Anda di halaman 1dari 10

RESUME

PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

MODUL IV

NAMA : ANNISA PUTRI ANWAR


NIM : 835755787
MATA KULIAH : PEMBELAJARAN MATEMATIKA SD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH


DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
BILANGAN RASIONAL DAN DESIMAL

BILANGAN RASIONAL
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan dalam
bentuk, dimana p dan q adalah bilangan bulat dan q ≠ 0. Bilangan pecahan
adalah lambang yang memuat pasangan bilanganbilangan bulat p dan q (q ≠
0), ditulis dengan p/q, dan q terpenuhi nilai hubungan p : q = x, jika pr q = s,
berlaku jika ps = qrp lambang q disebut bilangan pecahan sederhana. Jika
faktor persekutuan terbesar (FPB) dari p dan q sama dengan 1, (p, q) = 1,
maka pecahan p/q disebut dengan pecahan sederhana. Sebarang dua
bilangan rasional berlaku sifat trikotomi, p/q = r/s, p/q < r/s, atau p/r > r/s.
Untuk mengganti nilai X dari sebarang kalimat yang mempunyai bentuk p :
q = X dengan p dan q adalah bilangan – bilangan cacah dan q =/ 0 ditulis
dalam bentuk p/q dan bentuk ini disebut epecahan. Pada bentuk p/q disbut
pembilang ( numerator) dan q disebut penyebut ( denumerator ).

Operasi Penjumlahan Dan Pengurangan Bilangan Rasional


Bilangan rasional adalah bilangan real yang dapat disusun ulang dalam
bentuk pecahan dimana a dan b harus integer.
Sifat – sifat operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan rasional
1. Penjumlahan dan pengurangan bilangan tertutup p/q + r/s dan p/q –
r/s adalah bilangan Rasional
2. Dapat diekspresikan dalam bentuk pecahan a / b, di mana a dan b
adalah bilangan bulat dan b ≠ 0.
3. Operasi pertukaran (komulatif), penjumlahan dan perkalian.
4. Dapat diidentifikasi dengan elemen penjumlahan dan perkalian.
5. Setiap elemen bisa juga memiliki fungsi kebalikan dari penjumlahan
dan perkalian.
6. Dapat dikalikan dengan nol (0).
7. Memiliki bentuk desimal berulang.

Operasi Perkalian Dan Pembagian Bilangan Rasional


1. Perkalian paa bilangan rasional bersifat tertutup p/q x r/s adalah
bilangan rasional, sedangkan operasi pembagian bersifat tidak tertutup
sebab pembagian dengan 0 tidak di definisikan sehingga pembagian
bilangan rasional tidak selalu menghasilkan bilangan rasional.
2. Perkaian pada bilangan rasional komulatif : p/q x r/s : r/s x p/q
3. Perkalian pada bilangan rasional bersifat asosiatif
4. Perkalian pada bilangan rasional mempunyai unsur identitas I yang
tunggal yaitu I sehingga p/q x 1 = 1 x p/q = p/q 1 adalah bilangan
rasional karna dapat dinyatakan sebagai pecahan x/x dengan x=/ 0
5. Kecuali 0 semua bilangan rasional lain mempunyai invers terhadap X
6. Perkalian sembarang bilangan rasional dengan 0 adalah 0
7. Perkalian bilangan rasional bersifat tunggal
8. X bersifat distributif terhadap +
9.
Urutan Bilangan Rasional
1. Sifat urutan bilangan rasional Misalkan a b , c d , dan e f masing-
masing merupakan bilangan rasional
2. Sifat transitif kurang dari Jika < a c b d dan < c e d f maka < a e b f b.
3. Sifat kurang dari dan penjumlahan Jika < a c b d maka + < + ae ce bf
df
4. Sifat kurang dari dan perkalian dengan bilangan positif Jika < a c b d
dan > 0 e f maka . . < ae ce bf df
5. Sifat kurang dari dan perkalian dengan bilangan negatif Jika < a c b d
dan < 0 e f maka . . > ae ce bf df Sifat-sifat urutan seperti ditunjukkan
di atas tetap berlaku apabila simbol < diubah dengan ≤, >, dan ≥.
6. Tampak bahwa ketiga sifat urutan yang pertama berlaku pada semesta
himpunan bilangan cacah, tetapi sifat yang keempat tidak berlaku
pada semesta himpunan bilangan cacah. Sifat urutan bilangan rasional
dapat digunakan untuk menyelesaikan suatu pertaksamaan.
7.
KESULITAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN BILANGAN
RASIONAL
Tidaklah mudah membuat siswa memahami konsep bilangan rasional
atau bilangan pecahan. Oleh karena itu sangat disarankan para guru untuk
menggunakan media atau alat peraga serta benda-benda manipulatif
dikombinasikan dengan kondisi realistik di sekitar siswa. Menggunakan alat
peraga serta benda-benda manipulatif diharapkan siswa dapat memanipulasi
sendiri untuk memahami konsep dan makna, sehingga mereka akan lebih
mendalami dan menghayati konsep yang sedang dipelajarinya. Konsep
pecahan adalah konsep yang sangat penting untuk dipelajari karena sebagai
bekal untuk mempelajari konsepmatematika berikutnya. Selama ini banyak
guru yang cenderung menggunakan cara yang mekanistik, yaitu cara yang
diberikan dengan dihafal,diingat dan diterapkan tanpa tahu makna dan
manfaatnya. Hal ini pula yang menjadi penyebab siswa kesulitan
mempelajari konsep pecahan. Berikut ini kami paparkan beberapa kesulitan
siswa dan alternatif cara meminimalisir kesulitan tersebut
1. Siswa Kurang Tahu Makna Dari Pecahan 1/2 , 2/3, Dan ¾
siswa tidak mengerti makna pecahan Prinsip pecahan sebenarnya
adalah menyatakan bagian dari sejumlah sesuatu, yang perlu
ditekankan adalah konsepkeseluruhan sebagai satuan dan konsep
sama. Keduanya dapat dikaitkan dengan panjang, luas, volume,dan
lain-lain. Siswa diberikan kesempatan seluas-luasnya untuk
memahami makna pecahan dengan berinteraksi sendiri dengan media
dan bahan manipulatif.
a. Masing-masing siswa diberikan satu lembar kertas dan diminta
melipatnya sesuai dengan keinginan masing-masing. Siswa diberi
kesempatan untuk membuka dan menutup lipatan kertas
masingmasing dan menemukan lebih dari satu macam bentuk lipatan.
b. Setelah siswa menemukan beberapa bentukmacam lipatan, guru
memberikan definisi setengah, sepertiga, seperempat, dua pertiga, dan
lain-lain.
c. Untuk mengekspan pengetahuan siswa tentang pecahan, berikutnya
diberikan bermacam-macam bentuk kertas misalnya kertas berbentuk
persegibujur sangkar, persegi panjang,lingkaran, segitiga, dsb.
Berikan kesempatan kepada siswa untuk menceritakan hasil
lipatannya, dan memberikan arsiran untuk menyatakan 1 lipatan dari 4
lipatan dan sebagainya dari bermacam-macam bentuk kertas tadi.

2. Siswa Kurang Memahami Perkalian Bilangan Asli Dengan


Pecahan
Siswa kesulitan memahami perkalian antara bilangan asli dengan
bilangan pecahan Guru dapat menggunakan kertas karton yang
diberikan ilustrasi pada kertas karton tersebut ukuran satu, setengah,
sepertiga, seperempat, seperlima, dan seterusnya sampai dengan
sepersepuluh Dari potongan-potongan karton di atas siswa diharapkan
dapat menemukan fakta- fakta bilangan pecahan sebagai berikut: a. 3
dari 4 potongan yang sama nilainya dengan tiga perempat,
masingmasing bernilai satu per empat. b. 5 dari 7 potongan sama
nilainya dengan bentuk penjumlahan berulang seper tujuh sebanyak 7
kali. Dst

3. Siswa Mengalami Kesulitan Dalam Memahami Pecahan –


Pecahan Yang Senilai
Siswa mengalami kesulitan dalam memahami pecahan senilai. Untuk
mengatasi keadaan ini, dapat tetap digunakan kertas karton pada poin
dua di atas. Dari potongan-potongan karton tersebut, siswa diajak
untuk menemukan fakta-fakta sebagai berikut

4. Siswa Mengalami Kesulitan Dalam Membandingkan Dan


Mengurutkan Pecahan
Kesulitan ini dapat diselesaikan dengan menggunakan
potonganpotongan karton seperti pada poin Langkah yang dapat
ditempuh antara guru dan siswa adalah sebagai berikut: Ambillah dua
buah potongan karton bernilai satuan. Karton pertama dibagi menjadi
dua bagian, satu bagiannya diarsir. Karton kedua dibagi menjadi tiga
bagian yang sama, dan satu bagian yang paling kiri diarsir. Setelah itu
dua karton tadi diletakkan berjajar atas dan bawah, akan terlihat
bahwa daerah terarsir setengah lebih banyak daripada sepertiga.Guru
dapat memberikan kasus serupa dengan beda permasalahan, kemudian
guru dapat menanamkan kepada siswa agar dapat mengenal pola atau
aturan yang benar bilangan pecahan mana yang kurang dari atau yang
lebih dari bilangan pecahan yang lain. Cara lain yang lebih abstrak
dapat diberikan dengan menggunakan garis bilangan, yaitu dengan
meletakkan bilangan-bilangan yang akan dibandingkan pada garis
bilangan tersebut. Dari kegiatan ini diharapkan siswa menjadi semakin
paham posisi bilangan- bilangan pecahan yang satu dengan yang lain.

