BAB I - Konsep Dan Besaran Penting Dalam Perancangan (1) - CETAK
BAB I - Konsep Dan Besaran Penting Dalam Perancangan (1) - CETAK
BAB I
KONSEP DAN BESARAN PENTING DALAM PERANCANGAN
KEBUTUHAN
MANUSIA
MASALAH
BATASAN
MASALAH
PEREN
CANAAN
HASIL PROSES
PERENCANAAN MANUFAKTUR
PEMILIHAN
PROSES
PRODUK
I-1
BUKU AJAR ELEMEN MESIN I
1.4.1. Massa
Massa suatu benda adalah banyaknya zat yang dikandung oleh benda itu. Massa
benda ini tidak berubah nilainya terhadap posisi benda itu dari permukaan bumi. Massa
standar adalah massa silinder platina iridium yang disimpan di The International Bureau
and Measures di Sevres. Massa standar ini dipilih sedemikian rupa, sehingga sama
dengan massa 1 liter air murni pada suhu 4oC.
1.4.2. Gaya
Gaya adalah konsep, oleh karenanya tidak dapat disefenisikan. Untuk menjelaskan
gaya, digunakan kata tarikan atau dorongan. Kata ini menerangkan bahwa gaya
I-2
BUKU AJAR ELEMEN MESIN I
mempunyai titik tangkap dan arah. Tarikan atau dorongan menghasilkan percepatan,
lendutan, perubahan bentuk dan perubahan perilaku pada benda yang dibebani.
Hukum Newton II : Percepatan yang ditimbulkan oleh gaya yang bekerja pada
sebuah benda berbanding lurus dan searah dengan gaya itu, dan berbanding terbalik
dengan massa benda. Atau : gaya menimbulkan percepatan yang sebanding dengan besar
gaya. Secara matematis, gaya dinyatakan sebagai :
F m.a
dimana F adalah gaya, m adalah massa dan a adalah percepatan.
Hukum Newton I : Jika resultan gaya yang bekerja pada sebuah benda nol, maka
benda tersebut dalam keadaan diam atau bergerak dengan kecepatan konstan. Hukum ini
dikenal sebagai hukum hukum kelembamam (law of inersia). Rumusan dari hukum
newton I adalah ∑ F = 0.
Hukum Newton III : Bila sebuah benda mengerjakan gaya pada benda lain, maka
benda lain tersebut akan memberikan reaksi yang sama besar dan berlawanan arah.
Hukum ini dikenal sebagai aksi dan reaksi.
I-3
BUKU AJAR ELEMEN MESIN I
1 W 1 kg.m 2 / s 2 1 J / s
1 HP 550 ft.lb f / s
1 HP 2545 BTU / h 746 W
1 KW 1000 W 3412 BTU / h
dV d (ds / dt ) d 2 s
a 2
dt dt dt
Kecepatan sudut didefenisikan sebagai perubahan sudut (angular velocity) :
I-4
BUKU AJAR ELEMEN MESIN I
d
dt
Percepatan sudut didefenisikan sebagai laju perubahan kecepatan sudut :
d
a
dt
Hubungan antara kecepatan sudut dan percepatan sudut dapat dinyatakan dengan :
d d (d / dt ) d 2
a 2
dt dt 2 dt
dimana : θ = lintasan sudut; ω = kecepatan sudut, rad/dt; t = lamanya berputar, dt. Dalam
periode (t = T), jari-jari arah menempuh sudut 2 radian, sehingga :
2 . T
atau :
I-5
BUKU AJAR ELEMEN MESIN I
2 r
2 . f
T
pernyataan p 2
.dm diterminologikan sebagai momen inersia :
Momen inersia luas : I p 2
.dA
I-6
BUKU AJAR ELEMEN MESIN I
Yaitu momen inersia luas relatif terhadap garis atau sumbu tegak lurus bidang luas
(J). Momen inersia luas terhadap bidang xy pada sumbu z adalah :
I p .dA J .z r
2 2
.dA x
2
y 2 dA x
2
dA y 2 dA
Dari persamaan :
Ix y 2
.dA
Iy x 2
.dA
Diperoleh : J .z I x I y
1.4.11. Tekanan
Konsep tekanan berupa gaya persatuan luas yang diterapkan oleh suatu fluida
pada permukaan torak. Tekanan timbul akibat tabrakan diantara molekul fluida atau
dinding padat pada setiap detik. Tekanan tidak tergantung kepada arah tepi apabila fluida
begerak cepat sekali dengan gaya yang tidak seragam, berbagai gaya velocity mulai
menjadi tekanan yang kuat.
Dalam suatu fluida yang dalam, tekanan diseluruh fuida yang berhubungan akan
bernilai sama pada semua titik yang berada pada ketinggian yang sama. Secara matematis
:
F
P
A
Beda tekanan yang diukur dengan tekanan atmosfir disebut tekanan terukur
(gauge) dan dinyatakan dengan Psig. Tekanan mutlak dinyatakan dengan Psia.
N / m2 lb f / inc 2
1 atm 1,013.10 14,696
5
Pa Psia
I-7
BUKU AJAR ELEMEN MESIN I
Apabila suatu gaya luar atau beban bekerja pada suatu benda, maka gaya internal
yang besarnya sama dan arah berlawanan dengan gaya luar tersebut akan terjadi pada
benda tersebut. Gaya internal persatuan luas benda tersebut dikenal sebagai tegangan.
Secara matematis :
F
,
A
Dimana F = Gaya dan A = Luas penampang. Dalam sistim MKS tegangan
dinyatakan dalam kg/cm2, dan dalam satuan SI tegangan dinyatakan dalam N/mm 2 atau
N/m2.
I-8
BUKU AJAR ELEMEN MESIN I
Artinya, bahwa y adalah defleksi batang pada setiap titik x disepanjang batang.
Sedangkan sudut kemiringan batang pada setiap titik x adalah :
dy
dx
Pada berbagai kasus, sudut kemiringan ini sangat kecil, sehingga persamaan diatas
dianggap sama dengan satu, jadi :
M d2y
E .I dx 2
I-9
BUKU AJAR ELEMEN MESIN I
y
l Dari gambar 1.5, diperoleh persamaan
l/2 F F
1. RA RB
A B C 2
x 2. VAB RA VBC RB
RB F .l 2
RA 3. A B
16.E.I
V F .x F
4. M AB M BC l x
+ 2 2
x 5. y AB
F
48.E.I
3l x 4 x 3
2
-
F .l 3
6. yMAX
48.E.I
M
+
x
Gambar 1.5. Tumpuan sederhana - beban tengah
y
l Dari gambar 1.6, diperoleh persamaan :
b F .b F .a
a F 1. RA RB
l l
A B C 2. VAB RA VBC RB
x
F .a.b l b F .a.b l a
RB 3. A B
RA 6.l.E.I 6.l.E.I
F .b.x F .a
V 4. M AB M BC l x
l l
+ 5. y AB
F .b.x 2
6.l.E.I
l b2 x2
x
F .a l x 2
- 6. yBC
6.l.E.I
l a2 l x
2
x
Gambar 1.6.. Tumpuan sederhana – beban diantara tumpuan I-10
BUKU AJAR ELEMEN MESIN I
y
l Dari gambar 1.7., diperoleh :
a F F a 1. RA RB F
2. VAB F VBC 0 VCD F
A B C D
x F .a l a
3. A B
2.E.I
RB
RA M AB F .x
V 4. M BC F .a
M CD F l x
+
x 5. y AB
F .x
6.E.I
x 2 3.a 2 3.l.a
-
6. y BC
F .a
6.E.I
3.x 2 a 2 3.l.x
M 7. yCD
F .a
24.E.I
4.a 2 3.l 2
x
Gambar 1.7. Tumpuan sederhana - beban kembar
1.6. Trigonometri A
Sin θ = b / c
Cos θ = a / c c
b
Tan θ = Sin θ / Cos θ = b / a
Cosec θ = 1 / Sin θ = c / b
Sec θ = 1 / Cos θ = c / a B θ
C
a
I-11
BUKU AJAR ELEMEN MESIN I
I-12