BAB III
SAMBUNGAN LAS
sehingga ikut meleleh bersama logam yang disambung. Karena laju pemanasan pengelasan
gas ini rendah, maka proses ini umumnya diaplikasikan pada material yang tipis.
Welding machine AC or DC
power source and controls
Electrode cable
Pada umumnya pengelasan dengan las listrik tidak membutuhkan pemanasan awal
(preheated), karena temperatur pengelasan cukup tinggi sehingga dapat melelehkan logam
yang disambung dengan cepat. Berdasarkan jenis elektroda yang digunakan, las listrik dibagi
menjadi :
(1). Las listrik dengan elektroda tidak terbungkus (Un-shielded arc welding)
Las listrik dengan elektroda tidak terbungkus biasanya adalah untuk elektroda
atau logam pengisi yang berdiameter besar. Kelemahan dari proses pengelasan ini
dengan elektroda tidak terbungkus adalah terabsorbsinya oksigen dan nitrogen dari
lingkungan pada saat logam dalam keadaan panas. Akibatnya akan menurunkan
kekuatan, keuletan dan ketahanan korosi logam lasan.
F F
F F F F
(c)
F F
F F
(a) (b)
Gambar 3.2. Jenis sambungan berimpit, (a) Sambungan melintang tunggal (b) Sambungan
melintang ganda (c) Sambungan memanjang ganda
Sambungan temu adalah jenis sambungan yang mempertemukan ujung bagian pelat
yang akan disambung, kemudian kedua ujung tersebut disatukan dengan pengelasan. Jenis
dari sambungan temu ini antara lain : (a). Sambungan segi-4, (b). Sambungan V-tunggal, (c).
Sambungan U-tunggal, (d). Sambungan V-ganda, (e) Sambungan U-tunggal.
Pada sambungan temu ini, jika tebal pelat yang akan disambung < 5 mm, maka
kedua ujung pelat tidak perlu dibentuk khusus (dimiringkan). Namun jika tebal pelat antara
5 – 12,5 mm, maka ujung pelat dibuat berbentuk V atau U. Sedangkan jika pelat memiliki
ketebalan lebih dari 12,5 mm, maka ujung pelat dibuat berbentuk V atau U ganda.
(d) (e)
Gambar 3.3. Macam-macam sambungan temu
Selain dari jenis sambungan diatas, terdapat beberapa jenis sambungan lain, yaitu:
(a). Sambungan sudut, (b). Sambungan ujung, dan (c). Sambungan T.
C
D t
o
45
A B
Jika t adalah tebal pelat dan l adalah panjang lasan, maka berdasarkan segitiga ABC
diatas :
t
BD = BC. Sin 45 = t sin 45o =
2
t
Jadi luas lasan yang menahan beban adalah : A .l
2
Tabel 3.1. Tegangan pada sambungan lasan akibat pembebanan steady dan fatik
Elektroda tanpa Elektroda dengan
pembungkus pembungkus
Jenis Las an Beban Beban Beban Beban
steady fatik steady fatik
(kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2) (kg/cm2)
1. Sambungan berimpit 790 210 210 350
2. Sambungan temu dengan beban:
Tarik 900 350 1100 550
Tekan 1000 350 1250 550
Geser 550 210 700 350
Catatan :
1. Pada umumnya bahan lasan sama dengan bahan pelat yang disambung. Namun karena bahan
lasan memiliki slag dan blow holes, maka bahan lasan akan lebih lemah dibanding bahan pelat.
Untuk itu lasan diberi penguat (reinforcement) dengan ketebalan 10 % dari tebal pelat
2. Jika sambungan tersebut merupakan kombinasi dari sambungan melintang dan memanjang ,
maka kekuatan sambungan tersebut adalah jumlah kekuatan sambungan melintang dan
memanjang.
3. Karena pada kedua ujung lasan tidak sempurna akibat awal dan akhir proses pengelasan, maka
panjang lasan ditambah 12,5 mm = 1,25 cm.
4. Tebal leher lasan (garis BD) minimal 0,85 tebal pelat (t).
Dalam praktek, ukuran lasan bisa lebih besar atau lebih kecil dari tebal pelat.
Untuk itu ukuran lasan minimum yang direkomendasikan diperlihatkan pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Ukuran minimum lasan berdasarkan tebal pelat
Tebal pelat Ukuran minimum
(mm) lasan (mm)
3-5 3
6-8 5
10-16 6
18-24 10
26-55 14
> 38 20
Tegangan yang terjadi pada sambungan las akibat beban eksentrik merupakan
kombinasi dari tegangan yang berbeda. Apabila tegangan geser dan tegangan lentur terjadi
secara bersamaan pada sambungan atau tegangan yang terjadi tidak sejenis (seperti pada
kasus 1), maka tegangan maksimum sambungan diperoleh berdasarkan nilai terbesar dari
tegangan normal maksimum atau tegangan geser maksimum :
Tegangan normal maksimum diperoleh melalui persamaan :
1
n max . L L2 4 g 2
2 2
Sedangkan tegangan geser maksimum diperoleh melalui persamaan :
1
g max . L2 g 2
2
dimana σL adalah tegangan lentur dan τg adalah tegangan geser.
Sedangkan apabila tegangan yang terjadi merupakan tegangan-tegangan dengan sifat
yang sama atau sejenis, maka tegangan maksimumnya adalah jumlah vektorial dari
tegangan-tegangan yang terjadi (seperti pada kasus 2).
Kasus 2 : Apabila sambungan las mengalami pembebanan eksentrik seperti pada gambar,
maka sambungan akan mengalami dua jenis tegangan, yaitu tegangan geser
langsung dan tegangan geser akibat momen lentur. Pada kasus ini tegangan
maksimumnya merupakan jumlah vektorial dari kedua tegangan tersebut.
e
F adalah beban eksentrik
F e adalah eksentrisitas, yaitu jarak
t dA antara garis kerja beban ke titik
pusat sistem sambungan las
A l adalah panjang lasan tunggal
r r2 t adalah tebal lasan.
r1 θ τg 2 Luas penampang lasan :
b t.l
G A 2. 2. t. l
τg 1 2
r2 r2
dA. r 2 I G
g2
M .IG
r2
M . r2 F . e. r2
Sehingga tegangan geser akibat momen lentur : g 2
IG IG
Tegangan gabungan pada sambungan adalah jumlah vektorial tegangan geser langsung
(primary) dan tegangan geser akibat momen lentur (secondary), atau :
Tegangan geser di A :
g R A g1 2 g 2 2 2. g1 2 . g 2 2 . cos
r1
θ adalah sudut antara τg1 dan τg2. Cos
r2
Catatan :
I G 2. I xx A.x 2
A. l 2
I xx
12
A. l 2
l 2
I G 2. Ax 2 2. A x 2
12 12
t.l
dimana : A = luas penampang lasan : , l = panjang lasan dan x = jarak sumbu paralel.
2
F g R . A g R . 2 .t. l
Soal :
1. Dua lembar pelat dengan lebar pelat b = 100 mm dan tebal pelat t = 12 mm akan
disambung dengan sambungan las melintang ganda. Jika bahan lasan yang tersedia
mempunyai kekuatan tarik izin σt = 50 kg/cm2. Hitung :
(a). Gaya tarik maksimum yang dapat ditahan pelat (Ft).
(b). Panjang lasan untuk beban statis.
(c). Panjang lasan untuk beban dinamis.
2. Dua lembar pelat dengan lebar pelat b = 100 mm dan tebal pelat t = 12 mm akan
disambung dengan sambungan las memanjang ganda. Jika bahan lasan yang tersedia
mempunyai kekuatan tarik izin g = 30 kg/cm2. Hitung :
(a). Gaya geser yang dapat ditahan sambungan (Fg).
(b). Panjang lasan untuk beban statis.
(c). Panjang lasan untuk beban dinamis.
(d) Gaya geser maksimum sesungguhnya yang dapat ditahan sambungan (F’g).
A
r2
θ τg 2
8 cm r1 x
G
τg 1
5 cm
e F
Penyelesaian Soal :
1. Dua lembar pelat dengan lebar pelat b = 100 mm dan tebal pelat t = 12 mm akan
disambung dengan sambungan las melintang ganda. Jika bahan lasan yang tersedia
mempunyai kekuatan tarik izin σt = 50 kg/cm2. Hitung :
(a). Gaya tarik maksimum yang dapat ditahan pelat.
(b). Panjang lasan untuk beban statis.
(c). Panjang lasan untuk beban dinamis.
Penyelesaian :
(a). Gaya tarik maksimum yang dapat ditahan pelat.
Ft At . t b. t. t 100. 12. 0,5 600 kg
(b). Panjang lasan untuk beban statis.
Ft 600
l 70,7 mm.
2 . t. t 2.12.0,5
l 70,7 12,5 mm 83,2 mm
(c). Panjang lasan untuk beban dinamis.
Faktor konsentrasi tegangan untuk samb. melintang : 1,5
sehingga : t 0,5 .1,5 0,75 kg / mm2
Jadi panjang lasan :
Ft 600
l 47,15 mm.
2 . t. t 2.12.0,75
l 47,15 12,5 59,65 mm.
e = 10 cm + 5 cm – 1,39 = 13,61 cm
Momen Inersia terhadap sumbu x :
A. l 2 1
I xx t.8 2 2,5 t.4 2 203t
12 12
12 12
Momen Inersia Polar :
I G I xx I yy 203t 49t 252t
Radius maksimum lasan :
r2 4 2 5 1,39 5,38 cm
2
r1 5 1,39
Cos 0,67
r2 5,38
Gaya geser langsung lasan :
F F 2000 136,2
g1
A 2 .t.l 8t 2 .t.5 8.t t
Gaya geser akibat momen lentur :
F .e.r2 2000.13,61.5,38 585
g2
IG 252.t t
Tegangan geser yang terjadi :
g R g1 2 g 2 2 2. g1 2 . g 2 2 . cos
2 2
132,6 585 132,6 585
Tebal Lasan : 800 2
2. . .0,67
t t t t
4646000
640000
t2
4646000
t2 0,725
640000
t 0,85 cm 8,5 mm.
l 2 t. l 2 t.(25) 2
t
Z 2. . 147,4.t
2 6 3 2 4,24
50000 339,2
Jadi : L
147,4.t t
1
Tegangan geser maksimum : g max . L2 g 2
2
2 2
339,2 28,3
(800.2) 2
t t
115056 ,64 800,89
2560000 2
t2 t
115857 ,53
2560000
t2
2560000
t 4,7 cm
115857 ,53
Penyelesaian :
o Luas penampang leher :
t.l
A 2. 2. t. l 2 .t.25 35,4.t
t 2
o Tegangan tarik pada lasan :
F F 1000 28,3
t
A 2 .t .l 35,4.t t
e o Tegangan lentur pada lasan :
M
L
t Z
M = F.e = 1000 . 50 = 50000 kgcm.
bh 2
l Z = Modulus Area Lasan : Z 2.
6
t
→ h = lebar : b ,
2
→ b = tinggi = l.
2
t t2
Z 2.l. 2.l l.t 2 25.t 2
2 2
50000 2000
Jadi : L 2
25.t 2 t