Anda di halaman 1dari 4

Hadiprayitno, S. (2016).

Kemampuan Guru SMKN Program Keahlian Teknik Bangunan

Dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013. Jurnal Pendidikan Vokasi, 6(3), 305-317. doi:

https://journal.uny.ac.id/index.php/jpv/article/view/11440

Artikel jurnal ini berisi penelitian mengenai kemampuan guru SMKN program keahlian teknik

bangunan dalam mengimplementasikan Kurikulum 2013. Implementasi Kurikulum 2013 di

satuan pendidikan memberi sebuah konsekuensi bagi guru yang berupa keharusan untuk

mampu menyusun perencanaan pembelajaran sesuai ketentuan kurikulum baru. Selain itu,

guru juga diharuskan mampu melaksanakan rancangan pembelajarannya di kelas. Namun

demikian, belum semua guru merasa nyaman dan mampu mengimplementasikan Kurikulum

2013. Hal ini mendasari penulis untuk meneliti tanggapan guru mengenai prinsip pembelajaran

Kurimulum 2013, kemampuan guru dalam merancang rencana pembelajaran, dan kemampuan

guru dalam melaksanakannya. Melalui metode peleitian dan pengumpulan data yang

dilakukan, terdapat beberapa kesimpulan penulis. Perama, tanggapan terhadap prinsip

pembelajaran Kurikulum 2013 berada pada tingkatan memadai. Hal ini berarti guru meyakini

bahwa prinsip pembelajaran yang ada dapat menghasilkan lulusan yang lebih kompeten.

Kedua, kemampuan guru dalam merancang rencana pembelajaran juga berada dalam tingkatan

memadai. Ketiga, dalam hal kemampuan pelaksanaan rencana pembelajaran, tingkatanya juga

pada tingkat memadai. Namun, pada kenyataannya terdapat hasil yang menunjukkan belum

memadainya kemampuan guru dalam melaksanakan rencana pembelajaran.


Hidayat, N., Wahyuni, I. (2016). Kajian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bengkel di Jurusan

Pendidikan Teknik Sipil dan Perencanaan Fakultas Teknik UNY. Jurnal Pendidikan Teknologi

dan Kejuruan, 23(1), 51-66. doi:https://journal.uny.ac.id/index.php/jptk/article/view/9355

Artikel jurnal ini berisi kajian mengenai perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi mengenai

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di bengkel Jurusan Pendidikan Teknik Sipil dan

Perencanaan FT UNY. Resiko kegagalan (risk of failures) selalu ada dalam setiap pekerjaan

baik di lapangan maupun di dalam ruangan seperti bengkel. Kesadaran akan adanya resiko

bahaya merupakan kebiasaan yang baik untuk bekerja sehat dan selamat. Namun, alasan

efisiensi kerja sering kali menjadikan pekerja lupa akan urusan K3 dan menyebabkan

terjadinya kecelakaan kerja. Dengan metode pengumpulan data, artikel ini menjelaskan

bagaimana perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi K3 di dalam bengkel kayu, bengkel

plambing, dan bengkel batu. Berbagai indicator dicantumkan untuk mendapatkan hasil yang

sesuai dengan aslinya. Hasil yang didapat penulis diantaranya, perlunya memperbaiki

perencanaan K3 di ketiga bengkel tersebut supaya lebih tertata dan sistematis. Kemudian,

pelaksanaan K3 masih perlu ditingkatkan dan hendaknya dijadikan budaya kerja. Evaluasi dan

pemantauan K3 di dalam bengkel perlu dilakukan sehingga kondisi bengkel lebih terkontrol.
Nugroho, MS., Awaludin, A., Supriyadi, B. (2017). Perencanaan Jembatan Pejalan Kaki

Menggunakan Kayu Jati Hutan Rakyat Sebagai Material Konstruksi. INERSIA, XIII(2), 141-

153. doi:https://journal.uny.ac.id/index.php/inersia/article/view/17177/10039

Artikel jurnal ini memuat kajian dari penelitian tentang perencanaan jembatan pejalan kaki

dengan material konstruksi berupa kayu jati hutan rakyat. Kajian ini memfokuskan pada

penelitian mengenai perancangan jembatan dengan material kayu jati hutan rakyat yang

memiliki diameter terbatas. Dalam perencanaan jembatan, , pengguna jembatan dan tingkat

lalu lintas perlu diidentifikasi secara jelas untuk menentukan lebar lantai dan beban hidup pada

jembatan. Bentuk struktur kerangka jembatan juga perlu dipertimbangkan karena banyaknya

tipe kerangka dan kesesuaian kerangka terhadap material konstruksi. Dengan melakukan

pengujian mechanical properties, penulis mendapatkan data mengenai sifat dan kekuatan kayu

jati hutan rakyat. Kemudian, dari pemilihan tipe kerangka didapat tipe warren truss sebagai

kerangka jembatan. Pengujian lain yang dilakukan ditambah pengujian sebelumnya, penulis

menyimpulkan beberapa hal. Pertama, tiap sambungan digunakan dua buah baut untuk

menambah kapasitas kekuatan. Kedua, kayu jati hutan rakyat yang memiliki mutu tinggi untuk

digunakan adalah kayu jati hutan rakyat Blora. Ketiga, struktur dan sambungan dapat

digunakan hingga bentang sepuluh meter.


Ramadhan, MA., Pratama, GNIP., Hildayah, R. (2018). Penataan Sistem Jalur Pejalan Kaki di

Universitas Negeri Yogyakarta. INERSIA, XIV(1), 101-117.

doi:https://journal.uny.ac.id/index.php/inersia/article/view/19498/10752

Artikel jurnal ini memuat kajian mengenai penataan sistem jalur pejalan kaki di Universitas

Negeri Yogyakarta. Kajian ini memfokuskan pada area pedestrian (pedestrian ways) yaitu area

yang disediakan untuk pejalan kaki. Di dalamnya terdapat berbagai teori mengenai konsep dan

penataan sistem pedestrian ways. Dijelaskan pula tipologi ruang bagi pejalan kaki yang berisi

enam perspektif yang dapat digunakan dalam penataan sistem jalur pejalan kaki. Dengan

metode pengumpulan data dan observasi yang membagi UNY menjadi enam zona, penulis

mendapat beberapa kesimpulan. Didapatkan permasalahan umum mengenai pedestrian ways

di UNY yaitu, belum terintegrasinya jalur pejalan kaki baik antar zona maupun antar kluster.

Selain itu, terdapat beberapa titik yang belum jelas pemisah antara jalan umum dengan jalur

pejalan kaki. Dimensi atau ukuran dari pedestrian ways juga dikatakan belum memenuhi

kriteria ideal dan terdapat beberapa pedestrian ways yang belum memenuhi kriteria minimum.

Dari kesimpulan tersebut, penulis mengusulkan sebuah design untuk pedestrian ways di UNY

yang dapat memenuhi kekurangan yang terdapat pada data sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai