OLEH:
Kelompok 3
Hilda Hani Ayuningtyas 180810101040
Erika Dinarani Wahyuningsih 180810101041
Anggi Rizky Fauzi 180810101050
Mirza Irfania 180810101056
UNIVERSITAS JEMBER
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena telah melimpahkan
rahmat-Nya, sehingga kami dapat berbagi pengetahuan dan menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-
teman yang telah berkontribusi meluangkan pikiran dan tenaganya, sehingga kami
harapkan makalah ini dapat tersusun dengan baik.
Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para
pembaca tentang “Perbedaan BUMN, BUMS dan Koperasi” agar kedepannya
dapat bermanfaat bagi kita semua. Namun terlepas dari itu semua kami
memahami bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, sehingga kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar kami bisa
menciptakan makalah yang lebih baik lagi selanjutnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian..........................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
2.1 Definisi BUMN, BUMS dan Koperasi...........................................................3
2.1.1 Badan Usaha Milik Negara (BUMN)......................................................4
2.1.2 Badan Usaha Milik Swasta (BUMS).......................................................5
2.1.3 Koperasi...................................................................................................6
2.2 Struktur Organisasi BUMN, BUMS dan Koperasi........................................7
2.2.1 Struktur Organisasi Badan Usaha Milik Negara (BUMN)......................7
2.2.2 Struktur Organisasi Badan Usaha Milik Swasta (BUMS).....................10
2.2.3 Struktur Organisasi Koperasi.................................................................11
2.3 Perbedaan BUMN, BUMS dan Koperasi.....................................................16
2.2.1 Tabel Perbedaan BUMN, BUMS dan Koperasi....................................16
2.2.2 Kelebihan dan Kekurangan BUMN, BUMS dan Koperasi...................17
2.2.3 Peran BUMN, BUMS dan Koperasi......................................................21
BAB III..................................................................................................................25
3.1 Kesimpulan...................................................................................................25
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................26
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan utama dan akhir dari badan usaha adalah keuntungan atau laba.
Tujuan tersebut dapat dicapai jika perusahaan mengelola secara optimal semua
sumber daya yang dimilkinya. Pengelolaan itu dapat dilakukan dengan sistem
manajemen yang tepat seperti, adanya perencanaan, pengorganisasian, pengarahan
dan pengendalian
Ekstraktif
Agraris
Industri
Pedagangan
Jasa
Di dalam sistem perekonomian Indonesia dikenal ada tiga pilar utama yang
menyangga perekonomian. Ketiga pilar yang dimaksudkan di sini adalah Badan
Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) dan Koperasi.
Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa dalam perekonomian nasional, ada dua
kelompok pelaku ekonomi, yaitu swasta dan pemerintag. Kelompok swasta dapat
dibagi dalam dua sub kelompok, yaitu koperasi dan perusahaan- perusahaan non
koperasi. Sedangkan dalam kelompok pemerintah adalah adanya BUMN.
2
BAB II
PEMBAHASAN
BUMN sendiri dewasa ini diatur dalam UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang
Badan Usaha Milik Negara. Adapun pengertian BUMN dalam Pasal 1 angka 1
UU Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara adalah badan
usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui
penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan.
3
dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dalam mewujudkan kesejahteraan
masyarakat, BUMN adakalanya ditugaskan oleh negara untuk mengemban
kewajiban pelayanan umum. Untuk itu ada sejumlah BUMN yang ditugaskan oleh
pemerintah, terutama yang berkaitan dengan transportasi, ketenagalistrikan,
distribusi minyak dan gas bumi, dan penyediaan pupuk untuk petani. Kewajiban
pelayanan umum pada dasarnya dan seyogyanya diemban oleh pemerintah
sebagai perpanjangan tangan dari negara dalam mewujudkan kesejahteraan
umum. Namun, kewajiban pelayanan umum adakalanya ditugaskan oleh
pemerintah kepada BUMN.
Badan Usaha Milik Swatas terdiri atas tiga jenis, yaitu badan usha
perseorangan, persekutuan (partnership), dan perseroan terbatas.
