Anda di halaman 1dari 21

HIDROLIKA | Civil Engineering‘16

BAB VIII
MAJOR LOSSES

8.1 Tujuan Percobaan


Menentukan besarnya major losses pada pipa licin dan pipa kasar.
8.2 Alat – Alat Percobaan dan Gambar Alat Percobaan
8.2.1 Alat – Alat Percobaan
a. Satu set alat kehilangan tinggi tekan
b. Stopwatch
c. Manometer H20 dan air raksa (Hg)
d. Bangku kerja hidrolik
e. Flow Metric
8.2.2 Gambar Alat Percobaan

Gambar 8.1 Alat Percobaan Pengukuran Debit Aliran dengan Major Losses

(Sumber : Lab. Hidrolika, 2017)

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16

M M
a a
n n
o o
m
e
m
t e
e t
r e
r
A
i A
r i
r
R
a
k H
s Major Losses 2
a o

H
g
Pipa halus

Pipa kasar

Gambar 8.2 Sketsa Alat Percobaan Pengukuran Debit Aliran


(Sumber : Laboratorium Hidrolika, 2017)

Keterangan Gambar Untuk Major Losses

bagian yang ditinjau (Mayor Losses)

arah aliran air (Pipa Kasar)

arah aliran air (Pipa licin)

1 = Pipa diameter 10 mm
2 = Pipa diameter 13 mm
3 = Pipa diameter 18 mm.
4 = Pipa diameter 17 mm.
5 = Sekat pengatur untuk percobaan Minor Losses Konstraksi.
6 = Sekat pengatur untuk percobaan Minor Losses Ekspansi.
7 = Pipa percobaan Minor Losses Ball Valve.
8 = Pipa percobaan Minor Losses Tekukan 45o.
9 = Pipa sambungan untuk percobaan Minor Losses Tekukan 45o.

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16
 10 = Kran pengatur untuk percobaan Minor Losses Gate Valve.
 11 = Kran pengatur untuk percobaan Minor Losses Ball Gate Valve.
 12 = Pipa untuk percobaan Minor Losses parallel.
 14 = Pipa percobaan Minor Losses Belokan 90o.
 15 = Pipa sambungan untuk percobaan Minor Losses Tekukan 90o.
 16 = Colokan untuk selang penghitung kehilangan tinggi tekan.
 17 = Pipa percobaan Venturi Meter.
 18 = Pipa penghubung.
 19 = Contoh potongan kecil dari pipa – pipa yang digunakan.
 20 = Manometer Air Raksa (Hg).
 21 = Manometer Air (H2O).
 22 = Bak penampung air.
 23 = Bangku Kerja Hidrolik.
 24 = Pompa Air.
 25 = Skala perhitungan maksimum flowmeter.
 26 = Tombol On/Off.
 29 = Kran selang Kehilangan Tinggi Tekan.
V2 – V6 = kran pengatur bukaan debit.

Gambar 8.3 Bangku Kerja Hidrolika


(Sumber : Lab. Hidrolika, 2017)

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16

Gambar 8.4 Stopwatch Gambar 8.5 Flow metric


(Sumber : Anonim, 2017) (Sumber : Lab. Hidrolika 2017)

Gambar 8.6 Manometer H2O dan Air Raksa (Hg)


(Sumber : Lab. Hidrolika 2017)

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16
8.3 Teori Dasar
Major Losses adalah kerugian pada aliran dalam pipa yang disebabkan
oleh friction yang terjadi di sepanjang aliran fluida yang mengalir terhadap
dinding pipa. Besarnya major losses ditentukan oleh fungsi f (Friction factor), V
(rata-rata kecepatan fluida), l (panjang pipa), D (diameter pipa), e (nilai
kekasaran pipa), miu (viskositas fluida), rho (densitas fluida).
Untuk menentukan besarnya nilai f / friction factor reynold number dan
relative roughness kita dapat menggunakan moody chart. Dari grafik ini dapat
kita lihat keadaan dimana aliran dalam kondisi laminer dengan nilai reynold
number yang relatif kecil dan friction koefisien diperoleh dari 64/Re, dapat kita
lihat garis lurus pada sebelah kiri. Dalam keadaan ini aliran tidak dipengaruhi
oleh nilai kekasaran pipa hanya ditentukan dari besarnya batasan bilangan
reynold saat keadaan laminer.
Pada kondisi setelah aliran laminer adalah aliran transisi, dimana pada
kondisi ini aliran mulai berubah dari laminer menuju turbulen.
Saat aliran dalam kondisi wholly turbulent flow nilai bilangan reynoldnya relatif
besar, dan dipengaruhi oleh nilai koefisien kekasaran pipa, sehingga kondisinya
sangat bervariasi sesuai perubahan koefisien kekasaran dan nilai reynold. Dapat
kita lihat pada saat kondisi pipa smooth grafik yang terbentuk cenderung
mendekati bentuk aliran saat laminer sepanjang perubahan bilangan reynold,
ketika makin besar kekasaran, grafiknya cenderung makin landai sepanjang
perubahan bilangan reynold.
Hal ini berarti bahwa ketika makin smooth permukaan maka friction
faktor makin kecil saat bilangan reynold besar/kecepatan besar, dan ketika
makin kasar permukaan maka friction factor cenderung tidak banyak berubah
sepanjang peningkatan bilangan Reynold/peningkatan kecepatan.
1. Debit Aliran dan Persamaan Kontuinitas
Untuk menghitung debit aliran (Q) dari data volume (V) air yang
mengalir selama selang waktu (t) tertentu, dinyatakan dalam hubungan :

V
Q= …(8.1)
t

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16

Hubungan antara debit (Q) dan kecepatan rata – rata aliran (v) terhadap
ukuran penampang pipa (A)

Q= v.A …(8.2)

Atau

Q
v= A

…(8.3)

Debit air yang masuk pada penampang 1 sama dengan yang keluar pada
penampang 2. Kondisi ini dapat dinyatakan dalam Persamaan Kontuinitas
(Contuinity Equation):

Q = A.v = A1 .v1 = A2.v2 …(8.4)

2. Persamaan Bernoulli
Fluida yang mengalir memiliki energi seperti energi kinetik (kinetic
energy), energi potensial (potential energy) dan energi akibat tekanan
(pressure energy). Untuk suatu aliran pipa dengan kecepatan rata – rata (v)
dan luas penampang pipa (A) maka total massa aliran yang melewati
penampang untuk tiap satuan waktu adalah :

m= v.A …
(8.5)
Energi kinetik adalah :

EK = m.v2 …(8.6)

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16
Tinggi energi kinetik adalah besarnya energi tiap satuan berat atau :

…(8.7)
Energi akibat tekanan adalah

EP = PA v ....(8.8)

Tinggi energi akibat tekanan adalah besarnya energi tiap satuan berat atau :

…(8.9)

Energi potensial adalah

EP = mgh …(8.10)

Tinggi energi potensial adalah besarnya energi tiap satuan berat atau :

…(8.11)

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16

Gambar 8.7. Tinggi Energi dan Kehilangan Tinggi Tekan dalam Aliran Pipa
Sumber : http://deltalab.fr/enseignement-genie-des-procedes.

Tinggi energi total dari garis datum energi pada penampang 1 adalah

…(8.12)
Tinggi energi total dari garis datum energi pada penampang 2 adalah

.…(8.13)

Perbedaan garis energi antara penampang 1 dan 2 merupakan kehilangan


tinggi tekan (head loss), dimana persamaan energi antara kedua penampang
itu dikenal sebagai Persamaan Bernoulli (Bernoulli’s Equation) :

= + HL
.…(8.14)

Secara umum kehilangan tinggi tekan ini dapat dikelompokkan atas dua
bagian, yaitu :

a. Major losses, yaitu keilangan tinggi tekan akibat gesekan aliran air dan
dinding pipa.
b. Minor losses, yaitu kehilangan tinggi tekan akibat perubahan bentuk
geometri pipa, misalnya :
 Penyempitan penampang pipa
 Pembesaran penampang pipa

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16
 Tikungan pipa
 Sambungan pipa
 Valve (katup)

3. Major Losses
Untuk aliran dalam pipa, dengan menggunakan Persamaan Bernoulli,
major losses dapat diukur berdasarkan percobaan laboratorium dengan
menggunakan tabung piezometer atau manometer. Major losses adalah
kehilangan tinggi tekan akibat gesekan antara aliran air dan dinding pipa.

= + hf
…(8.15)

Kehilangan tinggi tekan akibat gesekan (hf) dapat pula dihitung secara
empiris dengan menggunakan Persamaan Darcy – Weisbach :

…(8.16)

Keterangan :
f = Koefisien gesekan pipa
L = Panjang pipa (m)
D = Diameter dalam dari pipa (m/det)
v = Kecepatan rata – rata aliran dalam pipa (m/det)
g = Percepatan gravitasi (9,81 m/det2)

Harga faktor gesekan (f) berbeda untuk setiap jenis aliran, yaitu :
1. Aliran Laminer menurut Hagen – Poiseuille dan Darcy – Weisbach :

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16

…(8.17)

2. Aliran Turbulen
 Untuk pipa permukaan licin (smooth pipe) menurut Blasius :

f = 0,316 NR-0,25 …(8.18)

 Untuk pipa permukaan kasar (roughened pipe), nilai f tergantung pada

bilangan Reynolds (NR) dan kekasaran relatif pipa dimana e


adalah rata – rata tinggi kekasaran (roughness height) dari dinding pipa
dan D adalah diameter dalam dari pipa.

Lewis F. Moody membuat diagram Moody untuk menentukan factor gesekan


(f) untuk aliran dalam pipa kasar

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16
8.4 Prosedur Perobaan dan Prosedur Perhitungan
8.4.1 Prosedur Percobaan
a. Pipa Licin
 Menutup V1, 10 dan V4 pada pipa 3.
 Membuka V2.
 Membuka salah satu valve (V4 di pipa 1 atau V4 di pipa 2 atau 7 di
pipa 4) dan menutup dua valve lainnya. Melakukan sesuai petunjuk
dari asisten laboratorium.
 Mengontrol debit aliran dengan V6 atau V5 (menutup V6).
 Membuka A dan B atau C dan D setelah menghubungkan untuk
melakukan pembacaan pada manometer.
 Mengulangi prosedur percobaan minimal 5 kali dengan selisih
debit yang hampir sama.
b. Pipa Kasar
 Menutup V1 dan V10.
 Menutup V4 di pipa 1, V4 di pipa 2 dan 7 di pipa 4.
 Membuka V2.
 Membuka V4 di pipa 3.
 Mengontrol debit aliran dengan V6 atau V5 (menutup V6).
 Membuka A dan B atau C dan D setelah menghubungkan
manometer dengan pipa test untuk memperoleh pembacaan pada
pipa 3.
 Mengulangi prosedur percobaan minimal 5 kali dengan debit yang
hampir sama pada percobaan pipa licin.
 Mengukur panjang dan diameter masing – masing pipa serta
mengukur tebal butiran pasir dinding pipa.

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16
8.4.2 Prosedur Perhitungan
a. Menghitung volume air (V)
V = 2 Liter (0,002 m3)
b. Menghitung waktu rata – rata (t)

c. Menghitung debit aliran (Q)

d. Menghitung luas penampang (A)

e. Menghitung kecepatan aliran air (V)

f. Menentukan Head Loss ukur (hf ukur)


P 1−P 2
hf (ukur )= X γ raksa
γ air
g. Menentukan bilangan Reynolds (NR)

h. Menghitung koefisien gesek (f) untuk pipa licin

i. Menentukan Head Loss ukur hitungan (hf hitung)

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16
MOODY DIAGRAM

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16
8.5 Contoh Perhitungan Major Losses

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16
8.6.2. Grafik

Gambar 8.6.2.1 Grafik hubungan antara Q dengan Head Δh (Pipa Licin)

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16

Gambar 8.6.2.2 Grafik hubungan antara Q dengan Δh hitung (Pipa Licin)

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16

Gambar 8.6.2.3 Grafik hubungan antara Q dengan Head Δh (Pipa Kasar)

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16

Gambar 8.6.2.4 Grafik hubungan antara Q dengan Δh hitung (Pipa Kasar)

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16
8.7 Analisa Grafik
1. Untuk Pipa Licin
a. Grafik hubungan antara Q vs Head Δh
 Grafik hubungan antara Q vs Head Δh diperoleh dengan cara
menghubungkan titik 1, 2, 4 dan 5 dengan mengabaikan titik 3.
 Grafik hubungan antara Q vs Head Δh berbentuk kurva terbuka ke
bawah.
 Grafik hubungan antara Q vs Head Δh adalah berbanding lurus,
artinya semakin besar nilai Q maka semakin besar pula Δh ukur.
b. Grafik hubungan antara Q dengan Δh hitung
 Grafik hubungan antara Q dengan Δh hitung diperoleh dengan cara
menghubungkan titik 1, 2, 3, 4 dan 5.
 Grafik hubungan antara Q dengan Δh hitung berbentuk kurva
terbuka ke atas.
 Grafik hubungan antara Q dengan Δh hitung adalah berbanding
lurus, artinya semakin besar nilai Q maka semakin besar pula Δh
hitung.
2. Untuk Pipa Kasar
a. Grafik hubungan antara Q vs Head Δh
 Grafik hubungan antara Q vs Head Δh diperoleh dengan cara
menghubungkan titik 1, 2, 3 dan 4 serta mengabaikan titik 5.
 Grafik hubungan antara Q vs Head Δh berbentuk kurva terbuka ke
atas.
 Grafik hubungan antara Q vs Head Δh adalah berbanding lurus,
artinya semakin besar nilai Q maka semakin besar pula Δh ukur.
b. Grafik hubungan antara Q vs Δh hitung
 Grafik hubungan antara Q vs Δh hitung diperoleh dengan cara
menghubungkan titik 2, 3 dan 4 serta mengabaikan titik 1 dan 5.
 Grafik hubungan antara Q vs Δh hitung berbentuk kurva terbuka ke
atas.
 Grafik hubungan antara Q vs Δh hitung adalah berbanding lurus,
artinya semakin besar nilai Q maka semakin besar pula Δh hitung.

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4


HIDROLIKA | Civil Engineering‘16
8.8 Kesimpulan dan Saran
8.8.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, diperoleh kesimpulan
sebagai berikut:
1. Dari hasil percobaan major losses¸ besarnya kehilangan tinggi tekan
dipengaruhi oleh :
a. Penampang, baik pipa kasar dan pipa licin
b. Percepatan gravitas
c. Panjang pipa dan kecepatan aliran
2. Tingkat kekasaran tiap pipa berbeda-beda, dimana nilai koefisien
gesek pipa kasar memiliki nilai yang lebih besar dari kekasaran pipa
licin. Kisaran nilai f :
Untuk pipa licin = 0.0228 – 0.0365
Untuk pipa kasar = 0.75 – 0.78
3. NR yang diperoleh dari percobaan ini ialah :
Untuk pipa licin = 5589.62 – 36886.621
Untuk pipa kasar = 5574.862 – 52417.83
4. Head Δh yang diperoleh pada percobaan ini ialah :
Untuk pipa licin = 0.007 – 0.189
Untuk pipa kasar = 0.018 – 1.494
5. Koefisien gesek (f) pipa yang diperoleh pada masing-masing pipa telah
sesuai dengan teori dasar, dimana nilai f pipa licin < nilai f pipa kasar
8.8.2 Saran
1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya alat dikalibrasi terlebih
dahulu agar diperoleh data yang lebih akurat
2. Pada saat pengukuran waktu menggunakan stopwatch harus dilakukan
dengan secermat mungkin agar tidak mengurangi keakuratan data
3. Sebaiknya dilakukan perawatan dan pemeliharaan alat secara berkala
sehingga fungsi alat tetap optimal
4. Sebaiknya menghindari kesalahan paralaks dalam pembacaan
manometer

MAJOR LOSSES KELOMPOK 4

Anda mungkin juga menyukai