Anda di halaman 1dari 3

Tugas Analisis Struktur II

Resume Jurnal Rangka Batang

Panjaitan, MAR., Hasibuan, P. (2014). Perilaku Batang Tekan Profil Baja Siku Tunggal Pada
Struktur Rangk Batang. Jurnal Teknik Sipi Universita Syiah Kuala, 3(02), 103-112.
doi:http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/JTS/article/view/5559

Penampang siku dengan beban aksial tekan dapat dijumpai pada berbagai macam struktur
seperti jembatan ataupun tower transmisi. Penelitian ini dilakukan untuk mengkaji perilaku
penampang siku L.30.30.3 yang menerima beban aksial tekan dengan variasi panjang batang
yang berbeda-beda dan tetap memperhitungkan eksentrisitas sesuai dengan kondisi lapangan.
Batang tekan akan dirangkai dengan batang tarik dan dibentuk menjadi struktur rangka
batang.

Tranducer adalah perangkat yang berfungsi untuk mengukur perpindahan (displacement).


Digunakan tiga buah tranducer yang masing masing ditempatkan pada sisi sayap siku, badan
profil siku, dan end plate buhul atas. Strain Gauge adalah perangkat yang berfungsi untuk
mengukur regangan (strain). Digunakan dua buah strain gauge yang ditempatkan pada
bagian tengah batang tekan dan bagian tengah tulangan. Pengujian dilakukan dengan
memberi beban tarik pada pelat buhul yang mengakibatkan gaya tarik bekerja pada batang
diagonal dan gaya tekan akan bekerja pada batang horizontal. Pengamatan perilaku
penampang kemudian dititikberatkan pada batang tekan yang dalam hal ini batang horizontal.
Dari pengamatan peneliti, efek kekangan, panjang batang dan distribusi tegangan sangat
mempengaruhi kinerja layan batang tekan dan ragam keruntuhan.
Wonlele, T., Dewi, SM., Nurlina, S. (2013). Penerapan Bambu Sebagai Tulangan Dalam
Struktur Rangka Batang Beton Bertulang. Jurnal Rekayasa Sipil. 7(01), 1-12.
doi:https://rekayasasipil.ub.ac.id/index.php/rs/article/view/229

Baja adalah material yang digunakan untuk menggantikan kekuatan tarik pada beton
bertulang. Namun, pada bangunan tidak bertingkat terdapat berbagai material yang digunakan
untuk menggantikan penggunaan baja seperti bambu. Bambu digunakan sebagai pengganti
beton bertulang telah banyak diteliti dikarenakan kuat tarik bambu yang besar dan
materialnya dapat diperbaharui. Meskipun demikian, bambu memiliki kekurangan
diantaranya mudah terbakar, terlalu lentur, dan tidak awet. Untuk itu, penelitian dalam jurnal
ini memfokuskan kepada tiga permasalahan yaitu: (1) kapasitas beban runtuh rangka batang
beton bertulang bambu; (2) perilaku keruntuhan rangka batang beton bertulang bambu; dan
(3) besar tegangan yang bekerja pada struktur rangka batang beton bertulang bambu.

Rangka batang adalah susunan elemen linier yang terhubung membentuk segitiga ataupun
kombinasinya. Prinsip utama peggunaan rangka batang adalah penyusunan elemen menjadi
konfigurasi segitiga hingga menjadi bentuk stabil. Beban eksternal pada rangka batang adalah
beban terpusat dan dianggap bekerja pada titik sendi yang menyebabkan keadaan tarik atau
tekan murni pada tiap batang. Apabila perencanaan rangka batang bertulang bambu
diaplikasikan maka beton dianggap sama sedangkan tegangan leleh baja (fy) diidealisasikan
menjadi tegangan tarik bambu (fbambu).

Pada rangka batang dengan variasi ketinggian RB-100 maupun RB-80 cm mampu memikul
beban total dengan beban maksimum yang tidak jauh berbeda. Sedangkan tegangan-tegangan
pada rangka batang RB-100 lebih besar daripada RB-80. Keruntuhan awal yang terjadi pada
struktur rangka batang beton bertulang bambu adalah keruntuhan tarik. Sementara itu,
keruntuhan seluruh dikarenakan keruntuhan titik buhul perletakan karena pengaruh gaya tarik
dan gaya tekan. Dengan demikian, rangka batang beton bertulang bambu berpotensi
menggantikan rangka batang kayu walaupun memiliki beberapa kekurangan diabnding kayu.
Lianto, F., Trisno, R., Teh, SW. (2018). The Truss Structure System. IJCIET [International
Journal of Civil Engineering and Technology]. 9(11), 2460-2469. doi:
http://repository.untar.ac.id/id/eprint/9476

Sejalan dengan perkembangan arsitektur, maka diperlukan dukungan sistem struktur


bangunan yang tepat. Sistem struktur rangka sebagai salah satu sistem struktur yang umum
digunakan memiliki banyak variasi dan jenis. Dasar pembentukan suatu struktur rangka
sistem adalah bentuk dasar segitiga (triangulasi) susunan batang linier dalam keseimbangan
gaya tarik dan tekan. Untuk menambah kekuatan dalam menahan beban luar dan regangan,
dibuatlah struktur rangka batang untuk membuat suatu ruang menjadi suatu struktur ruang
rangka. Kemudian, untuk meningkatkan kekuatan dan kekakuan, struktur ruang rangka
dipadukan menjadi sistem struktur rangka ruang yang mampu menutupi ruang yang luas dan
kolom bebas di tengah. Sistem struktur rangka sangat fleksibel dalam mengikuti bentuk
bangunan sehingga penggunaannya sangat luas dan bervariasi, sehingga struktur rangka
memegang peranan penting. Peran arsitek dalam mewujudkan desain khususnya konstruksi
atap untuk menjaga kekuatan, kekokohan, dan kestabilan bangunan

Anda mungkin juga menyukai