The Impact of Trade Liberalisation On Economic Growth in Indonesia
The Impact of Trade Liberalisation On Economic Growth in Indonesia
Eka Budiyanti
(Pusat Penelitian Badan Keahlian DPR RI, Nusantara II, Lantai 2, DPRRI
Jl. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270, Indonesia;
email: eka.budiyanti@gmail.com).
Abstract
Trade globalization has encouraged Indonesia to participate and to implement trade liberalization policies. The argument appeared
is trade liberalization will reduce the economy -- a debate for trade liberalization policies because the policies created to improve
the efficiency of economy. For Indonesia, the trade liberalization becomes a challenge and an opportunity to boost the economy. It
becomes important, therefore, to analyse how the impact of trade liberalization on the Indonesian economy. The analysis is based
on previous empirical studies and using Error Correction Model to determine the impact of trade liberalization on the Indonesia
economy during the period 2005-2015. As for the macroeconomic control variables used are investment and inflation. The quarterly
data sourced from BPS and World Bank. The empirical test results show that trade liberalization has significantly positive impact on
Indonesia economic growth amounted to 0.05. The impact value is not too large, but this is enough to prove that the trading activities
have been able to stimulate the economy. To increase this positive impact, the government needs to reformulate trade liberalization
policies that can continue to improve country’s economy.
Keywords: globalization, trade liberalization, Indonesia, Error Correction Model, free trade
Abstrak
Globalisasi di bidang perdagangan telah mendorong Indonesia untuk turut serta menerapkan kebijakan liberalisasi perdagangan.
Muncul pendapat bahwa liberalisasi perdagangan justru akan menurunkan perekonomian. Hal ini menjadi perdebatan karena kebijakan
liberalisasi perdagangan dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi perekonomian. Bagi Indonesia, liberalisasi perdagangan
menjadi tantangan sekaligus peluang untuk meningkatkan perekonomian. Karena itu, menjadi penting untuk menganalisis bagaimana
dampak liberalisasi perdagangan terhadap perekonomian Indonesia. Berdasarkan studi empiris sebelumnya, dilakukan analisis
dengan menggunakan metode Error Correction Model, untuk mengetahui dampak liberalisasi perdagangan terhadap perekonomian
di Indonesia selama periode tahun 2005-2015. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah keterbukaan perdagangan dan
pertumbuhan ekonomi. Sedangkan variabel kontrol makroekonomi yang digunakan adalah investasi dan inflasi. Data yang digunakan
adalah data kuartalan yang bersumber dari BPS dan World Bank. Adapun hasil uji empiris menunjukkan bahwa liberalisasi perdagangan
secara signifikan berdampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 0,05. Artinya, 1 persen kenaikan perubahan
keterbukaan perdagangan menyebabkan perubahan pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar 0,05 persen. Jika dilihat dari nilainya,
dampaknya memang tidak terlalu besar. Tetapi, hal ini sudah cukup membuktikan bahwa kegiatan perdagangan yang dilakukan
Indonesia selama ini mampu mendorong perekonomian. Untuk meningkatkan dampak positif ini, pemerintah perlu melakukan
reformulasi kebijakan liberalisasi perdagangan yang dapat terus meningkatkan perekonomian Indonesia.
Kata kunci: globalisasi, liberalisasi perdagangan, Indonesia, Error Correction Model, perdagangan bebas
produk dari negara dengan teknologi yang lebih dikemukakan oleh David Ricardo menyatakan bahwa
maju.3 dalam kondisi perdagangan bebas, jika ada dua
Liberalisasi perdagangan atau perdagangan negara yang melakukan perdagangan dan salah satu
bebas (free trade) merupakan suatu kondisi di mana negara kurang efisien dalam memproduksi barang,
suatu negara melakukan perdagangan antarnegara maka masih dimungkinkan kedua negara tersebut
tanpa hambatan apapun. Proses menuju kondisi melakukan perdagangan. Salah satu negara dapat
perdagangan bebas inilah yang disebut dengan melakukan spesialisasi dalam produksi komoditas
liberalisasi perdagangan.4 dengan absolute disadvantage yang lebih kecil
Seiring dengan perkembangannya muncul dan melakukan impor komoditas dengan absolute
perdebatan pro dan kontra mengenai liberalisasi disadvantage yang lebih besar.7
perdagangan. Negara yang pro dengan liberalisasi Sedangkan teori factor endowments yang
perdagangan menganggap liberalisasi perdagangan dikemukakan oleh Heckser-Ohlin menyatakan bahwa
akan menyebabkan efisiensi ekonomi meningkat yang adanya perbedaan endowment menyebabkan suatu
pada akhirnya akan meningkatkan perekonomian. negara melakukan perdagangan internasional.
