0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
11 tayangan3 halaman
Dokumen tersebut membahas sejarah pendirian PBB dan perkembangan penghormatan HAM, dengan beberapa poin utama: (1) PBB didirikan untuk mencegah perang dan menghormati HAM, (2) Cyrus Cylinder diakui sebagai piagam HAM pertama, (3) Deklarasi HAM PBB 1948 menjadi deklarasi internasional pertama tentang HAM.
Dokumen tersebut membahas sejarah pendirian PBB dan perkembangan penghormatan HAM, dengan beberapa poin utama: (1) PBB didirikan untuk mencegah perang dan menghormati HAM, (2) Cyrus Cylinder diakui sebagai piagam HAM pertama, (3) Deklarasi HAM PBB 1948 menjadi deklarasi internasional pertama tentang HAM.
Dokumen tersebut membahas sejarah pendirian PBB dan perkembangan penghormatan HAM, dengan beberapa poin utama: (1) PBB didirikan untuk mencegah perang dan menghormati HAM, (2) Cyrus Cylinder diakui sebagai piagam HAM pertama, (3) Deklarasi HAM PBB 1948 menjadi deklarasi internasional pertama tentang HAM.
Rintisan Pembentukkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Penghormatan
Hak Asasi Manusia (HAM)
A. Sejarah Singkat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang diadopsi dan ditandatangani pada 26 Juni 1945 siap untuk ditegakkan. Piagam tersebut sebelumnya ditandatangani pada Konferensi San Fransisco oleh perwakilan lebih dari 50 negara. Pada 24 Oktober 1945, PBB pun resmi didirikan. PBB lahir atas kebutuhan untuk menengahi konflik yang terjadi di dunia internasional lewat jalur negosiasi. Adanya Perang Dunia II mendorong Inggris, Amerika Serikat (AS), dan Uni Soviet merumuskan Deklarasi PBB pada Januari 1942. Deklarasi tersebut ditandatangani oleh 26 negara untuk menekan Jerman, Italia, dan Jepang yang menjadi pelaku perang. Deklarasi akhirnya dilanjutkan dengan perumusan Piagam PBB pada konferensi di San Fransisco yang diselenggarakan 25 April 1945. Konferensi ini dipimpin Presiden AS Franklin Roosevelt, PM Inggris Winston Churchill, dan pemimpin Uni Soviet Joseph Stalin. Konferensi dihadiri 50 negara dari berbagai benua. Konferensi meletakkan dasar pendirian sebuah organisasi internasional. Tujuan didirikannya organisasi pun dirumuskan sebagai berikut: 1. Menyelamatkan generasi masa depan dari perang. 2. Menegaskan kembali iman dalam hak asasi manusia. 3. Membangun penghormatan terhadap perjanjian internasional. 4. Mempromosikan kemajuan sosial dan standar hidup yang lebih baik. Dua tujuan lain dalam piagam tersebut adalah untuk menghormati prinsip-prinsip persamaan hak dan penentuan nasib sebagai bangsa merdeka. Tujuan awal adalah untuk mencegah negara-negara kecil menjadi sasaran penjajahan raksasa komunis pascaperang. Sekarang setelah perang berlalu, negosiasi dan memelihara perdamaian dunia adalah tanggung jawab utama Dewan Keamanan PBB.
B. Penghormatan Hak Asasi Manusia
Hak asasi manusia lahir sebagai penghormatan terhadap individu. Setiap orang memiliki kedudukan, hak, dan kesempatan yang sama dalam setiap hal. Di Indonesia terdapat Pasal 27-34 dalam Undang Undang Dasar Negara Indonesia yang mengatur tentang hak asasi manusia. Tepat pada 71 tahun yang lalu, Dewan Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa mendeklarasikan Universal Declaration of Human Right. Bertempat di Palais de Chaillot, Paris, melalui General Assembly Revolution 217A (III), deklarasi berisi tentang hak yang tidak dapat diganggu gugat dan dicabut oleh siapapun terkait hak sebagai manusia. Perjalanan hak asasi manusia hingga ditetapkan untuk dijunjung tinggi oleh siapapun bukan merupakan hal yang singkat. Dilansir humanright.com, pasukan Raja Cyrus the Greath, raja Persia Kuno, berhasil menaklukkan kota Babylon pada tahun 539 SM. Penaklukan tersebut membawa kemajuan besar bagi peradaban manusia. Ia membebaskan para budak dan tidak hanya itu, Raja Cyrus membebaskan setiap orang untuk memilih agama sesuai apa yang mereka inginkan. Membangun persamaan ras pun ia lakukan demi kesetaraan harkat dan martabat manusia. Keputusan-keputusannya tersebut dicatat dan dituliskan dalam sebuah prasasti berbentuk silinder tanah liat. Dekrit tersebut ditulis dalam bahasa Akkadia dan menggunakan aksara runcing disebut sebagai Cyrus Cylinder. Catatan sejarah tersebut kini diakui sebagai piagam hak asasi manusia pertama di dunia. Selain itu, Cyrus Cylinder diterjemahkan ke dalam enam bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa dan ketentuannya paralel dengan empat Artikel pertama Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Keempat artikel pertama tersebut adalah hak hidup, kemerdekaan dan keamanan badan, pengakuan atas kepribadian, dan memperoleh pengakuan yang sama dengan orang lain menurut hukum dan mendapatkan jaminan hukum dalam perkara pidana. Gagasan Cyrus Cylinder menjadi titik awal dan menyebar dengan cepat menuju India, Yunani, dan Roma. Dokumen yang menyatakan hak-hak individu seperti Magna Carta (1215), Petisi Hak (1628), Konstitusi AS (1787), Deklarasi Prancis tentang Hak-Hak Manusia dan Warga Negara (1789), dan US Bill of Right (1791) adalah dekrit tertulis dari dokumen HAM masa kini. “Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia menjadi Magna Carta pertama secara internasional dan diakui oleh seluruh dunia” ungkap Eleanor Roosevelt, ketua Komisi Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa saat deklarasi PPB diadakan, dikutip dari activesustainability.com. Peringatan resmi Hak Asasi Manusia pada tanggal 10 Desember dimulai pada tahun 1950. Semua terjadi setelah Dewan PBB mengundang semua negara dan organisasi untuk memperingatinya. Rancangan perangko untuk memperingati hari Hak Asasi Manusia dikeluarkan oleh UN Postal Administration pada tahun 1952. 2. Peran Perserikatan Bangsa-Bangsa Di Tengah Dan Di Antara Negara Yang Berdaulat Dalam kasus ini PBB melalui badan peradilannya telah berhasil mencegah terjadinya konflik antara Jerman dan Italia. PBB sebagai organisasi internasional tentu mempunyai tujuan yang dapat kita lihat di dalam Pasal 1 Piagam PBB yaitu sebagai berikut: a. Menciptakan perdamaian dan keamanan internasional. b. Memajukan hubungan persahabatan antar bangsa berdasarkan asas-asas persamaan hak, hak menentukan nasib sendiri, dan tidak mencampuri urusan dalam Negara lain. c. Mewujudkan kerjasama internasional dalam memecahkan persoalan internasioanal di bidang ekonomi, sosial, kebudayaan, dan kemanusiaan. d. Menjadikan PBB sebagai pusat usaha dalam merealisasikan tujuannya. Untuk mencapai tujuannya tersebut, asas-asas yang digunakan sebagaiman yang terumus di dalam Pasal 2 Piagam PBB, yaitu sebagai berikut PBB didirikan atas dasar persamaan kedaulatan dari semua anggota, semua anggota dengan etiket baik harus melaksanakan kewajiban yang telah disetujui sesuai dengan ketentuan Piagam PBB ini, semua anggota PBB dalam menyelesaikan sengketa internasional dilakukan dengan cara damai. Dalam melaksanakan hubungan internasional, semua anggota menjauhkan diri dari segala macam bentuk kekerasan yang bertentangan dengan tujuan PBB. Penyelesaian sengketa Jerman dan Italia yang diselesaikan PBB melalui badan peradilannya Mahkamah Internasional merupakan salah satu peran PBB dalam menjaga dan memelihara keamanan dan perdamaian yang juga telah berhasil menyelesaikan sengketa antara Indonesia dan Belanda (masalah Irian Barat). Kompetensi Mahkamah Internasional Sebagai Badan Peradilan Utama PBB menunjukkan kemandiriannya sebagai suatu organ atau badan pengadilan. Kekuatan mengikat keputusan Mahkamah Internasional dalam memutus sengketa internasional berdasarkan kerangka PBB hanya mempunyai kekuatan mengikat terhadap pihak-pihak yang bersengketa. Selain itu dalam memutus suatu sengketa internasional, Mahkamah mendasarkan atas ketentuan hukum internasional atau berdasar kepantasan dan kebaikan bila pihak-pihak yang bersengketa menyetujuinya. Dan dalam hal ini PBB berperan aktif di dalam mencegah terjadinya tindak kekerasan antara Jerman dan Italia di dalam menyelesaikan sengketa tersebut. PBB sebagai organisasi internasional dengan legitimasi yang bersumber dari keanggotaan yang bersifat universal, hendaknya selalu menjadi forum penanganan berbagai tantangan dan krisis global yang semakin kompleks di masa mendatang. Reformasi PBB khususnya Dewan Keamanan agar lebih mencerminkan kondisi politik dunia saat ini penting dimajukan agar upaya ini dapat efektif dan memiliki nilai legitimasi. Indonesia akan terus berada di garis depan dalam memajukan peranan PBB mengatasi krisis global dan pada saat yang sama menyerukan perlunya reformasi PBB.