kata tersebut perlu dihilangkan sebagaimana
contoh(b).
2.4.2 Lugas dan Jelas
Sifat lugas dan jelas dimaknai bahwa bahasa Indonesia mampu
menyampaikan gagasan ilmiah secara jelas dan tepat. Untuk itu, setiap
gagasan diungkapkan secara langsung sehingga makna yang ditimbulkan
adalah makna lugas. Pemaparan bahasa Indonesia yang lugas akan
menghindari kesalahpahaman dan kesalahan menafsirkan isi kalimat.
Penulisan yang bernada sastra pun perlu dihindari. Gagasan akan mudah
dipahami apabila dituangkan dalam bahasa yang jelas dan hubungan antara
gagasan yang satu dengan yang lain juga jelas. Kalimat yang tidak jelas
umumnya akan muncul pada kalimat yang sangat panjang. Perhatikan
contoh kalimat lugas di bawah ini!
(a)Para pendidik yang kadangkala atau bahkan sering kena getahnya oleh
ulah sebagian, anak-anak mempunyai tugas yang tidak bisa dikatakan ringan.
(b)Para pendidik yang kadang-kadang atau bahkan sering terkena akibat
ulah sebagian anak-anak mempunyai tugas yang berat.
Kalimat (a) bermakna tidak lugas. Hal itu tampak pada pilihan kata kena
getahnyadan tidak bisa dikatakan ringan.Kedua ungkapan itu tidak mampu
5
mengungkapkan gagasan secara lugas.Kedua ungkapan itu dapat diganti
terkena akibat dan berat yang memiliki makna langsung, separti kalimat (b).
2.4.3 Menghindari Kalimat Fragmentaris
Bahasa Indonesia ragam ilmiah juga menghindari penggunaan kalimat
fragmentaris.Kalimat fragmentaris adalah kalimat yang belum selesai.
Kalimat terjadi antara lain karena adannya keinginan penulis menggunakan
gagasan dalam beberapa kalimat tanpa menyadari kesatuan gagasan yang
diungkapkan.
2.4.4 Bertolak dari Gagasan
Bahasa ilmiah digunakan dengan orientasi gagasan. Bahasa Indonesia
ragam ilmiah mempunyai sifat bertolak dari gagasanya. Artinya , penonjolan
diadakan pada gagasan atau hal yang diungkapkan dan tidak pada penulis.
Implikasinya, kalimat-kalimat yang digunakan didominasi oleh kalimat pasif
sehingga kalimat aktif dengan penulis sebagai pelaku perlu dihindari.
Perhatikan contoh kalimat bertolak dari gagasan di bawah ini!
(a)Dari uraian tadi penulis dapat menyimpulkan bahwa menumbuhkan
dan membina anak berbakat sangat penting.
(b)Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa menumbuhkan dan
membina anak berbakat sangat penting.
Contoh kalimat (a) beroriantasi pada penulis. Hal itu tampak pada
pemilihan kata penulis (yang menjadi sentral) pada kalimat tersebut. Contoh
(b) berorientasi pada gagasan dengan menyembunyikan kehadiran penulis.
Untuk menghindari hadirnya pelaku dalam paparan, disarankan
menggunakan kalimat pasif. Orientasi pelaku yang bukan penulis yang tidak
berorientasi pada gagasan juga perlu dihindari. Oleh sebab itu, paparan yang
melibatkan pembaca dalam kalimat perlu dihindari.
6
morfologi, dan sintaksis.Disamping ditandai oleh ciri-ciri linguistic tertentu,
timbulnya ragam bahasa juga ditandai oleh ciri-ciri non-linguistik seperti lokasi /
tempat atau lingkungan penggunaan bahasa itu sendiri.Baik dalam hal social
maupun yang lainnya. Berdasarkan pokok pembicaraan, ragam bahasa dibedakan
antara lain :
1. Ragam Bahasa Undang-Undang
Yaitu bahasa yang biasa digunakan dalam pembuatan undang-undang Negara
maupun sesuatu yang berkaitan dengan perundang-undangan.Seperti UUD, dll.
2. Ragam bahasa jurnalistik
Yaitu bahasa yang biasa digunakan dalam media massa. Seperti reporter,
majalah, koran, dll.
3. Ragam bahasa ilmiah
Yaitu bahasa yang biasa digunakan dalam pembuatan suatu karya ilmiah.
4. Ragam bahasa sastra
Yaitu bahasa yang biasa digunakan oleh seorang sastrawan untuk membuat
sebuah sastra. Berdasarkan media pembicaraan, ragam bahasa dibedakan atas :
1. Ragam Lisan
Ragam bahasa lisan adalah suatu ragam bahasa yang dihasilkan oleh alat ucap
(organ of speech).Dalam ragam bahasa lisan ini, kita harus memperhatikan
beberapa hal seperti tata bahasa, kosakata, dan lafal dalam pengucapannya.Karena
dengan memperhatikan hal-hal tersebut, pembicara dapat mengatur tinggi rendah
suara atau tekanan yang dikeluarkan, mimik/ekspresimuka yang ditunjukkan, serta
gerak tangan atau isyarat untuk mengungkapkan ide dari sang pembicara.
A. Contoh ragam lisan antara lain meliputi:
· Ragam bahasa cakapan
· Ragam bahasa pidato
· Ragam bahasa kuliah
· Ragam bahasa panggung
B. Ciri-ciri ragam bahasa lisan :
· Memerlukan kehadiran orang lain
· Unsur gramatikal tidak dinyatakan secara lengkap
· Terika truang dan waktu
7
· Dipengaruhi oleh tinggi rendahnya suara
C. Kelebihan ragam bahasa lisan :
· Dapat disesuaikan dengan situasi.
· Faktor efisiensi.
· Faktor kejelasan.
· Faktor kecepatan.
· Lebih bebas bentuknya karena factor situasi yang memperjelas pengertian
bahasa yang dituturkan oleh penutur.
· Penggunaan bahasa lisan bisa berdasarkan pengetahuan serta penafsiran
dari informasi audit, visual dankognitif sang penutur.
D. Kelemahan ragam bahasa lisan :
· Bahasa lisan berisi beberapa kalimat yang tidak lengkap, bahkan terdapat
frase-frase sederhana.
· Penutur sering mengulangi beberapa kalimat.
· Tidak semua orang bisa melakukan bahasa lisan.
· Aturan-aturan bahasa yang dilakukan tidak formal.
2. RagamTulis
Ragam bahasa tulis adalah bahasa yang dihasilkan dengan memanfaatkan
tulisan dengan huruf sebagai unsur dasarnya.Dalam ragam bahasa lisan ini, kita
harus memperhatikan beberapa hal seperti tata cara penulisan (ejaan) di samping
aspek tata bahasa dan pemilihan kosa kata. Karena dalam ragam bahasa tulis ini
kita dituntutun tuktepat dalam pemilihan unsur tata bahasa seperti bentuk kata,
susunan kalimat, pilihan kata, kebenaran penggunaan ejaan, dan juga penggunaan
tanda baca dalam mengungkapkan ide kita.
A. Ciri-ciri ragam bahasa tulis :
Tidak memerlukan kehadiran orang lain.
Adanya unsure egramatikal (hubungan antara unsur-unsur bahasa dalam
satuan yang lebih besar) yang dinyatakan secara lengkap.
· Tidak terikat oleh ruang dan waktu
· Dipengaruhi oleh tanda baca atau ejaan.
8
B. Kelebihan ragam bahasa tulis :
· Informasi yang disajikan bisa dipilih oleh sang penulis untuk dikemas
menjadi media atau materi yang lebih menarik dan menyenangkan.
· Umumnya memiliki kedekatan antara budaya dengan kehidupan
masyarakatnya.
· Sebagai sarana untuk memperkaya kosa kata.
· Dapat digunakan untuk menyampaikan maksud/tujuan, memberikan
informasi serta dapat. Mengungkap unsur-unsu remosi sehingga mampu
meningkatkan wawasan si pembaca.
9
Bandung, Banyuwangi, dll. Logat bahasa Indonesia orang Bali tampak pada
pelafalan /t/ seperti pada kata ithu, kitha, canthik, dll.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ragam bahasa adalah variasi bahasa menurut pemakaian, yang berbeda-beda
menurut topik yang dibicarakan, orang yang dibicarakan, serta menurut media
pembicaraan. Dalam konteks ini ragam bahasa meliputi bahasa lisan dan tulisan.
Pada ragam bahasa baku tulis diharapkan para penulis mampu menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menggunakan ejaan bahasa yang telah
disempurnakan (EYD), sedangkan ragam bahasa lisan diharapkan para warga
Indonesia mampu mengucapkan dan memakai bahasa dengan baik serta bertutur
kata sopan sebagai pedoman yang ada..
3.2 Saran
Sebagai warga negara Indonesia, sudah seharusnya kita semua mempelajari
ragam bahasa yang kita miliki, kemudian mempelajari dan mengambil hal-hal
yang baik, yang dapat kita amalkan dan kita pakai untuk berinteraksi dalam
kehidupan sehari-hari
11