Anda di halaman 1dari 19

“Mengkaji Ayat Al-Qur`an dan Hadits yang Berkaitan dengan

Profesi Keperawatan”

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan guna memenuhi tugas M.K. Pancasila

Pengampu : Drs. H. Mukhlis,MA,M.Pd

DISUSUN OLEH :

NURHAFIFAH

REGULER / SEMESTER : B. SEMESTER 1

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN


PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TANGGERANG
2018/2019
Jalan syekh nawawi Al-Bantani No. 12, Banjar Agung, Cipocok Jaya, Serang 422122

2
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat,
Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan
karya tulis ilmiah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga
karya tulis ilmiah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun
pedoman bagi pembaca dalam menuntut ilmu. Harapan saya semoga karya tulis
ilmiah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca,
sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi karya tulis ilmiah ini agar
kedepannya dapat menjadi lebih baik. Karya tulis ilmiah ini saya akui masih banyak
kekurangan karena pengalaman yang saya miliki sangat kurang. Oleh kerena itu saya
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk menyempurnakan karya ilmiah ini.

Tangerang, 23 Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i

DAFTAR ISI......................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar belakang........................................................................................................1


1.2  Rumusan Masalah..................................................................................................1
1.3  Tujuan.....................................................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Al-Qur`an.............................................................................................3
2.2 Pengertian Hadits....................................................................................................3
2.3 Pengertian Keperawatan.........................................................................................4
2.4 Al-Qur`an dan Keperawatan...................................................................................4
2.5 Keperawatan Melalui Al-Qur`an...........................................................................6

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.............................................................................................................13
3.2 Saran.......................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Keperawatan adalah suatu manifesatikan dari ibadah yang berbentuk pelayanan


profesional dan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan
pada keimanan, keilmuan, dan amal serta kiat keperawatan berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosio-kultural-spiritual yang komprehensif, ditunjukkan kepada individu
keluarga dan masyarakat, baik sehat maupun sakit yang mencakup seluruh siklus
kehidupan manusia. Keperawatan Islam tidak dapat dipisahkan dari ajaran Islam
secara keseluruhan. Berbagai dalil dalam Al-Qur’an dan Hadits juga Tarikh Islam
diyakini bahwa keperawatan Islam ada sejak jaman nabi Adam. Untuk dapat
memberikan asuhan keperawatan kepada klien, perawat dituntut memiliki
keterampilan intelektual, interpersonal, tehnikal serta memiliki kemampuan
berdakwah Amar Ma’ruf Nahi Munkar.

Paradigma Keperawatan Islam adalah cara pandang persepsi, keyakinan, nilai-nilai


dan konsep-konsep dalam menyelenggarakan profesi keperawatan yang
melaksanakan sepenuhnya prinsip dan ajaran Islam.

Paradigma Keperawatan Islam dibangun melalui empat komponen besar, yaitu :


manusia dan kemanusiaan, lingkungan, sehat dan kesehatan serta keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa itu Pengertian Al-Qur`an dan Hadits
1.2.2 Apa itu Pengertian Keperawatan
1.2.3 Apa Kaitanya Keperawatan dan Al-Qur`an
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan Keperawatan melalui Al-Qur`an
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian Al-Qur`an dan Hadits

1
1.3.2 Untuk mengetahui pengertian Keperawatan

1.3.3 Untuk menjadikan tolak ukur perawatan melakukan tindakan sesuai kaidah
dalam Al-Qur`an dan Hadits

1.3.4 Untuk mengetahui perawatan dan pengobatan yang ada dalam Al-Qur`an

BAB II

2
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN AL-QUR`AN

Menurut bahasa, “Qur’an” berarti “bacaan”, pengertian seperti ini dikemukakan


dalam Al-Qur’an sendiri yakni dalam surat Al-Qiyamah, ayat 17-18:

)١٨( ُ‫)فَِإ َذا َقَرأْنَاهُ فَاتَّبِ ْع ُق ْرآنَه‬١٧( ُ‫إِ َّن َعلَْينَا مَجْ َعهُ َو ُق ْرآنَه‬

“Sesungguhnya mengumpulkan Al-Qur’an (di dalam dadamu) dan


(menetapkan) bacaannya (pada lidahmu) itu adalah tanggungan kami. (Karena itu),
jika kami telah membacakannya, hendaklah kamu ikuti bacaannya”.

Adapun menurut istilah Al-Qur’an berarti: “Kalam Allah yang merupakan


mu’jizat yang diturunkan kepada nabi Muhammad, yang disampaikan secara
mutawatir dan membacanya adalah ibadah.”

2.2 PENGERTIAN HADITS

Istilah hadits pada dasarnya berasal dari bahasa Arab yaitu dari kata “Al-hadits” yang
artinya adalah perkataan, percakapan atau pun berbicara. Jika diartikan dari kata
dasarnya, maka pengertian hadits adalah setiap tulisan yang berasal dari perkataan
atau pun percakapan Rasulullah Muhammad SAW. Dalam terminologi agama Islam
sendiri, dijelaskan bahwa hadits merupakan setiap tulisan yang melaporkan atau pun
mencatat seluruh perkataan, perbuatan dan tingkah laku Nabi Muhammad SAW.

Seperti yang telah dijelaskan di atas, hadits merupakan salah satu panduan yang
dipakai oleh umat islam dalam melaksanakan aktivitas atau pun mengambil tindakan.

2.3 PENGERTIAN KEPERAWATAN

3
Keperawatan adalah suatu profesi yang difokuskan pada perawatan individu,
keluarga dan komunitas dalam mencapai, memelihara dan menyembuhkan kesehatan
yang optimal dan berfungsi. Definisi modern mengenai keperawatan didefinisikan
sebagai ilmu pengetahuan dan suatu seni yang memfokuskan pada mempromosikan
kualitas hidup yang didefinisikan oleh orang atau keluarga, melalui seluruh
pengalaman hidupnya dari kelahiran sampai asuhan pada kematian.

2.4 AL-QUR’AN DAN KEPERAWATAN

Banyak ayat Al Qur’an yang mengisyaratkan tentang pengobatan karena


AlQur’an itu sendiri diturunkan sebagai penawar dan Rahmat bagi orang-orang yang
mukmin.

‫َونُنَ ِّز ُل ِمنَ ْالقُرْ آ ِن َما هُ َو ِشفَا ٌء َو َرحْ َمةٌ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِينَ ۙ َواَل يَ ِزي ُد الظَّالِ ِمينَ إِاَّل خَ َسارًا‬

“Dan kami menurunkan Al Qur’an sebagai penawar dan Rahmat untuk orang-orang
yang mu’min dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim
selain kerugian.” (QS. Al Isra/17: 82)

ْ ‫َط َمئِ ُّن قُلُوبُهُ ْم بِ ِذ ْك ِر هَّللا ِ ۗ أَاَل بِ ِذ ْك ِر هَّللا ِ ت‬


ُ‫َط َمئِ ُّن ْالقُلُوب‬ ْ ‫الَّ ِذينَ آ َمنُوا َوت‬

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan
mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi
tentram.” (QS. Ar Ra’d/13: 28)

Menurut para ahli tafsir bahwa nama lain dari Al Qur’an yaitu “Asysyifâ” yang
artinya secara Terminologi adalah Obat Penyembuh.

َ‫ُور َوهُدًى َو َرحْ َمةٌ لِ ْل ُم ْؤ ِمنِين‬


ِ ‫يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَ ْد َجا َء ْت ُك ْم َموْ ِعظَةٌ ِم ْن َربِّ ُك ْم َو ِشفَا ٌء لِ َما فِي الصُّ د‬

“Hai manusia, telah datang kepadamu kitab yang berisi pelajaran dari Tuhanmu dan
sebagai obat penyembuh jiwa, sebagai petunjuk dan rahmat bagi orang-orang yang
beriman.” (QS. Yunus/10: 57)

4
Di samping Al Qur’an mengisyaratkan tentang pengobatan juga menceritakan tentang
keindahan alam semesta yang dapat kita jadikan sebagai sumber dari pembuat obat-
obatan.

