Anda di halaman 1dari 15

BAB II

SAMBUNGAN LAS
A. Pendahuluan
Sambungan las adalah sebuah sambungan permanen yang dihasilkan dengan
melebur ujung dua bagian untuk disatukan, dengan atau tanpa perlakuan tekanan dan
bahan tambah. Panas yang dibutuhkan untuk menggabungkan bahan bisa dihasilkan
dengan membakar gas (las gas) atau dengan busur listrik (las busur listrik).
Pengelasan dalam sebuah pabrikasi adalah sebuah metode alternatif untuk
menempa dan sebagai pengganti untuk sambungan baut dan keling. Lasan juga
digunakan untuk perbaikan menengah seperti untuk menyatukan celah logam,
membangun kembali sebuah bagian kecil yang rusak seperti gigi roda gigi atau untuk
memperbaiki sebuah permukaan yang usang seperti permukaan bantalan.
B. Proses Pengelasan
Proses pengelasan secara luas dikelompokkan ke dalam dua kelompok:
(1) proses pengelasan yang menggunakan panas saja misal las Fusion.
(2) Proses pengelasan yang menggunakan gabungan panas dan penekanan misal
las forge.
C. Las Fusion
Dalam las fusion, bagian yang akan disambungkan ditahan posisinya, sementara
logam cair dimasukkan ke sambungan. Logam cair bisa berasal dari bagian logam yang
akan disambung atau bahan tambah yang biasanya mempunyai komposisi dari logam
induk. Permukaan sambungan menjadi lebih cair karena panas dari logam tambah cair
atau sumber lain. Ketika bahan cair mengeras, maka sambungan terbentuk.
Las fusion, berdasrkan pada metode panas yang dihasilkan diklasifikasikan:
1. Las Termit
2. Las gas, dan
3. Las busur listrik
D. Las Termit
Dalam las termit campuran oksida besi dan alumunium disebut termit adalah
pembakaran dan oksida besi dan dikurangi ke besi molton. Besi cair dituangkan ke
dalam cetakkan yang dibuat di sekeliling sambungan dan digabungkan dengan bagian
yang akan di las. Pengembangan utama dari las termit adalah semua bagian dari
bagian yang akan di las dicairkan pada waktu yang sama dan lasan akan dingin secara
bersamaan. Ini menghasilkan sedikit masalah dengan tegangan residual. Ini adalah
dasar dari proses pengecoran.
Las termit sering digunakan dalam menyambungkan bagian besi dan baja yang
terlalu besar untuk dibuat dalam satu bagian, seperti rel, rangka truk, rangka lokomotif,
bagian besar laian yang digunakan pada uap, untuk rangka buritan kapal, rangka
kemudi dan lain-lain. Di pabrik baja, las listrik termit dipakai untuk mengganti gigi roda
gigi yang rusak, untuk mengelas leher baru pada rol dan pinion, dan untuk memperbaiki
mata gunting yang rusak.
E. Las gas
Las terbentuk dengan menggunakan api dari sebuah oxy-assitilin atau gas hidrogen
dari tungku lasan selama permukaan permukaan yang akan di las disiapkan. Panas
yang hebat pada kerucut putih api memanaskan permukaan setempat ke titik
penggabungan sementara operator menggerakan alat las untuk mengisi lasan dengan
logam. Sebuah flux digunakan untuk menghilangkan terak. Karena panas pada las gas
rata-rata lamabat, maka las gas digunakan untuk bahan yang tipis.
F. Las Busur listrik
Dalam las busur listrik pekerja mempersiapkan hal yang sama dengan las gas.
Dalam las busur listrik logam pengisi dihasilkan oleh logam elektroda. Operator, dengan
mata dan wajah terlindungi, menyalakan busur listrik dengan menyentuhkan logam kerja
53
Sambungan Las 54
dengan elektroda. Logam dasar yang berada di aliran busur meleleh, membentuk
kawah logam cair, seperti dipaksa keluar dari kawah oleh ledakan dari busur, seperti
diperlihatkan gambar. Sebuah tekanan kecil terbentuk dalam logam dasar dan logam
cair terletak disekeliling penekanan, yang disebut kawah busur. Terak disapu setelah
sambungan dingin.
Gambar 2.1
Las busur tidak memerlukan pemanasan awal logam dan karena suhu busur
sangat tinggi, maka penyatuan logam hanya sekejap mata. Ada dua jenis las busur
berdasarkan jenis elektroda
1. Las busur tanpa pelindung
2. Las busur berpelindung
Ketika sebuah elektroda besar atau batang penambah digunakan untuk
pengelasan, maka itu disebut las busur tanpa pelindung. Dalam hal ini, penyimpanan
logam lasan ketika panas akan menyerap oksigen dan nitrogen dari atmosfer. Ini
menurunkan kekuatan dari logam lasan dan menurunkan keliatan dan ketahanan
terhadap korosi.
Dalam las busur berpelindung digunakan batang pengelasan yang dilapis bahan
padat, terlihat pada gambar. Hasil proyeksi dari pelapisan terpusat pada aliran busur,
yang melindungi butiran logam dari udara dan mencegah penyerapan oksigen dan
nitrogen yang merugikan dalam jumlah besar.
G. Las Tempa
Dalam las tempa, bagian yang akan disambung dipanaskan terlebih dahulu sampai
suhu yang seuai dalam dapur tinggi atau tempa kemudian di pukul dengan palu. Metode
pengelasan ini jarang digunakan sekarang. Sebuah las ketahanan elektrik adalah
contoh las tempa.
Dalam hal ini, bagian yang akan disambung ditekan bersamaan dan sebuah
tegangan listrik dialirkan dari satu bagian ke bagian lain sampai logam dipanaskan ke
temperatur lumer dari sambungan. Prinsip pemakaian panas dan tekanan, secara
bertahap dan terus menurus, dipakai pada proses titik, kampuh, proyeksi dan las
cahaya.
H. Jenis Sambungan Las
Berikut adalah jenis sambungan las
(1) Kampuh berhimpit atau kampuh sudut
(2) Kampuh bilah
I. Kampuh Berhimpit
Kampuh berhimpit atau kampuh sudut dihasilkan dengan menghimpitkan plat dan
mengelas ujung dari plat. Penampang sudut biasanya segitiga. Kampuh sudut dapat
berupa
(a) Kampuh sudut lintang tunggal
(b) Kampuh sudut lintang ganda
(c) Kampuh sudut parallel
Elemen Mesin
Sambungan Las 55
Gambar 2.2
Kampuh sudut diperlihatkan pada gambar. Sebuah kampuh sudut lintang single
memiliki kekurangan pada ujung plat yang tidak di las bentuknya bisa melengkung atau
membengkok.
J. Kampuh bilah
Kampuh bilah diperoleh dengan meletakan ujung plat ke ujung plat lain, seperti
diperlihatkan gambar. Dalam kampuh bilah, ujung plat tidak perlu menyudut jika
ketebalan plat kurang dari 5 mm. dengan kata lain, jika ketebalan plat 5 mm sampai
12,5 mm, ujungnya harus disudutkan ke celah V atau U dan jika plat memiliki ketebalan
di atas 12,5 mm harus dibentuk celah V atau U pada kedua sisi
Gambar 2.3
Kampuh bilah berupa
(a) Kampuh bilah persegi
(b) Kampuh bilah V tunggal
(c) Kampuh bilah U tunggal
(d) Kampuh bilah V tunggal
(e) Kampuh bilah U ganda
Jenis lain dari kampuh lasan adalah kampuh sudut, sambungan ujung dan
sambungan T, diperlihatkan pada gambar.
K. Simbol Dasar dalam Pengelasan
Lambang dasar pada pengelasan berdasar pada IS: 813-1961, diperlihatkan pada
table dibawah:
S.No
Form of
Weld
Sectional Representation and
Symbol
1 Fillet
2
Square
butt
3
Single-V
butt
4
Double-V
butt
5
Single-U
butt
6
Double-U
butt
7
Single
bevel butt
8
Double
bevel
Butt
Elemen Mesin
Sambungan Las 56
9
Single-J
butt
10
Double J
butt
11 Bead
(adge or
seal)
12 Stud
13
Sealing
run
14 Spot
15 Seam
L. Bagian dari Lambang Pengelasan
Sebuah lambang pengelasan terdiri dari delapan unsur.
1. Garis rujukan
2. Panah
3. Lambang dasar pengelasan
4. Ukuran dan data lain
5. Lambang tambahan
6. Lambang pengerjaan akhir
7. Ekor
8. Spesifikasi, Proses dan rujukan lainnya.
M. Lokasi Standar dari bagian lambang pengelasan
Bagian dari lambang pengelasan seharusnya memiliki lokasi standar yang berhubungan
dengan lainnya.
Tanda panah menunjukan lokasi pengelasan, lambang dasar dan ukuran diletakan pada
satu sisi atau kedua sisi garis rujukan. Keterangan symbol diletakan di ekor tanda
panah. Gambar 2.5 menunjukan lokasi standar dari lambang-lambang pengelasan pada
sebuah gambar.
Beberapa contoh dari lambang pengelasan pada sebuah gambar dapat dilihat
pada table berikut ini.
N. Kekuatan sambungan las transverse fillet
Sambungan las transverse fillet direncanakan untuk kekuatan tarik.perhatikan
sebuah sambungan las transverse fillet ganda seperti yang di tunjukan pada gambar 2.6
Untuk menentukan kekuatan sebuah sambungan, diasumsikan bagian dari fillet
sebuah segitiga ABC dengan hypotensus sudut AC besarnya sama dengan jumlah
kedua sudut AB dan AC. Pada gambar 2.7 gambar fillet diperbesar. Panjang masing-
masing sisi disebut juga kaki atau ukuran pengelasan dan jarak tegak lurus dari
hypotenuse berasal dari perpotongan kaki (garis BD) disebut juga throat
thikness(ketebalan leher). Luas minimum area pengelasan diketahui pada throat bd,
yang dihasilkan dari ketebalan leher dan panjang pengelasan.
Jika t= ketebalan plat atau ukuran pengelasan, dan
L = panjang pengelasan.
Dari bangun ruang gambar 2.7
Ketebalan leher, BD = kaki X sin 45
0
=
Elemen Mesin
Sambungan Las 57
Luas minimum pengelasan atau luas leher,
= ketebalan leher x panjang pengelasan
=
Jika f1 = beban tarik yang diijinkan untuk pengelasan besi
Kekuatan tarik dari sambungan fillet tunggal,
P =
Dan kekuatan tarik dari sambungan untuk fillet ganda,

Keterangan : dikarenakan lasan lebih lemah dari pada plat yang disebabkan terak dan
lubang tiupan, karenanya elasan harus diperkuat dengan 10% dari tebal pelat.
O. Kekuatan sambungan las paralel fillet
Sambungan las parallel fillet dibuat untuk tegangan geser.
Kita telah bicarakan dalam pembahasan sebelumnya, luas minimum lasan:
2
l t

Jika fs = tegangan geser yang diijinkan untuk pengelasan logam


Tegangan geser dari sambungan untuk parallel fillet tunggal
s
f
l t
P

2
Dan tegangan geser dari sambungan untuk parallel fillet ganda
s s
f l t f
l t
P

2
2
2
Catatan:
1. Jika ada gabungan sambungan transverse dan parallel fillet seperti diperlihatkan
pada gambar 2.8(b), maka kekuatan dari sambungan didapat dari menjumlahkan
kekuatan dari sambungan transverse dan parallel fillet.
2. Untuk memulai dan menghentikan rigi-rigi las, 12,5 mm harus ditambahkan pada
panjang tiap sambungan yang dihasilkan dari persamaan di tas.
3. Untuk penguatan sambungan fillet, ukuran leher dapat diambil 0,85 t.
a. Kekuatan Sambungan bilah
Sambungan bilah dirancang untuk tarikan dan tekanan. Sebuah sambungan tu,pu V
diperlihatkan gambar 2.9 (a)
Untuk sambungan bilah, panjang kaki atau ukurannya sama dengan ketebalan leher
sama dengan ketebalan plat (t).
Kekuatan tarik dari sambungan bilah
t
f l t P
Dimana l = panjang lasan. Ini sama dengan lebar plat.
Tegangan tarik untuk sambungan bilah V ganda
( )
t
f l t t P +
2 1
Dimana t1= Ketebalan leher pada bagian atas, dan
t2 = ketebalan leher pada bagian bawah.
Sebagai catatan ukuran dari lasan harus lebih dari ketebalan plat, tapi bias lebih tipis.
Table berikut memperlihatkan ukuran lasan minimum yang dianjurkan.
Ketebalan plat dalam
mm
Ukuran las minimum
dalam mm
3-5
6-8
10-16
18-24
26-55
Over 38
3
5
6
10
14
20
Elemen Mesin
Sambungan Las 58
P. Tegangan untuk sambungan las
Tegangan pada sambungan las sulit untuk ditentukan karena variable dan
parameter yang tidak dapat diprediksi seperti homogenitas dari logam lasan, tegangan
thermal dalam lasan, perubahan fisik bahan yang disebabkan laju pendinginan yang
tinggi dan lain-lain. Tegangan dapat dicari dengan asumsi berikut:
1. Beban yang didistribusikan merata sepanjang panjang lasan; dan
2. Tegangan yang tersebar merata di bagian efektif.
Table berikut memperlihatkan tegangan untuk sambungan las untuk menyambung
logam besi dengan elektroda baja menengah dibawah beban konstan dan kelelahan
atau beban terbalik.
Jenis Lasan
Elektroda tak
terbungkus
Elektroda
terbungkus
Beban
konstan
kg/cm
2
Beban
lelah
kg/cm
2
Beban
konstan
kg/cm
2
Beban
lelah
kg/cm
2
1. Sambungan
fillet (semua jenis)
2. Sambungan
bilah
Tarikan
Tekanan
Geseran
790
900
1000
550
210
350
350
210
210
1100
1250
700
350
550
550
350
9.19 Faktor Konsentrasi Tegangan untuk Sambungan Las
Penguatan yang dilengkapi untuk menghasilkan konsentrasi tegangan pada titik temu
sambungan dan logam induk. Ketika bagian diberikan pembebanan kelelahan, faktor
konsentrasi tegangan diberikan pada tabel berikut.
Jenis Sambungan
Faktor
konsentrasi
tegangan
1. Sambungan bilah yang
diperkuat
2. Sambungan transverse fillet
3. Ujung sambungan paralel
fillet
4. Sambungan T tumpu
dengan ujung tajam
1,2
1,5
2,7
2,0
Catatan : Untuk baban statis dan jenis sambungan apapun, faktor konsentrasi tegangan
adalah 1,0.
Jika t = Ketebalan dari plat atau ukuran dari lasan, dan
l = Panjang dari lasan
dari luas bidang pada gambar 2.7
Ketebalan rongga,
2
45 sin
t
Leg BD
o

Minimum area of the weld or throat area,

2
l t
lasan panjang rongga ketebalan


Jika fi = Allowable tensile stress for weld metal
Tensile strength of the joint for single fillet
P i
f
l t

2
And tensile strength of the joint for double fillet,
i i
f l t f
l t
P

2
2
2
Elemen Mesin
Sambungan Las 59

2
l t

Jika fs = Allowable shear stress for the weld metal


Shear strength of joint for single parallel fillet,
s
f
l t
P

2
s s
f l t f
l t
P

2
2
2
Tensile strength for double-V butt joint,
( )
t
f l t t P +
2 1
Dimana t1 = throat thickness at the top
t2 = throat thickness at the bottom
Thickness of plate in
mm
Minimum size of weld in
mm
3 - 5
6 - 8
10 - 16
18 - 24
26 - 55
Over 38
3
5
6
10
14
20
Type of Weld
Bare electrode Covered
electrode
Steady
load
kg/cm
2
Fatigue
load
kg/cm
2
Steady
load
kg/cm
2
Fatigue
load
kg/cm
2
1. Fillet
welds (all
types)
2. Butt
welds
Tension
Compressio
n
Shear
790
900
1.000
550
210
350
350
210
210
1.100
1.250
700
350
550
550
350
Type of Joint
Stress Concentration
Factor
1. Reinforced butt
weld
2. Toe of transverse
fillet weld
3. End of parallel
fillet weld
4. T-butt joint with
sharp corner
1,2
1,5
2,7
2,0
Contoh 1:
Dua buah plat lebar 10 cm dan tebal 1,25 cm disambung dengan sambungan
transverse fillet ganda. Tegangan tarik maksimum tidak boleh lebih dari 700 kg/cm
2
. Cari
panjang pengelasan untuk beban statis dan dinamis.
Diketahui:
Lebar plat,
cm 10 b
Ketebalan plat,
Elemen Mesin
Sambungan Las 60
cm 25 , 1 t
Tegangan geser maksimum,
2
kg/cm 700
t
f
Jawab:
Beban maksimum yang dapat ditahan plat
kg 750 . 8 700 25 , 1 10
Tegangan Luas



t
f t b
P
Panjang dari las untuk beban statis
Jika l = panjang dari las
t = ukuran dari las = ketebalan plat
= 1.25 cm
Gunakan persamaan
cm 07 , 7
700 25 , 1 2
750 . 8
700 25 , 1 2 750 . 8
2



l
l
f l t P
t
Penambahan 1,25 cm untuk awal dan akhir lasan
l = 7,07 + 1,25 = 8,32 cm
Panjang lasan untuk beban dinamis
Dari tabel 2.6, faktor konsentrasi tegangan untuk sambungan fillet transverse adalah 1,5
Tegangan tarik yang diijinkan
2
kg/cm 465
5 , 1
700

t
f
Gunakan persamaan
cm 6 , 10
465 25 , 1 2
750 . 8
465 25 , 1 2 8750
2



l
l
f l t P
t
Penambahan 1,25 cm, l = 10,6 + 1,25 = 11,85 cm
Contoh 2:
(Satuan SI). Sebuah plat lebar 100 mm dan tebal 12,5 mm dilas pada plat lain dengan
las parallel fillet. Plat diberi beban 50 kN. Cari panjang lasan agar tegangan maksimum
tidak lebih dari 56 N/mm
2
. Sambungan berada pada pembebanan statis dan dibawah
pembebanan kelelahan.
Diketahui:
Panjang plat = 100 mm
Tebal plat, t = 12,5 mm
Beban, P = 50 kN = 50 x 10
3
N
Tegangan geser maksimum,
2
N/mm 56
s
f
Jawab:
Gunakan persamaan
mm 5 , 50
56 5 , 12 2
10 50
2
2
2


s
s
f t
P
l
f l t P
Tambahkan 12,5 mm untuk awal dan akhir pengelasan, maka
mm 63 5 , 12 5 , 50 + l
Elemen Mesin
Sambungan Las 61
Panjang Lasan untuk beban kelelahan
Dari tabel 2.6, faktor konsentrasi tegangan untuk sambungan parallel fillet adalah 2,7
Tegangan geser yang diijinkan,
2
N/mm 74 , 20
7 , 2
56

s
f
Gunakan persamaan
mm 4 , 136
74 , 20 5 , 12 2
10 50
2
2

s
f t
P
l
Tambahkan 12,5 mm, kita dapatkan
mm 9 , 148 5 , 12 4 , 136 + l
Contoh 3:
Sebuah plat lebar 7,5 cm dan tebal 1,25 cm digabungkan dengan plat lain dengan las
transverse tunggal dan sebuah lasan parallel fillet diperlihatkan pada gambar 2.10.
Tegangan tarik dan geser maksimum masing-masing 700 kg/cm
2
dan 560 kg/cm
2
. cari
panjang dari tiap parallel fillet jika sambungan dipasang unruk beban kelelahan dan
statis.
Diketahui:
Lebar plat, b = 7,5 cm
Tebal plat, t = 1,25 cm
Tegangan tarik maksimum, ft = 700 kg/cm
2
Tegangan geser maksimum, fs = 560 kg./cm
2
Panjang lasan untuk lasan transverse,
cm 25 , 6 25 , 1 5 , 7
1
l
Jawab:
Panjang tiap parallel fillet untuk pembebanan statis
Beban maksimum yang dapat diterima plat
kg 5 , 562 . 6
700 25 , 1 5 , 7



t
f t b P
Beban yang diterima las transverse tunggal,
kg 5 , 867 . 3
700
2
25 , 6 25 , 1
2
1
1

t
f
l t
P
Dan beban yang diterima las parallel fillet ganda,
kg 989 560 25 , 1 2
2
2 2
2 2
l l
f l t P
s

Beban yang diterima sambungan,


cm 73 , 2
989
5 , 867 . 3 5 , 562 . 6
989 5 , 867 . 3 5 , 562 . 6
2
2
2 1

+
+
l
l
P P P
Tambahkan 1,25 cm, kita dapat
mm 4 atau 98 , 3
25 , 1 73 , 2
2

+ l
Panjang tiap parallel fillet untuk beban kelelahan
Dari tabel 2.6, faktor konsentrasi tegangan untuk lasan transverse 1,6 dan lasan parallel
fillet adalah 2,7.
Tegangan tarik yang diijinkan
2
kg/cm 7 , 466
5 , 1
700

t
f
Tegangan geser yang diijinkan,
Elemen Mesin
Sambungan Las 62
2
kg/cm 4 , 207
7 , 2
560

s
f
Beban yang diterima las transverse tunggal
kg 6 , 578 . 2
7 , 466
2
25 , 6 25 , 1
2
1
1

t
f
l t
P
Dan beban yang diterima las parallel fillet ganda,
kg 6 , 366 4 , 207 25 , 1 2
2
2 2
2 2
l l
f l t P
s

Beban yang diterima sambungan,


cm 88 , 10
6 , 366
6 , 578 . 2 5 , 562 . 6
6 , 366 6 , 578 . 2 5 , 562 . 6
2
2
2 1

+
+
l
l
P P P
Tambahkan 1,25 cm, kita dapat
cm 13 , 12
25 , 1 88 , 10
2

+ l
Q. Beban Axial pada Profil Las Tidak Simetris
Kadang profil tidak simetris seperti profil siku, profil T dan lain-lain. Sambungan pada
ujung flens diberikan beban aksial seperti pada gambar 11. dalam kasus seperti ini,
panjang lasan harus seimbang jumlah momen tahanan pada lasan terhadap sumbu
gravitasi adalah nol.
Jika la = Panjang lasan bagian atas
Lb = Panjang lasan bagian bawah
L = Total panjang lasan = la + lb
P = Gaya aksial
A = Jarak lasan atas dari sumbu gravitasi
B = Jarak lasan bawah dari sumbu gravitasi
S = tahanan yang diberikan lasan per satuan panjang
Momen lasan atas terhadap sumbu gravitasi
a s l
a

Dan momen lasan bawah terhadap sumbu gravitasi
a s l
b

Karena jumlah momen lasan terhadap sumbu gravitasi harus nol, maka
0 b s l a s l
b a
Atau
b l a l
b a

(i)
l = la + lb (ii)
dari persamaan (i) dan (ii), kita dapat
b a
b l
l
b a
b l
l
b
a
+

Contoh 4: Sebuah profil siku 20x15x1 cm dilas pada plat baja dengan las fillet
seperti gambar 2.12. jika profil siku diberikan beban statis 2o T, cari panjang lasan pada
bagian atas dan bawah. Tegangan geser yang diijinkan untuk beban statis diambil 750
kg/cm
2
.
Diketahui:
Tebal dari profil siku atau ukuran lasan,
T = 1 cm
Elemen Mesin
Sambungan Las 63
Beban, P = 20 T = 20.000 kg
Tegangan geser yang diijinkan,
2
kg/cm 750
s
f
Jawab:
Panjang Lasan pada Bagian Atas dan Bawah
Untuk lasan parallel fillet
cm 7 , 37
750 1
000 . 20 2
2
2

s
s
f t
P
l
f
l t
P
Atau la + lb = 37,7 cm
Sekarang kita cari posisi sumbu centroidal
Jika b = jarak sumbu centroidal dari bagian bawah profil siku
( )
cm 14,47 5,53 - 20
cm 53 , 5
15 19
5 , 0 1 15 5 , 9 1 1 20

+
+

a
b
Gunakan persamaan
cm 28 , 27 42 , 10 7 , 37
cm 42 , 10
20
53 , 5 7 , 37

a b
a
l-l l
b a
b l
l
R. Beban Eksentrik pada Sambungan Las
Sebuah beban eksentrik mungkin diberikan pada sambungan las dalam banyak
cara. Tegangan yang terjadi pada sambungan mungkin berbeda jenis atau sama jenis.
Tegangan yang terjadi adalah gabungan dari beberapa jenis tegangan. Ketika tegangan
geser dan bengkok terjadi terus menerus pada sambungan (lihat kasus 1), maka
tegangan maksimum adalah berikut:
Tegangan normal maksimum,
( )
2 2
2
1
4
2
s b
b
maksimum t
f f
f
f + +
Dan Tegangan geser maksimum,
( )
2 2
2
1
4
s b maksimum s
f f f +
Dimana fs = Tegangan Bengkok,
Fs = Tegangan geser
Ketika tegangan adalah sama jenis, maka gabungkan secara vektor (lihat kasus2)
Dua kasus pembebanan eksentris:
Kasus 1
Sebuah sambungan T menerima beban eksentrik P pada jarak e seperti pada gambar
2.13
Jika t = Ukuran lasan
L = Panjang lasan
Sambungan akan menerima tegangan geser langsung dan tegangan bengkok yang
disebabkan oleh momen bending P x e. Kita tahu bahwa
Luas leher,
l t
l t
A
. 2
ganda) fillet lasan (untuk 2
2


Tegangan geser pada lasan,
l t
P
A
P
f
s
. 2

Elemen Mesin
Sambungan Las 64
Modulus logam lasan melalui leher lasan,
2 3
lasan) sisi kedua (untuk 2
6
2
2
2
l t
l t


Tegangan bengkok,
2
2 3
l t
e P
Z
M
f
b

Tegangan geser maksimum


( )
2 2
2
1
4
s b maksimum s
f f f +
Kasus 2
Ketika sebuah sambungan las diberi beban eksentrik seperti pada gambar 2.14, 2 jenis
tegangan terjadi
1. Tegangan geser primer langsung, dan
2. Tegangan geser yang disebabkan momen bengkok
Jika P = Beban eksentrik
e = keeksentrikanjarak perpendikular antara garis aksi dari beban dan pusat gravitasi
(G) dari seksi leher atau fillet,
l = Panjang lasan tunggal, dan
t = ukuran lasan
Tegangan geser primer atau langsung

,
_


2
l t
ggal fillet tun untuk area Luas
2
2
2
leher luas
beban
1
l t
P
tl
P
A
P
f
s
Karena tegangan geser yang terjadi menyebabkan momen bending (M = Pe) pada seksi
manapun adalah sesuai dengan jarak dari G, maka tegangan penyebab Pxe pada titik A
sesuai ke AG (r) dan dengan sudut kanan to AG. Dengan kata lain,
......(i) konstan
2
2

r
f
r
f
s s
Dimana 2 s
f
adalah tegangan geser maksimum pada jarak maksimum dan s
f
adalah
tegangan geser pada jarak r.
Pertimbangan sebuah bagian kecil dari lasan memiliki luas
d
pada jarak r dari G.
Tegangan geser pada bagain kecil ini,

d f
s
Dan momen pada gaya geser terhadap G,
(i) pers. dari
2
2
2
r d
r
f
r d f d
s
s s


Total momen tahanan seluruh area lasan
Elemen Mesin
Sambungan Las 65
G
s
s
s
I
r
f
r d
r
f
r d
r
f
Pe M

2
2
2
2
2
2
2
2
Dimana IG = Momen Inersia polar dari area leher terhadap G.
Tegangan geser yang menyebabkan momen bengkok, tegangan geser sekunder.
G G
s
I
r e P
I
r M
f
2 2
2

Untuk mencari resultan tegangan, tegangan geser primer dan sekunder digabungkan
secara vektor.
Resultan tegangan pada A,
cos 2
2
2
1
2
2
2
1
+ +
s s s s sA
f f f f f
Dimana = sudut antara fs1 dan fs2 dan
2
1
cos
r
r

Catatan: Momen inersia polar untuk luas leher A terhadap G didapat dari teori parallel
axis.
[ ]

,
_

+
1
]
1

+
+
2
2
2
2
2
12
2
12
2
2
x
l
A Ax
Al
A I I
e G
Dimana A = Luas leher =
2
tl
L = Panjang lasan
X = jarak perpendicular antar 2 sumbu paralel.
S. Momen Inersia Polar dari Lasan
Berikut adalah tabel nilai momen inersia polar dari beberapa jenis lasan yang digunakan
untuk beban eksentrik.
Contoh 5. (Satuan SI). Sebuah bracket menerima beban 15 kN pada lasannya
seperti pada gambar 2.15
Carilah ukuran lasan yang dibutuhkan jika tegangan geser yang diijinkan tidak lebih dari
80 N/mm
2
.
Diketahui:
Beban, P = 15 kN = 15.000 N
Tegangan geser yang diijinkan,
Fs = 80 N/mm
2
Panjang lasan, l = 50 mm
Eksentrisitas, e = 125 mm
Jawab:
Ukuran lasan
Tegangan geser primer atau langsung,
2
1
N/mm
212
60 2
000 . 15
2
2
2
t
t l t
P
tl
P
A
P
f
s


Dari tabel 2.8, momen inersia polar lasan terhadap G,
Elemen Mesin
Sambungan Las 66
( )
( )
( )
4
2 2
2 2
mm 000 . 181
mm 80
6
50 80 3 50
6
3
t
b
t
l b l t
I
G

Radus maksimus pengelasan,


mm 7 , 4
625 1600
2
50
2
80
2 2
2

,
_

+
,
_

r
Tegangan geser yang menyebabkan momen bengkok, tegangan geser sekunder,
2
2
2
N/mm
486
000 . 181
47 125 000 . 15
t t
I
r e P
f
G
s

dan
532 , 0
47
25
cos
2
1

r
r

gunakan persamaan
mm 8 , 7 61
61
400 . 6
000 . 390
000 . 390
6400
532 , 0
486 212
2
486 212
80
cos 2
2
2
2 2
2
2
2
1
2
2
2
1

+
,
_

+
,
_

+ +
t
t
t
t t t t
f f f f f
s s s s sA

Contoh 6: Sebuah bracket menerima beban 2.000 kg dilas seperti pada gambar
2.16
Hitung ukuran lasan jika tegangan geser yang bekerja tidak boleh lebih dari 800 kg/cm
2
.
Diketahui:
Beban, P = 2.000 kg
Tegangan geser yang bekerja,
Fs = 800 kg/cm2
Jawab:
Ukuran lasan (t)
Ambil momen di ujung sebelah kiri,
cm 39 , 1
18
25
8 2 5
0 8 5 , 2 2 5

+
+

t
t
t t
t t
x
Eksentrisitas,
cm 61 , 13
39 1 5 10

+ , - e

Momen inersia terhadap sumbu X,
4
2 2
cm 203
4 5 2 8
12
1
t
t t I
XX

+
Momen inersia terhadap sumbu Y,
( )
4
2 2
2
cm 49
39 , 1 8 3 , 1 5 , 2 5 2
12
5
2
t
t t
t
I
YY

+ +


Elemen Mesin
Sambungan Las 67
Momen inersia polar sambungan terhadap G,
4
cm 252 49 203 t t t
I I I
YY XX G
+
+
Radius maksimum lasan
( )
67 , 0
38 , 5
39 , 1 5
r
r
cos
cm 38 , 5 39 , 1 5 4
2
1
2 2
2

r
Tegangan geser primer atau tegangan geser langsung
2
1
kg/cm
6 , 132
8 5 2
000 . 2
8 2
8
2
2
t
t t
t l t
P
t
tl
P
A
P
f
s

+

Tegangan geser yang menyebabkan momen bengkok atau tegangan geser sekunder,
2
2
2
kg/cm
585
252
38 , 5 61 , 13 000 . 2
t t
I
r e P
f
G
s

Gunakan persamaan
mm 8,5 atau cm 85 , 0
725 , 0
725 , 0
000 . 640
600 . 454
600 . 464
000 . 640
67 , 0
585 6 , 132
2
585 6 , 132
800
cos 2
2
2
2 2
2
2
2
1
2
2
2
1

+
,
_

+
,
_

+ +
t
t
t
t t t t
f f f f f
s s s s sA

Elemen Mesin

Anda mungkin juga menyukai