Likuidasi adalah pembubaran perusahaan oleh likuidator dan sekaligus pemberesan dengan cara
melakukan penjualan harta perusahaan, penagihan piutang, pelunasan utang, dan penyelesaian
sisa harta atau utang di antara para pemilik
Artinya perusahaan tidak memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek
maupun jangka panjangnya. Maka perusahaan yang dinyatakan likuidasi cenderung memiliki
total kewajiban atau utang yang lebih besar dibandingkan dengan total asetnya. Namun selain
itu, perusahaan yang dilikuidasi juga cenderung tidak mampu menghasilkan aliran kas yang
cukup.
Adapun beberapa jenis yang terdapat dalam likuidasi, berikut jenis-jenis yaitu:
· Likuidasi Wajib, terdapat banyak pihak yang secara hukum memiliki hak untuk
mengajukan petisi. Biasanya, pihak-pihak yang mengajukan petisi likuidasi wajib ini seperti
perusahaan itu sendiri, kreditor, pemegang saham, penerima resmi, sekretaris negara atau setara.
Contohnya, apabila perusahaan sudah tidak bisa membayar beban hutang baik dalam jangka
panjang maupun jangka pendek, maka pihak yang memiliki wewenang terhadap perusahaan
tersebut berhak untuk mengajukan sebuah petisi untuk perusahaan agar melakukan likuidasi.
· Likuidasi Sukarela, terdapat suatu pihak yang mengajukan petisi di pengadilan dan
sepakat untuk menyelesaikan urusan atau proses likuidasi secara sukarela melalui pemungutan
suara putusan dewan, dimana terdapat direktur dan 75% dari pemegang saham harus
menyetujuinya dan secara sukarela baru bisa dijalankan.
Contohnya ketika perusahaan ingin mengakhiri usahanya karena sudah dianggap tidak mampu
lagi dalam melakukan proses produksi pada usaha nya dan tidak mampu bersaing dengan
kompetitor ataupun pasar lain. Maka jenis likuidasi sukarela dapat menjadi sebuah pilihan dalam
mengambil sebuah keputusan sebelum perusahaan mengalami kerugian yang lebih besar.
· Likuidasi Sementara, jenis likuidasi ini dipilih untuk melindungi aset perusahaan sebelum
adanya putusan hasil sidang, atau tetap bertahan dengan status aset yang dimiliki saat ini hingga
adanya putusan hasil sidang itu sendiri.
contohnya, pada saat sebuah perusahaan sedang mengalami masalah yang berkaitan dengan
pelanggaran hukum, walaupun perusahaan tersebut masih bisa berjalan serta mampu
menyelesaikan tanggung jawabnya. Maka jenis likuidasi sementara ini dapat menjadi pilihan
agar bisa dilakukan untuk menyelamatkan aset perusahaan agar tidak hilang sehingga
manajamen operasi pada perusahaan Anda juga dapat berjalan dengan baik.
Metode Likuidasi Persekutuan
Metode likuidasi persekutuan adalah cara yang digunakan sekutu untuk menentukan prioritas pembayaran
dan pembagian kas ketika terjadinya realisasi aktiva non kas. Realisasi aktiva non kas adalah proses
penjualan harta kekayaan yang berupa aktiva tetap dan aktiva lainnya selain uang.
Metode likuidasi persekutuan terdiri dari likuidasi serentak dan likuidasi bertahap. Likuidasi serentak
hanya membayar kas hasil penjualan kekayaan setelah seluruh harta berhasil terjual. Likuidasi bertahap
adalah pembagian kas ketika terjadi penjualan harta kekayaan perusahaan secara tunai.
Bagaimana proses likuidasi firma persekutuan dimulai dari membuat laporan posisi keuangan sebelum
sekutu sepakat untuk membubarkan kegiatan usaha. Penjualan aktiva non kas menjadi kas dapat
menghasilkan uang yang lebih besar atau lebih kecil daripada jumlah nilai buku tercatat di persekutuan.
Contoh soal pembubaran persekutuan dapat terjadi ketika firma menderita kerugian. Badan usaha
diwajibkan membayar pajak penghasilan bergantung omzet yang diterima pada tahun berjalan.
Makalah likuidasi persekutuan dapat terjadi karena perusahaan memutuskan mengakhiri
kerjasama bisnisnya.
Contoh soal dan jawaban pembubaran persekutuan karena likuidasi serentak hanya terjadi ketika
sekutu sepakat untuk membagikan kas hasil penjualan realiasi aktiva non kas. Realisasi aktiva
non kas adalah proses penjualan kekayaan perusahaan dalam rangka mengakhiri kerjasama
antara sekutu.
Contoh soal likuidasi lumpsum terjadi pada persekutuan puspita karena masalah financial.
Pembubaran firma akan dilaksanakan dengan pembagian laba rugi sebesar 1:5:3. Kebijakan
akuntansi yang diterapkan apabila terjadi kekurangan kas untuk membayar hutang maka sekutu
harus menyetorkan kas baru.
