Anda di halaman 1dari 14

Nama : Umi Pratiwi

NIM : 0402620016
Matakuliah : Sains Kognitif
Pengampu : 1. Prof. Dr. Sarwi, M.Si.
2. Prof. Dr. Murbangun Ns, M.Si

Mereview 10 jurnal (5 Jurnal nasional dan 5 jurnal internasional)

Tema: “Meta kognitif siswa dengan Pendekatan Brain Based Learning (BBL)-Metaphorming dengan aplikasi tools pemrograman”

1. Skill thinking
2. Cognitive change
3. Metaphorming
4. Tool Pemrograman (Raptor, Scratch, Arduino programming)  simulasi
No Judul Tujuan dan Sampel Teknik Analisis Data

1. What they learn when they learn coding:  Pemrograman komputer Penelitian ini menjawab  Melakukan treatment
investigating cognitive domains and untuk siswa pertanyaan: menerapkan pemrograman
computer programming knowledge in menggunakan bahasa  1. Bukti apa dari strategi Scratch Jr untuk membuat
young children pemrograman Scratch jr pemrograman anak-anak yang animasi, cerita, kolase, dan
 Mengetahui dapat kita simpulkan dengan game
Educational Technology Research and keterampilan apa yang menganalisis tanggapan anak-  Menilai pengetahuan siswa
Development diperlukan ketika anak dan kesalahan umum tentang bahasa pemrograman
https://doi.org/10.1007/s11423-018- mempelajari koding pada penilaian pemrograman Scratch dan analisisnya yang
9622-x (0123456789().,- algoritma (domain standar? mendasarinya,
volV)(0123456789().,-volV) kognitif)  2. Strategi apa dari domain  Mengeksplorasi kesalahan
 Menilai kinerja siswa pengetahuan yang ada siswa untu menentukan bukti
Penulis: Amanda Strawhacker, Marina stelah treatment selama (misalnya bahasa, visual- domian-spesifik penalaran
Umaschi Bers 6 minggu spasial, dll.) terbukti sebagai (Matemtika, verbal, kausal)
 Penelitian dilakukan kontributor logika  Menggunakan metode
pada 57 siswa TK pemrograman anak-anak? MixMethod

Hasil penelitian:
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua siswa menguasaikonsep pengkodean dasar, ada perbedaan mencolok dalam kinerja danprehension
di tiga tingkat kelas. Interpretasi hasil menunjukkan perkembangan perkembangan yang melekat dalam akuisisi pengetahuan pemrograman;
Implikasi untuk komputerpendidikan pemrograman dan penelitian pengembangan yang dipelajari.
2. Identification of Students’  Penelitian ini bertujuan  Teknik Pengambilan sampel  Analisis dataProses analisis
Metacognitive Levels in Physics untuk melihat tingkat menggunakan adalah sampel meliputi dua tahap, yaitu
sLearning Viewed from the Problem- kemampuan pemecahan berimbang dengan model analisis data kuantitatif dan
Solving Ability masalah fisika dicapai pemilihan peserta. kualitatif analisis data.
oleh siswa Instrumennya
Young Scholar Symposium on Science  mengidentifikasi tingkat  Yang digunakan dalam
Education and Environment 2019 metakognisi berdasarkan penelitian ini adalah tes fisika,
IOP Conf. Series: Journal of Physics: Conf. kemampuan wawancara, dan dokumentasi.
Series 1467 (2020) 012041 menyelesaikannya
IOP Publishing masalah fisika di setiap
doi:10.1088/1742-6596/1467/1/012041 level
 Populasi dalam
Penulis: Yuberti 1 , I Kartika 2 , Viyanti 3 , penelitian ini adalah
H Wulandari 1 , and Anillah 1 semua kelas sebelas
siswa IPA SMA Islam
Kebumen, Kabupaten
Tanggamus.  Data yang diperoleh dalam
 penelitian ini terdiri dari dua
jenis data yaitu data kuantitatif
dan data kualitatif sehingga
analisis yang dibutuhkan juga
mencakup data kuantitatif dan
kualitatif analisis. Data
kuantitatif dalam penelitian ini
bertujuan untuk memberikan
gambaran yang berkaitan
dengan masalah siswa.
kemampuan memecahkan.
Sekaligus menentukan tindak
lanjut yang akan dilakukan
pada tahap penelitian
selanjutnya. Itu
 tahap selanjutnya yaitu
kualitatif, bertujuan untuk
mengidentifikasi tingkat
kemampuan metakognisi dari
masing-masing masalah-
kelompok pemecahan yang
datanya telah diperoleh pada
tahap awal.

 Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 12,12% siswa tergolong tinggi kelompok pemecahan masalah, 66,67% siswa termasuk dalam kelompok
pemecahan masalah sedang, dan 21,21% siswa termasuk dalam kelompok pemecahan masalah rendah. Masalah tinggi-Kelompok pemecahan
memiliki tingkat metakognisi yang tinggi, yaitu penggunaan Semi-reflektif dengan persentase 10% dan penggunaan Strategis dengan persentase
10%. Masalah sedang-kelompok penyelesaian memiliki tingkat penggunaan Semi-strategis dengan persentase 40% dan Sadar penggunaan dengan
persentase 20%. Kelompok pemecahan masalah rendah memiliki tingkat metakognisi terendah,yaitu tacit use dengan persentase 20% dari total
sampel yang diambil. jadi, level dariKemampuan metakognisi siswa dalam pembelajaran fisika yang diidentifikasi dalam penelitian ini adalah: tacit
use, penggunaan sadar, penggunaan semi strategis, penggunaan strategis, dan penggunaan semi-reflektif.
3. An architectural design and evaluation of  perancangan dan  Tujuan penelitian: Metode penelitian:
an affective tutoring system for novice evaluasi dari sebuah Meningkatkan ITS dengan  Dalam studi ini, evaluasi
programmers Affective Tutoring kemampuan menyimpulkan kualitatif dan kuantitatif
System (ATS) tutor pengaruh siswa adalah langkah digunakan untuk evaluasi ATS
Fwa International Journal of Educational mahasiswa dalam pertama dalampembangunan yang diusulkan. Saya
Technology in Higher Education pemrograman komputer ATS melakukan studi eksperimental
 (2018) 15:38  Penelitian ini juga  Bagaimana kita mendesain ATS dan serangkaian kelompok
https://doi.org/10.1186/s41239-018- membahas kurangnya tersebut bahwa itu dapat fokus diskusi untuk
0121-2 penelitian yang merespons secara tepat mengevaluasi efektivitas dan
mengeksplorasi teori terhadap pengaruh yang penerimaan ATS yang
Penulis: Hua Leong Fwa dan metode terdeteksi dari siswa untuk diusulkan.
mengintegrasikan meningkatkan keterlibatan- a. studi eksperimental,
pengaruh dan ketekunan, ketekunan tugas efektivitas ATS untuk
pembelajaran dalam dan pertahankan motivasi pembelajaran siswa
proses pembelajaran mereka untuk belajar adalahdievaluasi. Karena
dengan meminimilasir (Tujuannya untuk mengatur ATS yang diusulkan akan
pengarh negatif sisiwa atau meredakan emosi negatif digunakan sebagai tutor
seperti frustrasi dan pelepasan pemrograman Java, untuk
yang terjadi dalam mengevaluasi
pembelajaran agar tidak nyaefektifitas, saya
merosot menjadi berupaya mengukur
keputusasaan) prestasi belajar siswa
selama uji coba.Secara
 spesifik, prestasi belajar
diartikan sebagai jumlah
latihan yang
diselesaikan,durasi waktu
yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan setiap
latihan, jumlah latihan yang
dilakukan dan jumlah
kompilasi yang dibutuhkan
untuk menyelesaikan setiap
latihan
b. FGD
Diskusi kelompok terfokus
adalah teknik wawancara
kelompok yang
mengandalkan interaksi di
dalam kelompok
berdasarkan topik yang
dipilih oleh peneliti
(Morgan, 1996). Para
peserta dalam kelompok
fokus biasanya dipilih oleh
peneliti. Dalam kelompok
fokus,interaksi di antara
anggota kelompok
memungkinkan peneliti
untuk mengekstrak sikap,
perasaan, keyakinan, dan
pengalaman anggota yang
mungkin tidak
memungkinkandengan
penggunaan metode
penelitian lain.

 Hasil Penelitian:
Hasil yang terungkap lengkap versi afektif dari ATS menghasilkan les yang lebih efektif dibandingkan dengan versi dengan fungsi afektif
dinonaktifkan dan siswa bersikap positif pada mereka pengalaman belajar dengan ATS dengan latihan mengisi celah dan petunjuk berperingkat
paling tinggi.

4 The Effectiveness of RMS Learning Model in Improving Metacognitive Skills on Science Basic Concepts
Journal of TURKISH SCIENCE EDUCATION
Volume 15 Issue 4, December 2018

Desain
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang menggunakan pretest dan posttest non equivalent group design.
Sampel
Pelaksanaannya dilakukan pada matkul konsep dasar pada mata pelajaran IPA PGRI Semarang Universitas.
Teknik Analisis Data
instrumen penelitian berupa tes uraian dengan tingkat reliabilitas tinggi 0,712. Analisis deskriptif dan Analisis statistik ANACOVA diterapkan untuk
menganalisis data yang diperoleh

5 A Quantitative Research for Improving Reading Comprehension of First Year


Engineering Students of QUEST, Pakistan Through Metacognitive Strategies

International Journal of English Linguistics; Vol. 8, No. 4; 2018


ISSN 1923-869X E-ISSN 1923-8703
Published by Canadian Center of Science and Education
Desain
Penelitian kuantitatif ini menyelidiki pemahaman membaca mahasiswa tahun pertama teknik menggunakan perbedaan
strategi metakognitif dan strategi perancah
Sampel
Pelaksanaan pada mahasiswa di fakultas Ilmu Kognitif dan Pembangunan Manusia, UNIMAS,
Malaysia dan diujicobakan di QUEST, Nawabshah
Teknik Analisis Data
Data kuesioner dianalisis melalui Paket Statistik untuk Ilmu Sosial (SPSS) versi 17.
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis variabel penelitian untuk menghasilkan Persentase, Rata-rata dan Standar Penyimpangan data.
6. The Role of Programming Experience in ICT Students’ Learning Motivation and Academic Achievement
International Journal of Information and Education Technology, Vol. 6, No. 5, May 2016

Penulis: Külli Kori, Margus Pedaste, Äli Leijen, and Eno Tõnisson
Sampel
301 siswa yang mengikuti kurikulm TIK (72% laki2 dan 28% perempuan), memulai studi pada 3 lembaga tinggi: 1. Ilmu komputer dan tenik
komputer Univ tartu, 2. Teknologi informasi bisnis dan Univ tek Tallin, 3. Administrasi sistem, pengembangan sistem TI dan analisis sistem informasi
di Estonia.
Teknik Pengambilan Data
Kuisioner variabel motivasi
Analsisi Data
Data motivasi menggunakan skala motivasi akademik (AMS-C28) dan Perguruan tinggi (CEGEP) versi 28, yang berisi 28 item pertanyaan dengan
skala likert 7 poin.
7. Students analysis for development of student worksheets with
metaphorming approach to improve student’s creative thinking skills

The 2018 International Conference on Research and Learning of Physics

Deni Hernita* and Djusmaini Djamas


Department of Physics, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Universitas
Negeri Padang, Indonesia

Sampel
SMA N 1 Gunung Tuleh
Teknik Pengambilan Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh melalui kuesioner
analisis peserta didik dgn skala likert serta wawancara dengan beberapa siswa dan data sekunder diperoleh melalui
studi pustaka dengan mengumpulkan data yang relevan dengan tema penelitian. Secara umum, metode
mengumpulkan data dalam bentuk kuesioner / survei. Kuisioner dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan
data awal kemampuan berpikir kreatif peserta didik.
Teknik Analisis Data
Penelitian kualitatif dengan metode deskriptif

8. Assessment of Computational Thinking in regular


basic education: case I.E.T.P. "José Obrero"

978-1-7281-3646-2/19/$31.00 ©2019 IEEE

Penulis: Ronald Paucar Curasma, Nolan Jara Jara, dll

Facultad de Ingeniería
Electrónica y Electrica
Universidad Nacional Mayor
de San Marcos
Lima, Perú

Sampel
Mahasiswa di Univ. Peru
Teknik Analsisi data
Para siswa yang berpartisipasi dalam penelitian ini termasuk dalam kelompok ke-5
tingkat pendidikan menengah dari Parochial Technical
Institusi Pendidikan "José Obrero" di distrik San Mateo
dari provinsi Huarochirí di wilayah Lima; dalam penelitian, 7
siswa berpartisipasi (4 wanita dan 3 pria) dengan rentang usia
dari 15 sampai 16 tahun.

