KATA PENGANTAR.....................................................................................................iii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang.......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Pembahasan................................................................................................2
A. Tinjauan Pustaka....................................................................................................3
B. Kerangka Pemikiran...............................................................................................6
B. Prosedur Pengoperasian..................................................................................…..10
C. Persiapan Alat......................................................................................................10
D. Persiapan Software...............................................................................................11
E. Perancangan Alat..................................................................................................11
A. Kesimpulan..........................................................................................................12
B. Saran....................................................................................................................13
1
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14
17
2
DAFTAR GAMBAR
3
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jendela merupakan salah satu bagian terpenting dalam suatu bangunan yang
berfungsi sebagai keluar masuk udara dan cahaya ke dalam rumah sehingga mencapai
kenyamanan termal yang optimal. (Albet, dkk,.2014:8). Cara kerja jendela untuk
membuka dan menutup adalah dengan cara bantuan tangan manual. Namun sampai saat
ini, khususnya kaum difabel merasakan kesulitan dalam melakukan pengoperasian kerja
dari jendela. Penyandang tuna netra, sangat kesulitan dalam menentukan waktu siang dan
malam sehingga tidak bisa mengetahui kapan waktu yang tepat untuk membuka atau
menutup jendela rumah. Tuna daksa, sangat kesulitan untuk melakukan pekerjaan rumah
dan bergerak ke tempat-tempat tertentu sehingga tidak bisa membuka atau menutup
jendela rumah dengan cara manual seperti biasanya. Penyandang disabilitas lainnya juga
kesulitan dalam melakukan kesigapan menutup atau membuka jendela jika tiba-tiba
mendung atau cuaca ekstrem.
Jendela sangatlah penting pada suatu bangunanan rumah sebagai sirkulasi udara
maupun sebagai masuknya cahaya. Sirkulasi udara dan cahaya sangatlah dibutuhkan pada
suatu bangunan rumah karena akan menciptakan kenyamanan, mengeluarkan polusi
rumah, menghilangkan kepengapan rumah, dan masalah kesehatan lainnya. Menjawab
pentingnya manfaat jendela bagi suatu rumah inovasi teknologi terbarukan dilakukan agar
menjawab permasalahan-permasalahan terkait kesulitan penggunaan manual dari jendela.
Inovasi tersebut adalah adanya jendela otomatis berbasis sensor cahaya. Penelitian
sebelumnya yang dilkukan oleh Albet dkk., 2014 juga telah dilakukan yaitu berjudul
“Pembuatan Jendela Otomatis Menggunakan Sensor Cahaya”. Kelebihan penelitan
sebelumnya tersebut adalah inovasi teknologi tersebut bisa berjalan semestinya yaitu
jendela dapat membuka dan menutup secara otomatis mengikuti terang atau gelapnya
langit. Akan tetapi, penelitian tersebut memiliki kekurangan sehingga perlu diteliti lebih
lanjut yaitu, kekuatan dan kecepatan motor DC ketika menarik beban sangat lambat
sehingga menutup dan membuka jendela secara otomatis tersebut kurang optimal
digunakan serta kurangnya ketepatan sensor cahaya dalam menerima suatu cahaya atau
intesitas cahaya.
2
B. Rumusan Masalah:
1. Bagaimana Konsep Jendela Otomatis Penyandang Disabilitas?
2. Bagaimana Prosedur Pengoperasian Jendela Otomatis Penyandang Disabilitas?
3. Apa saja Persiapan Alat Perancangan Jendela Otomatis Penyandang Disabilitas?
4. Apa Software yang digunakan dalam Perancangan Jendela Otomatis Penyandang
Disabilitas?
5. Bagaimana Perancangan Alat Jendela Otomatis Penyandang Disabilitas?
C. Tujuan Pembahasan:
1. Memahami konsep jendela otomatis penyandang disabilitas
2. Mengetahui prosedur pengoperasian jendela otomatis penyandang disabilitas
3. Mengetahui persiapan alat perancangan jendela otomatis penyandang disabilitas
4. Mengetahui software yang digunakan dalam perancangan jendela otomatis
penyandang disabilitas.
5. Memahami proses perancangan alat jendela otomatis penyandang disabilitas.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1) Jendela
Jendela merupakan bagian dari unsur rumah dan bangunan yang merupakan
bukaan ruang pada dinding ruangan. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI), jendela adalah lubang yang dapat diberi tutup dan berfungsi sebagai tempat
keluar masuknya udara. Dalam penggunaannya jendela difungsikan sebagai bagian
bangunan yang dapat memasukan cahaya alami sekaligus sirkulasi udara dari dalam
dan luar ruangan. Pada perkembangannya, jendela memiliki fungsi lain berdasarkan
nilai keindahan, keamanan, kenyamanan, ataupun nilai ekonomisnya.
Dalam perencanaan bangunan, fungsi jendela sebagai tempat masuknya
cahaya alami dimaksudkan untuk memperoleh pencahayaan ruang yang memadai.
Dengan pencahayaan yang sesuai, maka diperoleh kenyamanan ruangan akan
didapatkan dan tidak terkesan sempit. Selain itu, sirkulasi udara pada jendela bukaan
bisa mempengaruhi suhu ruangan. Hal ini dapat disesuaikan untuk mendapatkan
kenyamanan termal yang sesuai untuk kondisi ruangan tertentu.
Jendela dapat dibedakan berdasarkan jumlah daun, jenis daun, dan teknik
bukaannya. Berdasarkan jumlah daunnya, terdapat jendela berdaun tunggal dan
jendela berdaun ganda. Kemudian, berdasarkan jenis daunnya, jendela dibedakan
menjadi jendela ram kaca, jendela krepyak, jendela nako, dan kaca mati (tidak
memiliki daun). Jendela berdasarkan teknik bukaannya dibedakan menjadi jendela
putar (arah horisontal maupun vertical), jendela geser (atas-bawah ataupun kanan-
kiri), bukaan gantung (sisi bawah atau atas), dan bukaan arah samping. Ratna, S.
(2019). Menggambar Rencana & Detil. [Unggahan Blog]. Diakses dari
https://slideplayer.info/slide/16552510/.
Dengan banyaknya tipe jendela tersebut, penulis akan menggunakan jendela
ram kaca daun tunggal dengan teknik bukaan putar arah horisontal. Alasan penulis
karena pada masa ini jendela tersebut merupakan tipe yang mudah digunakan. Selain
itu, besar bukaan jendela dapat diatur dan disesuaikan dengan kondisi ruangan
sehingga kenyamanan termal dapat dicapai meskipun terjadi perubahan cuaca.
4
2) Sensor Cahaya
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sensor diartikan
sebagai elemen yang mengubah sinyal fisik menjadi sinyal elektronik yang
dibutuhkan komputer. Sementara itu, sensor cahaya merupakan alat elektonik yang
digunakan untuk mengubah besaran cahaya menjadi besaran listrik. Dalam
perubahan intensitas cahaya, komponen elektronika pada sensor cahaya dapat
memberikan perubahan besaran elektrik. Karena hal tersebut, sensor cahaya biasa
digunakan dalam rangkaian elektronik yang berkaitan dengan intensitas cahaya.
Sensor cahaya dapat dibedakan menjadi dua tipe yaitu sensor cahaya tipe
fotovoltaik dan sensor cahaya tipe fotokonduktif. Sensor cahaya tipe fotovoltaik
merupakan sensor yang mengubah besaran cahaya langsung menjadi besaran listrik
apabila menerima intesitas cahaya. Contoh sensor cahaya tipe ini adalah sel surya.
