Anda di halaman 1dari 2

Distribusi Frekuensi Dan Persentase Berdasarkan Karakteristik Responden Diruangan

ICU

Observasi yang dilakukan penelitian ini didapatkan saturasi oksigen pada skor 88% hasil
pola pernafasan takipneu pasien gelisah, RR lebih dari 35 x/mnt terdengar bunyi napas
ronchi dengan penyakit SH, peb=nurunan kesadaran pneumonia dan ada indikasi dilakukan
Tindakan penghisapan lendir endotrakeal tube (ETT). Hasil penelitian diperoleh dari
pengaruh pemenuhan kebutuhan oksigen yang diberikan melalui catheter month akan lebih
efektif jika penggunaannya bertujuan untuk mengurangi maupun mencegah terjadinya
penurunan saturasi oksigen .

Hasil Karakteristik responden pada penelitian dibagi menjadi jenis kelamin, presuction
kondisi pasien baik, presuction kondisi pasien kurang baik, postsuction dengan kondisi
pasien baik dan postsuction dengan kondisi pasien kurang baik. Pada jenis kelamin pasien
yang paling banyak terpasang endotrakeal tube (ETT) adalah jenis kelamin laki-laki 12
responden (60%). Presuction, kondisi pasien dengan kondisi baik sebanyak 2 responden
(10%) dan kondisi pasien kurang baik sebanyak 18 responden (90%). Postsuction, kondisi
pasien kurang baik sebanyak 17 pasien responden (85%) dan konsidi pasien kurang baik
sebanyak 3 responden (15%).

Hasil penelitian ini menyatakan bahwa nilai kadar saturasi oksigen sesudah dilakukan
Tindakan penghisapan lender endotrakeal tube (ETT) dengan saturasi oksigen pada
presuction : 79-85 dengan mean 86,5. Nilai saturasi oksigen pada postsuction adalah 84-
100 dengan mean 95,85. Hasil nilai mean saturasi oksigen pre dan post suction adalah
meningkat dari 86,5 menjadi 95,85 maka ditarik kesimpulan terdapat pengaruh sebelum dan
sesudah Tindakan suction terd=hadap nilai saturasi oksigen (p < 0,005). Terdapat pengaruh
Tindakan penghisapan lender endotrakeal tube (ETT) terhadap kadar saturasi oksigen pada
pasien yang dirawat di Ruang ICU GRANMED HOSPITAL.

Efek Penyedotan Endotrakeal pada Pertukaran Gas Pasien dengan Gagal Pernapasan
Akut dengan Ventilasi tekanan terkontrol dan volume terkontrol

Ventilasi mekanis membantu atau menggantikan pernapasan spontan. Pada umumnya


ventilasi mekanis harus selalu diperhatikan bila ada tanda klinis atau laboratorium bahwa
pasien tidak dapat mempertahankan jalan napas paten. Oksigenasi atau ventilasi yang
memadai suction pada endotrakeal adalah prosedur yang sering dilakukan untuk pasien
dengan gagal napas akut dengan ventilasi mekanis. Penelitian ini dilakukan untuk
mengevaluasi pengaruh prosedur suction endotrakeal terbuka terhadap pertukaran gas dan
mekanisme pernapasan pada pasien gagal napas akut dengan mede PCV atau VCV.
Terdapat 96 pasien mengalami gagal napas akut diberikan intervensi pengisapan
endotrakeal terbuka dan terdapat hasil yang variasi pada mekanisme pernapasan dan
pertukaran gas.

Mode PVC didapatkan hasil penurunan volume tidal sebesar 30% pada 1 menit dan 27,8%
pada 10 menit. Kolaps alveolar dalam mode PVC dapat menyebabkan peningkatan
resistensi pernapasan Ketika tekanan inspirasi distabilkan pada titik tetap, sehingga
menyebabkan volume tidak berkurang. Pada Awal crs menurun sebesar 29,6% dan 28,5%
masing-masing pada 1 menit dan 10 menit setelah suction dalam mode PVC. Penyebab
utama kolaps alveolar, volume paru dan penurunan lung compience akibat dari efek suction.
PaO2 meningkat 6,4% dan 10,2% pada 3 menit dan 10 menit dalam mode PCV, sementara
peningkatan 18,9% dan peningkatan 30,6% dari awal paO2 di amati dalam mode VCV.

Selama pemberian ventilasi mekanis, retensi mucus pada jalan napas menyebabkan
peningkatan resistensi saluran napas, dimanifestasikan sebagai peningkatan tekanan
saluran napas. Namun, peneliti menemukan tidak adanya penurunan tekanan jalan nafas
yang signifikan setelah penyedotan di bawah Mode VCV. Penjelasan yang mungkin bisa
terjadi, pada umunya kedalaman penyisipan tabung hisap hanya bisa memasuki karina dan
bronkus untuk mengeluarkan lendir secara efektif dari jalan nafas proksimal, sedangkan
faktor utama yang mempengaruhi resistensi jalan nafas adalah bronkus kecil daripada
carina dan bronkus. Dapat disimpulkan bahwa penelitian ini memberikan gambaran yang
komprehensif dan bukti yang dapat dipercaya bahwa penyedotan endotrakeal pada pasien
gagal napas dengan ventilasi mekanis dapat merusak pertukaran gas dan mekanisme
pernapasan.

Anda mungkin juga menyukai