Anda di halaman 1dari 15

Oleh Umi Pratiwi

NIM. 0402620016 Chapter 10


Pengampu:
SCIENTIFIC REALISM AND
Prof. Dr. Hartono,M.Pd.
Dr. Sunyoto Eko N., M.Si.
MODELLING REALITY
PASCASARJANA S3 PENDIDIKAN IPA
UNNES
SCIENTIFIC REALISM AND MODELLING REALITY

Scientific Realism
Galilean Methodology Idealized Laws
and Idealization Some Consequences for
Science Education

Theories, Models, Reality and Test


Galileo and the Subversion of Abstraction and Idealization
Experience by Reason
Pendahuluan
Perkembangan model  kegiatan penting dalam sains
Contoh: model tata surya, alam semesta, sistem suaca, molekul DNA,
atom, dll.

Bagian pengetahuan ilmiah tentang realitas/fenomena yang diperoleh


dari suatu model,

Pertanyaan: Mpdel apa dan bagaimana yang berhubungan dengan


kenyataan???

Model ilmiah yang docetuskan oleh matius (2000) dan Holloun (2004)
Realisme Ilmiah

 Manusia sebagai konstruktor artefak dan dunia sosial yang


dieksplorasi dalam ilmu sosial (Searle, 1995)
Kontruktivisme  Realitas sosial
Contoh: Galileo menjadikan konstruktor teori sebagai
bagian penting dalam revolusi metodologis, dan akan
diikuti oleh newton dan ilmuwan lainnya
REALISME ILMIAH
Metafisik/Ontologis, Definisi Commonsense, dan
Realisme Ilmiah
 Sebagian manusia realis tentang objek sehari-
hari commonsense yang mengelilinginya  Mental  aktivitas mental manusia atau
aktivitas kognitif manusia/sentient,
 Pendapat ini ditolak oleh kaum idealis dan
kontruktivistik “ X Secara independen dari mental,
 Hal tsb berkaitan dengan doktrin persepsi-persepsi, keyakinan/pemikiran
metafisik/ontologis dan berhubungan dengan tentang teori-teori atau pandangan dunia
beberapa item X “realisme”  item X = (1) X mengenai penggunaan bahasa dan keg.
ada; (2) X ada secara independen dari item Kognisi tentang X”
 Realisme berkaitan dengan konsep-
 Jika item X objek biasa yang konsep semantik klasik yang dikemukan
dapat diamati seperti matahari, oleh Putnem dan Boyd:
butiran pasir di pantai, atau
hewan kucing, dll. Maka dapat  Boyd menganggap realisme sebagai
dikatakan setidaknya “X ada” hipotesis emperis dengan ilmu
memerlukan X dapat di kaitkan pengetahuan yang terus berkembang
dengan di ruang angkasa selama dan ilmu pengetahuan yang sudah
beberapa periode waktu  mapan maka ditetapkan kuranglebih
memperluas gagasan untuk benar
oyek-obyek yang tidak dapat
diamati seperti atom (kita tidak
dapat menjadi realistis untuk
obyek yang tak ada)
Dua Saingan Realisme Ilmiah: Isntrumentalis dan Emperiskisme Konstruktif

Realisme ilmiahdefinisi semantik benar/salah


a. Instrumentalis
 Menyangkal definisi semantik realisem ilmiah
 Teori merupakan sekumpulan aturan yang memungkinkan sesorang
menyimpulkan dari input observasional yang diberikan, output obsevasional
sebagai prediksi.
 Teori dianalogikan sebagai kotak hitam
Benar Prediktor yang baik
Observasional Prediksi
Awal Observasional
Teori
INPUT
Prediktor yang buruk
palsu

Instrumentalis berfungsi memungkinkan output/input


observarsional yang dapat memilih benar/palsu Kotak hitam diganti dengan kotak hitam
lainnya yang memungkinkan muncul
prediktor lebih baik
Dua Saingan Realisme Ilmiah: Isntrumentalis dan Emperiskisme Konstruktif

