Dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Vokasi, 6(3), 305-317. doi:
https://journal.uny.ac.id/index.php/jpv/article/view/11440
Artikel jurnal ini berisi penelitian mengenai kemampuan guru SMKN program keahlian teknik
satuan pendidikan memberi sebuah konsekuensi bagi guru yang berupa keharusan untuk
mampu menyusun perencanaan pembelajaran sesuai ketentuan kurikulum baru. Selain itu,
demikian, belum semua guru merasa nyaman dan mampu mengimplementasikan Kurikulum
2013. Hal ini mendasari penulis untuk meneliti tanggapan guru mengenai prinsip pembelajaran
Kurimulum 2013, kemampuan guru dalam merancang rencana pembelajaran, dan kemampuan
guru dalam melaksanakannya. Melalui metode peleitian dan pengumpulan data yang
pembelajaran Kurikulum 2013 berada pada tingkatan memadai. Hal ini berarti guru meyakini
bahwa prinsip pembelajaran yang ada dapat menghasilkan lulusan yang lebih kompeten.
Kedua, kemampuan guru dalam merancang rencana pembelajaran juga berada dalam tingkatan
memadai. Ketiga, dalam hal kemampuan pelaksanaan rencana pembelajaran, tingkatanya juga
pada tingkat memadai. Namun, pada kenyataannya terdapat hasil yang menunjukkan belum
Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik UNY. Jurnal Pendidikan Teknologi
Artikel jurnal ini berisi kajian mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi mengenai
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di bengkel Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan
Perencanaan FT UNY. Resiko kegagalan (risk of failures) selalu ada dalam setiap pekerjaan
baik di lapangan maupun di dalam ruangan seperti bengkel. Kesadaran akan adanya resiko
bahaya merupakan kebiasaan yang baik untuk bekerja sehat dan selamat. Namun, alasan
efisiensi kerja sering kali menjadikan pekerja lupa akan urusan K3 dan menyebabkan
terjadinya kecelakaan kerja. Dengan metode pengumpulan data, artikel ini menjelaskan
plambing, dan bengkel batu. Berbagai indicator dicantumkan untuk mendapatkan hasil yang
sesuai dengan aslinya. Hasil yang didapat penulis diantaranya, perlunya memperbaiki
perencanaan K3 di ketiga bengkel tersebut supaya lebih tertata dan sistematis. Kemudian,
pelaksanaan K3 masih perlu ditingkatkan dan hendaknya dijadikan budaya kerja. Evaluasi dan
pemantauan K3 di dalam bengkel perlu dilakukan sehingga kondisi bengkel lebih terkontrol.
Nugroho, MS., Awaludin, A., Supriyadi, B. (2017). Perencanaan Jembatan Pejalan Kaki
Menggunakan Kayu Jati Hutan Rakyat Sebagai Material Konstruksi. INERSIA, XIII(2), 141-
153. doi:https://journal.uny.ac.id/index.php/inersia/article/view/17177/10039
Artikel jurnal ini memuat kajian dari penelitian tentang perencanaan jembatan pejalan kaki
dengan material konstruksi berupa kayu jati hutan rakyat. Kajian ini memfokuskan pada
penelitian mengenai perancangan jembatan dengan material kayu jati hutan rakyat yang
memiliki diameter terbatas. Dalam perencanaan jembatan, , pengguna jembatan dan tingkat
lalu lintas perlu diidentifikasi secara jelas untuk menentukan lebar lantai dan beban hidup pada
jembatan. Bentuk struktur kerangka jembatan juga perlu dipertimbangkan karena banyaknya
tipe kerangka dan kesesuaian kerangka terhadap material konstruksi. Dengan melakukan
pengujian mechanical properties, penulis mendapatkan data mengenai sifat dan kekuatan kayu
jati hutan rakyat. Kemudian, dari pemilihan tipe kerangka didapat tipe warren truss sebagai
kerangka jembatan. Pengujian lain yang dilakukan ditambah pengujian sebelumnya, penulis
menyimpulkan beberapa hal. Pertama, tiap sambungan digunakan dua buah baut untuk
menambah kapasitas kekuatan. Kedua, kayu jati hutan rakyat yang memiliki mutu tinggi untuk
digunakan adalah kayu jati hutan rakyat Blora. Ketiga, struktur dan sambungan dapat
doi:https://journal.uny.ac.id/index.php/inersia/article/view/19498/10752
Artikel jurnal ini memuat kajian mengenai penataan sistem jalur pejalan kaki di Universitas
Negeri Yogyakarta. Kajian ini memfokuskan pada area pedestrian (pedestrian ways) yaitu area
yang disediakan untuk pejalan kaki. Di dalamnya terdapat berbagai teori mengenai konsep dan
penataan sistem pedestrian ways. Dijelaskan pula tipologi ruang bagi pejalan kaki yang berisi
enam perspektif yang dapat digunakan dalam penataan sistem jalur pejalan kaki. Dengan
metode pengumpulan data dan observasi yang membagi UNY menjadi enam zona, penulis
di UNY yaitu, belum terintegrasinya jalur pejalan kaki baik antar zona maupun antar kluster.
Selain itu, terdapat beberapa titik yang belum jelas pemisah antara jalan umum dengan jalur
pejalan kaki. Dimensi atau ukuran dari pedestrian ways juga dikatakan belum memenuhi
kriteria ideal dan terdapat beberapa pedestrian ways yang belum memenuhi kriteria minimum.
Dari kesimpulan tersebut, penulis mengusulkan sebuah design untuk pedestrian ways di UNY