ۗ‫ت‬ َ َ‫يل َواأْل َ ْعن‬


ِ ‫اب َو ِم ْن ُكلِّ الثَّ َم َرا‬ َ ‫ون َوالنَّ ِخ‬ ُ ِ‫يُ ْنب‬
‹َ ُ‫ت لَ ُك ْم بِ ِه ال َّزرْ َع َوال َّز ْيت‬
َ ِ‫إِ َّن فِي ٰ َذل‬
َ ‫ك آَل يَةً لِقَ ْو ٍم يَتَفَ َّكر‬
‫ُون‬
“Dia menumbuhkan tanaman-tanaman untukmu, seperti zaitun, korma, anggur dan
buah-buahan lain selengkapnya, sesungguhnya pada hal-hal yang demikian terdapat
tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang mau memikirkan”. (QS. An-
Nahl 16:11)

ٌ‫ت فَا ْسلُ ِكي ُسبُ َل َرب ِِّك ُذلُاًل يَ ْخ ُر ُج ِمن بُطُونِهَا َش َراب‬ ِ ‫ثُ َّم ُكلِي ِمن ُكلِّ الثَّ َم َرا‬
َ ‫ك آَل يَةً لِّقَ ْو ٍم يَتَفَ َّكر‬
‫ُون‬ ِ َّ‫ف أَ ْل َوانُهُ فِي ِه ِشفَا ٌء لِّلن‬
َ ِ‫اس إِ َّن فِي َذل‬ ٌ ِ‫ُّم ْختَل‬

“Dan makanlah oleh kamu bermacam-macam sari buah-buahan, serta tempuhlah


jalan-jalan yang telah digariskan tuhanmu dengan lancar. Dari perut lebah itu keluar
minuman madu yang bermacam-macam jenisnya dijadikan sebagai obat untuk
manusia. Di alamnya terdapat tanda-tanda Kekuasaan Allah bagi orang-orang yang
mau memikirkan”. (QS. An-Nahl 16: 69)

Berdasarkan keterangan tadi, dapat dipastikan bahwa orang yang membaca Alqur’an
akan merasakan ketenangan jiwa.

Banyak pula hadits Nabi yang menerangkan tentang keutamaan membacanya dan
menghafalnya atau bahkan mempelajarinya.

َ ْ‫َخ ْي ُر ُك ْم َم ْن تَ َعلَّ َم ْالقُر‬


ُ‫آن َو َعلَّ َمه‬
“Sebaik-baik kalian adalah orang yang mempelajari Alqur’an dan mengajarkannya.”
(HR Bukhori)

5
“Siapa saja yang disibukkan oleh Alqur’an dalam rangka berdzikir kepada-Ku, dan
memohon kepada-Ku, niscaya Aku akan berikan sesuatu yang lebih utama daripada
apa yang telah Aku berikan kepada orang-orang yang telah meminta. Dan
keutamaannya Kalam Allah daripada seluruh kalam selain-Nya, seperti keutamaan
Allah atas makhluk-Nya.” (HR. At Turmudzi)

“Tidaklah suatu kaum berkumpul di salah satu rumah (masjid) Allah, mereka
membaca Alqur’an dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketentraman,
mereka diliputi dengan rahmat, malaikat menaungi mereka dan Allah menyebut-
nyebut mereka pada makhluk yang ada di sisi-Nya”. (HR. Muslim)

‫عليكم بالشفائين العسل والقرآن‬


“Hendaklah kamu menggunakan kedua obat-obat: madu dan Alqur’an” (HR. Ibnu
Majah dan Ibnu Mas’ud)

2.5 KEPERAWATAN MELALUI AL-QUR’AN

Gangguan psikobiologis akan berkembang biak dengan subur dimasa


ketegangan, pengolakan, kekacauan, serta kritis kejiwaan dan social yang merebak
dimana-mana, seperti yang sekarang ini. Ganggaun semacam ini dikenal dengan
istilah psikosomatis yaitu penyakit yang sebenarnya berasal dari factor kejiwaan
seperti kegelisahan, ketegangan, terlalu banyak pikiran dan emosi yang berlebihan,
tapi kemudian muncul dalam bentuk penyakit fisik (secara biologis). Jadi penyakit
fisik itu bermula dari penyakit psikis seseorang, mungkin diakibatkan tekanan-
tekanan dalam dirinya yang berakibat pada fisiknya.

Untuk mengetahui tentang penyembuhan penyakit lebih lanjut, terlebih dahulu kita
lihat bagaimanakah seseorang dikatakan sehat. Organisasi kesehatan se-Dunia
(WHO, 1959) memberikan kriteria jiwa yang sehat atau mental yang sehat adalah:

6
1. Dapat menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan meskipun kenyataan
itu buruk baginya.

