Anda di halaman 1dari 5

KONSEP BELAJAR MANDIRI

(APA,MENGAPA,BAGAIMANA)
Diadaptasi dari : www.dillaoctavia.wordpress.com

Latar Belakang
Belajar merupakan kegiatan ilmiah manusia. Manusia dapat bertahan dan hidup sejahtera
karena belajar. Manusia melakukan kegiatan belajar dengan tujuan agar dapat memiliki
kemampuan untuk menjawab tantangan alam. Belajar bukanlah sekedar menerima
informasi dari orang lain tentang apa yang ingin diketahuinya Manusia belajar secara
mandiri atau secara individual. Belajar mandiri juga merupakan belajar di masa depan. Di
satu sisi tantangan kehidupan semakin keras, dan masalah yang menghadap kehidupan
manusia semakin banyak, di sisi lain biaya pendidikan semakin mahal.
Kegiatan belajar mandiri dapat diawali dengan kesadaran adanya masalah, sehingga
menimbulkan niat melakukan kegiatan belajar secara sengaja untuk menguasai suatu
kompetensi yang diperlukan guna mengatasi masalah. Kegiatan belajar tersebut
berlangsung dengan ataupun tanpa bantuan orang lain. Maka belajar mandiri secara fisik
dapat berupa belajar sendiri atau bersama orang lain, dengan atau tanpa bantuan guru
profesional.
Hasil Penelitian Ni Nyoman Lisna Handayani dalam Jurnal Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha menunjukkan bahwa siswa yang mengikuti pembelajaran mandiri lebih
baik daripada siswa yang mengikuti pembelajaran konvensional. Oleh karena itu
Pembelajaran sepanjang hidup diperlukan karena masalah akan selalu timbul di dalam
perjalanan hidup setiap orang.
1. Rumusan Masalah
2. Apa yang dimaksud dengan Belajar Mandiri?
3. Apa saja indikator niat dalam Belajar Mandiri?
4. Bagaimana Model Pembelajaran Mandiri?
5. Mengapa Motivasi Belajar disebut Titik Sentral Pembelajaran?

Pembahasan
1. Konsep Belajar Mandiri
2. Pengertian
Sebelum menuju pada pengertian belajar mandiri terlebih dahulu akan diulas tentang
pengertian belajar dimana belajar merupakan proses perubahan kepribadian dan tingkah
laku manusia dari tidak tahu menjadi tahu, sedangkan pengertian mandiri yaitu keadaan
dapat berdiri sendiri atau tidak tergantung pada orang lain serta memiliki perilaku yang
mampu berinisiatif atas dasar keinginan menguasai suatu kompetensi.
Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk
menguasai suatu kompetensi guna untuk menyelesaikan suatu masalah, hal tersebut
dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. Pembelajaran
Mandiri adalah proses dimana siswa dilibatkan dalam mengidentifikasi apa yang perlu
untuk dipelajari dan menjadi pemegang kendali dalam menemukan dan mengorganisir
jawaban. Hal ini berbeda dengan belajar sendiri (Kirkman, 2007:180).
Penetapan kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara pencapaiannya baik penetapan
waktu belajar, tempat belajar, sumber belajar maupun evaluasi hasil belajar dilakukan oleh
pembelajaran mandiri. Selain komponen-komponen utama dalam konsep belajar mandiri,
ada beberapa ciri-ciri lain yang menandai belajar mandiri, antara lain:
1. Pyramid Tujuan, semakin tinggi kualitas kegiatan belajar, akan semakin
banyak kompetensi yang diperoleh.
2. Sumber belajar dari guru, tutor, kawan dll dan Media Belajar antara lain:
paket-paket belajar yang berisi self instructional material, buku teks, hingga
teknologi informasi lanjut.
3. Belajar mandiri dapat dilakukan dimanapun tempat yang memungkinkan
berlangsungnya kegiatan belajar dan dapat dilaksanakan setiap waktu
4. Pembelajar memiliki cara belajar yang tepat untuk dirinya sendiri (auditif,
visual, kinestetik, atau tipe campuran)
5. Belajar mandiri juga dapat dijalankan dalam sistem pendidikan formal,
nonformal, ataupun bentuk-bentuk belajar campuran.

Batasan-batasan belajar mandiri


1. Kegiatan belajar aktif merupakan kegiatan belajar yang memiliki ciri keaktifan
pembelajar, persistensi, keterarahan dan kreativitas untuk mencapai tujuan.
2. Motif atau niat untuk menguasai suatu kompetensi adalah kekuatan pendorong
kegiatan belajar secara intensif, persisten, terarah dan kreatif.
3. Kompetensi adalah pengetahuan atau keterampilan yang dapat digunakan untuk
memecahkan masalah.
4. Dengan pengetahuan yang telah dimiliki, pembelajar mengolah informasi yang
diperoleh dari sumber belajar sehingga menjadi pengetahuan ataupun
keterampilan baru yang dibutuhkannya.
5. Tujuan belajar hingga evaluasi hasil belajar, ditetapkan sendiri oleh pembelajar
sehingga mereka sepenuhnya menjadi pengendali kegiatan belajar.

Indikator Belajar Mandiri


Seseorang yang sedang menjalankan kegiatan belajar mandiri lebih ditandai dan ditentukan
oleh yang mendorongnya belajar. Bukan oleh kemapuan fisik kegiatan belajarnya.
Pembelajar dapat sedang belajar sendirian, belajar kelompok atau sedang dalam kegiatan
belajar di kelas. Apabila motif yang mendorong kegiatan belajar adalah motif untuk
menguasai suatu kompetensi yang diinginkan maka pembelajar sedang menjalankan belajar
mandiri. Belajar mandiri jenis ini disebut sebagai Self-motivated Learning.
1. Motif dalam Belajar Mandiri adalah yang melatarbelakangi perbuatan
belajar bukan kenampakan wujud fisik kegiatan belajarnya karena
kenampakan fisik ibarat kulit belum tentu mencerminkan isi.
2. Pendidik dituntut untuk dapat menumbuhkan niat atau motif belajar dalam
diri pembelajar.

Indikator Niat
Indikator niat yang sekaligus menjadi indikator Belajar Mandiri antara lain:
1. Persistence : lama, terus menerus, dan tidak berhenti
2. Consistence : ajeg, disiplin, dan tidak malas-malasan
3. Systematic : terencana dan berorientasi pada kompetensi
4. Goal Orientedness : fokus untuk mencapai tujuan
5. Innovative : mencari jalan keluar baru
6. Follow-up clarity : tindak lanjut kegiatan selalu jelas
7. Learning for Live : dilakukan sepanjang hidup

Model Pembelajaran Mandiri


Model Pembelaajran merupakan cara yang digunakan oleh seorang guru untuk menunjang
proses belajar siswa dengan pola dan kegiatan bertahap (Trianto, 2007:34). Semua model
pembelajaran yang bertujuan meningkatkan motivasi belajar dapat dianggap sebagai
model pembelajaran mandiri.
1. Model-model yang berada di bawah payung besar Belajar Aktif yang
sekaligus dapat dianggap sebagai Model Belajar Mandiri diantaranya
adalah Problem-based Learning, Pendekatan Keterampilan Proses, Jigsaw, dll
2. Penguasaan Dua Tataran
• Tataran Konseptual : Pemahaman terhadap paradigma
konstruktivisme dan Konsep Belajar Mandiri
• Tataran Teknis : Pemahaman model-model pembelajaran
inovatif, teknik mengajar, teknik belajar, learning motivation, learning
behavior, learning achievement dan teknik pengembangan motivasi
belajar
3. Pembelajaran Inovatif-Konstruktivistik
Dalam model-model inovatif nampak ada upaya untuk memberikan perlakuan-perlakuan
remediatif agar mereka bisa melangkah bersama-sama sebagai suatu kelas. Paham
Konstruktivisme menetapkan tujuan untuk membentuk pengetahuan baru, maka evaluasi
yang diterapkan adalah menguji proses berpikir, melalui observasi, portofolio, dan
kualitatif.
1. Desain pembelajaran Konstruktivistik adalah yang penting merencanakan
kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan murid dan guru merencanakan
pengorganisasiannya. Konstruktivisme menuntut murid murid untuk
menggunakan anugerah yang dimilikinya, ialah kemampuan berfikir.
2. Asusmsi epistemologis: Penekanan pada aspek kemampuan kognitif ini
nampak pada asumsi-asumsi epistemologis yang digunakan dalam
konstruktivisme:
• Pengetahuan secara fisik dibangun oleh peserta didik yang terlibat
dalam pembelajaran aktif
• Pengetahuan simbolis dibangun oleh peserta didik yang membuat
representasi mereka sendiri berupa tindakan
• Pengetahuan sosial dibangun oleh peserta didik yang menyampaikan
keputusan maknanya kepada orang lain
• Pengetahuan teoritis dibangun oleh peserta didik yang mencoba untuk
menjelaskan hal-hal yang mereka tidak benar-benar mengerti
• Siswa yang terlibat dalam pembelajaran aktif membuat makna mereka
sendiri dan membangun pengetahuan sendiri dalam proses

Motivasi Belajar Titik Sentral Pembelajaran


1. Bukti Bahwa Motivasi Belajar merupakan Titik Sentral Pembelajaran
2. Motivasi Belajar akan mempengaruhi intensitas Kegiatan Belajar sehingga
akan berpengaruh kepada pencapaian Hasil Belajar.
Semakin tinggi motivasi belajar semakin intensif kegiatan belajar. Semakin intensif
kegiatan belajar semakin baik hasil belajar. Tetapi sebaliknya, semakin baik hasil belajar
bisa diharapkan semakin tinggi pula motivasi belajarnya.
Semua komponen konsep Belajar Mandiri menunjang Motivasi Belajar:
• Bila Konstruktivisme berhasil, motivasi belajar akan meningkat
• Bila Belajar Aktif terlaksana dengan baik, motivasi belajar meningkat
• Bila kompetensi belajar tercapai, motivasi belajar akan meningkat.
Dengan demikian Motivasi Belajar memang merupakan titik sentral
dalam konsep Belajar Mandiri.

Tahap-tahap pengembangan Belajar Mandiri:
1. Tahap pemberian stimulus: Pembelajar diberi rangsangan berupa bahan ajar
dengan metode penyampaian yang menarik. Tujuanya agar pembelajar tertarik
kepada bahan ajar yang diberikan.
2. Tahap penumbuhan niat: Terjadi proses menimbang-nimbang, apakah ia akan
dapat mengambil manfaat dari kegiatan pembelajaran yang diberikan.
3. Tahap pembuatan keputusan: Kemungkinan keputusan yang diambil adalah
meneruskan niat dengan melakukan perbuatan; menunda niat; atau membatalkan
niat dan tidak menindak lanjuti dengan perbuatan.
4. Tahap tindakan: Pembelajar melaksanakan kegiatan pembelajaran yang telah
diputuskan untuk dilakukan.
5. Tahap penilaian: Apakah tindakan belajar berjalan lancar dan tidak terlalu
menyulitkan dalam bandingannya dengan hasil yang diperolehnya.
Kesimpulan dan Rekomendasi

Kesimpulan
Belajar mandiri merupakan kegiatan belajar aktif yang didorong oleh niat atau motif untuk
menguasai suatu kompetensi guna untuk menyelesaikan suatu masalah, hal tersebut
dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang telah dimiliki. Penetapan
kompetensi sebagai tujuan belajar, dan cara pencapaiannya baik penetapan waktu belajar,
tempat belajar, sumber belajar maupun evaluasi hasil belajar dilakukan oleh pembelajaran
mandiri.

Rekomendasi
Dari kesimpulan di atas, belajar mandiri lebih ditentukan oleh motif belajar yang timbul di
dalam diri pembelajar, maka pendidik dalam menyelenggarakan pembelajarannya dituntut
untuk dapat menumbuhkan niat atau motif belajar dalam diri pembelajar. Oleh karena itu
pendidik harus sungguh-sungguh menguasai bidang studinya. Selain itu mereka harus
menguasai berbagai teknik mengajar untuk menarik pembelajar terhadap materi
pelajarannya dan selanjutnya tertarik untuk mempelajarinya sendiri lebih jauh. Berbagai
teknik belajar juga perlu dikuasai oleh pendidik untuk diajarkan atau dilatihkan kepada
pembelajar agar mampu melakukan kegiatan belajar lebih jauh tanpa bantuan sepenuhnya
oleh pendidik.

DAFTAR RUJUKAN

Handayani, Ni Nyoman Lisna. 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Mandiri Terhadap


Kemandirian Belajar dan Prestasi Belajar IPA Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Singaraja. E-
Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Jurusan Pendidikan
Dasar .(Volume 3 Tahun 2013). Halaman 1 s/d 10
Jihad, A., & Haris, A. 2008. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta:Multi Presindo
Kirkman, S., Coughin., & Kromrey, J. 2007. Correlates of satisfaction and success in self-
directed learning:relationship with school experience, course format, and internet
use. International Journal of Self-Directed Learning. 4(1). Halaman 39 s/d 52
Mudjiman, Haris. 2011. Belajar Mandiri. Yogyakarta : UNS Press.
Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstuktivistik. Jakarta:
Prestasi Pustaka Publisher

Anda mungkin juga menyukai