Bab II - Sambungan Ulir
Bab II - Sambungan Ulir
BAB II
SAMBUNGAN ULIR
Suatu ulir dibuat dengan cara membuat alur helix kontinyu di permukaan silindris.
Sambungan ulir umumnya terdiri dari dua elemen mesin, yaitu baut dan mur. Sambungan
ini digunakan pada bangunan mesin yang komponennya diinginkan untuk cepat dapat
disambung atau dilepaskan hubungannya /sambungannya tanpa merusak komponen
penyambung dan yang disambung.
Keuntungan sambungan ulir dibandingkan dengan sambungan lain adalah mudah
dipasang dan dibuka tanpa merusak material yang disambung dan material penyambung,
memiliki kekuatan yang cukup tinggi, dapat digunakan untuk kondisi operasi yang
bervariasi, harganya relatif murah. Sedangkan kelemahan sambungan ini adalah
sambungan dapat longgar sendiri, terutama pada bagian yang bergetar (hal ini dapat
diatasi dengan memasang mur kontra) serta dapat terbentuk konsentrasi tegangan pada
bagian ulir yang rentan terhadap pembebanan.
II-1
BUKU AJAR ELEMEN MESIN I
Jenis ulir terdiri dari ulir Withworth yaitu ulir dengan ukuran dalam satuan inchi.
Ulir Metrik, yaitu ulir dengan ukuran dalam satuan milimeter dan ulir gas yaitu ulir yang
memiliki jumlah ulir lebih banyak per satuan panjangnya dibanding kedua jenis ulir
terdahulu.
Macam-macam baut terdiri dari : (a). baut mur, seperti yang banyak dijumpai (b).
baut silinder yaitu baut berlubang yang digunakan pada sambungan pipa (c). baut kerucut
yaitu baut yang digunakan tanpa mur (d). baut tanpa kepala yaitu baut untuk mendapatkan
bagian permukaan yang rata (e). baut tap yaitu baut yang digunakan untuk penyambungan
yang tidak dapat menggunakan baut-mur. (f). baut jangkar/pondasi/dinding yaitu baut
untuk pemasangan mesin pada lantai atau dinding beton (g). Baut parker kolom yaitu baut
untuk mengikatkan peralatan pada dinding (h). Baut jarak / tiang yaitu baut yang
digunakan untuk memasang dua bagian alat dengan jarak tertentu (i). Baut dada yang
digunakan untuk mengikat tiga pelat dimana pelat yang satu dapat dilepas tanpa
mengganggu sambungan pelat lain (j). Baut kait untuk mengikat salah satu bagian pada
balok profil (k). Baut engsel untuk mendapatkan sambungan yang dapat digerakkan.
Macam-macam mur terdiri dari : (1) Mur yang dinormalisasi, seperti mur yang
biasa ditemui (2). Mur yang tidak dinormalisasi, seperti : (a). Mur kupu-kupu yang mudah
memasang dan melepaskannya. (b) Mur bulat untuk pemakaian mur yang tipis, seperti
penggunaan pada sepeda (c). Mur tukul yang digunakan untuk mur yang besar, seperti
penggunaan pada kapal.
II-2
BUKU AJAR ELEMEN MESIN I
Macam-macam baut pengikat : baut ulir penuh (throught bolt), baut tap (tap bolt),
baut batang (studs bolt), sekrup cap (cap screws), sekrup mesin (machine screws), sekrup
penyetel (set screw).
Pemilihan jenis penyambung dan lokasinya merupakan hal yang penting.
Penyambungan harus dilakukan di daerah yang menerima beban tarik atau beban geser.
Beban lentur pada sambungan harus sangat minimal, karena dapat menyebabkan
pembengkokan, pembebanan lebih pada batang baut atau mudah rusak akibat gaya luar.
Untuk mengurangi tegangan lentur pada sambungan dilakukan dengan cara membuat
ruang (clearance space) atau dengan memakai ring.
Jika P < Q. μ, maka benda diam, jika P = Q. μ , maka benda siap untuk bergerak
dan jika jika P > Q. μ , maka benda bergerak.
h P
α α
2 rm Q
Akibat gaya P dan Q , didapat resultan gaya R, yang tegak lurus terhadap bidang
miring.
P
α
Q
Karena R tegak lurus terhadap bidang miring, maka gaya normal R’ berlawanan
arah dengan R. Sedangkan gaya sejajar bidang miring adalah Px.
Resultan gaya R dan Px tersebut adalah Ro, yang membentuk sudut φ terhadap R.
Kalau digambarkan secara keseluruhan :
II-3
BUKU AJAR ELEMEN MESIN I
P
Dari gambar diatas didapat : tg Q , jika tidak ada gesekan. Sedangkan jika
ada gesekan arah R akan berubah menjadi Ro, yang membentuk sudut φ terhadap R. Jadi
dangan menarik garis sejajar dari potongan PR dan R o ke garis Q, didapat Q o. Jadi setelah
gesekan terjadi kesetimbangan antara P, Qo dan Ro. Gaya resultan Ro akan tetap besarnya
selama φ dan α tidak berubah.
Karena α = tetap = kemiringan ulir, φ = tetap = koefisien gesek, jadi :
P
tg tetap
Qo
atau :
P
tg tg
Qo
Alat Pengunci :
1. Mur pengunci (lock nut)
2. Mur castle
3. Mur potong (sawn nut)
4. Pen, ring
5. Pin pengunci
6. Plat pengunci
Mur Lingkaran
Mur Flens dan Mur Tutup
II-5
BUKU AJAR ELEMEN MESIN I
2
dp dc
=
4 2
dimana : dp = diameter pitch
dc = diameter inti
Tegangan geser puntir yang disebabkan oleh tahanan gesek ulir selama penguncian
ditentukan melalui persamaan :
T p
J r
T T dc
p .r .
J . dc 2
4
32
16.T
p
.dc 3
II-6
BUKU AJAR ELEMEN MESIN I
1. Tegangan Tarik
Baut dan ulir biasanya menerima beban dalam arah sumbu baut, yang menyebabkan
tegangan tarik pada baut. Tegangan tarik tersebut adalah :
Ft dc 2 . t
4
1/ 2
4.Ft
dc
. t
Jika beban eksternal terjadi pada beberapa baut, maka :
Ft dc 2 . t .n
4
2. Tegangan Geser
Kadang baut digunakan untuk mencegah gerak relatif dari dua atau lebih komponen,
seperti pada kasus kopling flens. Oleh karena itu tegangan geser dapat terjadi pada baut.
2
Fg d . g .n
4
1/ 2
4.Fg
d
. g .n
dimana : Fg = Gaya geser yang terjadi pada baut
d = diameter mayor baut
n = jumlah baut.
Jika baut menerima beban tarik dan geser seperti baut kopling atau baut bantalan, maka
diameter batang baut ditentukan berdasarkan gaya geser dan bagian yang diulir
berdasarkan gaya tarik.
Tegangan geser maksimum :
2
g max g
2
t
2
Tegangan tarik maksimum :
2
t max t g t
2
2 2
II-7
BUKU AJAR ELEMEN MESIN I
3. Springiness (elastic yielding relative) baut dan komponen yang disambung. Apabila
komponen yang disambung lebih elastis dari baut (seperti gasket lunak), maka
resultan beban pada baut sama dengan jumlah tarikan awal dan gaya luar. Sebaliknya
jika baut lebih elastis, resultan beban baut adalah nilai terbesar dari tarikan awal atau
gaya luar.
Beban ditentukan dengan persamaan :
a
FR F1 F2
1 a
dimana : FR = Resultan beban
F1 = Tarikan awal
F2 = Gaya luar
a = Perbandingan elastisitas komponen yang disambung dan baut
(Tabel).
Contoh :
1. Tentukan gaya tarik yang aman untuk baut M30, yang terbuat dari bahan dengan
tegangan tarik izin 420 kg/cm2 , apabila baut tersebut tidak mengalami tegangan
tarik awal.
Diket : Ukuran baut : M30, maka diameter nominal baut : d =30 mm, dc =
25,706 mm.
t =420 kg/cm2
Tanya : Ft
Solusi : Ft = t . As
Dari tabel untuk M30, As = 561 mm2 = 5,61 cm2
2. Dua komponen mesin dihubungkan dengan rapat menggunakan baut tap 24 mm.
Tentukan tegangan pengikatan (set-up) pada baut tersebut akibat gaya tarik awal.
Beban pada masing-masing komponen diabaikan.
Diket : diameter baut : d= 24 mm
Tanya : tegangan set up pada baut
Solusi : dari tabel untuk diameter : d = 24 mm, diameter minornya dc = 20,32 mm
= 2, 032 cm.
Gaya tarik awal pada baut : F = 284. d , kg
F = 284 . 24 , kg
F = 6816 kg
Tegangan set up pada baut :
F dc 2 t
4
4.F 4.6816
t 2100 kg / cm 2
dc 2
2,302 2
II-8
BUKU AJAR ELEMEN MESIN I
II-9