Anda di halaman 1dari 44

Konsep Dan Proses Terjadinya Gangguan Jiwa Dalam

Perspektif Keperawatan
SUBHANNUR RAHMAN, Ners.,M.Kep
Tujuan Pembelajaran
1. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
konsep dan proses terjadinya gangguan jiwa dalam
perspektif keperawatan
2. Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan
konsep stress sampai dengan psikofisiologi stress
dalam perspektif keperawatan jiwa
TOPIK 1

Konsep Dan Proses


Terjadinya Gangguan Jiwa
Pengertian
Kesehatan Jiwa adalah kondisi dimana seorang
individu dapat berkembang secara fisik, mental,
spiritual, dan sosial sehingga individu tersebut
menyadari kemampuan sendiri, dapat
mengatasi tekanan, dapat bekerja secara
produktif, dan mampu memberikan kontribusi
untuk komunitasnya (PMK, No.54, Tahun 2017).
Kriteria Sehat Jiwa
Bersikap positif terhadap diri sendiri

Mampu tumbuh, berkembang & mencapai aktualisasi


diri

Mampu mengatasi stres atau perubahan pada dirinya

Bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan


yang diambil

Mempunyai persepsi yang realistis dan menghargai


perasaan serta sikap orang lain

Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan


Rentang Sehat Sakit Jiwa
Respon Adaptif Respon Maladaptif
Sehat Jiwa Masalah Psikososial Gangguan Jiwa
• Pikiran Logis • Pikiran kadang • Waham
menyimpang
• Persepsi akurat • Ilusi • Halusinasi
• Emosi Konsisten • Reaksi emosional • Ketidakmampuan
mengendalikan
emosi
• Perilaku Sesuai • Perilaku kadang • Perilaku kacau
tidak sesuai
• Hubungan sosial • Menarik diri • Isolasi sosial
mememuaskan
Definisi Gangguan Jiwa
Orang yang mengalami gangguan dalam pikiran,
perilaku, dan perasaan yang termanifestasikan
dalam bentuk sekumpulan gejala dan atau
perubahan perilaku yang bermakna, serta dapat
menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam
menjalankan fungsi orang sebagai manusia (UU
No.18 Tahun 2014).
Model Adaptasi Stress
• Model ini pertama kali dikembangkan oleh Gail Stuart
pada tahun 1983.
• Fakta menunjukkan bahwa banyak pasien mengalami
gangguan jiwa karena kegagalan beradaptasi.
• Keperawatan kesehatan jiwa menggunakan model
stres adaptasi dalam mengidentifkasi penyimpangan
perilaku.
• Model ini mengidentifkasi sehat sakit sebagai
hasil berbagai karakteristik individu yang berinteraksi
dengan faktor lingkungan.
Pengkajian Model Stres Adaptasi
(Stuart dan Laraia, 2005)
Lanjutan
Faktor Predisposisi

• Faktor predisposisi adalah faktor risiko yang menjadi


sumber terjadinya stres yang memengaruhi tipe dan
sumber dari individu untuk menghadapi stres baik
yang biologis, psikososial, dan sosiokultural.
• Secara bersama-sama, faktor ini akan mempengaruhi
seseorang dalam memberikan arti dan nilai terhadap
stres pengalaman stres yang dialaminya
Lanjutan
• Biologi: latar belakang genetik, penyakit infeksi, penyakit
kronis, kecacatan, adanya kelainan struktur atau fungsi
otak, kondisi penyakit fisik, pernah jatuh atau trauma
kepala, epilepsy dan meningitis.
• Psikologis: pola asuh, perceraian atau perpisahan,
kehilangan orang atau sesuatu yang sangat berarti,
pengalaman masa lalu, konsep diri, motivasi,
kegagalan yang berulang,hubungan yg tidak harmonis.
• Sosiokultural: usia, gender, pendidikan, pendapatan,
posisi sosial, latar belakang budaya, keyakinan, afiliasi
politik, pengalaman sosial, dan tingkatan sosial.
Lanjutan…
Faktor Presipitasi

