Pengelasan pada umumnya dilakukan dalam penyambungan logam, tetapi juga sering
digunakan untuk menyambung pelastik. Dalam pembahasan ini akan difokuskan pada
penyambungan logam.
Pengelasan merupakan proses yang penting baik ditinjau secara komersial maupun
teknologi, karena :
Pengelasan lebur
dalam proses pengelasan ini permukaan lembaran logam yang disambung ditekan satu
sama lain dan arus yang cukup besar dialirkan melalui sambungan tersebut. Pada saat
arus mengalir dalam logam, panas tertinggi timbul di daerah yang memiliki resistansi
listrik terbesar, yaitu pada permukaan kontak kedua logam (fayng surfaces);
dalam pengelasan ini sumber panas diperoleh dari hasil pembakaran gas dengan
oksigen sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencairkan logam
induk dan logam pengisi. Gas yang lazim digunakan adalah gas alam, asetilen, dan
hidrogen. Dari ketiga gas ini yang paling sering dipakai adalah gas asetilen, sehingga
las gas diartikan sebagai las oksi-asetilen.
IV. Penggunaan Pengelasan
Proses pengelasan secara komersial banyak digunakan dalam operasi sebagai berikut :
konstruksi (misalnya, bangunan dan jembatan),
pemipaan, tabung bertekanan, boiler, dan tangki penyimpanan,
bangunan kapal,
pesawat terbang dan pesawat luar angkasa,
automotif dan rel kereta.
Catatan : operasi pengelasan memerlukan tenaga kerja yang terlatih dengan
ketrampilan yang tinggi.
Tetapi di sini kita hanya membahas las listrik , Dan pada gambar dibawah ini
menunjukkan bagaimana cara kerja dari las listrik ( SMAW )
V. Sambungan Las
Sambungan las adalah pertemuan dua tepi atau permukaan benda yang disambung
dengan proses pengelasan.
Jenis sambungan
Terdapat lima jenis sambungan yang biasa digunakan untuk menyatukan dua bagian
benda logam, seperti dapat dilihat dalam gambar
Gambar 12.2 Lima jenis sambungan yang biasa digunakan dalam proses pengelasan
(a) Sambungan tumpu (butt joint); kedua bagian benda yang akan
disambung diletakkan pada bidang datar yang sama dan disambung pada kedua
ujungnya;
(b) Sambungan sudut (corner joint); kedua bagian benda yang akan
disambung membentuk sudut siku-siku dan disambung pada ujung sudut tersebut;
(c) Sambungan tumpang (lap joint); bagian benda yang akan disambung
saling menumpang (overlapping) satu sama lainnya;
(d) Sambungan T (tee joint); satu bagian diletakkan tegak lurus pada bagian
yang lain dan membentuk huruf T yang terbalik;
(e) Sambungan tekuk (edge joint); sisi-sisi yang ditekuk dari ke dua bagian
yang akan disambung sejajar, dan sambungan dibuat pada kedua ujung bagian
tekukan yang sejajar tersebut.
X. Jenis las-an
Setiap jenis sambungan yang disebutkan di atas dapat dibuat dengan pengelasan.
Proses penyambungan yang lain dapat juga digunakan, tetapi pengelasan merupakan
metode penyambungan yang paling universal. Berdasarkan geometrinya, las-an dapat
dikelompokkan sebagai berikut :
XIII. Sambungan T (tee joint); penggabungan 2 benda kerja satu bagian diletakkan
tegak lurus pada bagian yang lain dan membentuk huruf T yang terbalik
Pada las sudut T joint setelah terjadi sambungan maka selanjutnya adalah pemberian
layer pada hasil pengelasan
Pemberian layer pada las sudut T dilakukan pada 3/6 bagian alur utama demikianlahh
gambaran singkat mengenai las sudut T joint.