Firma Puspitasari
Neraca Saldo
31 Desember 2021
Penelitian ini mencoba mengangkat kasus likuidasi perbankan yang terjadi di Indonesia untuk
dianalisis dengan menggunakan metode Altman. Metode Altman ini merupakan sebuah metode
yang digunakan dalam memprediksi terjadinya kebangkrutan pada sebuah perusahaan yang
terdiri dari beberapa rasio keuangan yaitu, Working Capital to Total Assets, retained earning to
Total Assets, earning before interest and tax to Total Assets, market value equity to bookvalue of
debt dan rasio sales to Total Assets. Sehubungan dengan hal tersebut, maka fenomena baru yang
ingin dibuktikan dalam penelitian ini adalah apakah metode Altman tersebut dapat
diimplementasikan dalam memprediksi kemungkinan terjadinya likuidasi pada sebuah lembaga
perbankan dan dapatkah rata-rata rasio keuangan sebelum terjadi likuidasi digunakan untuk
memprediksi kemungkinan terjadinya likuidasi pada bank-bank tersebut. Dari hasil analisis data
terhadap dua kelompok sampel penelitian, yaitu 25 sampel bank terlikuidasi dan 25 sampel bank
yang tidak terlikuidasi terlihat bahwa nilai Z-score dari kedua kelompok sampel bank tersebut
menunjukkan perbedaan yang cukup signifikan. Nilai Z-score bank-bank terlikuidasi sangat jauh
berbeda bila dibandingkan dengan nilai Z-score dari bank-bank yang tidak terlikuidasi. Rasio-
rasio keuangan yang terdapat dalam metode Altman menunjukkan bahwa rasio-rasio keuangan
kelompok bank-bank yang terlikuidasi jauh lebih kecil dari pada rasio-rasio keuangan kelompok
bank-bank yang tidak terlikuidasi. Dari hasil ini kemudian dapat disimpulkan bahwa metode
Altman juga dapat diterapkan dalam memprediksi kemungkinan terjadinya likuidasi pada
lembaga perbankan. Penelitian ini tidak hanya memperkuat teori yang ditemukan oleh Altman,
tetapi sekaligus memberikan perluasan konsep dalam hal ruang lingkup penggunaan dari teori
Altman tersebut. Sebagaimana diketahui bahwa antara satu kelompok industri dengan kelompok
industri yang lainnya mempunyai karakteristik yang berbeda, sehingga sebuah metode analisis
belum tentu dapat diterapkan pada semua kelompok industri tersebut. Oleh karena itu, penelitian
ini telah membuktikan bahwa Metode Altman juga dapat diimplementasikan pada industri
perbankan untuk memprediksi terjadinya likuidasi pada bank tersebut.
Contoh Jurnal
Contoh Jurnal
KEMAMPUAN RASIO FINANSIAL DIDALAM MEMPENGARUHI DAN MEMPREDIKSI LIKUIDASI
PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Tujuan penelitian mi adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi likuidasi bank
pada tahunl997. Pada penelitian mi untuk menganalisis karakteristik bank yang tidak dilikuidasi
dengan bank yang dilikuidasi mengunakan SPSS 16,0 sedangkan untuk meneliti faktor-faktor
yang mempengaruhi terjadinya likuidasi bank digunakan analisis regression dengan bantuan
Eviews 8. Data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa rasio-rasio keuangan bank
pada tahun 1997. Penelitian mi menunjukkan perbandingan nilai rata-rata kelompok bank tidak
dilikuidasi pada masing-masing variabel APF, ROA, ROE, LDR, NIM, dan CAR, menunjukkan
nilai rata-rata kelompok bank tidak dilikuidasi Iebih besar dan kelompok bank sehingga semakin
besar vaniabel APF, ROA, ROE, LDR, NIM, dan CAR, maka kemungkinan bank dilikuidasi
semakin kecil.
Daftar pustaka
Altman, Edward I, Corporate Financial Distress, A Complete Guide to Predicting, Avoiding, and
Dealing with Bangkruptcy, John Wiley & Sons, Inc, 1993. Altman, Edward I, Financial Ratios,
Discriminant Analysis and the Prediction of Corporate Bankruptcy, The Journal Of Finance,
Vol. XXIII September 1968.
Arikunto, Suharsimi. (1992). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Beams, F. A., J. A.
Brozovsky, C. D. Shoulders. (2000). Advanced Accounting (7thed.). New York: Prentice-Hall.
Alam, M. Choiril. 2001. Model Pendugaan Kebangkrutan Bank di Bursa Efek Jakarta [skripsi].
Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Menilai Kesehatan Bank Bank
Indonesia. 1997. Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank. Basalim, U. 2000. Perekonomian
Indonesia : Krisis dan Strategi Alternatif. PT Pustaka Cidesindo, Jakarta.