Sementara itu, sensor cahaya tipe fotokonduktif memberikan sebuah perubahan
resistansi sesuai dengan intensitas cahaya yang diterimanya. Contohnya adalah LDR
(Light Depending Resistor), Photo Transistor, dan Photo Dioda. (2014, Desember
15). Diakses pada 18 April 2021 dari halaman web: http://zonaelektro.net/sensor-
cahaya/.
LDR (Light Depending Resistor) merupakan sensor cahaya yang paling
umum digunakan dalam sebuah rangkaian elektronika. Hal ini dikarenakan sensor
cahaya LDR merupakan jenis resistor yang peka terhadap cahaya. Nilai resistansinya
akan berubah-ubah sesuai dengan intensitas cahaya yang diterimanya. LDR dibuat
dari semikonduktor beresistensi tinggi yang tidak dilindungi dari cahaya. Ketika
cahaya yang mengenainya memiliki frekuensi yang cukup tinggi, foton yang diserap
oleh semikonduktor akan mengakibatkan elektron memiliki energi yang cukup untuk
meloncat ke pita konduksi. Elektron bebas yang dihasilkan dan pasangan lubangnya
akan mengalirkan listrik, sehingga menurunkan resistansinya (Muhammad Albet,
dkk. 2014: 11).
Karakteristik LDR terdiri dari dua macam yaitu laju recovery dan respon
spectral. Laju recovery adalah suatu ukuran praktis mengenai kenaikan nilai
resistansi dalam rentang waktu tertentu. Hal ini merupakan suatu ukuran ketika LDR
mengalami pergantian intensitas cahaya dari terang ke gelap ataupun sebaliknya
dengan nilai yang ditulis dalam K/detik. Sementara itu, respon spectral diartikan
bahwa LDR tidak memiliki sensitivitas yang sama terhadap setiap gelombang
cahaya yang jatuh atau warna (Muhammad Albet, dkk. 2014: 11).
5
Sensor cahaya LDR biasanya digunakan sebagai alat bantu pada lampu
penerangan jalan. Ketika siang hari, dengan intensitas cahaya tinggi, lampu
penerangan jalan tidak akan menyala. Sebaliknya ketika malam hari, lampu
penerangan jalan akan menyala karena intensitas cahaya yang di terima sensor
cahaya rendah. Untuk itu, penulis memilih menggunakan sensor cahaya LDR untuk
membantu pembuatan jendela otomatis bagi penyandang disabilitas.
3) Disabilitas
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), diasabilitas merupakan
kondisi (seperti sakit atau cidera) yang merusak atau membatasi kemampuan mental
ataupun fisik seseorang. Berdasarkan UU No.8 Tahun 2016 (dalam Dini Widinarsih,
2019: 138) Pasal 1 ayat 1 penyandang disabilitas didefinisikan sebagai, “setiap orang
yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik dalam
jangka waktu yang lama yang dalam berinteraksi dengan lingkungan dapat
mengalami hambatan dan kesulitan untuk berpartisipasi secara penuh dan efektif
dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.”
Penyandang disabilitas dibagi menjadi penyandang disabilitas fisik,
penyandang disabilitas intelektual, penyandang disabilias mental, dan/atau
penyandang disabilitas sensorik. Masing-masing ragam penyandang disabilitas
tersebut didefinisikan sebagai berikut:
1. Penyandang disabilitas fisik, merupakan suatu kondisi terganggunya fungsi
gerak, dikarenakan amputasi, lumpuh layuh atau kaku, paraplegi, celebral palsy
(CP), akibat stroke, akibat kusta, dan orang kecil.
2. Penyandang disabilitas intelektual, merupakan suatu kondisi terganggunya
fungsi pikir karena tingkat kecerdasan di bawah rata-rata seperti lambat belajar,
down syndrome, dan sejenisnya.
3. Penyandang disabilitas mental, merupakan suatu kondisi terganggunya fungsi
pikir, emosi, dan perilaku seperti psikososial (contohnya bipolar, depresi, dan
gangguan kepribadian) dan disabilitas perkembangan yang berpengaruh terhadap
kemampuan interaksi sosial (contohnya autis dan hiperaktif).
4. Penyandang disabilitas sensorik, merupakan suatu kondisi terganggunya fungsi
salah satu panca indra seperti tuna rungu, tuna wicara, dan tuna netra.
6
B. Kerangka Pemikiran
BAB III
(Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran)
7
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Jendela otomatis ini bekerja untuk membuka dan menutup jendela, ketika
sensor cahaya menangkap cahaya terang maka sensor akan mengirimkan sinyal
kepada mikrokontroller. Selanjutnya mikrokontroller akan mengolah data dan akan
memberikan output berupa perintah menggerakkan motor servo untuk membuka
jendela. Begitu juga apabila sensor cahaya menangkap cahaya gelap maka sensor
cahaya akan mengirimkan data kepada mikrokontroller. Selanjutnya mikrokontroller
akan memberikan output berupa menggerakkan motor servo untuk menutup jendela.
B. Prosedur Pengoperasian
Alat ini dioprasikan secara otomatis. Alat ini bekerja ketika sensor cahaya
menangkap cahaya terang maka secara otomatis jendela akan terbuka dengan
pergerakan motor servo. Sebaliknya, jika sensor cahaya menangkap cahaya gelap
maka jendela akan tertutup.
Jendela otomatis ini juga dapat di tutup secara manual, dengan menekan
tombol normal pada rangkaian. Fitur ini digunakan apabila pemilik rumah hendak
menutup jendela pada siang hari. Prosedur ini tentu sangat mudah dilakukan oleh
penyandang disabilitas.
10
C. Persiapan Alat
Alat yang perlu disiapkan dalam pembuatan jendela otomatis ini berupa alat
ukur, tang, obeng, solder, gunting, timah dan alat pendukung lainnya. Berikut uraian
dari alat-alat yang digunakan dalam pembuatan jendela otomatis:
1) Alat ukur
Alat ukur yang digunakan adalah multimeter yang berfungsi untuk mengukur
bahan dan komponen yang ada pada rangkaian alat.
2) Tang
Tang berfungsi untuk memotong kaki dan pin pada komponen dan bahan ketika
proses perangkaian alat.
3) Obeng
Obeng berfungsi untuk memasang baut atau mur yang digunakan untuk
memasang komponen pada rangkaian.
4) Gunting
Gunting pada pekerjaan ini digunakan untuk memotong kabel yang digunakan
dalam rangkaian.
5) Solder
Solder berfungsi untuk membakar timah pada saat proses penyolderan.
Penyolderan dilakukan pada komponen diatas papan pcb.
6) Timah
Timah digunakan untuk menempelkan komponen diatas papan pcb.
D. Persiapan Sofware
Perangkat lunak yang perlu disiapkan dalam perancangan jendela otomatis
ini meliputi sistem operasi, perangkat lunak pengolah data, dan bahasa
pemrograman. Sistem operasi yang digunakan bisa memakai Microsoft windows 10.
Bahasa pemrograman dapat memakai Bahasa Pemrograman Basic Bastom AVR. Dan
untuk peragkat lunak pengolah data dapat menggunakan CV AVR atau Arduino.
11
E. Perancangan Alat
Perancangan alat dilakukan dengan memilih jenis jendela dan bukaannya.
Lalu menentukan peletakan sensor cahaya, dan motor servo agar dapat berfungsi
dengan baik. Berikut disajikan penampang rencana alat:
BAB V
KESIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Milati, N, 2019, ‘Intelegent Stick For Blind (Instisblind) Inovasi Alat Bantu Mobilitas
Pencegahan Kebisingan Hujan Untuk Meningkatkan Kemandirian Penyandang
Tunanetra. Jurnal Edukasi Elektro’, 3(1).