2. Memperoleh kepuasan dari hasil jerih payah usahanya.

3. Mersa lebih puas memberi dari pada menerima.

4. Secara relatif bebas dari rasa tegang dan cemas.

5. Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dan saling memuaskan.

6. Menerima kekecewaan untuk dipakainya sebagai pelajaran untuk di kemudian hari.

7. Menjuruskan rasa permusuhan kepada penyelesaian yang kreatif dan kontruktif.

8. Mempunyai rasa kasih sayang yang besar.

WHO (1984) telah menyempurnakan batasan sehat dengan menambahkan suatu


elemen spiritual (agama) sehingga sekarang ini yang dimaksudkan sehat adalah tidak
hanya dalam arti fisik, psikologik dan sosial, tetapi juga sehat dalam arti
spiritual/agama (empat dimensi sehat: bio-psiko-sosial-spiritual). Perhatian ilmu
kedokteran umumnya dan kedokteran jiwa (psikiatri) khususnya terhadap agama
semakin besar. Tindakan kedokteran tidak selamanya berhasil, seorang ilmuan
kedokteran berkata: Dokter hanya mengobati, Tuhan yang menyembuhkan. Pendapat
ilmuan tersebut sesuai dengan hadis Nabi Muhammad SAW sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Muslim dan Ahmad (dari Jabir bin Abdullah r.a). sabdanya:

”Setiap penyakit ada obatnya, jika obat itu tepat mengenai sasarannya, maka dengan
izin Allah penyakit itu akan sembuh”.

Ada beberapa ayat Al-Qur’an mengenai penanganan atau perawatan terhadap


penyakit, yaitu sebagai berikut:

1. Perawatan agar tidak terkena penyakit non-psikosis

7
Perintah menjalankan ibadah puasa tiada lain merupakan latihan pengendalian diri
agar kita memiliki jiwa yang sehat serta meningkatkan kaimanan/ketakwaan kepada
Allah SWT. Agar terhindar dari melakukan perbuatanyang sia-sia dan melanggar
etik, moral maupun hukum. Hal ini sesuai dengan sabda Nabi yang mengatakan:

”Puasa itu bukanlah hanya sekedar menahan diri dari makan dan minum. Akan tetapi
sesungguhnya puasa itu ialah mencegah diri dari segala perbuatan yang sia-sia serta
menjauhi perbuatan-perbuatan yang kotor dan keji”.

Dapatkah puasa mencegah gangguan jiwa? Gangguan jiwa yang dimaksud disini
adalah gangguan jiwa yang tergolong non-psikosis, yaitu gangguan jiwa dimana
seseorang itu masih memiliki kesadaran atau pemahaman diri (insight) yang baik,
namun tidak mampu mencegahnya. Apa yang dimaksud disini adalah jenis gangguan
jiwa fobia, obsesi dan kompusli.

2. Perawatan kesehatan tubuh

Akhir-akhir ini, banyak perubahan besar yang gigih mengajak mesayarakat untuk
menjaga berat badan. Di antara beberapa sebab yang dapat memicu seseorang hingga
menderita penyakit obesitas (kegemukan) adalah:

a. Kurang olahraga atau jarang melakukan aktivitas fisik yang memadai.

b. Mengkonsumsi makanan secara berlebihan.

c. Sering mengalami stress karena menghadapi berbagai kerumitan permasalahan


hidup modern.

Tiga faktor ini bisa terjadi pada seseorang secara bersamaan. Seorang karyawan yang
seharian duduk di kursi kerja, dapat menderita kegemukan karena berlebihan
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalori dan lemak saat duduk.
Makanan saat ini, seperti nasi, spaghetti, mudah sekali menambah berat badan.

8
Hadis Rasulullah SAW. Menegaskan:

”Kami adalah umat yang baru akan makan ketika lapar terasa, dan jika kami makan,
kami akan berhenti sebelum kekenyangan”.

Ajaran dalam hadis ini menjaga muslim dari dispepsia (sakit gangguan pencernaan
akibat berlebihan makan), menjaga agar perutnya tidak terlalu penuh, yang kemudian
bisa berakibat pada munculnya penyakit yang berbahaya seperti obesitas,
penyumbatan arteri dan serangan jantung.

Melihat hal ini Allah juga berfirman Dalam QS. Al-A’raf: 31

ِ ‫يَا بَنِي آ َد َم ُخ ُذوا‹ ِزينَتَ ُك ْم ِع ْن َد ُكلِّ َمس ِْج ٍد َو ُكلُوا‹ َوا ْش َربُوا َواَل تُس‬
ۚ ‫ْرفُوا‬
‫ين‬َ ِ‫ْرف‬ِ ‫إِنَّهُ اَل ي ُِحبُّ ْال ُمس‬
“Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.”

Ayat ini merupakan salah satu dari keajaiban medis yang abadi. Ia menjauhi sikap
berlebihan dalam makan dan minum supaya kita terhindar dan terjaga dari apa-apa
yang menimpa orang-orang yang berlebihan, yaitu berbagai penyakit dan pertahanan
diri yang lemah, serta bahaya lain yang mematikan seperti pengakit gula.

Banyak orang yang mengira bahwa dengan banyak mengkonsumsi sejumlah besar
makanan akan menambah kesehatan dan kekuatan diri, padahal kuantitas makanan
yang berlebihan dapat menyebabkan hal sebaliknya dari apa yang mereka hapapkan.

Harits bin Kaldah, seorang dikter kenamaan bangsa Arab berkata ”Sesungguhnya
perut adalah sarang penyakit, dan menjaganya adalah inti dari pengobatan”.
Sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW:

”Tidak baik bagi manusia memenuhi seluruh ruang dalam perutnya, cukuplah
baginya terisi sesuatu yang mampu membuat tulang rusuknya tegak. Maka sebaiknya

9
perut itu terisi oleh sepertiga makanan, sepertiga minuman dan sepertiga untuk
dirinya (udara)”. (HR. Muslim)

3. Konsep Islam dalam memerangi NAZA

Bagaimanakah konsep islam dalam hal memrangi penyalahgunaan NAZA ini?


Jawabannya adalah berpegang teguh pada ”tali” Allah, yaitu Agama. Nabi
Muhammad menyampaikan pesan sebagaimana diriwayatkanileh Al-Hakim,
sabdanya;

”Sesungguhnya aku telah meninggalkan untukmu, jika kamu berpegang teguh


padanya, niscaya kamu tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu: Kitab Allah (Al-
Qur’an) dan Sunnah Nabinya (Muhammad SAW)”.

Berdasarkan pengamatan empiris, penelitian ilmiah, serta tuntunan Al-Qur’an dan


Hadis, dalam hal memerangi penyalahgunaan NAZA. Islam lebih menekankan
kepada pencegahan yaitu antara lain:

a. Pendidikan agama perlu ditanamkan sejak dini.

b. Kehidupan beragama di rumah tangga perlu diciptakan dengan suasana kasih


sayang antara ayah-ibu-adak.

c. Perlu ditanamkan pada anak/remaja sedini mungkin bahwa penyalahgunaan


NAZA ”haram” hukumnya sebagaimana makan babi hukumnya haram menurut
agama Islam.

d. Peran dan tanggung jawab orang tua amat penting dan menentukan bagi
keberhasilan pencegahan penyalahgunaan NAZA.

e. ”Political will” dan ”polotical action” pemerintah perlu dukungan kita semua
dengan diberlakukannya UU, dan peraturan-peraturan disertai tindakan nyata

10
dalam upaya melaksanakan ”amar ma’ruf nahi munkar” demi keselamatan
anak/remaja muda penerus dan pewaris bangsa.

4. Pencegahan AIDS yang Islami

Bagaimanakah pencegahan penularan penyakit AIDS yang benar, bertanggung jawab


serta Islami? Karena sesungguhnya AIDS adalah penyakit perilaku seksual manusia,
maka pencegahannya adalah dengan merubah perilaku seksual itu kearah yang sehat,
aman dan bertanggung jawab. Oleh karena itu jawaban Islam adalah:

a. Perilaku seks yang sehat adalah yang halal, yaitu menikah, bukan dengan
kondom.

b. Perilaku seks yang aman adalah yang halal, yaitu menikah bukan dengan
kondom.

c. Perilaku seks yang bertanggung jawab adalah yang halal, yaitu menikah, bukan
dengan kondom.

Mengapa dikatakan demikian? Maka marilah kita simak firman Allah SWT dalam
surat Ar-Ruum: 21.

”Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-


isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya,
dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir”.

Dengan demikian, jelaslah ayat tersebut bahwa bagi orang yang berfikir, mereka akan
memilih menikah daripada hidup bersama tanpa nikah. Oleh karena itu tidak perlu
umat Islam tidak perlu bingung dan ragu terhadap berbagai tawaran yang tidak benar
dan tidak bertanggung jawab serta tidak Islami.

11
Menurut fitrahnya, manusia itu adalah makhluk yang beragama (homo religius), yaitu
makhluk yang memiliki keagamaan, dan kemampuan untuk memahami serta
mengamalkan nilai-nilai agama. Kefitrahan inilah yang membedakan manusia dari
hewan dan juga yang mengangkat dan martabatnya atau kemuliaannya disisi Tuhan.
Dengan mengamalkan ajaran agama, berarti manusia telah mewujudkan jati dirinya,
identitas diri (self-identity) yang hakiki, yaitu sebagai hamba Allah dan khalifah
Allah dimuka bumi.

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dalam Al-Qu’an terdapat bayak sekali mengenai perawatan, karena Islam itu
mengatur kehidupan manusia dari hal yang paling kecil hingga yang paling besar.
Keperawatan tidak hanya diperlukan sesudah penyakit itu datang, melainkan
12
sebelumnya juga kita harus merawat diri kita agar tidak terjadi atau tidak terkena
penyakit yang tidak diinginkan.

Dalam Islam menekankan keperawatan sebelum terjadinya penyakit, misalnya Islam


tidak terlalu banyak membicarakan bagaimana mengobati penyakit NAZA ataupun
AIDS, melainkan Islam membicarakan bagaimana pencegahan penyakit tersebut.
Mengapa demikian? karena Islam telah mengajarkan kepada kita bagaimana cara
hidup yang baik, yang kesemua itu bukan untuk mengekang manusia, melainkan
untuk kebaikan manusia itu sendiri.

3.2 SARAN

Adapun saran penulis kepada pembaca agar pembaca dapat mengetahui bahwa
Al-Qur`an dan Hadits sangat penting sebagai pedoman profesi Keperawatan dan bagi
kehidupan kita, dan agar pembaca dapat melaksanakan atau bisa menerapkan di
kehidupa. Perlu adanya pembelajaran lebih dalam tentang kaidah-kaidah Al-Qur`an
dan Hadits pada mata kuliah Agama Islam di kampus-kampus Indonesia. . Selain dari
pada itu, penulis memohon maaf apabila terdapat kesalahan karena kami masih dalam
proses pembelajaran.Dan yang kami harapkan dengan adanya karya tulis ilmiah ini,
dapat menjadi wacana yang membuka pola pikir pembaca dan memberi saran yang
sifatnya tersirat maupun tersurat.

DAFTAR PUSTAKA

- Al-Isawi, M. Abdurrahman, 2002, Islam dan Kesehatan Jiwa, Jakarta:Pustaka Al-


Kautsar.

- Hawari, Dadang, 1997, AL-QUR’AN (Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan


Mental), Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa.

13
- Abdurrahman M. Al-Isawi, Islam dan Kesehatan Jiwa, (Jakarta:Pustaka Al-Kautsar,
2002), hal. 17.

- Dadang Hawari, AL-QUR’AN (Ilmu Kedokteran Jiwa dan Kesehatan Mental),


(Jakarta: Dana Bhakti Prima Yasa, 1997), hal. 13.

- Abdurrahman M. Al-Isawi, Op,cit., hal. 23.

- Dadang Hawari, Op,cit., hal. 150.

- Ibid., hal. 107.

- Syamsu Yusuf, Mental Hygiene, (Bandung: Pustaka Bani Quraisy, 2004), hal. 133

- http://id.wikipedia.org/wiki/Komunitas
- http://www.antoe.web.id/?p=496
- http://musiconlinecairo.multiply.com/journal/item/34
- http://www.antoe.web.id/?p=496

- http://musiconlinecairo.multiply.com/journal/item/34

14

Anda mungkin juga menyukai