4
Badan Usaha Persekutuan (partnership)
Perusahaan persekutuan (partnership) adalah perusahaan yang memilki
dua pemilik modal atau lebih. Dalam Badan Usaha Persekutuan ini ada 3
bentuk persahaan, diantaranya adalah:
1. Firma
Pengertian firma adalah perusahaan yang modal usahanya berasal
dari dua orang atau lebih. Jadi firma ini adalah dua pengusaha atau
lebih yang bergabung membuat perusahaan dengan ketentuan yang
mengatur perusahaan ditentukan oleh kesepakatan diantara pengusaha
pendiri perusahaan. Pada perusahaan berbentuk firma, para sekutu
harus menyerahkan kekayaannya sesuai yang tertera di akta
pendirian. Maka konsekuensi yang dialami tidak berbeda dari
perusahaan perseorangan. Apabila firma didirikan secara resmi, maka
harus didaftarkan ke Berita Negara Republik Indonesia (BNRI).
2. Persekutuan Komanditer (CV)
Pengertian perusahaan Komanditer atau CV adalah perusahaan
yang modal usahanya berasal dari kelompok yang bergabung untuk
mendirikan perusahaan. Sekelompok orang ini bersekutu mendirikan
dan menjalankan perusahaan dengan berbagai kesepakatan. Contohnya
kesepakatan pembagian keuntungan antara satu orang dengan yang
lain berbeda tergantung besar kecilnya modal yang diberikan.
Dalam CV ini pemodal dapat ikut aktif dalam menjalankan
perusahaan, dapat pula hanya tidak ikut menjalankan perusahaan hanya
ikut dalam permodalan saja. Perusahaan berbentuk CV, pendirian
persekutuan harus menggunakan akta dan harus didaftarkan.
Badan Usaha Perseroan
Perusahaan perseroan adalah perusahaan yang semua modalnya
berbentuk saham, yang jenis peredarannya tegantung jenis saham tersebut.
Perusahaan perseroan ini dikelola secara profesional sehingga biasanya
perusahaan- perusahaan ini mencantumkan namanya Ke dalam bursa
efek, untuk dipejual belikan. Dalam perusahaan perseroan, setiap
pemegang surat saham mempunyai hak atas perusahaan dan setiap
pemegang surat saham berhak atas keuntungan (deviden).
5
Yayasan
Yayasan adalah suatu badan usaha, tetapi tidak merupakan
perusahaan karena tidak mencari keuntungan. Badan usaha ini
didirikan untuk sosial dan berbadan hukum.
2.1.3 Koperasi
Secara bahasa, Kata Koperasi berasal dari bahasa inggris yaitu
“Cooperation” yang artinya usaha bersama. Secara Umum, Koperasi adalah
kumpulan individu atau badan usaha yang menjalankan kegiatan usaha dengan
asas kekeluargaan dan bertujuan untuk mensejahterakan anggotanya.
Sedangkan Secara Resmi, Definisi Koperasi menurut Undang Undang No. 25
tahun 1992, Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau
badan hukum, koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.
6
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Ropke (2003) keefektifan
partisipasi anggota tergantung dari interaksi antara :
7
yang dikendalikan oleh badan usaha milik negara baik secara langsung maupun
tidak langsung sesuai ketentuan.
Menurut Pasal 2 ayat (1) sampai (4) dalam memimpin Kementerian BUMN,
Menteri dibantu oleh Wakil Menteri sesuai dengan penunjukan Presiden. Wakil
Menteri berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri. Wakil Menteri
mempunyai tugas membantu Menteri dalam memimpin pelaksanaan tugas
Kementerian BUMN. Selain melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 2, Wakil Menteri juga melaksanakan sebagian tugas Kementerian BUMN
yang meliputi:
Wakil Menteri I bertugas dalam perumusan kebijakan serta koordinasi dan
sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan usaha,
penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi,
penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan, dan
restrukturisasi badan usaha milik negara sektor Industri dan pendayagunaan
portofolio perusahaan kepemilikan minoritas sektor Industri; dan
Wakil Menteri II bertugas dalam perumusan kebijakan serta koordinasi dan
sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengembangan usaha,
penyusunan inisiatif bisnis strategis, penguatan daya saing dan sinergi,
penguatan kinerja, penciptaan pertumbuhan berkelanjutan, dan
restrukturisasi badan usaha milik negara sektor Jasa dan pendayagunaan
portofolio perusahaan kepemilikan minoritas sektor Jasa.
Wakil Menteri I terdiri atas:
a. Asisten Deputi Bidang Industri Energi, Minyak dan Gas;
b. Asisten Deputi Bidang Industri Mineral dan Batubara;
c. Asisten Deputi Bidang Industri Telekomunikasi dan Farmasi;
d. Asisten Deputi Bidang Industri Pangan dan Pupuk;
e. Asisten Deputi Bidang Industri Pertahanan dan Manufaktur; dan
f. Asisten Deputi Bidang Industri Semen, Survei, dan Industri Lainnya.
Wakil Menteri II terdiri atas:
a. Asisten Deputi Bidang Perbankan dan Pembiayaan;
b. Asisten Deputi Bidang Jasa Konstruksi dan Perumahan;
c. Asisten Deputi Bidang Asuransi dan Jasa Lainnya;
d. Asisten Deputi Bidang Perkebunan dan Kehutanan;
e. Asisten Deputi Bidang Kawasan, Logistik, dan Pariwisata; dan
8
f. Asisten Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Perhubungan.
Berdasarkan pasal 51 Sekretariat Kementerian mempunyai tugas
menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian
dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan
Kementerian BUMN. Sekretariat Kementerian terdiri atas:
a. Biro Perencanaan, Organisasi, dan Kepegawaian;
b. Biro Hubungan Masyarakat dan Fasilitasi Dukungan Strategis; dan
c. Biro Umum dan Keuangan.
Berdasarkan pasal 82 Deputi Bidang Hukum dan Perundang-undangan
mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan kebijakan serta koordinasi dan
sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan hukum dan peraturan
perundang-undangan badan usaha milik negara. Deputi Bidang Hukum dan
Perundang-undangan terdiri atas:
a. Asisten Deputi Bidang Hukum Korporasi; dan
b. Asisten Deputi Bidang Peraturan Perundang-undangan.
Kemudian berdasarkan pasal 92, Deputi Bidang Sumber Daya Manusia,
Teknologi, dan Informasi mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan
kebijakan serta koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang
manajemen sumber daya manusia, teknologi, dan informasi badan usaha milik
negara. Deputi Bidang Sumber Daya Manusia, Teknologi, dan Informasi terdiri
atas:
a. Asisten Deputi Bidang Manajemen Sumber Daya Manusia;
b. Asisten Deputi Bidang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan; dan
c. Asisten Deputi Bidang Teknologi dan Informasi.
Berdasarkan pasal 118 Staf Ahli berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri dan secara administratif dikoordinasikan oleh Sekretaris
Kementerian. Staf Ahli terdiri atas:
a. Staf Ahli Bidang Implementasi Kebijakan Strategis;
b. Staf Ahli Bidang Industri; dan
c. Staf Ahli Bidang Keuangan dan Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah.
Selanjutnya berdasarkan pasal 105, Deputi Bidang Keuangan dan
Manajemen Risiko mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan kebijakan
serta koordinasi dan sinkronisasi pelaksanaan kebijakan di bidang keuangan dan
9
manajemen risiko badan usaha milik negara. Deputi Bidang Keuangan dan
Manajemen Risiko terdiri atas:
a. Asisten Deputi Bidang Keuangan; dan
b. Asisten Deputi Bidang Manajemen Risiko dan Kepatuhan.
2.2.2 Struktur Organisasi Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
10
Tugas dari direktur regional sales yaitu memimpin serta mengawasi
penjualan produk anak perusahaan yang tersebar di beberapa daerah dibawah
naungan perusahaan utama.
Direktur Marketing
Direktur marketing bertugas untuk merencanakan, mengontrol serta
mengkoordinir proses penjualan dan pemasaran bersama Sales & Marketing
supervisor untuk mencapai target penjualan dan mengembangkan pacar secara
efektif dan efisien.
Direktur Information Technology
Tugas dari direktur information technology secara umum yaitu
menyelenggarakan perumusan kebijakan teknologi informasi dan melaksanakan
pengelolaan infrastruktur hardware, meliputi server, komputer dan perangkat
pendukungnya.
Direktur Network
Direktur network bertugas dalam memetakan kebutuhan sekarang dan yang
akan datang, terutama berhubungan dengan material manajemen proses
sehingga hubungan ini akan mempengaruhi jaringan terutama pada
permasalahan stock barag pada saat terjadi kerusakan.