• Faktor presipitasi adalah stimulus yang bersifat mengancam


individu baik bersifat biologis, psikologis, dan sosiokultural
• Bisa berasal dari lingkungan eksternal maupun lingkungan
internal manusia.
• Waktu yang juga memengaruhi terjadinya stres, yaitu berapa
lama terpapar dan berapa frekuensi terjadinya stres.
• Jumlah stressor yang dialami individu dalam masa tertentu,
terutama apabila terjadi beberapa kali dalam waktu yang
berdekatan
Lanjutan
Adapun faktor presipitasi yang sering terjadi adalah sebagai berikut :
1. Peristiwa kehidupan yang menimbulkan stres (stressful)
•Melalui kegiatan sosial : krisis keluarga, pekerjaan, kesehatan
dan finansial serta komunitas
•Melalui lahan social : pengenalan orang baru kedalam
lingkungan atau kehidupan social individu dan kepergian atau
kehilangan orang yang berarti dari kehidupan social seseorang
•Melalui keinginan social : sesuatu yg diinginkan seperti
pernikahan, pertunangan atau sesuatu yg tidak diinginkan
seperti kematian, masalah finansial, dipecat dan perceraian
Lanjutan
2. Ketegangan dan kesulitan hidup
• Stresor yg dialami setiap hari seperti ketegangan
dalam keluarga, ketidakpuasan terhadap pekerjaan
dan kesepian dapat mempengaruhi suasana hati
dan kesehatan seseorang
• Contoh : konflik perkawinan, keuangan rumah
tangga, ketidakpuasaan dengan tugas dan
pekerjaan
Lanjutan…
Penilaian Terhadap Stresor

• Penilaian terhadap stresor meliputi penentuan arti dan


pemahaman terhadap pengaruh situasi yang penuh
dengan stres bagi individu.
• Penilaian terhadap stresor ini meliputi :
 Respons kognitif
 Respon afektif
 Respon fisiologis
 Respon perilaku
 Respons sosial.
Lanjutan…
Respons kognitif
• Faktor kognitif memainkan peran sentral dalam
adaptasi.
• Terdapat tiga respon kognitif terhadap stres yaitu
kehilangan/bahaya, ancaman, dan tantangan.
• Persepsi tentang tantangan berperan penting pada
pola koping yang digunakan, beban psikologis dan
ketahanan terhadap stress.
• Bila seseorang mampu bertahan terhadap stressor
maka ia tidak mudah sakit
Lanjutan
Respons afektif
• Respons afektif adalah respon perasaan atau emosi
yang muncul terhadap stresor
• Seperti halnya perasaan gembira, sedih, takut, marah
,menerima, tidak percaya, ansipasi dan kaget atau
takjub.
• Contoh : Apabila emosi berlangsung lama dapat
diklasifikasikan sebagai suasana hati, namun apabila
berlangsung lebih lama lagi dapat dipandang sebagai
sikap (pesimis, menarik diri, bersikap pasif)
Lanjutan
Respons fisiologis

• Respons fsiologis merefleksikan interaksi beberapa


neuroendokrin yang meliputi hormone dan
neurotransmiter lain yang ada di otak.
• Respons fisiologis melawan atau menghindar.
• Sebagai tambahan, stres dapat memengaruhi sistem
imun dan memengaruhi kemampuan seseorang
untuk melawan penyakit.
Lanjutan
Respons perilaku
• Respons perilaku hasil dari respons emosional dan
fisiologis terhadap stresor
• 4 fase respon perilaku :
1. Merubah stressor atau menghindari stressor,
2. Merubah stressor kemudian melihat hasilnya,
3. Menggunaka perilaku intrapsikis dlm mempertahankan
suasana emosi
4. Menggunakan perilaku intrapsikis dlm memahami
kejadian melalui penyesuaian diri
Lanjutan
Respons sosial
Respons ini didasarkan pada tiga aktivitas yaitu
• Mencari arti : Mencari informasi atau penyebab tentang
masalah mereka
• Atribusi social : Mengidentifikasi faktor2 apa saja yg
berkontribusi pada situasi atau masalah yang dialami,
termasuk melihat hambatan dalam penggunaan koping
yg tepat
• Perbandingan social : Membandingkan keterampilan
dan kapasitas dgn orang lain yg mempunyai masalah yg
sama
Lanjutan
Sumber Koping
Sumber koping meliputi aset ekonomi,
kemampuan dan keterampilan, teknik
pertahanan, dukungan sosial, serta
motivasi.
Lanjutan…
Mekanisme Koping
Koping mekanisme adalah suatu usaha langsung dalam manajemen
stres. Ada tiga tipe mekanisme koping, yaitu sebagai berikut :
1. Mekanisme koping problem focus
Mekanisme ini terdiri atas tugas dan usaha langsung untuk meng
atasi ancaman diri. Contoh: negosiasi, konfrontasi, dan
mencari nasihat.
2. Mekanisme koping cognitively focus
Mekanisme ini berupa seseorang dapat mengontrol masalah dan
menetralisasinya. Contoh: perbandingan positif, selective
ignorance, substitution of reward, dan devaluation of desired
objects.
Lanjutan
3. Mekanisme koping emotion focus
Pasien menyesuaikan diri terhadap distres emosional
secara tidak berlebihan. Contoh: menggunakan
mekanisme pertahanan ego seperti denial, supresi,
atau proyeksi.
Lanjutan…
Mekanisme Koping Dapat Bersifat Konstruktif
Dan Destruktif
1. Mekanisme konstruktif
Terjadi ketika kecemasan diperlakukan sebagai
sinyal peringatan dan individu menerima sebagai
tantangan untuk menyelesaikan masalah.
2. Mekanisme koping destruktif
Menghindari kecemasan tanpa menyelasaikan
konflik.
Lanjutan…
Menurut Struat dan Sundeen (2000), rentang respon mekanisme koping
dapat digambarkan sebagai berikut :

Adaptif Maladaftif
1. Dapat menceritkan 1. Merasa tidak mampu
secara verbal tentang menyelesaikan masalah
perasaanya secara efektif
2. Mengembangkan 2. Tidak mampu
tujuan realitas menyelesaikan masalah
3. Dapat mengidentifikasi secara efektif
sumber koping 3. Perasaan lemas, takut,
4. Dapat menimbulkan marah, iritable, tegang,
mekanisme koping yang gangguan fisiologis
efektif adanya stres kehidupan
5. Mengindetifikasi 4. Tidak mampu memenuhi
alternatif strategi kebutuhan dasar
6. Memilih strategi yang tepat
7. Menerima dukungan
TOPIK 2

Konsep Stress
PENGERTIAN
Stres adalah :
• Reaksi fisik, mental, dan kimiawi dari tubuh terhadap
situasi yang menakutkan, mengejutkan, membingungkan,
membahayakan dan merisaukan seseorang (adanya tuntuntan/
tekanan atasnya).
• Dampak stres tidak hanya mengenai fungsi organ tubuh/fisik
saja, tapi juga akan berdampak kepada masalah kejiawaan
seperti cemas atau depresi.
• Contoh : bagaimana respon tubuh seseorang manakala yang
bersangkutan mengalami beban pekerjaan yang berlebihan
Model Stress Berdasarkan Stimulus, Respon Dan
Transaksional

1. Model Stress Berdasarkan Stimulus


• Dalam model ini menganggap stres sebagai ciri-ciri dari stimulus
lingkungan yg dalam beberapa hal dianggap mengganggu atau
merusak
• Jika stresor/ beban yang dihasilkan oleh stress yang diberikan
berada pada batas toleransi seseorang akan kembali ke kondisi
semula, tetapi jika stresor/ beban yang dihasilkan melampui
batas toleransi maka kerusakan akan terjadi.
• Stressor eksternal menimbulkan stress dalam diri individu.
Lanjutan…
2. Model Stress Berdasarkan Respon
• Stress sebagai suatu respon individu terhadap stresor yang diterima
• Stres sebagai respon non spesifik yang timbul terhadap tuntutan lingkungan,
respon umum ini terbagi menjadi 3 fase :
• Fase Alarm : respon siaga (Fight or Flight). Pada fase ini badan menemui
tantangan yang diberikan oleh penyebab stress yang disampaikan melalui
pesan biokimia kepada semua sistem tubuh.
1.Pernapasan meningkat
2.Tekanan darah naik
3.Pupil membesar & ketegangan otot naik.
• Jika penyebab stres terus aktif, akan beralih ke tahap perlawanan.
Lanjutan…

Fase perlawanan :
• Di fase ini terdapat pelawanan fisiologis untuk mengatasi
stres mencapai kapasitas penuh, perlawanan melalui
mekanisme diri & strategi mengatasi stres
• Manifestasi individu sering lebih mudah sakit selama
periode stress,keletihan,ketakutan,ketegangan
Lanjutan…
Fase Keletihan :
• Perlawanan terhadap stres yang berkepanjangan mulai
menurun, sistem kekebalan tubuh berkurang dan penya
kit yang serius mulai timbul pada saat kondisi menurun.
• Hal ini terjadi bila fungsi fisik dan psikologis seseorang
telah sangat lemah sebagai kerusakan selama fase
perlawanan.
Lanjutan…
3. Model Stress Berdasarkan Transaksional
• Pendekatan ini mengacu pada interaksi yang timbul
antara manusia dan lingkungan yang melibatkan proses
penilaian kognitif yang menjadi mediatornya.
• Bahwa kita tidak dapat memprediksi penampilan
seseorang hanya dengan mengenali stimulusnya,
individu bervariasi dalam menyesuaikan diri dengan
lingkungannya yaitu dengan melakukan koping terhadap
berbagai tuntutan.
Lanjutan…
Tiga tahap mengukur potensial yang mengandung stress :
1. Pengukuran primer : menggali persepsi individu terhadap
masalah yang menimpanya.
2. Pengukuran sekunder : mengkaji kemampuan seseorang
atau sumber-sumber tersedia diarahkan untuk mengatasi
masalah
3. Pengukuran tersier : berfokus pada perkiraan keefektifan
perilaku koping dalam mengurangi dan menghadapi
ancaman.
Psikofisiologi Stress
Penyebab Stress dan Stressor Psikososial

1. Stresor psikososial adalah setiap keadaan atau


peristiwa yang menyebabkan perubahan dalam
kehidupan seseorang (anak,remaja, dewasa),
sehingga orang itu terpaksa mengadakan
adaptasi atau menanggulangi stressor yang timbul.
2. Tidak mampu mengadakan adaptasi dan mampu
menangulanginya akan timbul keluhan-keluhan
kejiwaan antara lain depresi.
Lanjutan…
Penyebab atau Jenis Stressor Psikososial

1. Perkawinan
• Pertengkaran
• Perpisahan
• Perceraian
• Kematian salah satu pasangan
• Ketidaksetiaan
Stressor perkawinan ini dapat menyebabkan seseorang jatuh dalam
depresi dan kecemasan.
Lanjutan…
2. Problem Orang Tua
• Tidak punya anak
• Kebanyakan anak
• Kenakalan anak
• Anak sakit
• Hubungan yang tidak baik dengan mertua, ipar, besan

Permasalahan tersebut diatas merupakan sumber stres yang pada


gilirannya seseorang dapat jatuh dalam depresi dan kecemasan.
Lanjutan
3. Hubungan interpersonal
4. Pekerjaan dan lingkungan hidup
5. Keuangan dan hukum
6. Perkembangan dan penyakit fisik atau cidera
7. Faktor keluarga dan bencana alam, kebakaran, perkosa
an, kehamilan diluar nikah
Semua hal diatas (stresor psikososial) berdampak menimb
ulkan depresi dan kecemasan.
Tahapan Stress
Stress Tahap 1
1. Semangat Besar
2. Penglihatan tajam tidak sebagaimana mestinya
3. Energi dan gugup berlebihan, kemampuan
menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya.
4. Tahapan ini biasanya menyenangkan dan tanpa disadari
bahwa sebenarnya cadangan energinya sedang menipis
.
Lanjutan…
Stress Tahap 2
1. Merasa letih sewaktu bangun pagi
2. Merasa lelah sesudah makan siang
3. Merasa lelah menjelang sore ini
4. Terkadang gangguan dalam sistem pencernaan ( gangguan usus,
perut kembung), kadang-kadang pula jantung berdebar-debar
5. Perasaan tegang pada otot-otot punggung dan tengkuk (belakang
leher)
6. Perasaan tidak bisa santai
Lanjutan…
Stress Tahap III
1. Gangguan usus lebih terasa (sakit perut, mulai, sering ingin kebelakang)
2. Otot-otot terasa lebih tegang
3. Perasaan tegang yang semakin meningkat
4. Gangguan tidur (sukar tidur, sering terbangun malam dan sukar tidur kembali,
atau bangun terlalu pagi)
5. Badan terasa oyong, rasa-rasa mau pingsan (tidak sampai jatuh pingsan)
6. Pada tahapan ini penderita sudah harus berkonsultasi pada dokter, kecuali
stresor dikurangi dan tubuh mendapat kesempatan untuk beristirahat atau
relaksasi, guna memulihkan suplai energi.
Lanjutan…
Stress Tahap IV
Tahapan ini sudah menunjukkan keadaan yang lebih buruk :
1. Untuk bisa bertahan sepanjang hari terasa sangat sulit
2. Kegiatan-kegiatan yang semula menyenangkan kini terasa sulit
3. Kehilangan kemampuan untuk menanggapi situasi, pergaulan sosial dan
kegiatan2 rutin lainnya terasa berat
4. Tidur semakin sukar, mimpi-mimpi menegangkan dan seringkali terbangun dini
hari
5. Perasaan negativistik
6. Kemampuan berkonsentrasi menurun tajam
7. Perasaan takut yang tidak dapat dijelaskan, tidak mengerti mengapa
Lanjutan…
Stress Tingkat V
1. Keletihan yang mendalam
2. Untuk pekerjaan-pekerjaan yang sederhana saja terasa
kurang mampu
3. Gangguan sistem pencernaan (sakit mag atau usus)
lebih sering, sukar buang air besar atau sebaliknya
feces cair dan sering ke belakang
4. Perasaan takut yang semakin menjadi, mirip panik.
Lanjutan…
Stress Tingkat VI
1. Debar jantung terasa amat keras, hal ini disebabkan zat
adrenalin yang dikeluarkan, karena stress tersebut
cukup tinggi dalam peredaran darah
2. Nafas sesak, megap-megap
3. Badan gemetar, tubuh dingin, keringat bercucuran
4. Tenaga untuk hal-hal yang ringan sekalipun tidak kuasa
lagi, pingsan atau collaps
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai