Semakin banyaknya jumlah penduduk di Indonesia menyebabkan semakin bertambahnya sampah, salah satunya sampah domestik atau sampah rumah tangga. Sampah rumah tangga dihasilkan karena aktivitas manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup. Sampah rumah tangga berupa sayuran dan buah-buahan yang sudah busuk atau bagian sayuran dan buah-buahan yang tidak dapat dikonsumsi sehingga dibuang begitu saja seperti pada bagian akar dan batang pada sayuran serta biji dan kulit pada buah-buahan. Setiap rumah dapat menghasilkan 0,8kg sampah rumah tangga per hari, sampah tersebut hanya dibuang begitu saja tanpa adanya pengolahan yang menyebabkan semakin banyaknya penimbunan sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Hal tersebut hanya mengandalkan degradasi secara alami tanpa adanya perlakuan khusus pada limbah rumah tangga tersebut. Limbah rumah tangga umumnya memiliki kandungan senyawa organik yang tinggi dan jika dibiarkan saja akan menjadi kompos karena terdegradasi dengan bantuan mikroorganisme. Dengan dilakukannya pengolahan limbah sampah rumah tangga tersebut secara optimal, dapat mempercepat proses degradasi dan memanfaatkan senyawa organik menjadi produk yang memiliki nilai manfaat. Eco enzim merupakan salah satu cara yang dapat memanfaatkan limbah rumah tangga yang sudah menumpuk dan tidak bernilai menjadi produk cairan yang berguna. Cairan Eco enzim dihasilkan dari proses fermentasi dari limbah rumah tangga yang ditambahkan gula merah sebagai nutrisi untuk mikroorganisme yang berperan dalam mengubah limbah tersebut menjadi Eco enzim. Selama proses fermentasi Eco enzim menghasilkan gas yaitu CO3 dan NO3 yang berperan dalam menurunkan efek rumah kaca penyebab global warming. Setelah dilakukan fermentasi selama 3 bulan akan menghasilkan cairan Eco enzim, dimana cairan Eco enzim dapat digunakan untuk pembersih lantai, larutan penetral pH air, pakan ikan, disinfektan dan masih banyak lagi. Pakan ikan lele merupakan cara mengaplikasikan cairan Eco enzim agar memiliki nilai guna. Di dalam Pakan ikan lele banyak mengandung protein, lemak, karbohidrat yang berperan sebagai nutrisi pada ikan lele. Ikan lele akan diberikan pakan 2 kali dalam sehari, pada pagi dan sore. Jika pemberian pakan ikan lele berlebih dan tidak dimakan oleh ikan menyebabkan kekeruhan pada air, selain itu mengakibatkan pH air menjadi asam. Kekeruhan pada air tersebut menyebabkan perubahan pada kualitas air pada kolam ikan lele. Kualitas air yang buruk dapat mempengaruhi pertumbuhan, perkembangan, dan kualitas ikan lele. Akan tetapi, jika kualitas air kolam pada ikan lele bersih dan memiliki kualitas yang baik, dapat menghasilkan kualitas ikan lela yang maksimal. Dalam budidaya ikan lele, diwajibkan untuk menjaga pH air kolam dalam keadaan netral atau pada kisaran ph 7-8. kadar pH air di bawah dari 7 atau dalam kondisi asam dapat memacu pertumbuhan jamur dan bakteri yang bersifat patogen. Kualitas air dapat dijaga agar pH stabil dengan penambahan cairan Eco enzim konsentrasi tertentu tergantung volume air di kolam. Oleh karena itu penambahan Eco enzim pada pembuatan pelet ikan ikan diharapkan dapat menjaga pH air pada kolam ikan lele, walaupun kondisi airnya keruh karena pakan terpenting pH airnya tidak kurang dari 7 atau bersifat asam. Dengan kualitas air yang baik maka lele dapat bertumbuh secara optimal.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, didapatkan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana mengurangi limbah rumah tangga yang semakin hari, semakin bertambah tanpa dilakukan pengolahan? 2. Apakah dengan mengolah limbah rumah tangga menjadi eco enzim memiliki nilai guna terhadap masyarakat? 3. Apakah dengan menambahkan eco enzim ke dalam pakan ikan lele dapat mempengaruhi terhadap pertumbuhan ikan lele dan kualitas air di kolam? 1.3 Tujuan Berdasarkan rumusan masalah didapatkan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui metode pengolahan limbah rumah tangga yang tepat dan mudah penangananya dalam mengurangi limbah rumah tangga 2. Untuk mengetahui seberapa besar manfaat dari Eco enzim. Karena Eco enzim memiliki manfaat sebagai bahan pembersih, disinfektan, dan pakan. 3. Untuk mengetahui pengaruh pakan ikan terhadap panjang ikan, berat ikan, dan pH air kolam ikan lele. 1.4 Manfaat Manfaat dari penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk menambah pengetahuan tentang limbah rumah tangga yang memiliki banyak cara dalam mengolahnya dan menjadi produk yang bernilai 2. Mengerti tentang seberapa banyak nilai guna Eco enzim dan memiliki potensi yang besar jika dilakukan penelitian lebih lanjut sebelum dijual ke masyarakat 3. Sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi kualitas air pada kolam ikan lele yang mempengaruhi pertumbuhannya. 1.5 Luaran Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Eco enzim dapat digunakan atau dilakukan pada penelitian ini. 2. Proposal penelitian 1.6 Batasan penelitian Batasan yang dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Pengaruh eco enzim yang dilakukan pada penambahan pakan ikan lele. 2. Kondisi ikan lele setah diberi pakan selama 20 hari