Pra Sekolah Pada Masa Pandemi COVID-19 di TK Yaa Bunayaa Kalipang Lodoyo
Blitar.
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan orang tua terhadap kebiasaan anak usia
pra sekolah pada masa pandemic Covid-19 di TK Yaa Bunayaa Kalipang Lodoyo
Blitar.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pengetahuan orang tua terhadap kebiasaan anak usia pra
sekolah pada masa pandemic Covid-19 di TK Yaa Bunayaa Kalipang Lodoyo
Blitar sebelum diberikan edukasi
2. Mengidentifikasi tingkat pengetahuan orang tua terhadap kebiasaan anak usia
pra sekolah pada masa pandemi Covid-19 di TK Yaa Bunayaa Kalipang
Lodoyo Blitar sesudah di berikan edukasi
3. Menganalisis hubungan kebiasaan anak usia pra sekolah pada masa pandemic
Covid-19 di TK Yaa Bunayaa Kalipang Lodoyo Blitar setelah diberikan
edukasi
1.4 Manfaat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, khususnya :
1.4.1 Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis dan dapat
berguna sebagai ilmu pengetahuan dan dunia pendidikan khusunya, berupa data
empiris tentang tingkat pengetahuan orangtua terhadap kebiasaan anak usia pra
sekolah pada masa pandemic Covid-19 di TK Yaa Bunayaa Kalipang Lodoyo
Blitar.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi institusi pendidikan
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan pemikiran yang bermanfaat bagi
institusi dalam rangka peningkatan pengetahuan tentang hubungan pengetahuan
orangtua terhadap kebiasaan anak usia pra seklah pada masa pandemic Covid-
19.
2. Bagi peneliti
Sebagai tambahan referensi bagi peneliti dalam memperkuat penelitian edukasi
terhadap peningkatan pengetahuan orangtua terhadap kebiasaan anak usia pra
sekolah pada masa pandemic Covid-19, serta sebagai pengalaman penerapan
ilmu kesehatan.
3. Bagi responden
Diharapkan penelitian ini dapat menambah penegtahuan masyarakat tentang
alternatif meningkatkan pengetahuan orangtua terhadap kebiasaan anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Coronavirus Diseases (COVID-19)
2.1.1 Pengertian
Severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) yang
lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang
menular ke manusia. Virus ini bisa menyerang siapa saja, baik bayi, anak-anak,
orang dewasa, lansia, ibu hamil, maupun ibu menyusui. Infeksi virus ini disebut
COVID-19 dan pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember
2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina
dan ke beberapa negara, termasuk Indonesia. Coronavirus adalah kumpulan virus
yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya
menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa
menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti infeksi paru-paru
(pneumonia), Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS).
2.1.2 Epidemiologi
Dugaan kasus pertama dilaporkan pada tanggal 31 Desember 2019. Gejala
awal mulai bermunculan tiga pekan sebelumnya pada tanggal 8 Desember 2019.
Pasar ditutup tanggal 1 Januari 2020 dan orang-orang yang mengalami gejala
serupa dikarantina. Kurang lebih 700 orang yang terlibat kontak dengan terduga
pengidap, termasuk +400 pekerja rumah sakit, menjalani karantina. Seiring
berkembangnya pengujian PCR khusus untuk mendeteksi infeksi, 41 orang di
Wuhan diketahui mengidap virus korona SARS-CoV-2, dua orang di antaranya
suami-istri, salah satunya belum pernah ke pasar, dan tiga orang merupakan
anggota satu keluarga yang bekerja di toko ikan. Korban jiwa mulai berjatuhan
pada 9 Januari dan 16 Januari 2020.
Kasus yang dikonfirmasi di luar daratan Tiongkok termasuk 3 wanita dan 1
pria di Thailand, dua pria di Hong Kong, dua pria di Vietnam, satu pria di Jepang,
satu wanita di Korea Selatan, satu pria di Singapura, satu wanita di Taiwan dan satu
pria di Amerika Serikat. Angka-angka ini didukung oleh para ahli seperti Michael
Osterholm. Pada 17 Januari, sebuah kelompok Imperial College London di Inggris
menerbitkan perkiraan bahwa terdapat 1.723 kasus (interval kepercayaan 95%,
427–4.471) dengan timbulnya gejala virus tersebut pada 12 Januari 2020. Perkiraan
ini didapat berdasarkan pola penyebaran awal dari virus 2019-nCoV ke Thailand
dan Jepang. Mereka juga menyimpulkan bahwa "penularan dari manusia ke
manusia yang berkelanjutan tidak harus dikesampingkan" Ketika kasus-kasus
selanjutnya terungkap, mereka kemudian menghitung ulang bahwa "terjadi 4.000
kasus 2019-nCoV di Kota Wuhan mulai timbul gejala pada 18 Januari 2020".
Pada 20 Januari, Tiongkok melaporkan peningkatan tajam dalam kasus ini
dengan hampir 140 pasien baru, termasuk dua orang di Beijing dan satu
di Shenzhen. Per 3 Maret, jumlah kasus yang dikonfirmasi laboratorium mencapai
93.000 kasus, yang terdiri dari lebih dari 80.000 kasus di daratan Tiongkok, dan
sisanya di beberapa negara lainnya.
2.1.3 Patogenesis dan Patofisiologis
kemampuannya menyebabkan penyakit berat pada hewan seperti babi, sapi, kuda,
kucing, dan ayam. Coronavirus disebut dengan virus zoonotik yaitu virus yang
ditransmisikan dari hewan ke manusia. Banyak hewan liar yang dapat membawa
patogen dan bertindak sebagai vektor untuk penyakit menular tertentu. Kelelawar,
tikus bambu, unta dan musang merupakan host yang biasa ditemukan untuk
tidak bisa hidup tanpa sel host. Berikut siklus dari Coronavirus setelah menemukan
sel host sesuai tropismenya. Pertama, penempelan dan masuk virus ke sel host
diperantarai oleh Protein S yang ada dipermukaan virus. Protein S penentu utama
dalam menginfeksi spesies host-nya serta penentu triposnye. Pada studi SARS-CoV
Protein S berkaitan dengan reseptor di sel endotel arteri vena, dan sel otot polos.
Setelah berhasil masuk selanjutnya translasi replikasi gen dari RNA genom virus.
Selanjutnya replikasi virus. Tahap selanjutnya adalah perkaitan dan rilis virus
(Wang, 2020).
Setelah terjadi transmisi, virus masuk ke saluran napas atas kemudian
bereplikasi di sel epitel saluran napas atas (melakukan siklus hidupnya). Setelah itu
menyebar ke saluran napas bawah. Pada infeksi akut terjadi penularan virus dari
saluran napas dan virus dapat berlanjut meluruh beberapa waktu di sel
Gejala klinis yang mucul yaitu demam (suhu >38°C), batuk dan kesulitan bernapas.
Selain itu dapat disertai dengan sesak memberat, fatigue, mialgia, gejala
gastrointestinal seperti diare dan gejala saluran napas lain. Setengah dari pasien
timbul sesak dalam satu minggu. Pada kasus berat perburukan secara cepat dan
progresif, seperti ARDS, syok septik, asidosis metabolik yang sulit dikoreksi dan
perdarahan atau disfungsi sistem koagulasi dalam beberapa hari. Pada beberapa
pasien, gejala yang muncul ringan, bahkan tidak disertai dengan demam.
Kebanyakan pasien memiliki prognosis baik, dengan sebagain kecil dalam kondisi
kritis bahkan meninggal (PDPI, 2020). Berikut ini sindrom klinis yang dapat
a. Tidak berkomplikasi
Kondisi ini merupakan kondisi teringan. Gejala yang muncul berupa gejala
yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam, batuk, dapat
disertai dengan nyeri tenggorokan, kongesti hidung, malaise, sakit kepala, dan
nyeri otot. Perlu diperhatikan bahwa pada pasien dengan lanjut usia dan pasien
immunocompromises presentasi gejala jadi tidak khas atau atipikal. Selain itu,
pada beberapa kasus ditemui tidak disertai dengan demam dan gejala relatif
ringan. Pada kondisi ini pasien tidak memiliki gejala komplikasi diantaranya
b. Pneumonia ringan
Gejala utama yang dapat muncul seperti demam, batuk dan sesak. Namun tidak
ada tanda pneumonia berat. Pada anak-anak dengan pneumonia tidak berat
a) Gejala yang muncul diantaranya demam atau curiga infeksi saluran napas.
distress pernapsan berat atau saturasi oksigen psien <90% udara keluar.
3. Bronkoskopi
6. Biakan mikroorganisme dan uji kepekaan dari bahan saluran napas (sputum,
bilasan bronkus, cairan pleura) dan darah. Kultur darah untuk bakteri
Sesuai dengan gejala klinis yang muncul, baik ringan maupun sedang
4. Suplementasi oksigen
SpO2 ≥ 90% pada pasien tidak hamil dan ≥ 92-95% pada pasien hamil
6. Terapi cairan
Terapi cairan konservatif diberikan jika tidak ada bukti syok pasien harus
8. Terapi simtomatik
Terapi simtomatik diberikan seperti antipiretik, obat batuk dan lainnya jika
memang diperlukan
Saat ini belum ada penelitian atau bukti tatalaksana spesifikasi pada
lopinavir dan ritonavir masih diteliti terkait efektivitas dan keamanan pada
ketat. Selain itu, saat ini belum ada vaksin untuk mencegah pneumonia
Pada anamnesis gejala yang dapat ditemukan yaitu, tiga gejala utama :
demam, batuk kering (sebagian kecil berdahak) dan sulit bernapas atau sesak.
2) Petugas kesehatan yang sakit dengan gejala sama setlah merawat pasien
infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) berat yang tidak diketahui penyebab
b. Pasien infeksi pernapasan akut dengan tingkat keparahan ringan sampai berat
terjangkit
Seseorang yang mengalami gejala demam atau riwayat demam tanpa pneumonia
yang memiliki riwayat perjalanan ke wilayah atau negara yang terjangkit, dan tidak
perkembangan penyakit)
c. Memiliki riwayat kontak dengan hewan penular (jika hewan penular sudah
perkembangan penyakit)
3. Kasus probable
atau tidak dapat disimpulkan atau seseorang dengan hasik konfirmasi positif pan-
4. Kasus Terkonfirmasi
2.1.8 Pencegahan
COVID-19 merupakan penyakit yang baru ditemukan oleh karena itu pengentahuan
Organization, 2020).
1. Vaksin
Salah satu upaya yang sedang dikembangkan adalah pembuatan vaksin guna membuat
imunitas dan mencegah transimi. Saat ini, sedang berlangsung 2 uji klinis fase I vaksin
COVID-19. Studi pertama dari National Istitute of Health (NIH) menggunaka mRNA-
1273 dengan dosis 25, 100, dan 250 µg. Studi kedua berasal dari China menggunakan
adenovirus type 5 vector dengan dosis ringan, sedang dan tinggi (World Health
Organization, 2020).
Seluruh individu yang memenuhi kriteria suspek atau pernah berkontak dengan pasien
yang psoitif COVID-19 harus segra berobat ke fasilitas kesehatan (World Health
Organization, 2020). WHO juga sudah membuat instrumen penilaian risiko bagi
pernapasan selama 14 hari dan mencari bantuan jika keluhan memberat. Pada tingkat
masyarakat, usaha mitigasi meliputi pembatasan berpergian dan kumpul massa pada
dasar, yang terdiri dari cuci tangan secara rutin dengan alkohol atau sabun dan air,
menjaga jarak dengan seseorang yang memiliki gejala batuk atau bersin, melakukan
etika batuk atau bersin, dan berobat ketika memiliki keluhan yang sesuai kategori
suspek. Rekomendasi jarak yang harus dijaga adalah satu meter. Pasien rawat inap
dengan kecurigaan COVID-19 juga harus diberijarak minimal satu meter dari pasien
lainnya, diberikan masker bedah, diajarkan etika batuk dan bersin, dan ajarkan cuci
Perilaku cuci tangan harus diterapkan seluruh petugas kesehatan pada lima waktu,
yaitu sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur, setelah terpajan cairan
tubuh, setelah menyentuh pasien, dan setelah menyentuh lingkungan pasien. Air
sering disebut sebagai pelarutan universal, namun mencuci tangan dengan air saja
tidak cukup untuk menghilangkan coronavirus karena virus tersebut merupakan virus
Sabun mampu mengangkat dan mengurai senyawa hidrofobik seperti lemak atau
minyak. Selain menggunakan air dan sabun, etanol 62-71% dapat mengurangi
infektivitas virus (Steinmann E et al, 2020). Oleh karena itu membersihkan tangan
dapat dilakukan dengan hand rub berbasis alkohol atau sabun dan air. Berbasis alkohol
lebih dipilih katika secara kasat mata tangan tidak kotor sedangkan sabun dipilih
Hindari menyentuh wajah terutama bagian wajah, hidung atau mulut dengan
dapat menjadi portal masuk. Terakhir, pastikan menggunakan tissu satu kali pakai
ketika bersin atau batuk untuk menghindari penyebaran droplet (World Health
Organization, 2020).
rasional. Komponen APD terdiri atas sarung tangan, masker nonsteril lengan panjang.
Alat pelindung diri akan efektif jika didukung dengan kontrol administratif dan
transmisi dari patogen. Pada kondisi berinteraksi dengan pasien tanpa gejala
pernapasan, tidak diperlukan APD. Jika pasien memiliki gejala pernapasan, jaga jarak
minimal satu meter dan pasien dipakaikan masker. Tenaga medis disarankan
pasien. Bila akan digunakan untuk pasien lain, bersihkan dan desinfeksi dengan
alkohol 70%.
masyarakat umum yang tidak ada gejala demam, batuk, atau sesak.
Berdasarkan bukti yang tersedia, COVID-19 ditularkan melalui kontak dekat dan
droplet, bukan melalui transmisi udara. Orang-orang yang paling berisiko terinfeksi adalah
mereka yang berhubungan dekat dengan pasien COVID-19 atau yang merawat pasien
COVID-19.
meliputi:
terlihat kotor atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor;
3. Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan
lengan atas bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah;
4. Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan kebersihan
pernapasan.
Penggunaan masker adalah efektif. karena tujuan memakai masker adalah untuk
virus. Mengenakan masker dengan benar dapat secara efektif memblokir tetesan
pernapasan dan karenanya mencegah virus masuk langsung ke dalam tubuh. Perlu
diingatkan bahwa tidak perlu memakai respirator KN95 atau N95. Masker bedah biasa
dapat menghalangi sebagian besar virus yang membawa tetesan memasuki saluran
Anak pra sekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 3-6 tahun.
Pada masa pra sekolah, anak sudah mengetahui banyak tentang dirinya dan
lingkunganya. Mereka sudah mengetahui dirinya sebagai pria maupun wanita,
dapat mengatur buang air (toilet training), dan mengenal beberapa hal yang
dianggap berbahaya atau mencelakakan dirinya (Yusuf, 2012)
Karakteristik anak usia pra sekolah umumnya sangat aktif. Mereka telah
lainya. Anak dengan usia pra sekolah biasanya mengekspresikan emosianya dengan
bebas dan terbuka. Sikap marah sering diperlihatkan oleh anak pada usia tersebut.
Pada anak usia pra sekolah perkembangan fisik akan lebih lambat dan
semakin luwes. Pada masa ini anak mengalami perkembangan kognitif sudah mulai
apa yang mereka lihat dan anak membutuhkan pengalaman belajar dengan
lingkungan dan orang tauanya (Hidayat, 2008). Pada masa usia prasekolah ini
dapat di golongkan menjadi 2 masa, yaitu masa vital dan masa estetik.
berbagai hal dalam dunianya untuk belajar. Freud menamakan setahun pertama
dalam kehidupan individu ini sebagai masa oral karena mulut digunakan
utama dan merupakan alat untuk melakukan explorasi dan belajar ( Elisabeth B
estetik disini berarti bahwa pada masa ini perkembangan anak yang utama
adalah fungsi panca indranya. Pada masa ini panca indra sangat peka karena itu
sepatu.
anak adalah :
1. Faktor Genetik
Faktor genetic merupakan modal dasar yang mempunyai peran utama dalam mencapai
hasil akhir dalam proses tumbuh kembang anak. Factor genetic pada anak antara lain
adalah berbagai factor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin dan suku
bangsa.
2. Faktor lingkungan
a. Antecedent
Antecedent merupakan suatu pemicu atau trigger yang menyebabkan
seseorang berperilaku, yakni kejadian-kejadian dilingkungan kita. Dapat
berupa alamiah (hujan, angin, cuaca, dan sebagainya), dan buatan
manusia atau “man made” (interaksi dan komunikasi dengan orang
lain).
b. Behavior
Behavior merupakan reaksi atau tindakan terhadap adanya antecendent
atau pemicu tersebut yang bersal dari lingkungan.
c. Concequences
Kejadian yang mengikuti perilaku atau tindakan tersebut disebut
konsekuensi. Konsekuensi dapat bersifat positif maupun negatif. Jika
bersifat positif atau menerima berarti akan mengulang perilaku tersebut.
Sedangkan sifat negatif atau menolak berarti tidak akan mengulangi
perilaku tersebut (berhenti).
2. Teori “Reason Action”
Teori ini dikembangkan oleh Fesbein dan Ajzen yang menekankan
pentingnya peranan dari intention atau niat sebagai alasan atau faktor
penentu perilaku. Niat ditentukan oleh :
a. Sikap
Sikap merupakan penilaian yang menyeluruh terhadap perilaku atau
tindakan yang akan diambil.
b. Norma Subjektif
Norma subjektif merupakan kepercayaan terhadap pendapat orang lain
apakah menyetujui atau tidak menyetujui tentang tindakan yang akan
diambil tersebut.
c. Pengendalian Perilaku
Pengendali perilaku adalah persepsi terhadap konsekuensi atau akibat
dari perilaku yang akan diambil.
3. Teori “Preced-Proceed”
Teori ini dikembangkan oleh Lawrence Green yang dirintis sejak tahun
1980. Lawrence menganilisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan.
Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh faktor perilaku
(behavior causes) dan faktor dari luar (non-behavior causes). Kemudian
perilaku dipengaruhi oleh 3 faktor utama yang disingkat PRECEDE
(Predisposing, Enabling, dan Rainforcing Causes in Educational Diagnosis
and Evaluation). Precede merupakan arahan dalam menganalisis atau
diagnosis dan evaluasi perilaku untuk intervensi pendidikan (promosi)
kesehatan. Selain itu Precede adalah fase diagnosis masalah.
Sedangkan PROCEED atau Policy, Regulatory, Organizational
Construct in Educational and Environmantal Development merupakan
arahan dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi pendidikan
kesehatan. Proceed merupakan fase perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
promosi kesehatan.Precede menguraikan perilaku dibentuk dari 3 faktor,
yaitu :
a. Faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam
penegtahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan lain
sebagainya.
b. Faktor pemungkin (enabling factor) yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tesedianya fasilitas atau sarana kesehatan,
misalnya puskesmas, obat-obatan, lat kontrasepsi dan lain sebagainya.
c. Faktor pendorong atau penguat (renforcing factors) yang terwujud dalam sikap
dan perilau petugas kesehatan atau petugas lain, yang termasuk kelompok refensi dari
perilau masyarakat.
4. Teori “Bevavior Intention”
Teori ini dikembangkan oleh Snehendu Kar (1980) berdasarkan
analisisnya terhadap niatan orang yang bertindak atau berperilaku. Kar
menganalisis perilaku kesehatan sebagai fungsi dari :
c. Sifat Fisik
Perilaku individu akan berbeda-beda tergantung pada sifat fisiknya.
Misalnya perilaku individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan
individu yang tinggi dan kurus.
d. Sifat Kepribadian
Sifat kepribadian merupakan keseluruhan pola pikiran, perasaan dan
perilaku yang sering digunakan oleh seseorang dalam usaha adaptasi
yang terus menerus dalam kehidupannya. Misalnya pemalu, pemarah,
ramah, pengecut, dan lainnya.
e. Bakat Pembawaan
Bakat ialah kemampuan individu dalam melakukan sesuatu tanpa
bergantung pada intensitas latihan mengenai hal tersebut.
f. Intelegensi
Intelegensi ialah kemampuan seseorang untuk berpikir abstrak. Dengan
begitu individu mampu mengambil keputusan secara tepat dan mudah,
serta bertindak dengan tepat.
2. Faktor Eksternal
a. Lingkungan
Lingkungan menyangkut segala sesuatu yang ada didalam individu,
baik fisik, biologis, maupun sosial.
b. Pendidikan
Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu
sejak dalam ayunan hingga liang lahat yang berupa interaksi individu
dengan lingkungannya. Misalnya individu yang berpendidikan S1
perilakunya akan berbeda dengan individu lain yang berpendidikan
SMP.
c. Agama
Agama merupakan tempat mencari makna hidup yang terakhir atau
penghabisan. Sebagai suatu keyakinan hidup, agama akan masuk ke
dalam kontruksi kepribadian seseorang dalm hidupnya.
d. Sosial Ekonomi
Merupakan salah satu yang berpengaruh dalam perilaku seseorang.
Misalnya keluarga yang status ekonominya berkecukupan akan
mampu menyediakan segala fasilitas yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal tersebut akan berbeda dengan
keluarga yang berpenghasilan pas-pasan.
e.Kebudayaan
Kebudayaan diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban
manusia. Hasil kebudayaan manusia tersebut akan mempengaruhi
perilaku manusia itu sendiri.
Pandemi Covid-19
Protokol
kesehatan
BAB III
METODE PENELITIAN