BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan dunia bisnis yang sangat pesat memberikan peluang bagi calon
pebisnis
untuk dalam mendapatkan konsumen. Tak lepas dari itu pedagang kaki lima
(PKL) ikut bersaing meningkatkan kualitas produk dan pelayanannya untuk
mendapatkan konsumen. Pengertian PKL adalah pelaku usaha yang melakukan
usaha perdagangan dengan menggunakan sarana usaha bergerak maupun tidak
bergerak, menggunakan prasarana kota, fasilitas sosial, fasilitas umum, lahan dan
bangunan milik pemerintah dan/atau swasta yang bersifat sementara/tidak menetap
[1].
Upaya yang dilakukan PKL untuk mendapatkan konsumen telah dilakukan, dari
menampilkan informasi produk, harga produk, menetap pada lokasi tertentu,
bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain, hingga menunggu konsumen dengan
waktu yang tidak tetap. Upaya tersebut bertujuan untuk memenuhi salah satu
kepuasan konsumen, namun upaya tersebut tidak selalu membantu PKL
mendapatkan konsumennya. Salah satu faktor penentu kepuasan konsumen adalah
lokasi, mood dan respon pelanggan dipengaruhi secara signifikan oleh lokasi, desain
dan tata letak fasilitas jasa. Lokasi yang strategis dan tepat akan lebih
menguntungkan karena sebagian konsumen akan lebih menyukai tempat yang mudah
dijangkau seperti dekat dengan tempat tinggal konsumen [2]. Lokasi yang baik juga
dapat menjamin tersedianya akses yang cepat, dapat menarik sejumlah besar
konsumen dan cukup kuat untuk mengubah pola berbelanja dan pembelian
konsumen [3].
PENDAHULUAN 2
Permasalahan lokasi tempat berdagang tidak hanya dihadapi oleh PKL dalam
mencari
konsumennya, tidak jarang konsumen kesulitan mengetahui lokasi PKL
yang berkeliling dan tidak mengetahui apakah PKL yang diinginkannya sedang
berjualan atau tidak. Tidak hanya lokasi, informasi seperti jenis dagangan, produk
yang dijual dan kabar kedatangan pedagang yang diinginkan minim diperoleh
konsumen dan tidak sesuai dengan yang diinginkan oleh konsumen. Terdapat 6
elemen evaluasi kepuasan konsumen, yaitu bagaimana konsumen puas terhadap
produk
tersebut, pelayanan yang diberikan, lokasi penyaluran barang dan jasa,
budaya atau tradisi konsumen dan pengaruh waktu terhadap kualitas barang dan jasa
[4]. Hal ini menjadi evaluasi bagi pedagang untuk dapat meningkatkan kepuasan
konsumen. Namun untuk mendapatkan respon yang diterima oleh konsumen masih
sulit didapatkan pedagang, karena terbatasnya pelayanan yang diberikan.
Maka dari itu dibutuhkan media penghubung PKL dengan konsumen sebagai sarana
untuk penyampaian informasi yang dimiliki oleh PKL untuk memudahkan konsumen
dan membantu PKL mendapatkan konsumennya.
Aplikasi pelacak pedagang kuliner kaki lima (Aplikasi PPKKL) merupakan salah
satu media penghubung antara PKL dan konsumen. Pada aplikasi PPKKL ini
konsumen dapat dengan mudah mencari, mengetahui informasi dan lokasi PKL yang
sedang berjualan dan PKL dapat mendapatkan penilaian dari konsumen mengenai
produk yang diberikan.
Aplikasi sejenis yang tersedia saat ini bernama maize yang merupakan aplikasi
pencarian makanan atau minuman yang beroperasi di Oakland California. Maize
memiliki 3 jenis vendor, yaitu home chef, pop-up vendor dan food truck. Aplikasi ini
dapat mencari vendor yang sedang berjualan, mencari menu dan lokasi,
menambahkan vendor favorit dan tetap terhubung dengan vendor.
Namun pada aplikasi maize lokasi vendor tidak diketahui secara real time apabila
vendor berkeliling atau tidak diam di satu tempat, dan juga aplikasi ini hanya tersedia
PENDAHULUAN 3
di California yang dimana vendor memiliki ciri berdagang yang berbeda dengan PKL
yang berada di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, diperoleh rumusan masalah pada
Tugas Akhir ini sebagai berikut :
1. Konsumen sulit mengetahui lokasi PKL.
PKL memiliki pola kegiatan usaha yang tidak teratur dengan baik salah satunya
adalah
lokasi, sehingga konsumen tidak tahu dimana lokasi PKL yang dicarinya
sedang berjualan. Ini terjadi karena PKL berjualan dengan berpindah tempat.
Untuk menangani masalah ini diperlukan aplikasi yang dapat mengetahui lokasi
dan petunjuk PKL yang sedang berjualan atau tidak berjualan.
2. Informasi yang diperoleh konsumen saat ini masih minim.
Minimnya informasi seperti nama produk dan harga produk yang dijual menjadi
salah satu faktor yang dapat membuat tidak terpenuhinya ekspetasi konsumen
yang berdampak pada kepuasan konsumen. Untuk dapat menangani masalah ini,
diperlukan sebuah aplikasi yang dapat meminimalisir kekecewaan konsumen dari
hasil ekspetasi produk yang didapat dengan menampilkan informasi umum yaitu
nama produk dan harga produk yang dijual.
3. Kurangnya pemberitahuan atau kabar kedatangan PKL.
Kabar kedatangan pedagang menjadi perhatian konsumen, namun informasi suara
atau bunyi bunyian tersebut tidak cukup untuk menjadi informasi kedatangan
pedagang yang diinginkan konsumen, bisa jadi pedagang yang berbeda namun
memiliki bunyi bunyian dan suara yang sama. Sehingga dibutuhkan cara
konsumen mengetahui kabar atau pemberitahuan pedagang sesuai yang
diinginkannya.
4. Pedagang tidak mengetahui konsumen yang puas atau tidak puas.
Salah satu ciri konsumen yang puas adalah loyal terhadap produk, karena
cenderung untuk membeli ulang dari produsen yang sama. Konsumen yang puas
menjadi hal yang dapat memenangkan persaingan dalam lingkungan bisnis. Saat
ini untuk mengukur konsumen puas atau tidak hanya dengan penyampaian
PENDAHULUAN 4
langsung, sehingga tidak ada bukti pasti untuk menentukan jumlah konsumen
yang puas atau tidak. Dibutuhkan sarana untuk menyimpan respon konsumen
untuk membantu pedagang dalam meningkatkan dan memperbaiki mutu produk
atau jasa.
1.3 Tujuan
Tujuan pengembangan aplikasi PPKKL adalah sebagai berikut:
1. Mencari produk atau nama PKL dan mengetahui lokasi PKL yang sedang
berjualan
disekitarnya secara real time.
2. Menampilkan informasi yang akan diperoleh konsumen seperti nama produk,
harga produk yang dijual serta informasi yang diberikan oleh PKL terkait dengan
dagangannya.
3. Menyampaikan pemberitahuan kabar kedatangan PKL yang berada di jangkauan
konsumen dan yang diinginkan oleh konsumen.
4. Menampung kepuasan atau respon konsumen terhadap produk PKL untuk
membantu pedagang dalam meningkatkan dan memperbaiki mutu produk.
PENDAHULUAN 5
1.5 Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak
Dalam melakukan pengembangan Aplikasi PPKKL menggunakan system
development life cycle (SDLC) waterfall dengan tahapan pada Gambar 1.
1. Tahap Analisis
Pada tahap ini membuat gambaran umum tentang aplikasi PPKKL yang akan
dibangun dengan menganalisa semua kebutuhan (requirement) yang disesuaikan
dengan masalah-masalah dan tujuan yang telah didefinisikan dan analisis terhadap
aplikasi sejenis. Pada tahap ini akan menghasilkan requirement berupa jenis
stakeholder, bisnis proses, bisnis rule, domain model, use case diagram, use case
text, system sequence diagram. Langkah-langkah dalam tahap analisis adalah
sebagai berikut:
a. Menganalisis kebutuhan sistem yang akan dibangun dengan mengevaluasi
permasalahan yang dihadapi konsumen pada sistem berjalan, evaluasi pada
sistem sejenis dan melakukan pengumpulan data dari konsumen dengan
melakukan penyebaran kuesioner mengenai masalah yang dihadapi oleh
konsumen.
b. Menganalisis metode untuk mengetahui rentang jarak antara lokasi PKL dan
lokasi konsumen.
c. Menganalisis model data PKL berdasarkan kategori dagangan PKL.
PENDAHULUAN 6
d. Menganalisis metode pemberian nilai produk oleh konsumen pada PKL.
2. Tahap Perancangan
Pada tahap ini dibuat arsitektur dan desain dari aplikasi keseluruhan. Desain ini
dibuat berdasarkan data yang diperoleh pada tahap analisis. Hasil dari tahapan ini
adalah sequence diagram, class diagram, entity relationship diagram dan
perancangan antar muka (user interface).
3. Tahap Implementasi
Pada tahap ini dilakukan implementasi aplikasi PPKKL yang meliputi
implementasi arsitektur, frontend dan backend aplikasi. Perancangan aplikasi
dilakukan untuk memenuhi requirement yang terdefinisi pada tahap analisis dan
berdasarkan rancangan yang dihasilkan pada tahap desain.
4. Tahap pengujian
Pengujian aplikasi dilakukan dengan cara melakukan pengujian software pada
setiap fungsi dalam aplikasi PPKKL. Dalam pengujian ini dilakukan pengujian
terhadap seluruh fitur dalam aplikasi.
PENDAHULUAN 7
BAB IV PERANCANGAN
Bab ini menjelaskan mengenai rancangan aplikasi yang akan dibangun berdasarkan
requirement-requirement yang dihasilkan dari proses analisis. Kemudian rancangan
ini akan dipakai sebagai acuan pada proses implementasi.
BAB V IMPLEMENTASI
Bab ini menerapkan rancangan yang sudah dijelaskan pada bab perancangan,
Implementasi
berupa pembuatan user interface, pembuatan basis data sebagai media
penyimpanan data, implementasi kode program hingga menjadi fungsi yang ada pada
aplikasi.
BAB VI PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan saran yang diperoleh dari pelaksanaan Tugas Akhir.
Saran yang diberikan berkaitan dengan pengembangan lebih lanjut dari Tugas Akhir
yang dibuat.