12 FLY-ASH STABILIZATION
Tanah merupakan dasar dari suatu konstruksi bangunan sipil yang menerima dan
menahan beban dari suatu struktur di atasnya. Pada tanah lunak terdapat dua masalah pokok.
Pertama, masalah daya dukung tanah yang rendah. Kedua, masalah penurunan yang besar. Sifat
tanah lunak yang lain, yang juga kurang menguntungkan adalah mempunyai kadar air yang
tinggi. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan upaya perbaikan tanah melalui usaha stabilisasi
tanah Fly ash merupakan satu bahan tambah (additive) yang cukup populer saat ini untuk
digunakan sebagai pengganti sebagian semen dalam campuran beton dan sebagai bahan untuk
stabilisasi tanah ekspansif.
Pemanfaatan fly ash lebih mudah dari pada bottom ash karena fly ash ukurannya sudah
relatif kecil, sedangkan untuk bottom ash yang masih dalam bentuk bongkahan maka harus
mengalami perlakukan pengecilan ukuran (size reduction treatment) sebelum dimanfaatkan lebih
lanjut. Selain itu bottom ash yang masih mengandung kalori masih dapat digunakan kembali
sebagai bahan bakar, sehingga penggunaan fly ash untuk stabilisasi lebih mudah dan lebih
melestarikan lingkungan karena bottom ash masih dapat digunakan kembali. Limbah abu
batubara yang relative besar seperti fly ash menimbulkan dampak pencemaran yang cukup
berbahaya. Sehingga perlu dipikirkan alternative pemecahan permasalahan pencemaran ini, salah
satunya digunakan untuk stabilisasi tanah.
Oleh karena itu, kapur-fly-ash campuran dapat digunakan untuk menstabilkan pangkalan
dan sub-pangkalan jalan raya. Campuran yang efektif bisa jadi disiapkan dengan 10 sampai 35%
abu terbang dan 2 sampai 10% kapur. Campuran tanah-kapur-fly-ash dipadatkan dalam kondisi
terkontrol, dengan jumlah kelembaban yang tepat agar lapisan tanah stabil. Jenis fly ash tertentu,
disebut fly ash “Tipe C”, diperoleh dari pembakaran batubara terutama dari Amerika Serikat
bagian barat. Jenis fly ash ini mengandung cukup banyak kapur bebas (hingga sekitar 25%),
dengan penambahan air akan bereaksi dengan senyawa abu terbang lainnya untuk membentuk
produk yang mengandung semen.
B. Pengelompokan :
Penggolongan fly ash pada umumnya dilakukan dengan memperhatikan kadar senyawa
kimiawi (SiO2 + Al2O3 + Fe2O3), kadar CaO (high calcium dan low calcium), dan kadar
karbon (high carbon dan low carbon).
Kandungan karbon berpengaruh pada Loss on Ignition, yang ditetapkan LOI tidak boleh
lebih dari 6% (fly ash kelas F dan C) atau 10 % (fly ash kelas N)
Canadian Standard CSA A-23.5 mengatur kadar CaO dalam fly ash yang diperbolehkan
dan pengklasifikasiannya yaitu :
Type F memiliki kadar CaO < 8%
Type CI memiliki kadar CaO 8-20%
Type CH memiliki kadar CaO > 20%
C. Pertimbangan Penggunaan
Penggunaan fly ash dalam berbagai kebutuhan konstruksi didasari oleh pertimbangan :
Teknis (manfaat yang diperoleh dari sifat dan properti/karakter material fly ash)
Lingkungan (memanfaatkan limbah untuk kepentingan yang berguna)
Ekonomi (menghasilkan beton yang lebih murah)
Beberapa keberatan atas pemakaian fly ash, selain karena faktor teknis yang memunculkan efek
merugikan, adalah karena faktor pengaruh kandungan bahan berbahaya dalam fly ash.