5. Siswa Mengalami Kesulitan Untuk Mencari Hasil Pembagian,


Misalnya : 1: 1/2 , 1: 1/3, Dan 1 : 1/4
Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian bilangan
pecahan. a. Pembagian 1 dan seterusnya. Mencari hasil bagi dari 1
sama artinya dengan mencari banyaknya nilai perduaan tengahan
dalam satu satuan. Dengan kata lain ada beberapa nilai perduaan
dalam satu satuan. Jika diperagakan dengan karton perduaan dapat
dilihat pada gambar berikut ini.

6. Siswa Mengalami Kesulitsn Untuk Mencari Hasil Peembagian ,


Misalnya 2 : ½ , 2: 1/3, 3 : ¼
Siswa mengalami kesulitan untuk menyelesaikan hasil bagi dan lain-
lain. Langkah-langkah penyelesaian yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut: 75 Menyelesaikan masalah . , artinya sama dengan
mencari banyaknya nilai perduaan tengahan dalam dua satuan, hal ini
dapat ditunjukkan dengan dua buah potongan karton satuan sebanyak
dua buah. Masing-masing karton memuat dua potongan perduaan
7. Siswa Mengalami Kesulitan Untuk Mencari Hasil Pembagian
Misalnya 1 : 2/3, 1 : ¾, 2 : 2/3, Dan 3 : ¾ Dan Seterusnya.
Siswa mengalami kesulitan untuk menyelesaikan masalah
pembagian , dan lain-lain. Pada prinsipnya aturan untuk
menyelesaikan pembagian seperti poin tujuh sama dengan
sebelumnya. Perhatikan langkah-langkah berikut ini: Menjelaskan ,
sama artinya dengan mencari banyaknya nilai dua pertigaan dalam
satu satuan. Dari proses sebelumnya, terlihat adanya satu karton
dengan nilai dua pertigaan dan sisanya satu buah karton dengan nilai
sepertigaan. Sisa sepertigaan itu digunakan sebagai satuan baru, untuk
mengetahui seberapa sisa potongan karton tempelkanlah sisa potongan
tersebut ke karton satuan sehingga diketahui bahwa nilainya sama
dengan setengah. 76 Jadi . Bentuk pembagian , dapat diselesaikan
dengan prinsip yang sama dengan masalah sebelumnya.

8. Siswa mengalami kesulitan mencari hasil pembagian dalam


bentuk 3/4 : 2/3 dan 2/3 : 3/8
Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian yang
berbentuk Untuk membantu siswa menyelesaikan masalah tersebut,
dapat dijelaskan dengancara sebagai berikut: Langkah-langkah
penyelesaian bentuk pembagian .
a. Ambil dua buah potongan karton anggapsebagai karton satuan, dan
bentuklah masing-masing sesuai dengan besarnya penyebut
masingmasing bilangan baik pembagi maupun yang dibagi. Letakkan
secara berdampingan kedua karton satuan tersebut baik yang bernilai
maupun yang bernilai . Anda akanmelihat bahwa daerah akan lebih
besar daripada daerah .
b. Guntinglah daerah yang tidak terarsir yang berwarna putih sehingga
yang tersisa hanya daerah yang berwarna merah bernilai tiga per
empat dan daerah yang berwarna biru bernilai dua per tiga. C
. Guntinglah daerah sisa pada tiga per empat yang akan kita cari
nilainya terhadap potongan karton yang bernilai dua per tiga.
d. Hasil potongan pada langkah c diukurkan pada potongan karton dua
per tigaan, ternyata pada potongan karton dua pertigaan diperoleh
delapan bagianpotongan karton 77 yang diarsisr. Jadi potongan karton
yang diarsir menyetakan seperdelapan bagian dari nilai potongan
karton dua pertigaan, perhatikan gambar berikut ini.
e. Jadi potongan karton dua per tigaan ditembah seper delapan bagian
potongan karton dua per tigaan, atau . Dengan langkah yang sama,
dapat diselesaikan masalah berikutnya

9. Siwa mengalami kesulitan untuk mencari hasil bagian dalam


bentuk 2/5 : 3/4
siswa kesulitan menyelesaikan hasil pembagian yang berbentuk .
Penyelesaian terhadappermasalahan pembagian bilangan pecahan
sama dengan poin 8, perbedaannya terletak pada dari dijumlahkan
menjadi dikurangkan

10.Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil pembagian


sembarang pecahan p/q : r/s
Untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan tentang hal ini,
jelaskan butirbutir 5, 6, 7, 8 dan 9
11.Siswa mengalami kesulitan untuk mencari hasil penjumlahan p/q
+ r/s dan pengurangan p/q – r/s
Untuk membantu siswa yang mengalami kesulitan tentang hal ini
gunakanlah kembali potongan potongan karton yang tersedia untuk
mencari jumlah, sambungkan bagian potongan masing masing
memanjang keluar sebagai pernyataan penambahan dan untuk mencari
selisih , sambungkan bagian masing masing memanjang kedalam
sebagai pernyataan pengurangan.

Anda mungkin juga menyukai