Profesi Keperawatan”
DISUSUN OLEH :
NURHAFIFAH
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
karya tulis ilmiah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
karya tulis ilmiah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam menuntut ilmu. Harapan saya semoga karya tulis
ilmiah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi karya tulis ilmiah ini agar
kedepannya dapat menjadi lebih baik. Karya tulis ilmiah ini saya akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan karya ilmiah ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Al-Qur`an.............................................................................................3
2.2 Pengertian Hadits....................................................................................................3
2.3 Pengertian Keperawatan.........................................................................................4
2.4 Al-Qur`an dan Keperawatan...................................................................................4
2.5 Keperawatan Melalui Al-Qur`an...........................................................................6
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian Keperawatan
1.3.3 Untuk menjadikan tolak ukur perawatan melakukan tindakan sesuai kaidah
dalam Al-Qur`an dan Hadits
1.3.4 Untuk mengetahui perawatan dan pengobatan yang ada dalam Al-Qur`an
BAB II
2
PEMBAHASAN
)١٨( ُ)فَِإ َذا َقَرأْنَاهُ فَاتَّبِ ْع ُق ْرآنَه١٧( ُإِ َّن َعلَْينَا مَجْ َعهُ َو ُق ْرآنَه
Istilah hadits pada dasarnya berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata “Al-hadits” yang
artinya adalah perkataan, percakapan atau pun berbicara. Jika diartikan dari kata
dasarnya, maka pengertian hadits adalah setiap tulisan yang berasal dari perkataan
atau pun percakapan Rasulullah Muhammad SAW. Dalam terminologi agama Islam
sendiri, dijelaskan bahwa hadits merupakan setiap tulisan yang melaporkan atau pun
mencatat seluruh perkataan, perbuatan dan tingkah laku Nabi Muhammad SAW.
Seperti yang telah dijelaskan di atas, hadits merupakan salah satu panduan yang
dipakai oleh umat islam dalam melaksanakan aktivitas atau pun mengambil tindakan.
3
Keperawatan adalah suatu profesi yang difokuskan pada perawatan individu,
keluarga dan komunitas dalam mencapai, memelihara dan menyembuhkan kesehatan
yang optimal dan berfungsi. Definisi modern mengenai keperawatan didefinisikan
sebagai ilmu pengetahuan dan suatu seni yang memfokuskan pada mempromosikan
kualitas hidup yang didefinisikan oleh orang atau keluarga, melalui seluruh
pengalaman hidupnya dari kelahiran sampai asuhan pada kematian.
َونُنَ ِّز ُل ِمنَ ْالقُرْ آ ِن َما هُ َو ِشفَا ٌء َو َرحْ َمةٌ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِينَ ۙ َواَل يَ ِزي ُد الظَّالِ ِمينَ إِاَّل خَ َسارًا
“Dan kami menurunkan Al Qur’an sebagai penawar dan Rahmat untuk orang-orang
yang mu’min dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim
selain kerugian.” (QS. Al Isra/17: 82)
“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tentram.” (QS. Ar Ra’d/13: 28)
Menurut para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al Qur’an yaitu “Asysyifâ” yang
artinya secara Terminologi adalah Obat Penyembuh.
“Hai manusia, telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhanmu dan
sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman.” (QS. Yunus/10: 57)
4
Di samping Al Qur’an mengisyaratkan tentang pengobatan juga menceritakan tentang
keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sebagai sumber dari pembuat obat-
obatan.
ٌت فَا ْسلُ ِكي ُسبُ َل َرب ِِّك ُذلُاًل يَ ْخ ُر ُج ِمن بُطُونِهَا َش َراب ِ ثُ َّم ُكلِي ِمن ُكلِّ الثَّ َم َرا
َ ك آَل يَةً لِّقَ ْو ٍم يَتَفَ َّكر
ُون ِ َّف أَ ْل َوانُهُ فِي ِه ِشفَا ٌء لِّلن
َ ِاس إِ َّن فِي َذل ٌ ُِّم ْختَل
Berdasarkan keterangan tadi, dapat dipastikan bahwa orang yang membaca Alqur’an
akan merasakan ketenangan jiwa.
Banyak pula hadits Nabi yang menerangkan tentang keutamaan membacanya dan
menghafalnya atau bahkan mempelajarinya.
5
“Siapa saja yang disibukkan oleh Alqur’an dalam rangka berdzikir kepada-Ku, dan
memohon kepada-Ku, niscaya Aku akan berikan sesuatu yang lebih utama daripada
apa yang telah Aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta. Dan
keutamaannya Kalam Allah daripada seluruh kalam selain-Nya, seperti keutamaan
Allah atas makhluk-Nya.” (HR. At Turmudzi)
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah (masjid) Allah, mereka
membaca Alqur’an dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketentraman,
mereka diliputi dengan rahmat, malaikat menaungi mereka dan Allah menyebut-
nyebut mereka pada makhluk yang ada di sisi-Nya”. (HR. Muslim)
Untuk mengetahui tentang penyembuhan penyakit lebih lanjut, terlebih dahulu kita
lihat bagaimanakah seseorang dikatakan sehat. Organisasi kesehatan se-Dunia
(WHO, 1959) memberikan kriteria jiwa yang sehat atau mental yang sehat adalah:
6
1. Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan meskipun kenyataan
itu buruk baginya.
”Setiap penyakit ada obatnya, jika obat itu tepat mengenai sasarannya, maka dengan
izin Allah penyakit itu akan sembuh”.
7
Perintah menjalankan ibadah puasa tiada lain merupakan latihan pengendalian diri
agar kita memiliki jiwa yang sehat serta meningkatkan kaimanan/ketakwaan kepada
Allah SWT. Agar terhindar dari melakukan perbuatanyang sia-sia dan melanggar
etik, moral maupun hukum. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi yang mengatakan:
”Puasa itu bukanlah hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum. Akan tetapi
sesungguhnya puasa itu ialah mencegah diri dari segala perbuatan yang sia-sia serta
menjauhi perbuatan-perbuatan yang kotor dan keji”.
Dapatkah puasa mencegah gangguan jiwa? Gangguan jiwa yang dimaksud disini
adalah gangguan jiwa yang tergolong non-psikosis, yaitu gangguan jiwa dimana
seseorang itu masih memiliki kesadaran atau pemahaman diri (insight) yang baik,
namun tidak mampu mencegahnya. Apa yang dimaksud disini adalah jenis gangguan
jiwa fobia, obsesi dan kompusli.
Akhir-akhir ini, banyak perubahan besar yang gigih mengajak mesayarakat untuk
menjaga berat badan. Di antara beberapa sebab yang dapat memicu seseorang hingga
menderita penyakit obesitas (kegemukan) adalah:
Tiga faktor ini bisa terjadi pada seseorang secara bersamaan. Seorang karyawan yang
seharian duduk di kursi kerja, dapat menderita kegemukan karena berlebihan
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalori dan lemak saat duduk.
Makanan saat ini, seperti nasi, spaghetti, mudah sekali menambah berat badan.
8
Hadis Rasulullah SAW. Menegaskan:
”Kami adalah umat yang baru akan makan ketika lapar terasa, dan jika kami makan,
kami akan berhenti sebelum kekenyangan”.
Ajaran dalam hadis ini menjaga muslim dari dispepsia (sakit gangguan pencernaan
akibat berlebihan makan), menjaga agar perutnya tidak terlalu penuh, yang kemudian
bisa berakibat pada munculnya penyakit yang berbahaya seperti obesitas,
penyumbatan arteri dan serangan jantung.
ِ يَا بَنِي آ َد َم ُخ ُذوا‹ ِزينَتَ ُك ْم ِع ْن َد ُكلِّ َمس ِْج ٍد َو ُكلُوا‹ َوا ْش َربُوا َواَل تُس
ۚ ْرفُوا
ينَ ِْرفِ إِنَّهُ اَل ي ُِحبُّ ْال ُمس
“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”
Ayat ini merupakan salah satu dari keajaiban medis yang abadi. Ia menjauhi sikap
berlebihan dalam makan dan minum supaya kita terhindar dan terjaga dari apa-apa
yang menimpa orang-orang yang berlebihan, yaitu berbagai penyakit dan pertahanan
diri yang lemah, serta bahaya lain yang mematikan seperti pengakit gula.