 Kotak hitam berisi aturan untuk perhitungan dari beberapa input yang diberikan
“memutar pegangan” berarti menggunakan aturan perhitungan sehingga
menghasilkan output prediktif yang diharapkan
 Kotak hitam juga bukan kalimat teori untuk menjadi suatu pernyataan, sama sekali
meraka tidak mampu mmengemukakan benar/salah arena harus dipahami sebagai
aturan untuk menyimpulakan atau menghitung
“Teori sebagai seperangkat aturan untuk perhitungan, resep untuk mendapatkan
prediksi tidak dapat memberikan gambaran realitas yang tidak layak.

b. Empriskisme Konstrutif
 Sains bertujuan untuk memberi kita teori-teori nyata seperti apa dunia yang
sesungguhnya,
 Sains bertujuan untuk memberik kita teori yang secara emperis memadahi dan
penerimaan teori hanya melibatkan keyakinan bahwa secara empiris memadahi,
 Teori diambil secara harfiah dan semua pernyataan non observasional/teoritis
memang memiliki nilai kebenaran,
Memperkenalkan Model

 Pandangan realisme ilmiah dalam bentuk definisi semantik realisme alamiah yang
merepresentasikan dalambentuk model matematis

“berkembang model-model lain untuk model dunia nyata dan membandingkan model-
model lain yang tepat dengan dunia nyata”

Kecuali untuk empiris konstruktif  kecocokan tidak mesti berhubungan dengan semua
realitas (baik yang diobservasi/tidak)
 Model Realisme Ilmiah diilustrasikan oleh Gierre (1988)
Memperkenalkan Model
 Dalam empiris konstruktif hubungan kecocokan hanya dapat memegang antara
submodel M, submodel fenomenal, dan fenomena yang diamatai dari sistem nayata
RS,
 Memungkinkan hunungan terbatas sesuai dengan fenomena yang diamati.
 Realis konstruktif : mengklaim bahwa ada akal sehat untuk gagasan memegang yang
cocok antara non fenomenal, aatuaran teoritis, bagian dari model yang dapat
diobservasi,
 Gagasan tidak terbatas dengan memodelkan fenomena yang dapat diamati.

Galileo dan Sub Versi

 Galileo memilki tempat penting dalam sejarah sains terutama dalam bidang astronomi
(pengembangan konsep momentum dan teori gerak Bumi  sebagaian besar ilmuwan
seperti newton dan ilmuwan lainnya ikut mengadopsi
 Galileo mengemukan gagasan Idealisme (Nowak, 2000)
1. Mengklaim bahwa indra dapat menyesatkan dan indra mungkin tidak dapat
mengungkapkan fakta sebenarmya,
2. Bagiamana idealisme harus dibuat dalam sains, bahkan konsekuensinya harus
bertentangan dengan akal pikiran manusia,

Peran penting dengan membangun idealisme yang merupakan model fenomena


Galileo dan Sub Versi

 Pendapat Nowak memberikan kontras penting dalamsetiap akun metode ilmiah yang
berorientasi pada emperisme/kontruksi,

 Ontras metodologi berdasarkan idealisasi Galileo dan kontruktivisme dalam endidikan


sains,

 Maka secara epistomologi pengetahuan ilmiah adalah kontruksi dari pengalaman


dan diperluas kedalam teori pembelajaran

Metodologi dan Idealisasi Galileo


 Dalam membangun model baru idealisme yang dibuat lebih real/nyata yang
mendekati sistemnya,
 Terminologi  dari abstrak ke konret, contoh: hk Archimedes memilki idealisme yang
sama dengan teori gerak galileo
 Walupun Galileo sendiri mengakui bahwa idealismenya belum tentu benar atau bukan
yang paling benar, namun mengakui telah menempatkan fitur sentral/utama/penting
 dapat diperhitungkan dengan menjatuhan idealisme model yang lebih konkret,
 Teori penting revolusi metodologi Galileo adalah pembangunan model tentang teori
gerak jika ditempatkan dalam beberap situasi membentuk fitur penting dari gerakan,
diaman fitur ini tidak diperoleh dari pengalaman.
Abstraksi dan Idealisasi

