Anda di halaman 1dari 13

CIVIL

HIDROLIKA
ENGINEERING
BAB IX
MINOR LOSSES – KONTRAKSI

9.1 Tujuan
Menentukan besarnya kehilangan tinggi tekan akibat kontraksi tiba-tiba.

9.2 Alat-alat Percobaan dan Gambar Alat Percobaan

9.2.1 Alat-Alat Percobaan

1. Alat kehilangan tinggi tekan

2. Stopwatch

3. Thermometer

9.2.2 Gambar Alat Percobaan

M M
a a
n n
o
o
m
e m
t e
e t
r e
r
A
i A
r i
r
R
a
k Minor Losses H
s 2
a
- Kontraksi o

H
g

Gambar 1 Alat Kehilangan Tinggi Tekan


(Sumber : Lab. Hidrolika fak. Teknik Universitas Tadulako)

ANDI MOCH
ISLAMUDDIN F 111 15 072
CIVIL
HIDROLIKA
ENGINEERING

Gambar 2 : Stopwatch

Gambar 3 : Manometer

(Sumber : Lab. Hidrolika fak. Teknik Universitas Tadulako)

ANDI MOCH
ISLAMUDDIN F 111 15 072
CIVIL
HIDROLIKA
ENGINEERING

Keterangan Gambar Untuk Minor Losses Kontraksi.

bagian yang ditinjau (Minor losses Kontraksi)


arah aliran air
1 = Pipa diameter 13 mm
2 = Pipa diameter 10 mm
 3 = Pipa diameter 18 mm.
4 = Pipa diameter 17 mm.
5 = Sekat pengatur untuk percobaan Minor Losses Konstraksi.
6 = Sekat pengatur untuk percobaan Minor Losses Ekspansi.
7 = Pipa percobaan Minor Losses Ball Valve.
8 = Pipa percobaan Minor Losses Tekukan 45o.
9 = Pipa sambungan untuk percobaan Minor Losses Tekukan 45o.
 10 = Kran pengatur untuk percobaan Minor Losses Gate Valve.
 11 = Kran pengatur untuk percobaan Minor Losses Ball Gate Valve.
 12 = Pipa untuk percobaan Minor Losses parallel.
14 = Pipa percobaan Minor Losses Belokan 90o.
 15 = Pipa sambungan untuk percobaan Minor Losses Tekukan 90o.
 16 = Colokan untuk selang penghitung kehilangan tinggi tekan.
 17 = Pipa percobaan Venturi Meter.
 18 = Pipa penghubung.
 19 = Contoh potongan kecil dari pipa – pipa yang digunakan.
 20 = Manometer Air Raksa (Hg).
 21 = Manometer Air (H2O).
 22 = Bak penampung air.
 23 = Bangku Kerja Hidrolik.

ANDI MOCH
ISLAMUDDIN F 111 15 072
CIVIL
HIDROLIKA
ENGINEERING

 24 = Pompa Air.
 25 = Skala perhitungan maksimum flowmeter.
 26 = Tombol On/Off.
 29 = Kran selang Kehilangan Tinggi Tekan.
V2 – V6 = kran pengatur bukaan debit.

ANDI MOCH
ISLAMUDDIN F 111 15 072
CIVIL
HIDROLIKA
ENGINEERING

9.2 Dasar Teori

Minor losses adalah kehilangan tinggi tekan akibat perubahan geometri pipa.
Contohnya adalah kehilangan tinggi tekan karena kontraksi tiba-tiba, ekspansi tiba-tiba,
dan tikungan pada pipa.

Rugi Minor adalah rugi yang disebabkan gangguan lokal seperti pada perubahan
penampang, adanya katup, belokan elbow dan lainnya. Kuantitas dari rugi minor dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan Kontunuintas .Koefisian rugi (K) merupakan
fungsi geometri dan bilangan Reynolds (Re), tetapi hampir semua komponen kehilangan
energi disebabkan oleh turbulensi. Koefisien rugi (K), biasanya dianggap independent atau
tidak tergantung pada bilangan Reynolds (Re). Cara lain yang digunakan untuk menghitung
rugi lokal adalah metode panjang ekivalen. Pada metode ini komponen tersebut digantikan
dengan sebuah pipa lurus yang mempunyai rugi aliran yang sama. Dengan menyamakan
rugi gesekan dengan rugi lokal, panjang ekivalen dapat dihitung.

Ada berbagai macam faktor yang mempengaruhi hilangnya energi di dalam pipa.
Jenis-jenis sambungan ikut mempengaruhi hilangnya energi pada pipa. Dengan adanya
sambungan dapat menghambat aliran normal dan menyebabkan gesekan tambahan. Pada
pipa yang pendek dan mempunyai banyak sambungan, fluida yang mengalir di dalamnya
akan mengalami banyak kehilangan energi. Selain sambungan belokan ikut mempengaruhi
kehilangan energi dalam pipa. Energi yang hilang dalam pipa ini tidak akan kembali
melainkan diubah ke dalam bentuk panas.

Jenis-jenis fitting diantaranya :

 Contraction yaitu pipa yang mengalami pengurangan cross sectional area secara
mendadak dari saluran dengan membentuk pinggiran yang tajam. Tekanan yang
melewatinya akan bertambah besar.
 Long bend yaitu belokan panjang pada pipa dengan sudut yang melingkar dan cross
sectional area yang besar sehingga tekanannya kecil.
 Short bend  yaitu belokan pipa seperti long bend tetapi lebih pendek dan cross sectional
area yang lebih kecil sehingga tekanannya lebih besar.
 Elbow bend  yaitu merupakan belokan pada pipa yang membentuk sudut siku-siku (90o)
dengan cross sectional area yang sangat kecil sehingga akan menimbulkan tekanan yang
ANDI MOCH
sangat besar.
ISLAMUDDIN F 111 15 072
CIVIL
HIDROLIKA
ENGINEERING

Kontraksi Tiba-tiba Dapat Membuat Tekanan Turun Karena Kehilangan Energi


Akibat Turbulensi Dan Meningkatnya Kecepatan (Lihat Gambar)
Kehilangan Energi Terbesar Pada Ruas C-D Yang Disebut Vena Contracta Dimana
Kecepatan Aliran Jet Tinggi Dan Tekanan Yang Rendah
Energi Kembali Pulih Ketika Di Ruas D-E
Termasuk Dalam Kehilangan Energi Akibat Kontraksi Tiba-tiba Adalah Peralihan Pipa
Masuk.

Gambar 9.1 : Kehilangan tinggi tekan akibat kontraksi tiba-tiba

(sumber : http:// PersamaanBernouli.co.id )

Keterangan :

HGL : Hidraulyc Grade Line

EGL : Energy Grade Line

ANDI MOCH
ISLAMUDDIN F 111 15 072
CIVIL
HIDROLIKA
ENGINEERING

Persamaan Bernoulli untuk penampang 1 dan 2 :

P1 v12 P2 v22 …………………………..… (9.1)


h2
h1 + + = + + hc
γ 2g + γ 2g
.........

Bila pipa diletakkan horizontal h1 = h2 maka :

P1 v12 P2 v22
+ = + + hc ………………………………….…(9.2)
γ 2g γ 2g

Secara teoritis, kehilangan tinggi tekan akibat kontraksi tiba-tiba dinyatakan dalam
bentuk:
V 22
Hc = Kc ……………. …….. ………………(9.3)
2.g

Dimana Kc adalah koefisien kontraksi, yang mana nilainya tergantung pada perbandingan
D2/D1.

Tabel 9.1 : Nilai koefisien Kc untuk Kontraksi Tiba-tiba


V2 Perbadingan diameter pipa kecil terhadap pipa besar, D2/D1
(m/det
0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9
)
1 0,49 0,49 0,48 0,45 0,42 0,38 0,28 0,18 0,07 0,03
2 0,48 0,48 0,47 0,44 0,41 0,37 0,28 0,18 0,09 0,04
3 0,47 0,46 0,45 0,43 0,40 0,36 0,28 0,18 0,10 0,04
6 0,44 0,43 0,42 0,40 0,37 0,33 0,27 0,19 0,11 0,05
12 0,38 0,36 0,35 0,33 0,31 0,29 0,25 0,20 0,13 0,06

(Sumber : Handbook of Hidraulics. Oleh king, H.W and E.F. Brater. 1963)

ANDI MOCH
ISLAMUDDIN F 111 15 072
CIVIL
HIDROLIKA
ENGINEERING

9.4 Prosedur Percobaan dan Prosedur Perhitungan

9.4.1 Prosedur Percobaan

1. Menutup V1,10, V4 di pipa 3 dan 7 di pipa 4


2. Membuka V2 kemudian buka pula V4 di pipa 2
3. Mengontrol debit aliran dengan V6 dan V5 ( tutup V6 )
4. Membuka A dan B atau C dan D setelah menghubungkan
manometer dengan pipa test test untuk memperoleh pembacaan pada pipa
2
5. Mengulangi minimal 5x dengan selisih debit yang hampir sama
6. Mengukur diameter masing-masing pipa.

9.4.2 Prosedur Perhitungan

1. Menghitung waktu rata-rata (t)

t 1 +t 2+ t 3 +…+ t n
t=
n

2. Menentukan volume (V)

Q = V/t

3. Menghitung debit (Q)

A = ¼ π D2

4. Menentukan kecepatan (v)


ANDI MOCH
ISLAMUDDIN F 111v 15
=
Q072
A
CIVIL
HIDROLIKA
ENGINEERING

5. Menghitung perbedaan kehilangan tinggi tekan (Δh)

6. Menghitung head loss ukur (hc ukur).

P 1−P 2
hv = x
γ

7. Menghitung head loss hitung (hc hitung).

v2
hv = Kb
2. g

ANDI MOCH
ISLAMUDDIN F 111 15 072
CIVIL
HIDROLIKA
ENGINEERING

9.7 Analisa Grafik

a. Grafik Hubungan antara Q versus hc ukur :

 Grafik Hubungan antara Q versus hc ukur diperoleh dengan cara


menghubungkan titik 1, 4 dan 5 serta mengabaikan titik 2 dan 3.
 Grafik hubungan antara Q versus hc ukur berbentuk kurva tertutup ke bawah.
 Grafik hubungasn antara Q versus hc ukur adalah berbanding lurus, artinya
semakin besar nilai Q maka semakin besar pula nilai hc ukur.

b. Grafik hubungan antara Q versus hc hitung :

 Grafik Hubungan antara Q versus hc hitung diperoleh dengan cara


menghubungkan titik 1, 2, dan 5 serta meregresi titik 3 dan 4.
 Grafik hubungan antara Q versus hc hitung berbentuk kurva terbuka ke atas.
 Grafik hubungan antara Q versus hc hitung adalah berbanding lurus, artinya
semakin besar nilai Q maka semakin besar pula nilai hc hitung.

ANDI MOCH
ISLAMUDDIN F 111 15 072
CIVIL
HIDROLIKA
ENGINEERING

9.8 Kesimpulan dan Saran

9.8.1 Kesimpulan

Dari hasil percobaan, hc ukur memiliki nilai yang berbeda dengan h c hitung
yaitu :

 hc ukur berkisar antara 2,4208 – 2,9920 m


 hc hitung berkisar antara 0,4234 – 1,1032 m

Besarnya Kehilangan tinggi tekan dipengaruhi oleh :

1. Kecepatan yaitu : V₁ = 0,0756-0,4415 dan V₂ = 0,4595-2,6844 m/detik


Kehilangan tinggi tekan dengan kecepatan berbanding lurus dimana
semakin cepat fluida yang melewati pipa maka semakin tinggi kehilangan
tinggi tekan yang terjadi.
2. Besarnya debit aliran yaitu : Q = 0,0000192-0,0001123 m³/detik
Debit aliran berbanding lurus dengan kecepatan semakin tinggi debit maka
semakin tinggi pula kecepatan.
3. Waktu yang dibutuhkan. Waktu berbanding terbalik dengan debit aliran
semakin lama waktu yang dibutuhkan maka semakin rendah debit yang
mengalir
4. Diameter pipa yang dilalui. Diameter pipa berbanding terbalik dengan
kecepatan dimana semakin besar diameter maka semakin rendah
kecepatan.
 D₁ = 0.018 m
 D₂ = 0.0073 m

ANDI MOCH
ISLAMUDDIN F 111 15 072
CIVIL
HIDROLIKA
ENGINEERING

9.8.2 Saran
1. Sebelum melakukan praktikum sebaiknya praktikan harus mengetahui alat- alat
percobaaan serta mampu mengoperasikan alat tersebut. Sehingga pada saat
praktek di laboratorium, praktikan dapat mengoperasikan alat-alat yang
digunakan sehingga mendapatkan data yang akurat.
2. Saat memulai melakukan praktikum sebaiknya alat dikalibrasi terlebih dahulu
dengan mengeluarkan gelembung udara pada pipa.
3. Pada saat pengukuran waktu dengan stopwatch harus dilakukan dengan
secermat mungkin agar diperoleh data yang lebih akurat.
4. Penyetelan debit seharusnya atau sebaiknya dilakukan dengan seimbang untuk
meperoleh data yang akurat.
5. Dalam melakukan praktikum di dalam laboratorim, praktikan harus
bersungguh-sungguh dalam melakukan percobaan karena selain mendapatkan
data yang akurat kita juga bisa mendapatkan pelajaran bagaimana cara
menggunakan alat percobaan yang benar.

ANDI MOCH
ISLAMUDDIN F 111 15 072
CIVIL
HIDROLIKA
ENGINEERING

ANDI MOCH
ISLAMUDDIN F 111 15 072

Anda mungkin juga menyukai