ACCT6336
Accounting Theory
Week ke - 1
1. Peserta diharapkan mampu menjelaskan tujuan teori akuntansi yang disajikan dari waktu
ke waktu.
2. Peserta diharapkan mampu menentukan teori dan pendekatan yang digunakan dalam teori
akuntansi dan menjelaskan bagaimana teori itu dibangun.
OUTLINE MATERI :
2. Teori Pragmatis
4. Teori Normatif
5. Teori Positif
6. Perspektif Berbeda
Apa itu teori? Arti kata teori digunakan dalam berbagai cara, Hendriksen memberikan
definisi dari teori dalam kaitannya dengan teori akuntasi adalah:
• Suatu kesatuan yang saling terkait dari hipotesa, konsep, dan prinsip-prinsip pragmatis yang
membentuk suatu acuan kerangka umum bagi suatu yang dibutuhkan.
• Seperangkat prinsip-prinsip yang luas yang;
(1) memberikan kerangka acuan umum tentang praktik akuntansi yang dapat dievaluasi
(2) panduan pengembangan praktek dan prosedur baru.
Dari definisi di atas sehubungan dengan pengertian teori akuntansi dapat dikatakan bahwa tujuan
utama teori akuntansi akan memberikan seperangkat prinsip yang koheren yang secara logis
berfungsi sebagai kerangka acuan untuk mengevaluasi dan mengembangkan praktek-praktek
akuntansi
Suatu hal yang penting untuk dipahami adalah teori akuntansi tidak dipisahkan dari
realitas. Teori akuntansi merupakan suatu konsep yang modern bilamana dibandingkan dengan
teori-teori matematika atau fisika. Akuntansi telah berkembang sebagai suatu alat untuk mencatat
kegiatan atau transaksi. Bahkan catatan/risalah dari Pacioli atas double entry accounting adalah
mengenai pendokumentasian atas proses yang terlibat, bukan menerangkan mengenai pedoman
yang mendasari dari metode pendokumentasian tersebut. Akuntansi merupakan suatu instrument
Pre-theory
• Sebelum system double-entry diformalkan pada tahun 1400-an, sangat sedikit teori akuntansi
yang tertulis. Selama periode pengembangan dari sisten ‘double entry’, penekanan utama
yang melandasi terbentuk system ‘doubly entry’ adalah praktik akuntasi yang ada. Kemudian
Pragmatic Accounting
• Dalam periode 1800-1955 sering disebut sebagai ‘periode keilmuan umum/general scientific
period”, di mana selama periode tersebut, kebanyakan teori dikembangkan dalam rangka
memberikan penjelasan dari praktik akuntansi yang berlaku. Teori yang dikembangkan
berdasarkan analisis empiris yaitu analisa yang mendasarkan pada observasi dunia nyata.
Normative period
• Pada periode tahun 1956-1970 disebut dengan periode ‘normative period’ karena dalam
periode tersebut para pembuat teori akuntansi berupaya membangun suatu ‘norma’ untuk
‘praktek akuntansi terbaik/best practice’. Dalam periode tersebut, para periset kurang begitu
memperhatikan mengenai apa yang terjadi di dalam praktik, tetapi lebih menekankan
mengenai pengembangan teori yang mendasarkan pada ‘what should be’. Pada periode
tersebut, perdebatan terutama didominasi mengenai ‘pengukuran’ daripada praktik yang
terjadi (actual) dalam pencatatan dan pelaporan informasi. Dalam perdebatan tersebut tidak
terdapat pilihan yang jelas untuk praktik akuntansi, sehingga mendorong berlanjutnya
pengunaan metode biaya historis. Teori normative mengadopsi tujuan yang ideal dan
kemudian mendetailkan cara-cara dalam mencapai tujuan yangtelah ditetapkan. Mereka
memberikan pedoman untk ‘what should occur’ dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Fokus utama dari teori akuntansi normative dalam periode tersebut adalah pengaruh
perubahan harga atas nilai asset dan perhitungan profit.
• Dalam periode normative tersebut, terdapat dua kelompok yang dominan: yaitu kelompok
yang menjadi pendukung kerangka konseptual dan kelompok pengkritik atas historical cost.
Ide dari ‘conceptual framework’/ kerangka konseptual semakin meningkat popularitasnya.
Positive accounting
• Pada awal tahun 1970-an, periode teori akuntansi normative telah berakhir, yang kemudian
diganti dengan periode “specific scientific theory’ atau disebut juga dengan ‘positive era’.
Terdapat dua factor yang mendorong berahirnya periode normative:
o Tidak diterimannya teori akuntansi normative
o Ketersediaan prinsip ekonomi keuangan dan metode testing.
• Karena prinsip akuntanasi normative adalah ‘bagaimana (how) akuntansi sebaiknya di
praktikan, sehingga akan terdapat opini yang subjective atas rekening yang seharusnya
dilaporkan dan cara terbaik melakukakn terebut. Opini atas tujuan dan metode akuntansi akan
berbeda tiap individual, dan dalam teori akuntansi normative tidak memberikan solusi
bilamana terdapat perbedaan mengenai hal tersebut. Normative theories tidak dapat diuji
secara empiris karena hal tersebut adalah tidak mungkian mendemonstrasikan secara empiris
‘apa yang seharusnya’. Disamping itu, asumsi-asumsi yang mendasari dari teori akuntansi
normative tidak teruji dan tidak jelas apakah teori tersebut mempunyai dasar yang kuat atau
tidak.
• Ketidakpuasan dengan teori normative dan dikombinasikan dengan meningkatnya akses atas
data empiris serta peningkatan pengakuan atas argumentasi ekonomi dalam literature
akuntansi, telah mengarahkan ke dalam seuatu era baru yang disebut dengan ‘teori positive’.
• Tujuan dari teori akuntansi positive adalah untuk menerangkan dan memprediksi praktik
akuntansi, sebagai contoh adalah ‘bonus plan hypothesis’, dimana teori ini mendasarkan
bahwa manager umumnya adalah wealth-maximisers, dimana seorang manager yang salah
satu factor penentu gaji-nya adalah bonus, maka manager tersebut akan terdorong untuk
mengunakan kebijakan akuntansi yang memaksimalkan pelaporan mengenai ‘profit’
perusahaan. Teori ini mengemukakan suatu prediksi/hypotesa bahwa manager yang digaji
Behavioural research
• Kebutuhan adanya single standard yang dapat diterima secara luas semakin meningkat. Pada
tahunn 2005, IASB dan US Financial Accounting Standard Board (FASB) membuat suatu
poject bersama untuk meningkatkan kerangka konseptual bagai standard setter dan pihak-
pihak yang menyiapkan laporan keuangan. Adanya standard akuntansi internasional
Theory formulation.
What is a theory?
• Secara sederhana teori dapat didefinisikan sebagai suatu pernyataan dari ungkapan
keyakinan dalam suatu bahasa. Satu definisi dari teori adalah suatu system yang deduktif
dari penurunan suatu pernyataan yang umum ke yang lebih khusus atau parsial.
Braithwaite menyatakan bahwa suatu scientific theory adalah suatu deductive system
dimana konsekuensi secara logis dapat diobservasi mengikuti dari kenyataan yang
diobservasi. Definisi lainnya dari teori dikemukakan oleh Popper, yang lebih
menekankan sifat teori daripada komponen logis,’teori adalah suatu jaring yang
dilemparkan untuk menangkap apa yang kita sebut dengan dunia untuk menerangkan dan
memahami suatu hal’.
Formulating a Theories
Suatu teori bisa dikatakan benar atau salah harus melalui berbagai pengujian.
Epistemology merupakan cara untuk memperoleh pemahaman tentang pengetahuan sehubungan
dengan suatu pernyataan atau teori. Ilmu pasti atau natural science dan metodenya telah
digunakan oleh para pakar teori akuntansi sebagai pedoman untuk mengembangkan teori
akuntansi. Akan tetapi juga harus disadari bahwa akuntansi dapat dilihat sebagai ilmu sosial
‘social science’ dalam proses dan teknik pengukurannya.
Para peneliti terkadang tidak sependapat tentang metode yang paling cocok untuk teori
akuntansi, apakah scientific method atau naturalistic method. Pendekatan scientific lebih
terstruktur dan terkontrol dalam perancangan risetnya dengan problem yang timbul dalam riset
beserta hipotesisnya dinyatakan secara eksplisit. Sebaliknya, pendekatan naturalistic menolak
Part of Theory
Teori harus diekspresikan dalam bahasa, baik dalam bahasa verbal atau bahasa
matematika. Pengembangan teori breawal dari dunia tidak nyata berupa abstraksi dalam pikiran
manusia. Agar menjadi bermanfaat, akhirnya teori harus berhubungan dengan dunia nyata.
• Syntactics Relationship
Hubungan syntactic adalah suatu proses formal yang memastikan bahwa setiap
tahapan dalam teori mengikuti tahapan sebelumnya. Hubungan syntactic atau secara logis
berkaitan dengan bahasa yang digunakan. Sebagai contoh jika teori diekspresikan dalam
bahasa inggris maka, hubungannya mengacu pada aturan English grammar. Formula
matematika diformulasikan dengan menggunakan hubungan syntactic.
Suatu metode analitis (syntactic) mengandalkan pada sebuah syllogism. Suatu
syllogism terdiri atas satu set premis dan satu kesimpulan. Sebagai contoh:
• Semantics
Hubungan semantic menyangkut penugasan atas konsep dan pengukuran peristiwa
dunia nyata sehingga teori memiliki arti. Hubungan semantic memperhatikan hubungan dari
satu kata, symbol pada objek atau kejadian dunia nyata dan hubungan semantic ini membuat
teori menjadi realistic dan bermanfaat. Sebagai contoh formula akuntansi A = L + E adalah
abstrak, hanya jika kita mengkorelasikan setiap konsep ke objek nyata maka kita bias
• Pragmatics
Hubungan pragmatics menitikberatkan pada bagaimana konsep akuntansi dan
hubungan dengan kejadian atau objek dunia nyata mempengaruhi prilaku manusia. Perhatian
ini didasarkan pada suatu pernyataan atas tujuan akuntansi bahwa akuntansi seharusnya
menyediakan informasi yang berguna mengalokasikan sumber daya ekonomi yang terbatas.
Jadi modal keputusan dari premis awal adalah bahwa informasi akuntansi harus dapat
memenuhi kebutuhan akan informasi bagi penggunanya.
Fungsi penting dalam metodologi keilmuan adalah pengujian teori untuk menentukan
apakah teori tersebut dapat diterima dan bermanfaat.
• Criteria of truth:
Beberapa kriteria dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu teori itu valid atau apakah
kesimpulan tersebut benar. Critea of truth dapat disajikan sebagai berikut:
a. Dogmatic basis.
Contoh dari pendekatan dogmatis untuk mengevaluasi suatu teori adalah penerimaan suatu
teori secara sederhana, ‘believe what we read’, hal ini karena adanya pernyataan penguasa
bahwa suatu teori itu bagus yaitu antara lain dari pemuka agama, guru dan lain sebagainya.
Pendekatan ini tidak didasarkan pada bukti – bukti yang objektif, tapi lebih kepada opini
2. Pragmatic Theories
Pendekatan Descriptive Pragmatic
Pendekatan pragmatic dalam konstruksi teori akuntansi merupakan pendekatan inductive yaitu
pendekatan yang didasarkan observasi yang nyata untuk belajar dari apa yang dilakukan oleh
akuntan (descriptive pragmatic approach) atau bagaimana penguna merespon (psychological
pragmatic approach) informasi akuntansi dalam menerapkan/mencontoh prinsip-prinsip atau
prosedur akuntansi. Oleh sebab itu, suatu teori dapat dikembangkan melalui observasi atas
bagaimana para akuntan bertindak dalam situasi tertentu. Teori dapat diuji dengan mengamati
apakah akuntan benar-benar melakukannya dalam situasi yang nyata, atau mereka bertindak
sesuai dengan teori yang ada.
Pendakatan pragmatic kemungkinan merupakan pendekatan yanga paling tua dan merupakan
metode yang umum digunakan dalam mengkonstruksi teori akuntansi. Sampai saat ini,
pendekatan ini merupakan cara yang paling popular dalam mempelajari keahlian akuntansi.
Berbeda dengan pendekatan descriptive pragmatic yang melakukan observasi terhadap prilaku
akuntan, pendekatan pstchological pragmatic melakukan observasi terhadap respon dari penguna
ouput akuntan (seperti penguna dari laporan keuangan). Reaksi dari para penguna diambil
sebagai alat bukti untuk mengetahui bahwa laporan keuangan sangat bermanfaat dan
mengandung informasi yang relevan.
Permasalahan dengan psychological pragmatic adalah beberapa penguna output dari akuntan
terkadang mempunyai respon atau prilaku yang tidak logis atau bahkan terdapat kemungkinan
para penguna tidak bereaksi (padahal diperkirakan akan bereaksi) terhadap hasil output akuntan.
Dalam upaya mengatasi permasalah ini perlu dilakukan pengujian output akuntan dengan
mengunakan sample pengguna dalam jumlah besar, tidak hanya melakukan observasi terhadap
beberapa penguna output akuntan.
5. Positive Theories
• Selama tahun 1970-an, teori akuntansi melihat ke arah masa lalu ke empiris metodologi,
yang sering ditujukan dengan positive metodologi. Positive atau empiris berarti pengujian
atau terkait dengan hipotesa akuntansi atau teori, berdasarkan ke pengalaman atau dunia
nyata. Riset positive accounting yang pertama berdasarkan pengujian empiris atas beberapa
asumsi yang dibuat oleh normative accounting theorists. Sebagai contoh pengunaan
kuisioner dan teknik survey lainnya terhadap usefulness (manfaat) atas teknik-teknik
akuntansi yang berbeda-beda.
• Secara umum positive theory berkenaan dengan ‘explaining’ (penjelasan) alasan dari praktik
yang dipakai saat ini dan ‘predicting’ (memprediksikan) atas peran dari akuntansi
(accounting role) dan informasi terkait dengan keputusan (decision making) dari individual,
perusahaan, dan pihak lainnya yang berkontribusi terhadap pasar dan perekonomian. Dalam
pengujian teori ini mengasumsikan bahwa informasi akuntansi merupakan suatu komoditi
ekonomi maupun politik dan para individual perorangan melakukan tindakan berdasarkan
kepentingannya sendiri.
• Teori positive, secara umum dikembangkan dan diuji dengan mengunakan pendekatan
keilmuan (scientific). Perbedaan utama dari normative dan positive theory adalah bahwa teori
normative merupakan suatu ‘ajuran’, sementara positive theories merupakan suatu
“pendeskripsian, penjelasan dan prediksi” (descriptive, explanatory atau predictive).
6. Different Prespectives.
• Dalam bagian ini kita akan mefokuskan atas ‘apa yang mungkin dipertimbangkan untuk
menjadi pendekatan yang sangat terstruktur untuk formulasi suatu teori yaitu ‘the scientific
approach’. Saat kita mengembangkan suatu teori untuk menjelaskan prilaku yang diobservasi
dan mengunakan teori untuk membuat suatu hipotesa yang dapat diuji. Kemudian kita
mengikuti struktur yang tinggi dan tepat atau prosedur yang telah ditentukan untuk
pengumpulan data, kemudian melakukan validasi atau menolak atas hipotesa yang diuji.
Pendekatan riset ini digambarkan sebagai pendekatan ‘scientific’ dan pendekatan ini
merupakan salah satu pendekatan yang yang saat ini digunakan oleh kebanyakan peneliti di
bidang akuntansi dan untuk dipublikasi di journal-journal akuntansi.
• Kebanyakan peneliti sekarang menerima bahwa pendekatan yang tepat tergatung dari sifat
pertanyaan riset yang diajukan. Kritik pertama dari scientific method adalah riset dengan
skala statistic yang besar dengan kencenderungan untuk mengabungkan semua menjadi satu.
• Terdapat beberapa peneliti yang mendukung adanya riset yang mefokuskan pada
‘naturalistic‘/lingkungan. Ide dari pendekatan ini adalah dalam melakukan riset harus
senatural mungkin. Dengan pendekatan ini akan ada konsekuensi bahwa tidak terdapat
• Dalam pendekatan naturalist terdapat beberapa asumsi yang menerangkan gaya riset
naturalist dan berbeda sebagaimana yang terdapat dari penelitian dari Tomkins dan Groves:
the everyday accountant and researching his reality’ accounting organizations and society,
vol 8, no.4, 1983, pp.361-74, yaitu
1. Reality as a concrete structure. Reality as a concrete process.
2. Reality as a contextual field of information
3. Reality as a symbolic discourse
4. Reality as a social construction
5. Reality as projection of human imagination
• Teori bisa didefinisikan dalam berbagai pengertian dan salah satunya Hendriksen
memberikan definisi untuk teori sebagai suatu kesatuan yang saling terkait dari hipotesa,
konsep, dan prinsip-prinsip pragmatis yang membentuk suatu acuan kerangka umum bagi
suatu yang dibutuhkan. Juga merupakan seperangkat prinsip-prinsip yang luas yang;
(1) memberikan kerangka acuan umum tentang praktik akuntansi yang dapat dievaluasi
(2) panduan pengembangan praktek dan prosedur baru.
Dengan kata lain, tujuan utama teori akuntansi akan memberikan seperangkat prinsip
yang koheren yang secara logis berfungsi sebagai kerangka acuan untuk mengevaluasi
dan mengembangkan praktek-praktek akuntansi
• Sebelum double entry system dikenalkan oleh Luca Pacioli teori akuntansi tidak
mengalami kemajuan yang berarti dalam perkembangannya. Setelah sistem double entry
dikenalkan yang disebut juga dengan periode Pre theory diteruskan dengan general
scientific period, normative period, specific scientific theory dan behavioural research.
• Beberapa kriteria (criteria of the truth) dapat digunakan untuk menentukan apakah suatu
teori itu valid atau apakah kesimpulan tersebut benar. Criteria of truth terdiri dari dogma
basis dimana teori diterima secara sederhana dan lebih mengacu pada opini pribadi. Self
evident basis, merupakan pendekatan yang didasarkan pada penilaian seseorang atau
individu atas kewajaran dari suatu teori dan tergantung pada daya ingat, pemahaman,
dan kemampuan untuk mengaksesnya tanpa melalui proses menyeluruh, untuk
menentukan apakah suatu teori pantas atau layak. Scientific basis, pendekatan ini
meliputi suatu evaluasi apakah aturan syntactic secara logis sudah valid, proses induksi
untuk menilai apakah suatu prediksi dari suatu teori yang dianut dalam dunia nyata dan
pemalsuan sebagai upaya peneliti untuk mengevaluasi suatu teori i untuk mencoba
membuktikan hasil prediksi palsu.
• Akuntansi didominasi oleh pendekatan deskriptif pragmatis dalam pengembangan
teorinya. Pendekatan pragmatis adalah pendekatan induktif yang didesain untuk
mempelajari dari apa yang diakukan akuntan atau bagaimana respon user terhadap
informasi akuntansi dalam rangka menjalankan prinsip dan prosedur akuntansi.
1. Godfey, J., Hodgson, A., Tarca, A., Hamilton, J. & Holmes, S. (2010). Accounting
Theory 7th edition. Wiley. Brisbane. Chapter 1 & 2.