 Abstraksi dan idealisasi dapat digunakan untuk menandai perbedaan penting  jika
istilah ini digunakan maka akan terlihat perbedaan memiliki konsekuensi yang cukup
besar bagi karatersitik model teori kita,
 Abstraksi dan idealisasi  diberikan dengan sifat intristik (warna, berat, gaya) dan
ekstrintik (Posisi, hun spasila, hun kepemilikan, dll)
 Membuat abstraksi dari obyek nyata jiak obyek sebenranya memilki properti P  yang
dapat direpresentasikan menggunakan simbol Nowak.

Hukum yang Ideal


 Hukum yang ideal dikemukakan oleh galileo (Nowak, 2000)
Misal: Idealisasi asumsi suatu obyek dan propertidan besarannya dalam beberapamodel
teoritis I1, I2, In, dengan n+1 Asumsi idealisaSi oleh Ic  Idealisasi Catch-all
“Asumsi idealisasi terakhir menyatakan bawwa saya 1, saya 2, ..., saya n adalah semua
asumsi idealisasi yang harus dibuat.
 Skeam umum: saya1, saya2, ..sayac idealisasi asumsi adalah untuk memegang
berlakunya L, contoh: Hukum Newton satu
Teori, Model, realitas, dan tes sebagai metode pengujian
Item non linguistik (model teoritis atau set
 Teori memiliki 2 komponen model)
Item lingusitik (Srangkaian pernyataan teori
yaang berupa hukum/prinsip hukum)

 Model teori M  sistem obyek yang idealdari pernyataan teori T undang-undang


idealis untuk mendefinisikan fitur dari serangaian model
Teori, Model, realitas, dan tes sebagai metode pengujian

 Realisme adalah implisit dalam gagasan kecocokan dan akun yang menghubungan T, M
dan RS sebagai bagian dari paket pandangan realis konstruktif,
 Tes menentukan hukum teoritis mana / model yang diterapkan harus diterima/ditola
 Proses konkretisasi memungkinkan untuk meningkatkan model dengan menentukan
asumsi ideal,

Beberapa Konsekuensi dalam Pend. Sains

 Siswa dapat melihat  model teoritis dengan abstraksi dan idealisasinya yang merupakan
bagian penting dari sains,
 Sebagain besar fenomena alam tidak bisa semua diseldidki maka perlu adanya model
untuk penyederhanaan, memperkenalkan sistem model sederhana daripada yang
kompleks,
Pertanyaan: mengapa para ilmuwan mengambol cara dengan
model jika pada kahirnya membuat sistem nyata “konkretisasi”
1. Setiap konretisasi membuat satu model lebih kompleks, nahkan munhkin tidak dapat
menangani kompleksitas,
2. Dengan memahami model apa dan bagaiman mereka bekerja maka siswa lebih
menghargai peran akal dalam sains,
3. Peraan model ideal dalam sains memberikan korelatif untuk posisi kontruktivisme
berlebihan seperti Van Glosefard (semua pengetahuan, termasuk pengetahuan ilmiah _-
konstruksi dari pengalaman subjektif seseorrang,
4. Banyak hal yang dipelajari dalam pendidikan sains dan sejarah sains , seperti yang
dibuktikan Galileo.
Pertanyaan:
1. Model yang dikemukan oleh Realisme
ilmiah akan dimungkinkan berubah atau
tergantikan dengan model baru sesuai
dengan idealisme asumsi baru?
2. Apa Realisme ilmiah masih valid
digunakan hingga sekarang sebagai
model efektif untuk asumsi-asumsi
baru?
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai