BAB IV
SAMBUNGAN PAKU KELING
F F F F F F
p
F
F
Gambar 4.2. a. Sambungan berimpit baris tunggal, b. Sambungan berimpit baris ganda-
rantai, c. Sambungan berimpit baris ganda- zig zag.
d
F F
F F
Catatan :
Tebal dinding boiler harus lebih besar dari 7 mm
Efisiensi sambungan diperlihatkan pada tabel
Faktor keamanan harus lebih besar dari 4, seperti diperlihatkan pada tabel.
Faktor Keamanan
Jenis Sambungan Pengelingan Pengelingan
biasa dengan mesin
Sambungan berimpit 4,75 4,5
Sambungan Bilah tunggal 4,75 4,5
Sambungan bilah baris tunggal 4,75 4,5
Sambungan Bilah baris ganda 4,25 4
2. Diameter paku
Setelah mendapatkan tebal dinding boiler, diameter lubang paku dapat ditentukan
dengan menggunakan persamaan empirik Unwin’s, sebagai berikut :
d 6 t , jika tebal pelat (t) besar dari 8 mm.
Akan tetapi jika tebal plat kecil dari 8 mm, maka diameter paku keling dihitung dengan
persamaan ”kekuatan geser paku” dan ”kekuatan patah paku”. Tabel untuk diameter
paku keling diperlihatkan sebagai berikut :
Kombinasi antara panjang dan diameter paku yang digunakan pada boiler diperlihatkan
pada tabel.
Panjang Diameter (mm)
(mm) 12 14 16 18 20 22 24 27 30 33 36 39 42 48
28 x
31,5 x x
35,5 x x x
40 x x x x
45 x x x x x
50 x x x x x x
56 x x x x x x x
63 x x x x x x x x
71 x x x x x x x x x
80 x x x x x x x x x
85 x x x x x x x x x
90 x x x x x x x x x
95 x x x x x x x x x x
100 x x x x x x x x x
106 x x x x x x x x x x
112 x x x x x x x x x x
118 x x x x x x x x x x
125 x x x x x x x x x x
132 x x x x x x x x x
140 x x x x x x x x x
150 x x x x x x x x
160 x x x x x x x x
180 x x x x x x x
200 x x x x x x
224 x x x x x
250 x x
Jarak baris paku sambungan paku keling pada biler ditentukan dengan cara
sebagai berikut :
a. Untuk jumlah paku yang sama dalam lebih dari satu baris, untuk sambungan berimpit
atau sambungan bilah, jarak antar baris paku (pb) adalah
pb 0,33. p 0,67.d , untuk sambungan zig-zag
dan
pb 2.d , untuk sambungan rantai
b. Untuk sambungan dimana jumlah paku pada baris luar setengah dari jumlah paku
pada baris dalam dan jika baris dalam adalah sambungan rantai, maka jarak antara
baris luar dan baris berikutnya :
pb 0,33. p 0,67.d atau paling besar pb 2.d
Jarak antara baris paku dimana jumlah pakunya lengkap adalah :
pb 2.d
c. Untuk sambungan dimana jumlah paku baris luar setengah dari jumlah paku pada
baris dalam dan jika baris dalam adalah sambungan zig-zag, maka jarak antara baris
luar dan baris berikutnya adalah :
pb 0,2. p 1,15.d
Jarak antara baris dimana jumlah pakunya lengkap (zig-zag) adalah :
pb 0,165. p 0,67.d
5. Tebal bilah
Tebal bilah (t1) yang digunakan untuk sambungan paku keling pada boiler
ditentukan sebagai berikut :
6. Margin
Margin pada sambungan paku keling untuk boiler diambil 1,5.d
2. Jumlah paku
Karena sambungan melingkar pada boiler adalah sambungan berimpit, maka paku
keling akan mengalami geseran tunggal. Jadi kekuatan geser paku adalah :
Fg n . d 2 . g
4
dimana n = jumlah paku keling
Seperti diketahui, diameter dalam boiler (D) dan tekanan uap (P), total beban geser yang
bekerja pada sambungan melingkar adalah :
Ws D 2 . P
4
Substitusi kedua persamaan diatas :
n . d 2 . g D 2 . P
4 4
2
D P
n .
d g
4. Jumlah baris
Jumlah paku dalam satu baris untuk sambungan melingkar diperoleh dari
hubungan :
Jumlah paku pada satu baris (n1) :
D t
n1
p
total jumlah paku
Jumlah baris =
jumlah paku per baris n1
5. Setelah diperoleh jumlah baris, jenis sambungan (baris tunggal atau baris ganda)
dapat ditentukan. Kemudian jumlah paku dalam satu baris dan jarak puncak dapat
disesuaikan.
7. Setelah diketahui jarak antara baris paku, bagian pelat yang berimpitan dapat
ditetapkan dengan persamaan :
Overlap = (jumlah baris paku – 1) . pb + m
Dalam perancangan dimensi paku keling yang akan digunakan pada sambungan
tersebut, pengaruh beban P terhadap sistem sambungan terjadi pada titik pusat sistem
sambungan. Akibat beban P tersebut, pada titik pusat sambungan akan terjadi gaya geser
(yang besarnya sama dengan P) dan momen puntir (yang besarnya sama dengan P.e).
Titik pusat sambungan dapat ditentukan dengan cara mencari koordinatnya.
Persamaan yang digunakan adalah :
x . A x . A .... xn . An
x 1 1 2 2
A1 A2 .... An
y1 . A1 y2 . A2 .... yn . An
y
A1 A2 .... An
dimana : x = jarak dari titik pusat paku ke sumbu y.
y = jarak dari titik pusat paku ke titik x.
A= luas penampang paku keling = /4. d2.
d = diameter paku keling.
Oleh karena diameter paku keling yang digunakan sama besar, maka penampang
paku : A1=A2=….=An . Sehingga persamaan diatas menjadi :
x1 x2 .... xn
x
n
y1 y2 .... yn
y
n
Dengan mengetahui koordinat x dan y , maka titik pusat sistem sambungan dapat
diperoleh : CG x, y
y
X2
X1
CG
y1
y2
y4 y3
X4
X3
x
Dengan adanya gaya P dan momen puntir T pada titik pusat sambungan, maka
setiap paku akan menerima 2 jenis gaya, yaitu :
Dari kesetimbangan momen : momen eksternal sama dengan momen internal, maka :
P.e Fp1 .l1 Fp2 .l2 Fp3 .l3 ....... Fpn .ln
Substitusi persamaan sebelumnya kedalam persamaan diatas menghasilkan :
l2 l l
P.e Fp1 .l1 Fp1 .l2 Fp1 3 .l3 ....... Fpn n .ln
l1 l1 l1
P.e
Fp1 2
l1
l1 l2 l3 ...... ln
2 2 2
Apabila harga P, e, l1, l2, l3 dan seterusnya diketahui, maka harga Fp 1 dapat
diperoleh. Dengan demikian melalui persamaan :
l
Fp2 Fp1 2
l1
l
Fp3 Fp1 3
l1
l
Fpn Fp1 n
l1
Harga Fp2 , Fp3 , …. , Fpn dapat diketahui.
l1 l2
S
Q
CG
l3
l4
Setelah diketahui besarnya gaya geser langsung dan gaya geser akibat puntiran
pada setiap paku keling, kemudian dihitung besarnya resultan gaya pada setiap paku.
Secara teoritis, persamaannya adalah :
Frn Fg Fpn 2.Fg .Fpn cos
2 2
1
l1
Fg
Setelah diperoleh resultan gaya untuk semua paku keling, selanjutnya di ambil
harga resultan gaya yang paling besar untuk menghitung diameter paku keling.
Persamaannya :
4 Frn
d
g
dimana g adalah tegangan geser izin bahan paku keling.
Soal : Sambungan paku keling seperti pada gambar ! Jika kekuatan geser izin bahan paku
adalah 30 kg/cm2. Hitung diameter paku keling yang seharusnya digunakan.
200
P = 5 ton
100
100
100
50 100 50