Lain halnya dengan negara yang kontra dengan Perdagangan internasional terjadi karena adanya
liberalisasi perdagangan menganggap negara yang perbedaan opportunity cost suatu produk antara
menerapkan kebijakan liberalisasi perdagangan akan satu negara dengan negara lain. Negara yang
merugi meskipun dalam kondisi tertentu dapat pula memiliki banyak faktor produksi dan biaya produksi
mendatangkan keuntungan.5 yang murah akan lebih banyak memproduksi dan
Berdasarkan hasil survei, 32 persen perusahaan- mengekspor ke negara lain. Sebaliknya, negara yang
perusahaan di China, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, memiliki sedikit faktor produksi dan biaya produksi
Filipina, Singapura dan Thailand telah memanfaatkan yang mahal akan lebih banyak mengimpor dari
dengan baik peluang yang telah diberikan FTA. negara lain.8
Akan tetapi, ada beberapa pendapat sebaliknya Berdasarkan teori ekonomi, liberalisasi
seperti kinerja sektor manufaktur tidak terpengaruh perdagangan dapat memberikan pengaruh positif
dengan adanya FTA. Dari beberapa hasil penelitian terhadap perekonomian. Melalui pendekatan
yang dilakukan di negara-negara Afrika, hasilnya pengeluaran, output Y dinyatakan dengan
menunjukkan bahwa liberalisasi perdagangan dapat penjumlahan dari konsumsi C, investasi I, belanja
menyebabkan pendapatan masyarakat meningkat pemerintah G, dan neraca perdagangan (X-M) yang
yang kemudian permintaan produk untuk kebutuhan merupakan selisih dari ekspor X dan impor M. Dalam
domestik pun akan ikut meningkat. Lain halnya persamaan matematis bentuknya sebagai berikut:
jika kondisi industri domestik belum siap, maka
Y = C + I + G + (X - M)............................................... (1)
hal ini akan menyebabkan impor meningkat secara
signifikan dan kemudian akan memperburuk neraca Jika nilai ekspor X lebih besar dari pada impor M
perdagangan (balance of trade).6 maka neraca perdagangan (( X - M ) > 0) akan surplus,
Terjadinya liberalisasi dilatarbelakangi oleh sebaliknya jika nilai ekspor X lebih kecil daripada
teori keunggulan komparatif dan teori factor impor M maka neraca perdagangan (( X - M ) < 0) akan
endowments. Teori keunggulan komparatif yang defisit. Karenanya peningkatan nilai ekspor X dapat
menyebabkan output Y ikut meningkat. Sedangkan
3
Poppy Ismalina, “Dampak Liberalisasi Perdagangan pada
peningkatan impor yang tidak diimbangi dengan
Hubungan Bilateral Indonesia dan Tiga Negara (China,
India, dan Australia) terhadap Kinerja Ekspor-Impor, Output peningkatan ekspor maka akan menyebabkan output
Nasional dan Impor, Output Nasional dan Kesempatan Y menurun.9
Kerja di Indonesia: Analisis Simulasi Social Accounting Beberapa penelitian empiris telah dilakukan
Matrix (SAM) dan The Smart Model”, (online), (http://www. untuk mengetahui bagaimana pengaruh liberalisasi
ilo.org/wcmsp5/groups/public/---asia/---ro-bangkok/--- perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi baik
ilo-jakarta/documents/presentation/wcms_217746.pdf,
diakses 3 Agustus 2016). 7
Dominick Salvatore, Ekonomi Internasional, Jakarta:
4
Sjamsul Arifin, Dian Ediana RAE, & Charles P.R. Joseph, Kerja
Erlangga, 2004, dalam Flora Susan Nongsina & Pos M.
Sama Perdagangan Internasional: Peluang dan Tantangan
Hutabarat, “Pengaruh Kebijakan Liberalisasi Perdagangan
Bagi Indonesia, Jakarta: Elex Media Komputindo, 2007, hal.
terhadap Laju Pertumbuhan Ekspor-Impor Indonesia”,
13.
dipresentasikan pada Seminar Akademik Ekonomi, Jakarta,
5
Sjamsul Arifin, Dian Ediana RAE, & Charles P.R. Joseph, Op.
13 Desember 2007, hal 4-5.
Cit., hal. 14. 8
Ibid, hal. 5.
6
Benny Gunawan Ardiansyah, “Siapkah Indonesia 9
Mutiara Pratiwi, “Pengaruh MEA 2015 terhadap Integrasi
Menghadapi Liberalisasi Perdagangan?”, (online), (http://
Ekonomi pada Sistem Perdagangan di Indonesia”, Skripsi,
www.kemenkeu.go.id/en/node/41244, diakses 30 Januari
Medan: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera
2017).
Utara, 2014, hal. 38.
Eka Budiyanti Dampak Liberalisasi Perdagangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 47
di Indonesia maupun di negara lain dengan hasil yang keterbukaan perdagangan diproksi dengan data
beragam. Secara ringkas, beberapa hasil penelitian ekspor. Dengan menggunakan metode Ordinary
empiris yang telah dilakukan sebelumnya dapat Least Square (OLS), hasilnya menunjukkan ekspor
dilihat pada Tabel 1. riil dan tingkat partisipasi angkatan kerja signifikan
Penelitian mengenai dampak kebijakan positif memengaruhi pertumbuhan ekonomi Provinsi
liberalisasi perdagangan terhadap perekonomian Papua.
Indonesia dilakukan oleh Feridhanusetyawan dan Yusoff dan Febrina mencoba mengetahui
Pangestu pada tahun 2003 dengan menggunakan bagaimana hubungan antara 4 variabel yaitu
model global Computable General Equilibrium (CGE). pertumbuhan ekonomi, investasi domestik, nilai
Penelitian ini menggunakan beberapa skenario tukar riil, dan keterbukaan perdagangan di Indonesia
liberalisasi. Hasilnya menunjukkan bahwa liberalisasi dengan menggunakan uji kointegrasi Johansen
perdagangan berdampak positif meningkatkan dan uji kausalitas Granger. Hasil penelitian ini
neraca perdagangan sebesar USD433-450 juta, menunjukkan terdapat hubungan jangka panjang
tergantung pada skenario yang dijalankan. Ekspor antarvariabel. Ketiga variabel (investasi domestik,
Indonesia meningkat sekitar 29-37 persen pada nilai tukar riil, dan keterbukaan perdagangan) masing-
keseluruhan skenario.10 masing memberikan pengaruh positif terhadap
Selain itu pada tahun 2011, Purwanto melakukan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Dari hasil uji
penelitian mengenai dampak keterbukaan kausalitas Granger, ketiga variabel tersebut juga
perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi memengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam jangka
negara-negara ASEAN+3 yaitu Indonesia, Malaysia, pendek. Jadi dari penelitian ini dapat disimpulkan
Philipina, Singapura, Thailand, China, Jepang, bahwa ketiga variabel tersebut merupakan faktor
dan Korea Selatan sepanjang tahun 1999-2008. penting yang memengaruhi pertumbuhan ekonomi
Adapun metode yang digunakan dalam penelitian di Indonesia sepanjang tahun 1970-2009.13
ini adalah metode data panel statis dan data panel Herawati juga mencoba melakukan analisis
dinamis. Hasil dari penelitian ini menunjukkan untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat
bahwa keterbukaan perdagangan berdampak positif keterbukaan terhadap pertumbuhan ekonomi
terhadap pertumbuhan ekonomi di negara-negara di Indonesia sepanjang tahun 1980-2012. Dari
ASEAN+3 sepanjang tahun 1999-2008. Hal ini dapat penelitian ini disimpulkan bahwa tingkat keterbukaan
dilihat dari semakin lancarnya arus perdagangan baik berpengaruh positif dan signifikan memengaruhi
barang maupun jasa serta semakin meningkatnya pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang,
tren dari ekspor. Kelompok negara yang sudah maju sedangkan dalam jangka pendek tidak signifikan
seperti Singapura, Jepang, dan Korea Selatan memiliki memengaruhi pertumbuhan ekonomi. Selain itu
dampak yang lebih besar jika dibandingkan dengan penelitian ini juga menyimpulkan bahwa penanaman
kelompok negara yang sedang berkembang seperti modal asing dan penanaman modal dalam negeri
Indonesia. Penelitian ini menyimpulkan bahwa signifikan memengaruhi pertumbuhan ekonomi
tingkat kesiapan negara maju dalam menghadapi dalam jangka pendek. Sedangkan dalam jangka
persaingan global, khususnya dalam hal permodalan, panjang hanya penanaman modal dalam negeri yang
infrastruktur, penguasaan teknologi, dan kualitas signifikan memengaruhi pertumbuhan ekonomi.14
modal manusia lebih baik jika dibandingkan dengan Pada tahun 2009, Chang, et al. melakukan
tingkat kesiapan negara berkembang.11 penelitian mengenai pengaruh keterbukaan
Ashiddiiqi12 mencoba menguji pengaruh perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi pada
keterbukaan perdagangan terhadap pertumbuhan beberapa negara di dunia yang dikelompokkan
ekonomi di Provinsi Papua selama periode tahun berdasarkan spesifikasi tertentu seperti negara
2000-2010. Data yang digunakan antara lain Produk industri, negara Amerika Latin dan Karibia, Asia,
Domestik Regional Bruto (PDRB) Provinsi Papua, Timur Tengah dan Afrika Utara, serta Sub Saharan
ekspor riil, impor riil, nilai tukar riil, tingkat partisipasi Afrika. Dengan menggunakan metode estimasi
angkatan kerja, dan dummy krisis. Dalam hal ini data panel diperoleh hasil bahwa keterbukaan
10
Tubagus Feridhanusetyawan & Mari Pangestu, Op. Cit., hal.
13
Mohammed B. Yusoff & Ilza Febrina, “Trade Openness, Real
29.
Exchange Rate, Gross Domestic Investment and Growth
11
Tri Purwanto, “Dampak Keterbukaan Perdagangan terhadap
in Indonesia”, Margin-The Journal of Applied Economic
Pertumbuhan Ekonomi di Negara-Negara ASEAN+3”, Tesis,
Research, 8(1), 2014, hal. 11-12.
Bogor: Program Studi Ilmu Ekonomi Pascasarjana IPB, 14
Wahyuni Herawati, “Analisis Pengaruh Keterbukaan
2011, hal. 81.
Ekonomi terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia
12
Sultoni Ashiddiiqi, “Pengaruh Keterbukaan Perdagangan
Tahun 1980-2012”, Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Papua”, Skripsi, Bogor:
Negeri Yogyakarta, 2016, hal. 92-93.
Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, 2011, hal. 66.
48 Kajian Vol. 22 No. 1 Maret 2017 hal. 45 - 57
perdagangan memengaruhi secara positif terhadap pemerintah, inflasi, dan derajat keterbukaan atau
pertumbuhan ekonomi.15 Terms of Trade (TOT).19
Kakar & Khilji melakukan uji kausalitas antara Pada tahun 2014 Nowbutsing menganalisis
FDI, keterbukaan perdagangan dan pertumbuhan pengaruh keterbukaan ekonomi terhadap
ekonomi Pakistan dan Malaysia tahun 1980-2010. pertumbuhan ekonomi pada 15 negara anggota Indian
Hasilnya menunjukkan bahwa dalam jangka panjang Ocean Rim (IOR) sepanjang periode tahun 1997-
keterbukaan perdagangan berdampak positif 2011. Variabel independent yang digunakan dalam
terhadap pertumbuhan ekonomi baik di Pakistan penelitian ini antara lain pengeluaran pemerintah,
maupun Malaysia. Dari hasil uji kausalitas Granger, pembentukan modal bruto, tingkat inflasi, tenaga
keterbukaan perdagangan dan nilai tukar secara kerja, dan keterbukaan ekonomi. Adapun indikator
signifikan mendorong pertumbuhan ekonomi di keterbukaan ekonomi yang digunakan yaitu rasio
Malaysia. Sedangkan di Pakistan hanya keterbukaan ekspor terhadap PDB, rasio impor terhadap PDB,
perdagangan yang signifikan mendorong dan rasio ekspor dan impor terhadap PDB. Metode
pertumbuhan ekonomi.16 yang digunakan adalah analisis data panel. Hasil
Dalam penelitian Maretha di tahun 2012, dari penelitian ini menunjukkan adanya hubungan
keterbukaan perdagangan memiliki dampak positif positif antara keterbukaan dan pertumbuhan
terhadap pertumbuhan ekonomi untuk kasus ekonomi. Keterbukaan yang diproksi dengan impor
negara ASEAN+6 selama tahun 2000-2010. Selain terhadap PDB memiliki pengaruh paling besar pada
itu, dengan menggunakan estimasi data panel pertumbuhan ekonomi.20
Generalized Method of Moments (GMM) diperoleh Mohsen & Chua melakukan studi untuk
pengeluaran pemerintah dan jumlah uang beredar mengetahui pengaruh keterbukaan perdagangan,
juga berpengaruh positif terhadap pertumbuhan investasi, dan populasi terhadap pertumbuhan
ekonomi di negara ASEAN+6.17 ekonomi di Syria selama periode tahun 1980-2010.
Keterbukaan perdagangan juga berpengaruh Dari hasil uji kointegrasi diperoleh keterbukaan
positif pada 26 negara Sub Saharan Afrika selama perdagangan, investasi, dan jumlah penduduk
periode 1987-1997. Studi ini dilakukan oleh Yasin signifikan berhubungan positif dengan pertumbuhan
pada tahun 2001. Selain keterbukaan perdagangan, ekonomi. Selain itu juga diperoleh hubungan
dalam studi ini pengeluaran pemerintah dan kausalitas dua arah dalam jangka panjang antara
investasi swasta juga berpengaruh positif terhadap investasi, jumlah penduduk, dan pertumbuhan
pertumbuhan ekonomi.18 ekonomi, dan hubungan satu arah dalam jangka
Pada penelitian yang dilakukan oleh Chen panjang antara keterbukaan perdagangan dengan
& Gupta pada tahun 2006 disimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi.21
keterbukaan perdagangan signifikan berpengaruh Manni & Afzal juga menguji dampak liberalisasi
positif terhadap pertumbuhan ekonomi wilayah perdagangan pada perekonomian Bangladesh
Southern African Development Community (SADC) sepanjang tahun 1980-2010. Dengan menggunakan
sepanjang tahun 1990-2003. Metode yang digunakan metode OLS diperoleh hasil bahwa liberalisasi
adalah metode estimasi data panel dan variabel perdagangan berdampak positif dan signifikan
kontrol yang digunakan antara lain pendidikan, terhadap perekonomian Bangladesh.22
investasi dalam dan luar negeri, pengeluaran Kemudian pada tahun 2015, Uwakaeme
melakukan studi empiris determinan dari
15
Roberto Chang, Linda Kaltani, & Norman V. Loayza,
“Openness Can be Good for Growth: The Role of Policy 19
Pei-Pei Chen & Rangan Gupta, “An Investigation of
Complementarities”, Journal of Development Economics, Openness and Economic Growth Using Panel Estimation”,
90, 2009, hal. 46. University of Pretoria Department of Economics Working
16
Zaheer K. Kakar & Bashir Ahmad Khilji, “Impact of FDI and Paper Series, 22, 2006, hal. 15-16.
Trade Openness on Economic Growth: A Comparative 20
Baboo M. Nowbutsing, “The Impact of Openness on
Study of Pakistan and Malaysia”, Theoretical and Applied Economic Growth: Case of Indian Ocean Rim Countries”,
Economics, Volume XVIII, 11 (564), 2011, hal. 53-58. Journal of Economic and Development Studies, 2(2), 2014,
17
Vevi Retno Maretha, “Dampak Kebijakan Fiskal, Kebijakan hal. 407.
Moneter dan Keterbukaan Perdagangan terhadap 21
Adel S. Mohsen & Soo Y. Chua, “Effects of Trade Openness,
Pertumbuhan Ekonomi: Studi Komparatif Negara- Investment and Population on The Economic Growth: A
Negara ASEAN+6”, Skripsi, Bogor: Fakultas Ekonomi dan Case Study of Syria”, Hyperion Economic Journal, Year III,
Manajemen, IPB, 2012, hal. 73. 2(3), 2015, hal. 18.
18
Mesghena Yasin, “Public Spending and Economic Growth: 22
Umme Humayara Manni & Munshi Naser Ibne Afzal, “Effect
Empirical Investigation of Sub Saharan Africa”, Journal of of Trade Liberalization on Economic Growth of Developing
the Southwestern Society of Economists, 30, 2001, hal. 51- Countries: A Case of Bangladesh Economy”, Journal of
58. Business, Economics & Finance, 1(2), 2012, hal. 41.
Eka Budiyanti Dampak Liberalisasi Perdagangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 49
pertumbuhan ekonomi Nigeria dan hubungan Liberalisasi perdagangan memberikan tantangan
kausalnya. Adapun variabel yang digunakan bagi Indonesia untuk dapat bersaing dengan negara
sebagai determinan dari pertumbuhan ekonomi lain. Tentunya liberalisasi perdagangan diharapkan
adalah inflasi, keterbukaan perdagangan, investasi dapat mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
asing, budget deficit, stock market capitalization, Karenanya, pengaruh kebijakan liberalisasi
industrial productivity index, dan tabungan nasional. perdagangan terhadap perekonomian Indonesia
Dengan menggunakan metode ECM diperoleh selama ini menjadi suatu hal yang menarik untuk
keterbukaan perdagangan, investasi asing, stock dianalisis. Dari berbagai hasil literatur empiris
market capitalization, dan industrial productivity tersebut, selanjutnya akan dianalisis mengenai
index signifikan berpengaruh positif terhadap bagaimana pengaruh liberalisasi perdagangan
pertumbuhan ekonomi selama periode tahun 1981- terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia
2012.23 selama periode tahun 2005-2015. Jika dampak
Di tahun 2015, Gathanga juga melakukan positif yang diperoleh dari kebijakan ini lebih besar
penelitian mengenai bagaimana pengaruh terutama pengaruhnya terhadap perekonomian
keterbukaan perdagangan terhadap pertumbuhan nasional maka Indonesia telah memanfaatkan
ekonomi di Kenya selama periode tahun 1975- peluang yang ada selama ini. Sebaliknya, jika
2013. Metode yang digunakan adalah OLS dan data dampak positif yang diperoleh lebih sedikit atau
keterbukaan perdagangan diproksi dengan data bahkan justru menurunkan perekonomian nasional
trade intensity. Variabel kontrol yang digunakan maka pemerintah perlu meninjau kembali kebijakan
antara lain adalah human capital, capital formation, liberalisasi perdagangan yang selama ini diterapkan.
dan tenaga kerja. Hasilnya menunjukkan adanya
pengaruh negatif antara keterbukaan perdagangan METODE PENELITIAN
dengan pertumbuhan ekonomi di Kenya. Hasil ini Teknik analisis yang digunakan dalam
tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa penelitian ini adalah analisis time series dengan
keterbukaan perdagangan berpengaruh positif pendekatan ECM. Untuk lebih jelas, dapat dilihat
terhadap perekonomian. Karenanya Kenya harus pada Gambar 1 langkah-langkah dalam melakukan
lebih banyak menerapkan kebijakan keterbukaan estimasi ECM.
perdagangan dalam perekonomiannya. Selain itu ECM atau model koreksi kesalahan, pertama
dalam penelitian ini, variabel capital formation kali dikembangkan oleh Sargan pada tahun 1964 dan
signifikan positif memengaruhi pertumbuhan kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Hendry di
ekonomi dan variabel tenaga kerja signifikan negatif tahun 1978 dengan konsep the general to specific
memengaruhi pertumbuhan ekonomi di Kenya.24 approach. Jika dibandingkan dengan pendekatan
Bakari melakukan penelitian yang bertujuan model dinamis lainnya, ECM memiliki keunggulan
untuk mengetahui bagaimana hubungan antara yaitu dapat menganalisis fenomena baik itu dalam
ekspor, impor, dan pertumbuhan ekonomi di Panama jangka pendek maupun jangka panjang. Keunggulan
sepanjang tahun 1985-2015. Metode yang digunakan lainnya adalah ECM juga mampu menganalisis
adalah metode Vector Auto Regression (VAR) dan konsistensi antara model empiris dengan teori
uji kausalitas Granger. Berdasarkan analisa yang ekonomi serta dapat mengatasi masalah variabel
dilakukan disimpulkan bahwa tidak ada hubungan di time series yang tidak stasioner dan spurious
antara ekspor, impor, dan pertumbuhan ekonomi di regression maupun spurious correlation.26
Panama. Akan tetapi terdapat hubungan timbal balik Pengolahan data dilakukan dengan
yang kuat antara impor dan pertumbuhan ekonomi menggunakan software Eviews 6.0. Adapun tahapan
serta ekspor dan pertumbuhan ekonomi. Hasil ini analisisnya adalah sebagai berikut:
menunjukkan ekspor dan impor merupakan sumber 1) Melakukan uji stasioneritas data
dari pertumbuhan ekonomi di Panama.25 Untuk menguji stasioneritas data dapat dilihat
dengan 2 (dua) cara, yaitu analisis grafis dan analisis
statistik. Analisis statistik dapat menggunakan
23
O. S. Uwakaeme, “Economic Growth in Nigeria: An Empirical
Investigation of Determinants and Causal Relationship beberapa metode pengujian, antara lain Dickey
(1980-2012)”, American Journal of Economics, 5(1), 2015. Fuller (DF), Augmented Dickey Fuller (ADF), Phillips
24
Beatrice Waithera Githanga, “Trade Liberalization and Perron (PP), Kwiatkowski-Phillips-Schmidt-Shin
Economic Growth in Kenya: An empirical Investigation (KPSS), Elliott-Rothenberg-Stock Point-Optimal, dan
(1975-2013)”, Thesis, Department of Economics, Sodertorn Ng-Perron.
University, Swedia, 2015, hal. 37.
25
Sayef Bakari, “Openness Can be Good for Growth New
Evidence on Panama: 1980 - 2015”, MPRA Paper No. 75051,
26
Damodar N. Gujarati, Basic Econometrics. 3rd Ed, Singapore:
2016, hal. 9-10. Mc Graw-Hill, 1995.
50 Kajian Vol. 22 No. 1 Maret 2017 hal. 45 - 57
Diperoleh Residual/Variabel
ECT
Estimasi ECM
Intepretasi Model
ini akan digunakan uji Engle-Granger di mana masyarakat sehingga pendapatan negara pun akan
kointegrasi suatu persamaan regresi dapat dilihat ikut menurun.31
dari residualnya. Apabila residual stasioner artinya Karenanya spesifikasi model yang digunakan
terdapat kointegrasi antarvariabel. dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
4) Melakukan estimasi ECM
PDB = a + b1TO + b2INV + b3INF ............................... (4)
Salah satu keunggulan ECM adalah adanya
variabel ECT di mana hasil uji statistik terhadap atau secara implisit dapat dinyatakan sebagai berikut:
variabel tersebut menunjukkan valid atau tidaknya PDB = f (TO, INV, INF) ............................................. (5)
spesifikasi model secara keseluruhan.28 Koefisien
koreksi ketidakseimbangan ECT (λ) dalam bentuk di mana:
nilai absolut menjelaskan seberapa cepat waktu yang PDB : Pertumbuhan ekonomi
diperlukan untuk mendapatkan nilai keseimbangan. TO : Trade Openness (Keterbukaan Perdagangan)
Secara sederhana model ECM dapat dinyatakan INV : Investasi
dengan persamaan berikut: INF : Inflasi
Adapun data yang digunakan adalah data kuartal
Δ Yt = φ + β0ΔXt + λECTt-1 + εt .................................. (3)
dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2015. Data
di mana yang digunakan bersumber dari BPS dan World Bank.
εt = error term/residual; Δ = difference/perubahan Dalam hal ini variabel pertumbuhan ekonomi diproksi
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya dengan data PDB riil, variabel investasi dengan data
mengenai pengaruh liberalisasi perdagangan terhadap Foreign Direct Investment (FDI), dan variabel inflasi
pertumbuhan ekonomi, maka dalam hal ini digunakan dengan data Indeks Harga Konsumen (IHK). Sedangkan
beberapa variabel kontrol makroekonomi yaitu investasi untuk data keterbukaan perdagangan diperoleh dari
dan tingkat inflasi. Variabel kontrol merupakan variabel rasio jumlah ekspor dan impor terhadap PDB.
yang dikendalikan atau dianggap konstan sehingga
hubungan variabel independent terhadap variabel HASIL DAN PEMBAHASAN
dependent tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak Kebijakan keterbukaan perdagangan atau biasa
diteliti.29 Dalam hal ini, variabel kontrol digunakan untuk disebut dengan liberalisasi perdagangan merupakan
menjembatani hubungan antara variabel independent kebijakan yang dianggap sebagai motor penggerak
dengan variabel dependent. perekonomian. Secara teori, hal ini sudah dibuktikan
Adapun pemilihan variabel investasi didasarkan berdasarkan pendekatan pendapatan ekonomi suatu
pada besarnya kontribusi investasi terhadap proses negara. Selain itu juga sudah dilakukan beberapa
pembangunan ekonomi dalam jangka panjang. penelitian secara empiris dengan berbagai model
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sangat dan metode serta hasil yang beragam.
diperlukan kegiatan-kegiatan proses produksi baik Secara grafis, perkembangan pertumbuhan
itu produksi barang maupun jasa di semua sektor ekonomi dan keterbukaan ekonomi Indonesia
ekonomi. Dari kegiatan produksi ini nantinya akan sepanjang tahun 2005-2015 dapat dilihat pada
menciptakan lapangan usaha dan meningkatkan Gambar 2. Keterbukaan perdagangan mengalami
pendapatan masyarakat sehingga tercipta penurunan yang cukup drastis di tahun 2009 saat
pertumbuhan ekonomi yang positif.30 terjadi krisis global. Penurunan yang terjadi di tahun
Sedangkan variabel inflasi digunakan karena 2009 mencapai 16,05 persen, dari 70,03 persen per
kestabilan tingkat inflasi merupakan salah satu PDB di tahun 2008 menjadi 58,79 persen per PDB
tujuan dari kebijakan moneter. Tingkat inflasi di tahun 2009. Hal yang sama juga terjadi dengan
sendiri menunjukkan kenaikan harga secara umum. pertumbuhan ekonomi yang menurun sekitar 1,38
Saat inflasi meningkat maka harga-harga akan ikut persen di tahun 2009 dari 6,01 persen di tahun 2008
meningkat yang menyebabkan turunnya konsumsi menjadi 4,63 persen di tahun 2009.
Sepanjang tahun 2005-2015, neraca perdagangan
28
Aula Ahmad Hafidh, “Analisis Purchasing Power Parity Indonesia mengalami surplus, kecuali di tahun 2012-
Indonesia Menggunakan Pendekatan Error Correction
2014 yang mengalami defisit. Surplus terbesar terjadi
Model”, Jurnal Ekonomi & Pendidikan, 2(2), 2005.
29
Arif Budiman Anwar, “Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan di tahun 2006 sebesar USD39,70 miliar, sedangkan
dan Kualitas Pengungkapan Informasi terhadap Return defisit terbesar terjadi di tahun 2013 sebesar minus
Saham”, Tesis, Jakarta: Fakultas Ekonomi Universitas
Indonesia, 2010, hal. 9. Syaiful Maqrobi, “Kausalitas Tingkat Inflasi dan
31
30
Nasrullah, “Analisis Pengaruh Perdagangan Internasional Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode 1998.1-
terhadap Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tahun 1999- 2010.4”, Skripsi, Semarang: Fakultas Ekonomi Universitas
2013”, Skripsi, Makassar: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Negeri Semarang, 2011, hal. 53.
Universitas Hasanuddin, 2014, hal. 3.
Eka Budiyanti Dampak Liberalisasi Perdagangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 53
67,64 70,03 69,59 68,61 66,99 64,78
63,99 66,12 64,31
58,79 59,26
4,80
5,69 5,50 6,35 6,01 6,22 6,17 6,03 5,58 5,02
4,63
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Keterbukaan Perdagangan (% PDB) PDB (%)
Tabel 3. Hasil Uji Stasioner Variabel ECT Hasil uji empiris menunjukkan bahwa perubahan
Level keterbukaan perdagangan secara signifikan
berpengaruh positif terhadap perubahan pertumbuhan
T-Stat Probability
ekonomi sebesar 0,05. Artinya, 1 persen kenaikan
-3,02 0,04 perubahan keterbukaan perdagangan menyebabkan
Ket: Signifikan α = 5% perubahan pertumbuhan ekonomi meningkat sebesar
0,05 persen. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian
Berdasarkan hasil uji stasioner pada Tabel 1,
sebelumnya yang dilakukan oleh Maretha, Yasin,
semua variabel stasioner pada tingkat first difference.
Mohsen dan Chua, Kakar dan Khilji, Uwakaeme, serta
Maka tahapan selanjutnya adalah melakukan
Ashiddiiqi yang menyimpulkan adanya hubungan
estimasi ECM dengan mengestimasi persamaan
positif antara keterbukaan perdagangan dengan
(4) pada tingkat first difference dan menambahkan
pertumbuhan ekonomi. Hasil ini juga sesuai dengan
variabel ECT pada lag pertama (ECT t-1 atau ECT (-1)).
teori ekonomi di mana perdagangan internasional
Adapun hasil estimasinya seperti ditunjukkan pada
dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Regresi ECM Perubahan investasi juga terbukti positif
memengaruhi perubahan pertumbuhan ekonomi
Variabel Koefisien Std. Error t-Statistic Prob.
sebesar 0,45. Artinya, 1 persen kenaikan perubahan
C 0.043320 0.144946 0.298870 0.7668 investasi menyebabkan perubahan pertumbuhan
DTO 0.051822 0.022279 2.326074 0.0259 ekonomi meningkat sebesar 0,45 persen. Walaupun
hasilnya tidak signifikan akan tetapi hasil ini
DINF -0.042819 0.058735 -0.729015 0.4708 mendukung hasil-hasil empiris sebelumnya yang
DINV 0.448284 1.973878 0.227108 0.8217 menunjukkan hubungan positif antara investasi
ECT(-1) -0.325651 0.132039 -2.466317 0.0187
dengan pertumbuhan ekonomi.
Investasi merupakan faktor yang penting untuk
Sumber: diolah dengan menggunakan software eViews.
pertumbuhan ekonomi jangka panjang. Kegiatan
Secara matematis, hasil regresi ECM pada Tabel investasi memungkinkan suatu masyarakat terus-
4 dapat dinyatakan dengan persamaan berikut: menerus meningkatkan kegiatan ekonomi dan
DPDBt = 0,04 + 0,05 DTOt* - 0,04 DINFt + 0,45 DINVt - kesempatan kerja, meningkatkan pendapatan
0,33 ECT (-1)* ....... (7) nasional dan taraf kemakmuran masyarakat.
R2 = 0,25 Menurut Sukirno32 pengaruh tersebut bersumber
* Signifikan α = 5% salah satu fungsi penting kegiatan investasi di dalam
Dari hasil estimasi tersebut, tampak bahwa perekonomian, yaitu investasi merupakan salah
variabel ECT signifikan pada α = 5% yang artinya satu komponen dari pengeluaran agregat, sehingga
spesifikasi model yang digunakan adalah benar dan kenaikan investasi akan meningkatkan permintaan
selaras dengan hasil estimasi dengan pendekatan agregat dan pendapatan nasional yang diikuti oleh
kointegrasi. Nilai koefisien determinasi R2 pertambahan kesempatan kerja.
menunjukkan angka sebesar 0,25. Koefisien ECT bernilai 0,33 merupakan nilai
Hasil estimasi ECM menunjukkan variasi dari kecepatan dalam penyesuaian diri menuju tren
perubahan variabel keterbukaan perdagangan jangka panjang sebesar 33 persen dengan 1 lag.
memberikan pengaruh yang signifikan terhadap Dapat diartikan juga bahwa sebesar 33 persen dari
variasi perubahan pertumbuhan ekonomi sebesar ketidaksesuaian yang dapat dikoreksi jangka pendek
0,05. Artinya, dalam jangka pendek keterbukaan terhadap jangka panjang selama 1 tahun. Nilai
perdagangan mempunyai pengaruh yang signifikan koefisien ECT yang bernilai negatif menunjukkan
terhadap pertumbuhan ekonomi. tingkat kecepatan penyesuaian yang lambat (slow
Berdasarkan hasil uji kointegrasi Engle-Granger, convergence) untuk kembali ke kondisi ekuilibrium.
terdapat kointegrasi antara variabel pertumbuhan Dari hasil uji empiris telah dibuktikan bahwa
ekonomi dengan seluruh variabel eksogen/ keterbukaan perdagangan berpengaruh positif
independent. Hal ini mengindikasikan bahwa seluruh terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia
variabel cenderung bergerak menuju ekuilibriumnya sepanjang periode tahun 2005-2015. Hasil ini
dalam jangka panjang. Dengan kata lain, dalam sedikit berbeda dengan yang dilakukan oleh
setiap periode jangka pendek, variabel pertumbuhan Sadono Sukirno, Pengantar Teori Ekonomi Mikro, Edisi
32
ekonomi dan variabel-variabel independent dalam kedua, Jakarta: PT. Karya Grafindo Persada, 1995, dalam Tri
model cenderung saling menyesuaikan untuk Purwanto, “Dampak Keterbukaan Perdagangan terhadap
mencapai ekuilibrium dalam jangka panjang. Pertumbuhan Ekonomi di Negara-Negara ASEAN+3”, Tesis,
Bogor: Program Studi Ilmu Ekonomi Pascasarjana IPB, 2011.
Eka Budiyanti Dampak Liberalisasi Perdagangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 55
Herawati di mana keterbukaan perdagangan hanya Kebijakan liberalisasi perdagangan yang selama
memengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam jangka ini telah diterapkan Indonesia sudah cukup baik,
panjang sepanjang tahun 1980-2012. Walaupun namun pemerintah masih perlu memerhatikan aspek
secara empiris besaran pengaruhnya tidak terlalu lainnya seperti misalnya perlindungan terhadap
besar, yaitu 0,05 persen, akan tetapi hal ini sudah pasar domestik.36 Pasar domestik diharapkan dapat
cukup membuktikan bahwa kegiatan ekspor yang terus bertahan di era liberalisasi perdagangan
dilakukan Indonesia selama ini mampu mendorong seperti saat ini. Banjirnya produk-produk impor
perekonomian. Dengan kata lain, semakin yang harganya jauh lebih murah serta berkualitas
terbukanya perdagangan Indonesia maka semakin seharusnya dapat mendorong pasar domestik untuk
besar pertumbuhan ekonomi Indonesia. lebih meningkatkan daya saing produknya.
Berdasarkan hasil empiris tersebut dan hasil-hasil Dalam meningkatkan peran liberalisasi
empiris dari penelitian sebelumnya, jika dilihat dari perdagangan terhadap pertumbuhan ekonomi
besaran koefisiennya, tingkat keterbukaan ekonomi tentunya diperlukan beberapa strategi bagi
untuk negara maju lebih kecil dibandingkan koefisien pemerintah terutama strategi yang dapat
keterbukaan ekonomi di negara berkembang. Hal melindungi pasar domestik. Beberapa strategi yang
ini dikarenakan negara maju tidak terlalu memiliki dapat dilakukan pemerintah antara lain pertama,
ketergantungan dengan perdagangan internasional, mengoptimalkan market intelligence di semua
akan tetapi negara maju lebih memperdagangkan negara, khususnya di negara di mana produk ekspor
produk olahan dan jasa sehingga volume perdagangan Indonesia memiliki daya saing yang tinggi. Kedua,
internasionalnya lebih besar daripada negara mengoptimalkan Indonesian Trade Promotion Center
berkembang. Negara maju dengan pendapatan dan konsul perdagangan di semua negara untuk
yang tinggi menyebabkan volume perdagangan identifikasi peluang pasar, informasi kebutuhan
internasional yang besar hanya memberikan produk, hambatan perdagangan, serta jaringan
sumbangan kecil terhadap pendapatan nasional.33 distribusi dan logistik. Ketiga, dalam hal implementasi
Menurut hasil studi yang dilakukan Nayyar rencana strategis, pemerintah dalam hal ini
pada tahun 1997, dampak positif dari liberalisasi Kementerian Perdagangan, perlu mengintegrasikan
perdagangan hanya sebagian kecil terjadi di negara dengan Master Plan Percepatan dan Perluasan
berkembang. Menurutnya hal ini disebabkan masih Ekonomi Indonesia (MP3EI).37
rendahnya kapasitas ekonomi dalam negeri dan belum Selain itu masih ada beberapa permasalahan
berkembangnya infrastruktur sosial. Ketergantungan yang masih harus diatasi dalam perdagangan
yang sangat besar pada komoditas primer yang harga internasional saat ini di Indonesia antara lain
dunianya semakin menurun juga menjadi penyebab tingginya biaya ekonomi, pungutan liar, buruknya
utama negara berkembang lebih banyak mengalami infrastruktur jalan, tingginya biaya terminal handling
dampak negatif dengan adanya liberalisasi perdagangan. charges serta biaya logistik.38 Tentunya hal ini
Selain itu, penyebab lainnya adalah lemahnya membutuhkan perhatian ekstra dari pemerintah jika
kemampuan negosiasi dalam hubungan internasional.34 ingin terus memajukan perdagangan internasional
Selain itu, Oktaviani juga berpendapat bahwa Indonesia.
dalam jangka panjang, liberalisasi perdagangan akan
memberikan manfaat yang cukup besar terutama PENUTUP
dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat Dampak liberalisasi perdagangan terhadap
sebagai akibat adanya trade creation effect yaitu perekonomian berbeda-beda di setiap negara.
memperoleh barang impor dengan harga yang relatif Walaupun secara garis besar tujuan utama adanya
lebih murah. Walaupun, dalam jangka pendek, liberalisasi perdagangan adalah memperoleh
konsekuensi yang harus dihadapi adalah neraca keuntungan bagi perekonomian akan tetapi dampak
perdagangan Indonesia yang negatif dan pengaruh yang diperoleh sangat bergantung pada kondisi
trade diversion effect menjadi lebih besar.35 perekonomian negara tersebut. Dari pengujian empiris
telah diperoleh hasil bahwa liberalisasi perdagangan
33
Maretha, Op. Cit., hal. 82.
36
Eka Budiyanti, “Kebijakan Liberalisasi Perdagangan: Dampak
34
Deepak Nayyar, “Globalisation: The Past in Our Future”,
dan Perspektifnya dalam Mendukung Perekonomian
Third World Network Trade and Development Series 6,
Nasional”, dalam Alhusain dkk, Reformulasi Kebijakan
1997, dalam Tulus Tambunan, Globalisasi dan Perdagangan
Sektoral Ekonomi Indonesia dalam Perspektif Globalisasi,
Internasional, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2004, hal. 30-31.
Jakarta: Balai Pustaka, 2016, hal. 323.
35
Rina Oktaviani, “FTA dan Daya Saing Industri Pertanian
37
Mudrajad Kuncoro, “Kebijakan Perdagangan”, Kompas, 22
Indonesia dalam Menghadapi Krisis Ekonomi Global”, Orasi
Oktober 2012.
Ilmiah Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Ekonomi Fakultas
38
Ibid.
Ekonomi dan Manajemen, Bogor: IPB, 2011, hal. 33.
56 Kajian Vol. 22 No. 1 Maret 2017 hal. 45 - 57
Buku dan Artikel dalam Buku Kumpulan: Uwakaeme, O. S. (2015). Economic Growth in Nigeria:
An Empirical Investigation of Determinants and
Anindita, R. & Reed, M. R. (2008). Bisnis dan Causal Relationship (1980-2012). American
Perdagangan Internasional. Yogyakarta: Journal of Economics, 5(1).
Penerbit ANDI.
Yasin, M. (2001). Public Spending and Economic
Arifin, S., Ediana RAE, D., & Joseph, C. P. R. (2007). Growth: Empirical Investigation of Sub Saharan
Kerja Sama Perdagangan Internasional: Peluang Africa. Journal of the Southwestern Society of
dan Tantangan Bagi Indonesia. Jakarta: Elex Economists, 30.
Media Komputindo.
Eka Budiyanti Dampak Liberalisasi Perdagangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia 57
Yusoff M. B. & Febrina, I. (2014). Trade Openness, Pratiwi, M. (2014). “Pengaruh MEA 2015 terhadap
Real Exchange Rate, Gross Domestic Investment Integrasi Ekonomi pada Sistem Perdagangan di
and Growth in Indonesia. Margin-The Journal of Indonesia”. Skripsi. Medan: Fakultas Ekonomi
Applied Economic Research, 8(1). dan Bisnis, Universitas Sumatera Utara.
Purwanto, T. (2011). “Dampak Keterbukaan
Working Paper: Perdagangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Bakari, S. (2016). Openness Can be Good for Growth di Negara-Negara ASEAN+3”. Tesis. Bogor:
New Evidence on Panama: 1980 - 2015, MPRA Program Studi Ilmu Ekonomi Pascasarjana, IPB.
Paper No. 75051.
Chen, P. & Gupta, R. (2006). An Investigation of Makalah Seminar:
Openness and Economic Growth Using Panel Nongsina, F. S. & Hutabarat, P. M. (2007). “Pengaruh
Estimation. University of Pretoria Department of Kebijakan Liberalisasi Perdagangan terhadap
Economics Working Paper Series, 22. Laju Pertumbuhan Ekspor-Impor Indonesia”.
Dipresentasikan pada Seminar Akademik
Ekonomi, Jakarta, 13 Desember 2007.
Skripsi, Tesis, dan Disertasi:
Anwar, A. B. (2010). “Analisis Pengaruh Kinerja Oktaviani, R. (2011). “FTA dan Daya Saing Industri
Keuangan dan Kualitas Pengungkapan Informasi Pertanian Indonesia dalam Menghadapi Krisis
terhadap Return Saham”. Tesis. Jakarta: Fakultas Ekonomi Global”. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap
Ekonomi, Universitas Indonesia. Bidang Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi dan
Manajemen. Bogor: IPB.
Ashiddiiqi, S. (2011). “Pengaruh Keterbukaan
Perdagangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi
di Papua”. Skripsi. Bogor: Fakultas Ekonomi dan Internet:
Manajemen, IPB. Ardiansyah, B. G. (2014). Siapkah Indonesia
Menghadapi Liberalisasi Perdagangan?. (online).
Githanga, B. W. (2015). ”Trade Liberalization and
(http://www.kemenkeu.go.id/en/node/41244,
Economic Growth in Kenya: An empirical
diakses 30 Januari 2017).
Investigation (1975-2013)”. Thesis. Swedia:
Department of Economics, Sodertorn University. Ismalina, P. Dampak Liberalisasi Perdagangan pada
Hubungan Bilateral Indonesia dan Tiga Negara
Herawati, W. (2016). ”Analisis Pengaruh Keterbukaan
(China, India, dan Australia) terhadap Kinerja
Ekonomi terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Ekspor-Impor, Output Nasional dan Impor,
di Indonesia Tahun 1980-2012”. Skripsi.
Output Nasional dan Kesempatan Kerja di
Yogyakarta: Fakultas Ekonomi, Universitas
Indonesia: Analisis Simulasi Social Accounting
Negeri Yogyakarta.
Matrix (SAM) dan The Smart Model. (online).
Maqrobi, S. (2011). “Kausalitas Tingkat Inflasi dan (http://www.ilo.org/wcmsp5/groups/public/--
Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia Periode -asia/---ro-bangkok/---ilo-jakarta/documents/
1998.1-2010.4”. Skripsi. Semarang: Fakultas presentation/wcms_217746.pdf, diakses 3
Ekonomi, Universitas Negeri Semarang. Agustus 2016).
Maretha, V. R. (2012). “Dampak Kebijakan
Fiskal, Kebijakan Moneter dan Keterbukaan Surat Kabar:
Perdagangan terhadap Pertumbuhan Ekonomi: Kuncoro, M. Kebijakan Perdagangan. Kompas, 22
Studi Komparatif Negara-Negara ASEAN+6”. Oktober 2012.
Skripsi. Bogor: Fakultas Ekonomi dan
Manajemen, IPB.
Nasrullah. (2014). “Analisis Pengaruh Perdagangan
Internasional Terhadap Pertumbuhan Ekonomi
Indonesia Tahun 1999-2013”. Skripsi. Makassar:
Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas
Hasanuddin.