Metodologi investigasi didasarkan pada


metode kualitatif yang menyatakan fakta-fakta yang diteliti setelahnya
mereka telah terjadi; dimana pengumpulan data dilakukan melalui
kuesioner disiapkan untuk siswa.
9. Peningkatan Kemampuan Berpikir Kritis Melalui Model Brain Based Learning Pada Siswa Kelas Ivc Sd Muhammadiyah Condongcatur

JURNAL JPSD Vol.x No. x Tahun 20xx ISSN 2356-3869 (Print), 2614-0136(Online)

Penulis: Lili Riskiningtyas 1 , Sri Hartini 2

Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini menggunakan desain penelitian Kemis dan
Taggart, yang terdiri dari 4 tahapan, yaitu; perencanaan, pelaksanaa, observasi, dan refleksi. Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran
2018/2019 di SD Muhammadiyah Condongcatur. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan selama dua siklus, setiap siklusnya terdiri dari dua
pertemuan. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV C SD Muhammadiyah Condongcatur dengan jumlah siswa 38 anak yang terdiri dari 18 siswa
perempuan dan 20 siswa laki-laki. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan tes kemampuan berpikir kritis.

Hasil
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penggunaan model brain based learning dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis
siswa kelas IVC SD Muhammadiyah Condongcatur pada materi sumber energi dan perubahan energi. Peningkatan kemampuan berpikir kritis dari
siswa yang mencapai KKM mengalami peningkatan dari pra tindakan, siklus I, dan siklus II. Pada pra tindakan persentase ketuntasan kemampuan
berpikir kritis hanya mencapai 26,31% dengan rata-rata 64,68. Pada siklus I persentase ketuntasan kemampuan berpikir kritis mencapai 60,53%
dengan rata-rata 76,13. Kemudian pada siklus II kemampuan berpikir kritis meningkat menjadi 81,58% dengan rata-rata 83,29. Dengan demikian
penelitian ini dapat dikatakan berhasil karena sudah memenuhi indicator keberhasilan penelitian yaitu ≥75% siswa tuntas KKM

10. The Development of Collaborative Learning Based on Brain-Based Learning(BBL)Model for The Junior High School Science Learning in The
Agroecosystem Area

Bioedukasi Vol. XVII. No. 2 October 2019

Penulias: Ari Dwi Setya Laksana, Jekti Prihatin, Ika Lia Novenda

Sampel dan Teknik Analisis data


Penelitian dilakukan dengan menggunakan model pengembangan 4D yang terdiri dari 4 tahapan yaitu tahapan Define, Design, Develop, dan
Disseminate. Namun penelitian ini hanya menggunakan tiga model pengembangan (Define, Design, dan Develop) karena keterbatasan waktu dan
biaya penelitian. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian tentang pengembangan sel pembelajaran kolaboratif berbasis Brain Based Learning (BBL)
ini dilaksanakan pada bulan Agustus hingga September tahun ajaran 2018/2019. Pengembangan penelitian dilakukan pada semester ganjil di
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Jember. Uji coba pengembangan model diterapkan di SMP Negeri 7 Jember Kecamatan Patrang
Kabupaten Jember. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP Negeri 7 Jember. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan
dalam pengembangan model ini didasarkan pada model pengembangan 4-D (model empat D) yang dikemukakan oleh Thiagarajan dan Semmel pada
tahun 1974. Pengertian Tahapan merupakan tahapan untuk mendefinisikan kondisi pembelajaran. Tahapan ini meliputi lima langkah utama yaitu
analisis ujung depan, analisis siswa, analisis tugas, analisis konsep, dan perumusan tujuan pembelajaran. Tahap desain merupakan tahap merancang
perangkat pembelajaran. Tahapan ini terdiri dari tiga tahapan yaitu penyusunan tes referensi benchmark, pemilihan media, dan pemilihan format.
Tahap pengembangan adalah tahap menghasilkan draf produk pembelajaran yang direvisi berdasarkan masukan dari pakar pengembangan atau dua
validator; 2 dosen dari Universitas Jember dan 1 guru IPA dari SMP 7 Jember, serta data yang diperoleh dari hasil uji coba.
Hasil
Validitas model pembelajaran BBL LC dilihat dari analisis lembar validasi pengembangan produk dengan kategori sangat valid. Keefektifan model
dilihat dari kemampuannya dalam meningkatkan hasil belajar kognitif dan keterampilan pemecahan masalah siswa yang termasuk dalam kategori
baik. Model pembelajaran BBL LC juga praktis, terlihat dari angket respon guru dan respon siswa setelah mengikuti pembelajaran yang termasuk
dalam kategori sangat baik.

Anda mungkin juga menyukai