Direktur Finance
Tugas dari direkrtur finance yaitu merencanakan dan mengendalikan
sumber-sumber pendapatan serta pembelanjaan dan kekayaan perusahaan serta
mengendalikan program dan pendapatan pengeluaran keuangan perusahaan.
Direktur Corporate Service
Direktur coporate service bertugas sebagai penanggung jawab dalam
memberikan informasi kepada masyarakat uang berhubungan dengan kegiatan
perusahaan.
11
2.2.3 Struktur Organisasi Koperasi
12
6. Menentukan pembagian Sisa Hasil Usaha.
7. Menetapkan keputusan penggabungan, peleburan, dana pembubaran
Koperasi.
Pengurus Koperasi
Pengurus dipilih dari dan oleh Anggota KOperasi, dan berperan mewakili
anggota dalam menjalankan kegiatan organisasi maupun usaha koperasi. Pengurus
dapat menunjuk manajer dan karyawan sebagai pengelola untuk menjalankan
fungsi usaha sesuai dengan ketentuanketentuan yang ada, sebagaimana jelas
tercantum dalam pasal 32 UU Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.
Pengurus memperoleh wewenang dan kekuasaan dari hasil keputusan RAT
Pengurus berkewajiban melaksanakan seluruh keputusan RAT guna memberikan
manfaat kepada anggota koperasi. Pengurus merumuskan berbagai kebijaksanaan
yang harus dilakukan pengelola (Tim Manajemen) dan menjalankan tugas-
tugasnya sebagai berikut :
1. Mengelola organisasi koperasi dan usahanya
2. Membuat dan mengajukan Rancangan Program Kerja Serta Rancangan
RAPBK (Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Koperasi).
3. Menyelenggarakan Rapat Anggota.
4. Mengajukan Laporan Keuangan dan Pertanggung jawaban Pelaksanaan
Tugas.
5. Menyelenggarakan pembukaan keuangan dan invetaris secara tertib.
6. Memelihara daftar buku Anggota, buku Pengurus dan Pengawas.
7. Memberikan Pelayanan kepada Anggota Koperasi dan Masyarakat.
8. Mendelegasikan tugas kepada manajer.
9. Meningkatkan pengetahuan perangkat pelaksanaan dan anggota.
10. Meningkatkan penyuluhan dan pendidikan kepada anggota
11. Mencatat mulai sampai dengan berakhirnya masa kepengurusan pengawas
dan pengurus.
12. Mencatat masuk dan keluarnya anggota.
Pengurs koperasi mempunyai fungsi, di antaranya adalah :
1) Pengurus sebagai pusat pengambilan keputusan yang tertinggi
Fungsi pengurus sebagai pusat pengambilan keputusan tertinggi diwujudkan
dalam menentukan tujuan organisasi, merumuskan kebijakan organisasi,
menentukan rencana sasaran serta program kerja organisasi koperasi, memilih dan
13
mengawasi tindakan-tindakan manajer-manajer dan karyawan dalam mengelola
usaha koperasi.
2) Fungsi sebagai penasihat
Fungsi sebagai penasihat ini berlaku baik bagi para manajer maupun bagi para
anggota. Bagi para manajer maminta nasihat kepada pengurus adalah penting
sekali artinya, terutama dalam rangka penjabaran dan penerapan kebijaksanaan
operasional dari kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah dirumuskan oleh
pengurus.
3) Pengurus sebagai pengawas
Pengurus sebagai pengawas berarti bahwa pengurus merupakan orang yang
mendapat kepercayaan dari anggota untuk melindungi semua kekayaan organisasi.
4) Pengurus sebagai penjaga kelangsungan hidup organisasi;
Demi keberlangsngan usaha dan keberlanjutan organisasi koperasi, maka
pengurus harus :
1. Mampu menyediakan adanya manajer yang cakap dalam organisasi;
2. Menyeleksi dan memilih eksekutif atau manajer secara efektif;
3. Memberikan pengarahan kepada para manajer agar koperasi berjalan secara
efektif, professional, dan
4. Menetapkan orang-orang yang mampu mengarahkan kegiatan dari
organisasi;
5. Mengikuti perkembangan pasar, dengan tepat mengarahkan berbagai jenis
layanan barang-barang atau jasa-jasa yang dihasilkan oleh koperasi sesuai
dengan dinamika pasar dan tingkat kelayakan maupun profitabilitas usaha.
5) Pengurus sebagai symbol;
Langkah-langkah yang diambil pengurus terhadap anggota maupun karyawan
bersifat persuasive yang menempatkan pengurus menjadi pemimpin yang
memiliki kekuatan dan motivator bagi pencapaian tujuan; strategis perusahaan dan
kebijaksanaan umum dari organisasi koperasi dirumuskan secara sistematis oleh
pengurus; pengurus memperoleh dan menyajikan informasi koperasi secara
cermat dalam menunjang kinerja usaha.
Manajer (Pengelola)
Manager dipilih dan diangkat oleh pengurus untuk melakukan fungsi
pengelolaan operasional usah koperasi. Kewajiban manager antara lain :
1. Melaksanakan kebijakan operasional yang telah ditetapkan Pengurus.
14
2. Memimpin dan mengkoordinir pelaksanaan kegiatan – kegiatan di unit –
unit usaha.
3. Membimbing dan mengarahkan tugas – tugas karyawan yang dibawahnya
seefisien mungkin menuju karyawan yang berkualitas.
4. Mengusulkan kepada pengurus tentang pengangkatan dan atau
pemberhentian karyawan dalam lingkungan tugasnya.
5. Menyusun Program Kerja dan RAPBK tahunan untuk disampaikan kepada
pengurus sebelum dimulainya rencana dan anggaran yang baru, dan
selanjutnya evaluasi sekaligus perencanaan bagi pengurus untuk
disampaikan dalam Rapat Anggota.
6. Membuat laporan pertanggungjawaban kerja secara tertulis setiap akhir
bulan and tahun.
7. Melaksanakan dokumen-dokumen usaha atau organisasi koperasi.
Fungsi utama Manager:
1. Melaksanakan tugas segari – hari di bidang usaha.
2. Bertanggungjawab atas administrasi kegiatan usaha dan organisasi koperasi.
3. Mengembangkan dan mengelola usaha untuk mencapai tujuan secara efektif
dan efisien.
Pengawas
Pengawas sebagai salah satu perangkat organisasi koperasi diangkat dari dan
oleh Anggota dalam Rapat Anggota Tahunan, sesuai pasal 38 UU No. 25 Tahun
1992. Berdasarkan ketentuan Pasal 39 UU No.25 Tahun 1992, fungsi tugas dan
wewenng pengawas antara lain :
1. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan Pengurus
dan Pengelola Koperasi.
2. Membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.
3. Meneliti catatan yang ada pada koperasi.
4. Mendapatkan segala keterangan yang diperlukan.
5. Merahasiakan hasil pengawasannya terhadap pihak ketiga.
6. Memeriksa sewaktu-waktu tentang keuangan dengan membuat berita acara
pemeriksaannya.
7. Memberikan saran dan pendapat serta usul kepada pengurus atau Rapat
Anggota mengenai hal yang menyangkut kehidupan koperasi.
15
8. Memperolah biaya-biaya dalam rangka menjalankan tugas sesuai dengan
keputusan Rapat Anggota.
9. Mempertanggungjawabkan hasil pemeriksaannya pada RAT.
Keterkaitan antara peran pengawas dan pengurus adalah dalam hal pelaporan
adalah dalam hal pelaporan hasil audit. Pengawas melaporkan hasil audit dan
rekomendasi pelaksanaan kebijakan dan Keputusan Rapat Anggota yang telah di
laksanakan oleh pengurus koperasi baik auditr berkala maupun audit akhir tahun
buku. Hasil audit yang dilaporkan dari pengawas adalah mengenai kesesuaian dan
kebenaran data dan informasi yang dilaporkan dari pengawas adalah mengenai
kesesuaian dan kebenaran data dan informasi yang dilaporkan Pengurus koperasi
dengan bukti – bukti pendukungnya. Adapun beberapa hasil audit yang dilaporkan
pengawas adalah :
1. Pelaksanaan Anggaran Dasar di Koperasi;
2. Pelaksanaan Kepeutusan RAT;
3. Audit manajemen (pelaksanaan Standar Operasional Produser, deskripsi
jabatan, dan disiplin kerja);
4. Audit keuangan (ada tidaknya penyimpangan keuangan oleh Pengurus);
5. Audit fisik (inventaris, dan kas)
16
Kekuasaan tertinggi
Kekuasaan Tertinggi
Kekuasaan tertinggi dipegang oleh
4 dalam koperasi adalah
adalah pemerintah pemegang saham dan
RA (Rapat Anggota)
atas nama pemerintah
Cara kerjanya terbuka
Cara kerjanya terbuka Cara Kerjanya
5 dan diketahui oleh
untuk umum tertutup
semua anggota
Permodalan berasal
Permodalan berasal Permodalan berasal
dari perseorangan atau
dari kekayaan negara dari simpanan anggota
6 dari para pemegang
yang dipisahkan dan dan sipatnya berubah
saham dan penjualan
bersifat tetap – ubah
obligasi sifatnya tetap
Hubungan
usahanyajarang terjadi Hubungan usahanya
Hubungan usahanya
karena BUMS ini adalah senantiasa
adalah berusah
lebih mengutamakan mengadakan
mengadakan
7 kemajuan dari koordinasi kerjasama
hubungan usaha, baik
perusahaannya, antara koperasi yang
dengan kopersai
sehingga hal ini akan satu dengan yang
maupun BUMS
berujung pada lainnya.
persaingan
17
Sedangkan kelemahan – kelemahan BUMN/BUMD yang sering terjadi
adalah sebagai berikut.
1. Sering mengalami kerugian karena sifat usahanya yang harus
mengutamakan kepentingan publik daripada pertimbangan ekonomi.
2. Sering terjadi kerugian karena pengelolaan BUMN/ BUMD yang
kurang profesional dan korup.
3. Lemahnya sistem pengawasan memudahkan terjadinya
penyelewengan.
4. Jasa pelayanan yang diberikan biasanya relatif kurang bermutu karena
tidak profit oriented.
5. Monopoli negara yang berlebihan akan mematikan usaha- usaha.
6. Untuk BUMN yang maju pesat menimbulkan persaingan yang tidak
sehat dengan pihak swasta.
7. BUMN yang mengeksploitasi kekayaan alam dapat merusak
lingkungan.
8. Jika permodalan diperoleh dari pinjaman luar negeri terlalu banyak
dan sulit untuk dibayar maka tanggungan utang negara menjadi
semakin besar.
9. BUMN/BUMD yang terus merugi biasanya tetap diberi suntikan
modal oleh pemerintah tanpa ada perbaikan manajemen, sehingga
kelangsungan hidupnya hanya berdasarkan kekuatan keuangan
sehingga sering membebani keuangan negara/pemerintah daerah.
B. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Badan Usaha Milik Swasta memiliki kelebihan dan kekurangan. Adapun
kelebihan dari BUMS adalah sebagai berikut.
1. Cepat mengambil keputusan karena pemodal biasanya menjadi
pengelolah.
2. Sebagai penyumbang pajak untuk kas pemerintah.
3. Berkontribusi dalam menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB).
4. Sebagai penyedia barang dan jasa.
5. Cepat menanamkan modal karena pengelola umumnya sebagai
pemilik
6. Menampung tenaga kerja dalam jumlah banyak.
18
Sedangkan kelemahan – kelemahan BUMS yang sering terjadi adalah
sebagai berikut.
1. Terlalu berorientasi pada profit sehingga bisa mengabaikan konidisi
lingkungan sekitar.
2. Bisa menimbulkan persaingan tidak sehat karena dijalankan oleh
swasta yang berfokus pada keuntungan internal.
3. Sering terjadi silang pendapat dan sulit sepakat antara manajemen
perusahaan dengan para serikat buruh.
4. Berpotensi mengalirkan devisa ke luar negeri terutama jika tejadi
kegiatan impor yang besar.
C. Koperasi
Kelebihan dan kelemahan koperasi sebagai sebuah badan usaha tentu ada.
Berikut adalah beberapa kelebihan koperasi.
1. Koperasi mengutamakan kepentingan para anggotanya. Telah
dijelaskan sebelumnya bahwa koperasi adalah badan usaha berbasis
orang/manusia, bukan modal/benda. Karena, tanpa anggota tentu
koperasi tidak dapat berjalan dan beroperasi dengan sebagaimana
mestinya.
2. Dalam koperasi, anggota berperan sebagai produsen sekaligus
konsumen. Partisipasi ganda anggota koperasi sangat diharapkan untuk
kelancaran aktivitasnya. Anggota diimbau untuk rutin melakukan
pinjaman dan juga turut aktif dalam penyimpanan dana.
3. Koperasi berdasarkan pada prinsip sukarela dan terbuka. Orang yang
memutuskan untuk menjadi anggota koperasi harus bergabung atas
kemauan sendiri, tanpa paksaan dari pihak manapun. Tujuannya
bergabung di koperasi juga untuk memperbaiki taraf hidup. Koperasi
juga merupakan badan usaha yang terbuka bagi siapa saja yang ingin
bergabung.
4. Prinsip pengelolaan koperasi adalah untuk menumpuk laba dan
bertujuan untuk kepentingan anggotanya. Yang dimaksud adalah,
bahwa sisa hasil usaha atau laba koperasi nantinya akan dibagikan
pada para anggotanya secara adil dan merata.
5. Koperasi adalah badan usaha yang sesuai dengan prinsip dan sikap
bangsa Indonesia. Kita tahu bahwa masyarakat Indonesia memiliki
19
sikap kekeluargaan serta gotong-royong. Dan koperasi juga
mengadopsi sikap itu, sehingga cocok untuk diterapkan di Indonesia.
6. Koperasi mempraktikkan demokrasi ekonomi kepada masyarakat
berpenghasilan rendah. Dasar koperasi adalah untuk meningkatkan
taraf hidup masyarakat. Maka dari itu, koperasi sangat cocok untuk
masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah.
7. Dalam koperasi, setiap anggota memiliki suara yang sama. Koperasi
menjunjung kesetaraan hak suara dan meniadakan diskriminasi,
disesuaikan dengan modal yang dimiliki para anggota.
8. Koperasi memudahkan anggotanya untuk mendapatkan modal usaha.
Dalam koperasi, ketersediaan modal didapat dari para anggotanya,
sehingga mempermudah pendapatan laba.
9. Besaran simpanan wajib dan simpanan pokok cenderung tidak
memberatkan bagi anggotanya. Koperasi menyesuaikan dengan
kemampuan finansial masing-masing anggota.
10. Koperasi bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggota, bukan
tempat untuk mencari keuntungan.
Setelah penjabaran tentang kelebihan koperasi di atas, berikut ini adalah
kelemahannya:
1. Kesadaran berkoperasi para anggota masih lemah. Kelemahan besar
koperasi adalah bahwa tidak semua anggotanya memiliki kesadaran
yang penuh dan sama dalam menjalankan prinsip-prinsip dan kegiatan
berkoperasi dengan baik. Contoh, anggota tidak rutin menyetorkan
iuran wajib.
2. Koperasi memiliki daya saing yang lemah. Umum diketahui bahwa
jika dibandingkan dengan badan usaha lainnya, daya saing koperasi
masih jauh tertinggal.
3. Modal koperasi terbatas dan ada kendala dalam mendapatkan modal.
Sebuah koperasi yang baru berdiri cenderung memiliki modal yang
terbatas dan biasanya kesulitan untuk mendapatkan modal yang besar.
4. Koperasi kekurangan tenaga professional dalam pengelolaannya.
Dalam koperasi, SDM yang tersedia kadang kurang kompeten untuk
dapat mengurus dan mengelolanya dengan baik dan tertib. Hal ini
sering mengakibatkan Kerjasama yang buruk antara pengurus,
20
pengelola, pengawas, dan anggota. Hal ini adalah salah satu factor
penghambat kemajuan koperasi.
5. Terdapat konflik kepentingan di koperasi. Dalam setiap perkumpulan
atau organisasi, pasti ada gesekan kepentingan antara masing-masing
anggotanya. Begitu pula yang terjadi di koperasi.