Banyak orang yang mengira bahwa dengan banyak mengkonsumsi sejumlah besar
makanan akan menambah kesehatan dan kekuatan diri, padahal kuantitas makanan
yang berlebihan dapat menyebabkan hal sebaliknya dari apa yang mereka hapapkan.
Harits bin Kaldah, seorang dikter kenamaan bangsa Arab berkata ”Sesungguhnya
perut adalah sarang penyakit, dan menjaganya adalah inti dari pengobatan”.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW:
”Tidak baik bagi manusia memenuhi seluruh ruang dalam perutnya, cukuplah
baginya terisi sesuatu yang mampu membuat tulang rusuknya tegak. Maka sebaiknya
9
perut itu terisi oleh sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga untuk
dirinya (udara)”. (HR. Muslim)
d. Peran dan tanggung jawab orang tua amat penting dan menentukan bagi
keberhasilan pencegahan penyalahgunaan NAZA.
e. ”Political will” dan ”polotical action” pemerintah perlu dukungan kita semua
dengan diberlakukannya UU, dan peraturan-peraturan disertai tindakan nyata
10
dalam upaya melaksanakan ”amar ma’ruf nahi munkar” demi keselamatan
anak/remaja muda penerus dan pewaris bangsa.
a. Perilaku seks yang sehat adalah yang halal, yaitu menikah, bukan dengan
kondom.
b. Perilaku seks yang aman adalah yang halal, yaitu menikah bukan dengan
kondom.
c. Perilaku seks yang bertanggung jawab adalah yang halal, yaitu menikah, bukan
dengan kondom.
Mengapa dikatakan demikian? Maka marilah kita simak firman Allah SWT dalam
surat Ar-Ruum: 21.
Dengan demikian, jelaslah ayat tersebut bahwa bagi orang yang berfikir, mereka akan
memilih menikah daripada hidup bersama tanpa nikah. Oleh karena itu tidak perlu
umat Islam tidak perlu bingung dan ragu terhadap berbagai tawaran yang tidak benar
dan tidak bertanggung jawab serta tidak Islami.
11
Menurut fitrahnya, manusia itu adalah makhluk yang beragama (homo religius), yaitu
makhluk yang memiliki keagamaan, dan kemampuan untuk memahami serta
mengamalkan nilai-nilai agama. Kefitrahan inilah yang membedakan manusia dari
hewan dan juga yang mengangkat dan martabatnya atau kemuliaannya disisi Tuhan.
Dengan mengamalkan ajaran agama, berarti manusia telah mewujudkan jati dirinya,
identitas diri (self-identity) yang hakiki, yaitu sebagai hamba Allah dan khalifah
Allah dimuka bumi.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Dalam Al-Qu’an terdapat bayak sekali mengenai perawatan, karena Islam itu
mengatur kehidupan manusia dari hal yang paling kecil hingga yang paling besar.
Keperawatan tidak hanya diperlukan sesudah penyakit itu datang, melainkan
12
sebelumnya juga kita harus merawat diri kita agar tidak terjadi atau tidak terkena
penyakit yang tidak diinginkan.
3.2 SARAN
Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa
Al-Qur`an dan Hadits sangat penting sebagai pedoman profesi Keperawatan dan bagi
kehidupan kita, dan agar pembaca dapat melaksanakan atau bisa menerapkan di
kehidupa. Perlu adanya pembelajaran lebih dalam tentang kaidah-kaidah Al-Qur`an
dan Hadits pada mata kuliah Agama Islam di kampus-kampus Indonesia. . Selain dari
pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih dalam
proses pembelajaran.Dan yang kami harapkan dengan adanya karya tulis ilmiah ini,
dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang
sifatnya tersirat maupun tersurat.
DAFTAR PUSTAKA
13
- Abdurrahman M. Al-Isawi, Islam dan Kesehatan Jiwa, (Jakarta:Pustaka Al-Kautsar,
2002), hal. 17.
- Syamsu Yusuf, Mental Hygiene, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), hal. 133
- http://id.wikipedia.org/wiki/Komunitas
- http://www.antoe.web.id/?p=496
- http://musiconlinecairo.multiply.com/journal/item/34
- http://www.antoe.web.id/?p=496
- http://musiconlinecairo.multiply.com/journal/item/34
14