Anda di halaman 1dari 21

TUGAS

ELEMEN MESIN

Disusun Oleh

WAHYUDHA DWI PANGGA

(181000221201059)

FAKULTAS TEKNIK

PRODI TEKNIK MESIN (B)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA BARAT

2021
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tanaman gambir Uncaria gambir Roxb (W. Hunter.) adalah sejenis getah
yang dikeringkan yang berasal dari ekstrak remasan daun dan ranting tanaman gambir
(Saiful :2011). Gambir merupakan komoditas tradisional Indonesia yang telah
diusahakan sebelum Perang Dunia I terutama di luar Jawa seperti Sumatera Barat,
Riau, Sumatera Selatan, Aceh, Kalimantan Barat dan Maluku.
Gambir mengandung flavonoid yang merupakan bahan baku untuk pembuatan
obat-obatan anti-hepatitis B, anti-diare, penghambat pembentukan plak gigi,
antimikroba, antinematoda dan manfaat lainnya dalam mendukung berbagai industri
farmasi, kosmetik, dan pertanian (Nazir, 2000).
Menurut Nazir (2000), Indonesia merupakan satu-satunya eksportir gambir
utama dunia dimana hampir 80% gambir yang dihasilkan Indonesia diekspor ke luar
negeri, terutama India. Walaupun gambir sudah lama diperdagangkan, akan tetapi
teknologi pengolahannya masih sederhana, gambir masih dijual dalam bentuk
"gambir mentah".
Gambir di Indonesia banyak dibudidayakan di Sumatra Barat (Sumbar).
Bahkan, 90 persen pasar gambir dunia dihasilkan dari provinsi ini. Saat ini, di
Sumbar, setidaknya masih terdapat 450.000 hektare lahan yang potensial untuk
perluasan tanaman perkebunan gambir terutama di pegunungan dengan kondisi tanah
miring.
Seiring dengan kemajuan teknologi tepat guna banyak ditemukan alat-alat
teknologi yang diciptakan untuk mengolah hasil pertanian. Hal ini disebabkan oleh
meningkatkan hasil tani sehingga timbul pemikiran untuk mengolah hasil tani
tersebut sebelum dipasarkan. Tujuannya tidak lain untuk meringankan dalam
pengerjaan.

1.2 Alat Pengempa Daun Gambir


Alat pengempaan daun gambir adalah sebuah alat yang digunakan untuk
mengeluarkan kandungan getah gambir dari daun yang sudah direbus. Sebelum
adannya alat pengempa daun gambir ini, untuk mengeluarkan kandungan getah daun
gambir setelah di rebus secara tradisional atau dalam kata lain dengan cara daun
gambir ditekan dengan balok kayu menggunakan dongkrak hidrolik sehingga
hasilnya tidak optimal.
Gambar 1.1 Pengempaan daun
Kelemahan alat ini, pada saat melakukan pengempaan memerlukan tenagga
yang lebih, getah yang dikumpulkan dapat mengalir ke arah yang tak beraturan dan
tak terkumpul dengan baik, dan apabila terjadi malasah saat pembakaran maka alat
rawan terbakar karna terbuat dari kayu.
Melihat dan meninjau masalah yang terdapat pada alat diatas, maka penulis
membuat suatu peralatan yang lebih berguna dan mempermudah dalam mengelolah
pengempaan daun gambir.

1.3 Identifikasi Masalah


Dari latar belakang masalah diatas dapat diidentifikasi beberapa masalah
diantaranya adalah :
1. Perancangan pada alat pengempa daun gambir.
2. Pembuatan pengempa daun gambir.
3. Pengujian pengempa daun gambir.

1.4 Tujuan
1. Membuat alat pengempa daun Gambir kerja maksimal.
2. Merancang alat sesederhana mungkin agar alat gampang di gunakan oleh
siapa saja dan menghasilkan getah yang baik.
1.5 Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai suatu penerepan teori dan kerja praktek yang diperoleh saat di
bangku perkuliahan.
b. Meningkatkan kreativitas, inovasi, dan keahlian mahasiswa.
c. Menambah pengetahuan tentang cara merancang dan menciptakan karya
teknologi yang bermanfaat.
2. Bagi Dunia Pendidikan
a. Inovasi terbaru dalam pengolahan daun gambir yang sudah ada
sebelumnya.
b. Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat sesuai tridharma
perguruan tinggi, sehingga mampu memberikan kontribusi yang berguna
bagi masyarakat dan bisa dijadikan sebagai sarana untuk lebih
memajukan dunia pendidikan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Pengelolahan Gambir


Gambir (Uncaria gambir Roxb) merupakan komoditas perkebunan andalan
Kabupaten Pesisir Selatan khususnya di Kecamatan Sutera. Kecamatan Sutera
merupakan penghasil gambir paling banyak di Kabupaten Pesisir Selatan
dibandingkan dengan daerah lain.

Gambar 2.1 Uncaria Gambir Roxb

Gambir merupakan tanaman perdu, tinggi 1-3 cm. Batang tegak, bulat,
percabangan simpodial, warna cokelat pucat. Daun tunggal, berhadapan, bentuk
lonjong, tepi bergerigi, pangkal bulat, ujung meruncing, panjang 8-13 cm, lebar 4-7
cm, warna hijau. Bunga majemuk, bentuk lonceng, di ketiak daun, panjang lebih
kurang 5 cm, mahkota 5 helai berbentuk lonjong, warna ungu, buah berbentuk bulat
telur, panjang lebih kurang 1,5 cm, warna hitam.
Gambir tumbuh diketinggian 700-900 m dari permukaan laut dengan suhu 24-
30 Celcius, gambir ditanam dalam bentuk bibit proses menanamnya 1 m x 1 m dari
kiri kekanan dan 1 m x 1 m bagian atas ke bagian bawah, 1 hektar gambir bisa
ditanam 1000 bibit gambir, gambir ditunggu selama 8-9 bulan baru gambir tersebut
bisa panen. 1 hektar luas gambir menghasilkan 2-4 ton gambir pertahun harga gambir
Rp 18.000- perkilonya.

2.2 Proses Pengelolahan Gambir Secara Semi Mekanis


Cara pengelolahan gambir pada saat ini menggunakan alat-alat tradisional.
Berikut alat-alat tradisional yang dipakai untuk mengelolah gambir:
 Alat untuk memetik daun gambir (tuaih, gunting gambir)
 Tempat perebusan daun gambir (tungku)
 Alat untuk merebus daun gambir (kanca)
 Alat untuk menghancurkan daun gambir (palu kayu)
 Tempat daun gambir (kapuk)
 Tempat untuk pengepresan (kampaan)
 Alat untuk pengepresan (dongkrak)
 Tali (untuk melilit)
Pertama, daun gambir dipetik dengan mengunakan tuaih, gunting gambir, lalu
dimasukan ke dalam kapuk, untuk melakukan proses perebusan daun gambir
membutuhkan daun yang sudah dipetik dimasukan ke dalam kapuk lalu direbus
selama 120 menit, setelah itu daun gambir diangkat dan baru dimulai pengolahan.
daun gambir dipukul dengan menggunakan palu kayu dan tali untuk melilit daun
sebelum dimasukan ke dalam kampaan untuk di press.

Gambar 2.2 Proses Penghancuran Gambir Tradisional


Kedua, sesudah pengepressan daun gambir maka hasil pressan mengeluarkan
getah yang masih bercampur air, getah yang masih bercampur air ini dimasukan ke
dalam peraku. Proses pembekuan ini membutuhkan waktu sekitar 12 jam (satu
malam).
Ketiga, selanjutnya barulah dilakukan pencetakan yang sudah dibekukan,
proses pencetakan ini membutuhkan 2 – 3 jam tergantung banyaknya gambir yang
akan dicetak, setelah itu barulah gambir dijemur dengan panas matahari pada
siangnya dan menggunakan panas api pada malam harinya. Proses pengeringan ini
membutuhkan waktu lebih kurang 3 – 4 hari, baru gambir siap dijual ke toke (pembeli
gambir). Gambir yang kualitasnya bagus berwarna ke kuning-kuningan dan hitam,
dan gambir yang berwarna merah kualitasnya buruk dan harganya lebih murah dari
harga pasaran.

2.3 Alat Tradisional pengempa daun Gambir


Alat pengempa Tradisional dengan menggunakan Katrol, Pada alat ini
penekana dilakukan juga dengan dua batang balok besar tetapi pada alat ini katrol
digunakan sebagai penggerak balok penjepit dengan cara rantai pada katrol di taut
kan pada ujung bagian atas balok penjepit
Ada beberapa kelemahan pada alat pengempa ini yaitu, Perwatan lebih banyak
terutama pada katrol, Tenaga yang digunakan banyak, Mudah terbakar karna terbuat
dari kayu, Getah yang di tampung tidak maksimal karna tidak terdapat pengaliran
getah yang baik.

Gambar 2.3 alat pengempa tradisonal dengan katrol

2.4 Manufaktur
Manufaktur adalah suatu cabang industri yang mengoperasikan peralatan,
mesin dan tenaga kerja dalam suatu medium proses ntuk mengolah bahan baku, suku
cadang, dan komponen lain untuk diproduksi menjadi barang jadi yang memiliki
nilai jual. Kegiatan industri manufaktur sering menggunakan mesin, robot, komputer,
dan tenaga manusia untuk menghasilkan barang atau jasa dan perakitan, untuk
menghasilkan suatu produk
2.4.1 Pemesinan
Proses permesinan atau machining (Diktat Lab Sistem Manufaktur, 2005)
adalah terminologi umum yang digunakan untuk mendeskripsikan sebuah proses
penghilangan material. Proses permesinan dibagi menjadi dua yakni :
1. Traditional Machining : turning, milling, drilling, grinding, dll.
2. Non-traditional machining: chemical machining, ECM, EDM, EBM,
LBM, machining dari material non-metallic.
Proses machining merupakan proses yang banyak digunakan untuk proses
pembentukan produk, hal ini dikarenakan proses permesinan memiliki keunggulan-
keunggulan dibanding proses pembentukan lainnya (casting, powder metallurgy,bulk
deformation) yaitu:
1. Keragaman material kerja yang dapat diproses
* Hampir semua logam dapat dipotong
* Plastik dan plastik komposit juga dapat dipotong
* Ceramic sulit untuk dipotong (keras & getas)
2. Keragaman geometri potong
* Fitur standar: lubang, slot, step dll
* Fitur non-standar: tap hole, T slot
 Jenis- Jenis Proses Permesinan beserta prinsip kerjanya
Proses permesinan (Diktat Lab Sistem Manufaktur, 2005) merupakan proses
manufaktur dimana objek dibentuk dengan cara membuang atau meghilangkan
sebagian material dari benda kerjanya. Tujuan digunakan proses permesinan ialah
untuk mendapatkan akurasi dibandingkan proses-proses yang lain seperti proses
pengecoran, pembentukan dan juga untuk memberikan bentuk bagian dalam dari
suatu objek tertentu. Adapun jenis-jenis proses permesinan yang banyak dilakukan
adalah: Proses bubut (turning), proses menyekrap (shaping dan planing), proses
pembuatan lubang (drilling), proses mengefreis (milling), proses menggerinda
(grinding), proses menggergaji (sawing), dan proses memperbesar lubang (boring).
1. Proses Bubut (Turning)
Proses bubut (turning) merupakan proses produksi yang melibatkan
bermacam-macam mesin yang pada prinsipnya adalah pengurangan diameter dari
benda kerja. Proses-proses pengerjaan pada mesin bubut secara umum
dikelompokkan menjadi dua yaitu: proses pemotongan kasar dan pemotongan halus
atau semi halus. Jenis mesin ini bermacam-macam dan merupakan mesin perkakas
yang paling banyak digunakan di dunia serta paling banyak menghasilkan berbagai
bentuk komponen-komponen sesuai peralatan.Pada mesin ini, gerakan potong
dilakukan oleh benda kerja dimana benda ini dijepit dan
Diputar oleh spindel sedangkan gerak makan dilakukan oleh pahat dengan gerakan
lurus.Pahat hanya bergerak pada sumbu XY.

2. Proses Menyekrap (Shaping dan Planning)


Pada proses permesinan ini hanya dapat memotong menurut garis lurus
dengan jenis/tipe pemotongan yang sama dan selalu memotong hanya dalam satu
arah, sehingga langkah balik merupakan langkah terbuang (waktu terbuang). Proses
menyekrap menggunakan tool yang lebih keras dari benda kerja.
a. Shaper
Shaper adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang
memilki dimensi relatif lebih kecil jika dibandingkan dengan planer. Gerak potang
pada mesin shaper dilakukan oleh pahat yang melekat pada ram, sedangkan gerak
makan dilakukan oleh benda kerja (meja).
b. Planer
Planer adalah mesin yang digunakan untuk memproduksi benda yang besar
dan berat.Gerak potong dilakukan oleh benda kerja, sedangkan gerak makan
dilakukan oleh pahat.

3. Mesin Gurdi (Drilling Machine)


Pada mesin Gurdi pahat potong yang digunakan berupa twist drill yang terdiri
dari dua atau lebih pahat potong tunggal, sehingga dikelompokkan sebagai pahat
bermata potong banyak. Gerakan memotong dan memahat dilakukan oleh pahat.

4. Mesin Freis (Milling Machine)


Pada proses Freis, prinsip dasar yang digunakan adalah terlepasnya logam
(geram) oleh gerakan pahat yang berputar. Mesin ini dapat melakukan pekerjaan
seperti memotong, membuat roda gigi, menghaluskan permukaan, dan lain-lain.
Prinsip kerja dari proses milling adalah pemotongan benda kerja dengan
menggunakan pahat bermata majemuk yang dapat menghasilkan sejumlah geram.
Benda kerja diletakkan di meja kerja kemudian, dipasang pahat potong dan disetel
kedalaman potongnya.Setelah itu, benda kerja didekatkan ke pahat potong dengan
pompa berulir, untuk melakukan gerak memakan sampai dihasilkan benda kerja yang
diinginkan.

5. Mesin Gerinda (Grinding Machine)


Prinsip kerja dari menggerinda adalah menggosok, menghaluskan dengan
gesekan atau mengasah, biasanya proses grinding digunakan untuk proses finishing
pada proses pengecoran. Mesin gerinda dibedakan menjadi beberapa macam antara
lain:
a. Face Grinding jenis serut (Reciprocating Table), biasanya digunakan untuk
design sindle vertikal, untuk roda gigi, dan untuk pengerjaan permukaan datar.
b. Face Grinding jenis meja kerja putar (Rotating Table) yang digunakan untuk
pengerjaan luar seperti memperbaiki cetakan dan permukaan panjang.
c. Gerinda silindris (Cylindrical Grinding), gerinda ini digunakan untuk
mengerinda permukaan silindris, meskipun demikian pekerjaan tirus yang
sederhana dapat juga dikerjakan. Gerakan silindris dapat dikelompokkan
menurut metode penyangga meja kerja, yaitu gerinda dengan pusat dan
gerinda tanpa pusat.

6. Gergaji (Sawing)
Mesin gergaji adalah suatu mesin yang sangat sederhana dan banyak
digunakan untuk memotong logam atau non logam.
7. Mesin pembesar lubang (Broaching)
Proses Broaching pada dasarnya hampir sama dengan proses gergaji, hanya
berbeda pada bentuk pahat potongnya. Jika pada mesin gergaji pemakan atau
pemotong benda kerja oleh satu sisi pahat, tetapi pada mesin broaching pada
keseluruhan dari sisi pahat potong

2.4.2 Pengelasan
Pengelasan merupakan penyambungan dua bahan atau lebih yang
didasarkan pada prinsip-prinsip proses difusi, sehingga terjadi penyatuan bagian
bahan yang disambung. Kelebihan sambungan las adalah konstruksi ringan, dapat
menahan kekuatan yang tinggi, mudah pelaksanaannya, serta cukup ekonomis.
Namun kelemahan yang paling utama adalah terjadinya perubahan struktur mikro
bahan yang dilas, sehingga terjadi perubahan sifat fisik maupun mekanis dari bahan
yang dilas.
Perkembangan teknologi pengelasan logam memberikan kemudahan umat
manusia dalam menjalankan kehidupannya. Saat ini kemajuan ilmu pengethuan
di bidang elektronik melalui penelitian yang melihat karakteristik atom, mempunyai
kontribusi yang sangat besar terhadap penemuan material baru dan sekaligus
bagaimanakah menyambungnya.
Jauh sebelumnya, penyambungan logam dilakukan dengan memanasi dua
buah logam dan menyatukannya secara bersama. Logam yang menyatu tersebut
dikenal dengan istilah fusion. Las listrik merupakan salah satu yang menggunakan
prinsip tersebut.
Pada zaman sekarang pemanasan logam yang akan disambung berasal dari
pembakaran gas atau arus listrik. Beberapa gas dapat digunakan, tetapi yang sangat
popular adalah gas Acetylene yang lebih dikenal dengan gas Karbit. Selama
pengelasan, gas Acetylene dicampur dengan gas Oksigen murni. Kombinasi
campuran gas tersebut memproduksi panas yang paling tinggi diantara campuran gas
lain.
Cara lain yang paling utama digunakan untuk memanasi logam yang dilas
adalah arus listrik. Arus listrik dibangkitkan oleh generator dan dialirkan melalui
kabel ke sebuah alat yang menjepit elektroda diujungnya, yaitu suatu logam batangan
yang dapat menghantarkan listrik dengan baik. Ketika arus listrik dialirkan, elektroda
disentuhkan ke benda kerja dan kemudian ditarik ke belakang sedikit, arus listrik
tetap mengalir melalui celah sempit antara ujung elektroda dengan benda kerja. Arus
yang mengalir ini dinamakan busur (arc) yang dapat mencairkan logam.
Terkadang dua logam yang disambung dapat menyatu secara langsung,
namun terkadang masih diperlukan bahan tambahan lain agar deposit logam lasan
terbentuk dengan baik, bahan tersebut disebut bahan tambah (filler metal). Filler
metal biasanya berbentuk batangan, sehingga biasa dinamakan welding rod
(Elektroda las). Pada proses las, welding rod dibenamkan ke dalam cairan logam
yang tertampung dalam suatu cekungan yang disebut welding pool dan secara
bersama-sama membentuk deposit logam lasan, cara seperti ini dinamakan Las
Listrik

2.4.3 Pembentukan Logam


Teknik pembentukan logam merupakan proses yang dilakukan dengan cara
memberikan perubahan bentuk pada benda kerja. Perubahan bentuk ini dapat
dilakukan dengan cara memberikan gaya luar sehingga terjadi deformasi plastis.
Aplikasi pembentukan logam ini dapat dilihat pada beberapa contohnya seperti
pengerolan (rolling), pembengkokan (bending), tempa (forging), ekstrusi (extruding),
penarikan kawat (wire drawing), penarikan dalam (deep drawing), dan lain-lain.
Tahapan yang dilakukan dalam proses pembentukan untuk suatu konstruksi
ini meliputi:
1. Mendesain alat sesuai dengan fungsi dan kegunaan
2. Menganalisa konstruksi pelat terhadap dan pembebanan;
3. Membuat gambar desain;
4. Menentukan jenis bahan pelat;
5. Menentukan metode penyambungan dan penguatan;
6. Menentukan metode perakitan;
7. Membuat gambar kerja konstruksi alat;
8. Membuat gambar bentangan;
9. Melakukan pemotongan awal (pre cutting);
10. Melakukan pemotongan bahan pelat;
11. Melakukan proses pembentukan;
12. Menentukan alat bantu atau model;
13. Metode perakitan;
14. Pengukuran dimensi konstruksi;
15. Uji coba konstruksi;
16. Finishing
Teknologi pembentukan dewasa ini banyak digunakan untuk berbagai
keperluan. Konstruksi ini biasanya dibedakan berdasarkan dimensi pembentukan
yang diinginkan.
BAB III METODOLOGI

3.1 Flow chart perancangan dan pembuatan alat pengempa daun gambir

Mulai

Study Literatur

Perumusan masalah

Perancangan alat

Melengkapi alat dan


bahan Yang dibutuhkan

Proses pembuatan

hasil pembuatan

kesimpulan

Selesai
3.3 Perancangan Pengempa daun Gambir
Alat pengempa daun Gambir ini terdiri dari beberapa komponen penting.
proses kerja alat ini yaitu dengan cara memanas kan air hingga mendidih, dan uap
dialirkan pada daun yang sudah di masukan dalam tong pengempa. Setelah daun layu
dengan waktu yang telah ditentukan maka proses berikutnya dapat dilakukan, yaitu
pengempaan daun gambir.
Semua perancangan ini menggunakan aplikasi AutoDesk Inventor Profesional
2015.

Gambar 3.1 Alat pengempa daun gambir.

3.4 Komponen Alat Pengempa Daun Gambir.


NO NAMA SPESIFIKASI SATUAN KET
1 Rangka - Besi U 100mm x 50mm x - 2 Batang Buat
1500mm
- Besi U 100mm x 50mm x - 4 Batang
700mm
- Besi U 100mm x 50mm x - 2 Batang
2 Tahanan Dongkrak - Besi U 80mm x 45mm x 1 Buah Buat
680mm
3 Dongkrak - 10 ton x 200mm 1 Buah Beli

4 Batang Penekan - Ø45mm x 2mm x 250mm 2 Buah Buat


5 Plat penekan - Ø380mm x 5mm 1 Buah Buat
6 Tong Pengempa - Ø400mm x 550mm x 8mm - 1 Buah Buat
- Ø580mm x 380mm x 2mm - 1 Buah
7 Tong pemanasan air  Ø580mm x 600mm x 1 Buah Buat
2mm
8 Pipa elastis  Ø65mm x 1000mm 1 Buah Beli
9 Stop Kran 1,5 inch 1 Buah Beli
10 Alat Ukur Tekanan 1 Buah Beli
11 Pegas  Ø25mm x 150mm 2 Buah Beli
12 Kompor Semawar LPG 1 Buah Beli
13 Elbow Sambungan  Ø45mm x 250mm 2 Buah Buat
x250mm
14 Tungku  Tinggi 150mm 1 Buah Buat

15 Wadah Penampung  Seng Plat 2mm 1 Buah Buat

Table 4.1 komponen alat

3.5 Kelebihan dan Kelemahan


 Kelemahan alat yaitu :
1. Penyaluran uap kurang sempurna.
2. Ketika dilakukan pengempaan getah yang mengalir kurang maksimal
dikarenakan kemiringan alat kurang di atur.
3. Setelah proses pengempaan selesai, membersihkan bagian dalam tong
agak susah di bersihkan dan diperlukan air yang agak banyak untuk
membilas bagian dalam.
 Kelebihan alat yaitu :
1. Ramah lingkungan.
2. Tidak menggunakan bahan bakar kayu.
3. Inovasi yang sangat bermanfaat.
4. Alat ini sangat mudah untuk perawatannya dan pemakainnya di banding
yang tradisional.
3.6 Proses Perancangan Rangka dan Tong Pengempa
3.6.1 Rangka
Rangka alat merupakan bagian terpenting dalam suatu alat yang berfungsi untuk
menahan beban yang terjadi selama pengerjaan maupun tidak bekerja dan tempat
menyatukan seluruh alat mulai dari alat bergerak sampai tidak bergerak. Oleh karena
itu, perhitungan rangka agar mendapatkan nilai aman sangatlah penting. Material
yang digunakan pada struktur rangka menggunakan besi UNP dengan ukuran:
 Besi Unp 100mm x 50mm dengan Panjang:
- 1500mm 2 buah
- 700mm 4 buah
- 450mm 2 buah
Penggabungan bahan-bahan tersebut dilakukan dengan cara di las menggunakan
mesin las SMAW

Gambar 3.2 Rangka


3.6.2 Tong Pengempa
Wadah meletakan daun disebut tong pengempa, dimana daun akan dimasukan
pada tong pengempa, dan melakukan proses selanjutnya, yaitu penguapan daun sesuai
waktu yang di tentukan.Setelah waktu penguapan selesai maka plat penekan akan di
turunkan memberi tekanan pada daun yang bertujuan mengeluarkan getah pada daun.
Material yang digunakan untuk pembuatan Tong Pengempa ialah :
 Pipa galvanis dengan Ø 400mm x 550mm. pada dinding pipa galvanis
diberikan beberapa lubang dengan diameter 10mm dengan menggunakan
mesin bor
 Drum plat dengan Ø 580mm x 350mm. plat drum dipotong menggunakan
mesin gerinda tangan sesuai dengan ukuran yang di tentukan dan dilas
dengan mesin las SMAW pada bagian bawah serta bagian atas.
 Plat baja dengan ketebalan 5mm dengan Ø 400mm. plat ini diberi
beberapa lubang dengan diameter 10mm dan di las pada bagian dalam
pipa dengan jarak 50mm dari bawah.
 Baja siku dengan ukuran 50mm x 50mm (4pcs). Di las pada bagian
dinding luar pipa galvanis di bagian bawah bertujuan sebagai tapak
tahanan ke rangka.

Gambar 3.3 Tong Pengempa

3.6.3 Plat penekan


Plat penekan adalah komponen yang dibuat dengan plat baja, plat penekan
berfungsi sebagai ladasan penekan daun. Plat bergerak karna dongkrak dinaikan dan
pergerakan tersebut di teruskan oleh pipa penekan kepada plat penekan sehingga plat
penekan bisa bergerak kebawah menekan daun. Bahan yang digunakan :
 Plat baja dengan Ø 380mm dan ketebalan 5mm.
 Pipa sambungan penekan dengan Ø 50mm dan tinggi 20mm. Di las pada
bagian tengah dari plat penekan.

Gambar 3.4 Plat Penekan


3.6.4 Tong Perebusan
Berfungsi sebagai wadah air yang akan dipanaskan oleh kompor, pada alat ini
tong pemanas terbuat dari drum minyak bekas dengan ketebalan 2,5mm. pemanasan
air bertujuan agar bisa menghasilkan uap panas yang akan di alirkan pada daun.
Bahan yang digunakan :
 Drum plat dengan Ø 580mm x 600mm. disini hanya dua proses yang
terjadi yaitu pemotongan dan pengelasan.
 Pipa Ø 50mm x 50mm. Di las pada bagian atas drum.

Gambar 3.5 Tong Perebusan


3.6.5 Elbow Sambungan
Pada dasarnya, elbow berfungsi untuk membelokkan aliran air. Masyarakat
mungkin lebih mengenalnya dengan pipa sambungan L. Pada bagian sambungan
pipa, bagian ulir atau drat elbow ini biasanya sering ditemukan. Elbow pipa yang
sering ditemui di pasaran biasanya terbuat dari kuningan, besi cor, dan
plastik. Ukuran dan bentuk siku elbow pipa berbeda-beda yang bisa disesuaikan
dengan kebutuhan pengguna. Ada tiga jenis derajat belokan pipa yaitu elbow dengan
sudut belokasn 90 derajat, elbow 45 derajat, serta elbow dengan ulir luar dan dalam.
Elbow menjadi salah satu jenis fitting yang sangat penting untuk kebutuhan
berbagai pemasangan pipa. Memasang pipa tentunya tidak hanya pada lokasi yang
lurus, melainkan juga dekat dengan penghalang maupun dinding. Hal ini karena
belokan atau sudut tidak selalu sama, maka fitting elbow yang mengambil peran di
sini. Bahan :
 Pipa Ø 50mm
 100mm
 150mm
Di las membentuk siku dengan mesin las SMAW.
Gambar 3.6 Elbow Sambungan
3.6.6 Batang Tekan
Batang penekan merupakan kompenen yang berfungsi sebagai pendorong Plat
Penekan agar bisa menekan daun gambir. ketika dongkrak di turunkan maka tahanan
dongkrak akan bergerak kebawah dan menggerakan batang penekan, batang penekan
akan meneruskan menekan plat penekan dan di teruskan kepada daun.
Pipa penekan ini di buat dengan menggunakan pipa besi berdiameter 45mm
dengan panjang 270mm

Gambar 3.7 Batang Penekan

3.6.7 Tahanan Dongkrak


Sebuah komponen penting pada alat pengempa daun Gambir, dimana tahanan
dongkrak berfungsi untuk menahan dongrkrak dan dudukan dari pipa penekan.
Tahan dongkrak dikaitkan 2 pegas yang berfungsi sebagai pegas pembalik setelah
dilakukan penekanan pada daun.
Tahanan dongkrak dibuat menggunakan besi UNP 80mm dengan panjang
650mm dan di pasangkan plat ukuran 6mm di atas dan bawah pada bagian tengah.
Pemasangan plat tersebut bertujuan sebagai tahanan dongkrak dan dudukan pipa
penekan.
 Besi UNP 80mm x 680mm. Di lubang pada sisi kiri dan kanan
menggunakan bor tangan dengan diameter 10mm
 Plat 5mm x 100mm x 150mm. Di sambungkan dengan las SMAW pada
bagian tengah bawah besi Unp

Gambar 3.8 Tahanan Dongkrak


3.7 Kapasitas alat yang dirancang
Pada alat ini dapat dilakukan pengempaan dengan banyak daun sebanyak 10
kilogram, dan menghasilkan getah basah sebanyak 1 kilogram. Setelah dilakukan
pencetakan / pembentukan maka Gambir yang bisa di dapat sebanyak 0,5 kilogram.
BAB IV
PENUTUP

5.1 KESIMPULAN
Dari hasil proses perancangan dan pembuatan alat Pengempa Daun Gambir
dapat disimpulkan :
1. Sistem kerja mekanik pada Pengempa Daun Gambir ini bekerja dengan baik .
2. Pada saat pengupan maupun pengempaan tidak terjadi kebocoran.
3. Dengan inovasi pada alat pengempaan ini dapat meringan kan pekerjaan para
petani gambir.

5.2 SARAN
Dalam penulisan proyek akhir ini, penulis mempunyai beberapa saran yang
berhubungan dengan proyek akhir ini, alat pengempa daun Gambir ini diharapkan
para mahasiswa dapat mengembangkan alat ini karena alat ini masih ada terdapat
kekurangan :
1. Penyaluran uap yang kurang baik, dikarenakan hanya ada 1 titik uap
masuk.
2. Tong pengempaan yang sekarang memiliki kapasitas yang terlalu sedikit,
maka sebaik nya di buat dengan diameter yang lebih besar.
DAFTAR PUSTAKA

[1] Dharmawan, Harsokusoemo. (2000). Pengantar Perancangan Teknik. Jakarta:


Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
[2] Sato, Takesi. (2000). Menggambar Mesin Menurut Standar Iso. Jakarta:
Pradnya Paramita
[3] Daryanto, Drs. 2006. Mesin Perkakasa Bengkel. Jakarta: Rineka Cipta.
[4] Rochim, Taufiq. 1993. Teori & Teknologi Proses Pemesinan. Laboratorium
Teknik Produksi, FTI, Institut Teknologi Bandung.
[5] Roswita, R. 1998. Prospek Gambir di Sumatera Barat. BIP (01) Padang. 8-10.
[6] Risfaheri, Suherdi. Nurwenda. 1995. Beberapa prototype Alat Pres untuk
Perbaikan Pengolahan Gambir. Lokakarya dan Ekspose Teknologi sistem
Usahatani Konservasi dan Alat Mesin Pertanian. Makalah. 17-19 Januari 1995
Yogyakarta.
[7] Rauf, R. Santoso, Suparmo. 2010. Aktifitas Penangkapan Radikal DPPH
Ekstrak Gambir (Uncaria Gambir Roxb.). J.Agritech. 30(1).

Anda mungkin juga menyukai