Anda di halaman 1dari 4

Pada Desember 2019, kasus pneumonia misterius pertama kali dilaporkan di Wuhan,

Provinsi Hubei. Sumber penularan kasus ini masih belum diketahui pasti, tetapi kasus

pertama dikaitkan dengan pasar ikan di Wuhan. Sejak 31 Desember 2019 hingga 3

Januari 2020 kasus ini meningkat pesat, ditandai dengan dilaporkannya sebanyak 44

kasus. Pada 12 Maret 2020, WHO mengumumkan COVID-19 sebagai pandemik. Virus

ini dapat ditularkan dari manusia ke manusia dan telah menyebar secara luas di China dan

lebih dari 190 negara dan teritori lainnya. Perilaku bisa berubah karena pengetahuan.

Bahwa orang tua tidak mempunyai pengetahuan untuk anaknya dalam mengahadapi new

normal life, sedangkan pengetahuan itu sangat dibutuhkan untuk mengubah perilaku

anak. Usia prasekolah dari segi personal, anak seharusnya mampu melakukan aktivitas

sederhana secara mandiri, dari aspek sosial, ciri khasnya adalah mulai meluasnya

lingkungan pergaulan anak. Orangtua memiliki periode istimewa dalam menerapkan pola

asuh yang tepat bagi anak yakni ketika anak memasuki usia prasekolah (Kemenkes,

2020).

Sejak kasus pertama di Wuhan, terjadi peningkatan kasus COVID-19 di China

setiap hari dan memuncak diantara akhir Januari hingga awal Februari 2020. Awalnya

kebanyakan laporan datang dari Hubei dan provinsi di sekitar, kemudian bertambah

hingga ke provinsi-provinsi lain dan seluruh China. Tanggal 30 Januari 2020, telah

terdapat 7.736 kasus terkonfirmasi COVID-19 di China, dan 86 kasus lain dilaporkan dari

berbagai negara seperti Taiwan, Thailand, Vietnam, Malaysia, Nepal, Sri Lanka,

Kamboja, Jepang, Singapura, Arab Saudi, Korea Selatan, Filipina, India, Australia,

Kanada, Finlandia, Prancis, dan Jerman. COVID-19 pertama dilaporkan di Indonesia

pada tanggal 2 Maret 2020 sejumlah dua kasus. Data 31 Maret 2020 menunjukkan kasus

yang terkonfirmasi berjumlah 1.528 kasus dan 136 kasus kematian. Tingkat mortalitas

COVID-19 di Indonesia sebesar 8,9%, angka ini merupakan yang tertinggi di Asia
Tenggara. Per 30 Maret 2020, terdapat 693.224 kasus dan 33.106 kematian di seluruh

dunia. Eropa dan Amerika Utara telah menjadi pusat pandemi COVID-19, dengan kasus

dan kematian sudah melampaui China. Amerika Serikat menduduki peringkat pertama

dengan kasus COVID-19 terbanyak dengan penambahan kasus baru sebanyak 19.332

kasus pada tanggal 30 Maret 2020 disusul oleh Spanyol dengan 6.549 kasus baru. Italia

memiliki tingkat mortalitas paling tinggi di dunia, yaitu 11,3%. Kejadian wabah COVID-

19 telah muncul di 215 negara di seluruh dunia, salah satunya termasuk negara Indonesia.

Indonesia telah menghadapi fluktuasi harian kasus baru COVID-19. Jumlah pasien yang

meninggal terus ada, namun diimbangi oleh fakta bahwa jumlah yang pulih juga relevan.

(Fathiyah, dkk, 2020).

Salah satu dampak pandemi Coronavirus 2019–20 ialah terhadap pendidikan di

seluruh dunia, yang mengarah kepada penutupan luas sekolah, madrasah, universitas, dan

pondok pesantren. Secara global, hasil pantauan UNESCO menyebutkan bahwa sampai

13 April sebanyak 191 negara telah menerapkan penutupan nasional yang berdampak

kepada 1.575.270.054 siswa (91.3% dari populasi siswa dunia) (UNESCO, 2020).

UNESCO (United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization) sejak 4

Maret 2020 menyarankan penggunaan pembelajaran jarak jauh dan membuka platform

pendidikan yang dapat digunakan sekolah dan guru untuk menjangkau peserta didik dari

jarak jauh dan membatasi gangguan pendidikan (UNESCO, 2020). Sehubungan dengan

perkembangan tersebut, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) turut

mengambil kebijakan sebagai panduan dalam menghadapi penyakit tersebut di tingkat

satuan pendidikan (Kemendikbud, 2020).

Berdasarkan Surat Edaran Mendikbud Nomor 3 Tahun 2020 tentang pencegahan

Covid-19 pada satuan pendidikian, dan Nomor 36962/MPK.A/HK/2020, maka kegiatan

belajar mengajar pun dilakukan secara daring dalam rangka pencegahan penyebaran
Corona Virus Disease (COVID-19). Sejumlah pemerintah daerah pun sudah meliburkan

sekolah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19. Sebagian solusinya, pembelajaran di

sekolah diganti dengan pembelajaran dalam jaringan (daring), atau akrab disebut online.

Bahkan beberapa daerah sudah memperpanjang masa belajar daring ini hingga waktu

yang belum ditentukan atau menunggu surat keputusan dari pemerintah. Kebijakan ini

diambil untuk menekankan angka penularan wabah Covid-19, kebijakan itu berlaku untuk

seluruh siswa tingkat TK, SD, SMP, dan sederajad di wilayah tertentu. Sebagian besar

Universitas Indonesia telah menerapkan kelas jarak jauh atau kelas online, sebagai

tindakan atas penyebaran Covid-19. Selain belajar dan mengajar, sejumlah kampus di

tanah air sudah mengambil kebijakan hingga akhir semester genap ini agar semua

kegiatan perkuliahan dilakukan secara daring, termasuk ujian tengah semester, ujian akhir

semester, praktikum, dan bimbingan tugas akhir, tesis serat disertasi. Keputusan ini

diambil berdasarkan pertimbangan kondisi penyebaran virus corona saat ini di tingkat

nasional yang semakin parah. Selama pembelajaran daring, mahasiswa dan dosen diminta

untuk melakukan kegiatan belajar mengajar menggunakan aplikasi daring seperti aplikasi

video conference, e-mail, zoom, telegram, google meeting, dan media social daring

lainnya. Secara bertahap pemerintah akan mulai mengimplementasikan kebiasaan hidup

yang baru (new normal life) sebagai upaya agar masyarakat kembali produktif namun

tetap aman dari covid-19 (Kemenkes, 2020).

Kemendikbud mengumumkan pada tanggal 15 Juni 2020 sekolah didizinkan

melakukan pembelajaran tatap muka dengan mematuhi protocol kesehatan yang telah

ditentukan. Keputusan pemerintah memasukkan siswa kembali kesekolah telah memicu

kekhawatiran orangtua tentang penularan virus covid-19. Orangtua mengaku mengalami

stress/ kecemasan saat anak akan kembali bersekolah di masa pandemic covid-19. Disini

peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mendorong kebiasaan anak dalam mengahdapi
new normal life, jadi pengetahuan orang tua harus cukup untuk berperan sebagai

peningkatan perilaku anak (Kemendikbud, 2020).

Pada studi pendahuluan yang telah dilakukan di TK Yaa Bunayaa Kalipang

Lodoyo didapatkan hasil orang tua siswa/siswi tersebut sudah ada yang memiliki

pengetahuan mengenai adaptasi new normal life dan ada orang tua yang belum

mengetahui pengetahuan mengenai adaptasi new normal life. Dari hasil tersebut peneliti

tertarik untuk meneliti hubugan tingkat pengetahuan orang tua terhadap perilaku anak

usia pra sekolah pada masa pandemi covid-19.

Anda mungkin juga menyukai