22
PT Pos yang bergerak di bidang jasa telekomunikasi, pada zaman
dahulu perusahaan yang dulunya berjenis perjan ini kini menjadi
pilihan mutlak bagi masyarakat yang ingin berkirim kabar atau
barang dengan saudara. Maka dengan adanya peran BUMN ini
dapat dijadikan sebuah inspirasi bahkan membimbing pihak
swasta agar dapat mengembangkan diri sesuai dengan kebutuhan
pasar.
Dapat dilihat pada perkembangan saat ini dimana Anda
dapat menyaksikan pertumbuhan berbagai usaha swasta yang
bergerak di bidang jasa kurir dan telekomunikasi. Mulai dari Tiki
hingga JNE saat ini sudah dapat membantu meringankan
kewajiban PT Pos melayani masyarakat di pelosok daerah. Belum
lagi perkembangannya yang hanya menerima pengiriman surat
hingga detik ini sudah dapat melayani pembayaran listrik
B. Badan Usaha Milik Swasta (BUMS)
Badan Usaha Milik Swasta atau BUMS merupakan badan usaha
yang didirikan pihak swasta dan berorientasi pada profit atau
keuntungan. BUMS berperan penting dalam perekonomian Indonesia.
BUMS biasanya bergerak di sektor ekonomi khususnya perdagangan,
sektor industri, transportasi, dan sektor lainnya
1. Meningkatkan lapangan pekerjaan
BUMS di Indonesia berperan untuk meningkatkan ketersediaan
lapangan pekerjaan serta penyerapan tenaga kerja. Hal ini dapat
membantu pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran.
2. Mengusahakan serta meningkatkan produksi nasional
BUMS dapat membantu pemerintah dalam meningkatkan produksi
nasional, misalnya di bidang pangan. Produksi nasional tentunya
harus ditingkatkan agar seluruh masyarakat dapat hidup sejahtera
dan makmur.
3. Meningkatkan penerimaan devisa negara
Kegiatan ekspor dan impor yang dilakukan BUMS dapat
meningkatkan jumlah penerimaan devisa negara.
4. Meningkatkan penerimaan negara melalui pajak BUMS di
Indonesia dapat meningkatkan penerimaan pajak pemerintah.
23
Karena dalam periode tertentu, BUMS diharuskan membayar pajak
sesuai nilai yang ditetapkan.
5. Memproduksi kebutuhan masyarakat
BUMS dapat memproduksi barang dan jasa yang tidak bisa
diproduksi oleh BUMN. Sehingga masyarakat tetap bisa mendapat
barang yang diperlukan.
C. Koperasi
Berdasarkan UU no.25 tahun 1992 tentang perkoperasian, peran
dan fungsi koperasi adalah sebagai berikut.
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan
ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya
untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosialnya.
2. Berperan serta secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas
kehidupan manusia dan masyarakat.
3. Memperkukuh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan
ketahanan perekonomian nasional dengan koperasi sebagai guru
utamanya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian
nasional yang merupakan usaha bersama berdasar atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.
24
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merupakan salah satu pelaku
kegiatan ekonomi yang penting di dalam perekonomian nasional, yang bersama-
sama dengan pelaku ekonomi lain yaitu swasta (besar-kecil, domestik asing) dan
koperasi. Secara umum, Badan Usaha Milik Swasta (BUMS) adalah badan usaha
yang modalnya dimiliki oleh pihak swasta mengelola sumber daya ekonomi
yang bersifat tidak vital dan strategis atau yang tidak menguasai hajat hidup orang
banyak. Sedangkan, Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang-
seorang atau badan hukum, koperasi dengan melandaskan kegiatannya
berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asas kekeluargaan.
25
DAFTAR PUSTAKA
Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia. 2020. Salinan Peraturan
Menteri Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia Nomor PER-
01/MBU/03/2020 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
BUMN. BUMN.go.id. Diakses pada 19 April 2021
https://jdih.bumn.go.id/baca/PER-01/MBU/03/2020.pdf
26
Pusat Analisis dan Evaluasi Hukum Nasional Badan Pembinaan Hukum Hasional
Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. 2016. LAPORAN AKHIR
ANALISIS DAN EVALUASI HUKUM MENGENAI PENINGKATAN PERAN
BADAN USAHA MILIK NEGARA SEBAGAI AGEN PEMBANGUNAN DI
BIDANG PANGAN, INFRASTRUKTUR DAN PERUMAHAN
27