NIM : 21040120130075
Kelas :A
Mata Kuliah : Geologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dra. Bitta Pigawati, Dipl.GE, M.T.
- Kekuatan batuan, biasanya mengacu pada gaya yang diperlukan untuk pecah pada suhu
dan tekanan permukaan tertentu.
- Setiap batuan mempunyai kekuatan yang berbeda-beda, walaupun terdiri dari jenis yang
sama. Hal ini dikarenakan kondisi pembentukannya juga berbeda-beda.
- Batuan sedimen seperti batupasir, batugamping, batulempung kurang kuat dibandingkan
dengan batuan metamorf (kuarsit, marmer, batusabak) dan batuan beku (basalt, andesit,
gabro).
Tubuh batuan melengkung atau retak terdeformasi (berubah bentuk dan ukurannya).
Penyebabnya: gaya tegasan (gaya/satuan luas).
Tegasan (stress) dan tegasan tarik (strain stress) gaya gaya yang bekerja di seluruh tempat
dimuka bumi. Salah satu jenis tegasan tegasan yang bersifat seragam (uniform-stress), yaitu
tekanan (pressure).
Tegasan seragam = suatu gaya yang bekerja secara seimbang kesemua arah. Jika tegasan kesegala
arah tidak sama (tidak seragam) maka tegasan yang demikian tegasan diferensial. Tegasan
diferensial dapat dikelompokaan menjadi 3 jenis, yaitu:
1. Tegasan tensional (tegasan extensional) = tegasan yang dapat mengakibatkan batuan
mengalami peregangan atau mengencang.
2. Tegasan kompresional = tegasan yang dapat mengakibatkan batuan mengalami penekanan.
3. Tegasan geser = tegasan yang dapat berakibat pada tergesernya dan berpindahnya batuan.
Batuan terdeformasi mengalami tarikan. Gaya tarikan = merubah bentuk, ukuran, atau volume dari
suatu batuan. Tahapan deformasi batuan mengalami peningkatan gaya tegasan yang melampaui 3
tahapan pada deformasi batuan. Hubungan antara gaya tarikan dan gaya tegasan :
1. Deformasi yang bersifat elastis (Elastic) apabila sifat gaya tariknya dapat berbalik
2. Deformasi yang bersifat lentur (Ductile) apabila sifat gaya tariknya tdk dapat kembali lagi
3. Retakan/rekahan (Fracture) apabila sifat gaya tariknya yang tidak kembali lagi ketika
batuan pecah/retak.
Material berdasarkan sifat perilaku dari material ketika dikenakan gaya tegasan padanya:
1. Material yang bersifat retas (brittle) sebagian kecil atau sebagian besar bersifat elastis
tetapi hanya sebagian kecil bersifat lentur sebelum material tersebut retak/pecah.
2. Material yang bersifat lentur (ductile) sebagian kecil bersifat elastis dan sebagian besar
bersifat lentur sebelum terjadi peretakan / fracture.
d) Komposisi : komposisi mineral yang ada dalam batuan akan menjadi suatu faktor dalam
menentukan tingkah laku dari batuan.
e) Mekanisme Sesar
a. Perkenalan
- Sesar = retakan yang mempunyai pergerakan searah dengan arah retakan. Ukuran
pergerakan ini adalah bersifat relatif, dan kepentingannya juga relatif.
- Mempunyai bentuk dan dimensi yang bervariasi. Ukuran dimensi sesar dapat mencapai
ratusan kilometer panjangnya (sesar Semangko) / hanya beberapa sentimeter saja. Arah
singkapan : lurus atau berliku-liku.
b. Anatomi Sesar
- Arah pergerakan yang terjadi disepanjang permukaan suatu sesar bidang sesar.
Apabila bidang sesarnya tidak tegak batuan yang terletak di atasnya = dinding
gantung (hanging wall). Bagian bawahnya = dinding kaki (footwall).
- Jenis gelinciran sesar : komponen tegak (dip-slip) dan komponen mendatar (strike-slip).
Kombinasi = gelinciran oblik (oblique slip).
- Pada permukaan bidang sesar terdapat gores-garis sesar (slicken-side) yang dicirikan
oleh permukaan yang licin, pertumbuhan mineral dan tangga-tangga kecil. Arah
pergerakan sesar dapat ditentukan dari arah gores garisnya.
- Menurut Anderson (1942) 3 kategori utama sesar = sesar normal/sesar turun (normal
fault), sesar sungkup/sesar naik (thrust fault) & sesar mendatar (wrench/strike-slip
fault).
- Sesar mendatar, berdasarkan gerak relatifnya terdapat sesar mendatar dekstral atau
sinistral. Sedangkan sesar transform adalah sesar mendatar yang terjadi antara dua
lempeng yang saling berpapasan. Terdapat juga sesar jenis en echelon, sesar radial,
sesar membulat dan sesar sepanjang perlapisan.
c. Kriteria Pensesaran
- Sesar yang aktif ada rayapan akibat gempa bumi dan pecahan dalam tanah.
- Sesar tidak aktif dapat dilihat dari peralihan pada kedudukan lapisan, perulangan
lapisan, perubahan secara tiba-tiba suatu jenis batuan, kehadiran milonitisasi atau
breksiasi, kehadiran struktur seretan (drag-fault), bidang sesar (fault-plane).
- Extension Joint (Release Joint) = retakan/rekahan yang berpola tegak lurus dengan
arah gaya utama dan bentuk rekahan umumnya terbuka.
2. Lipatan (Folds)
Deformasi lapisan batuan yang terjadi akibat dari gaya tegasan sehingga batuan bergerak
dari kedudukan semula membentuk lengkungan. Berdasarkan bentuk lengkungannya
lipatan dapat dibagi dua, yaitu :
a. Lipatan Sinklin lipatan yang cekung ke arah atas
b. Lipatan Antiklin lipatan yang cembung ke arah ata.
Berdasarkan kedudukan garis sumbu dan bentuknya, dikelompokkan menjadi :
a. Lipatan Paralel lipatan dengan ketebalan lapisan yang tetap.
b. Lipatan Similar lipatan dengan jarak lapisan sejajar dengan sumbu utama.
c. Lipatan Harmonik/Disharmonik berdasarkan menerus atau tidaknya sumbu utama.
d. Lipatan Ptigmatik lipatan terbalik terhadap sumbunya.
e. Lipatan Chevron lipatan bersudut dengan bidang planar.
f. Lipatan Isoklin lipatan dengan sayap sejajar.
g. Lipatan Klin Bands lipatan bersudut tajam yang dibatasi oleh permukaan planar.
3. Hubungan Antara Lipatan dan Patahan
Batuan yang bersifat lentur menutupi batuan yang bersifat retas, maka batuan yang retas
kemungkinan akan terpatahkan dan batuan yang lentur mungkin hanya melengkung atau
terlipat diatas bidang patahan. Demikian juga ketika batuan batuan yang bersifat lentur
mengalami retakan dibawah kondisi tekanan yang tinggi, maka batuan tersebut
kemungkinan terlipat sampai pada titik tertentu kemudian akan mengalami pensesaran,
membentuk suatu patahan.
4. Patahan/Sesar (Faults)
Struktur rekahan yang telah mengalami pergeseran. Di lapangan indikasi suatu sesar
/patahan dapat dikenal melalui :
a. Gawir sesar atau bidang sesar
b. Breksiasi, gouge, milonit
c. Deretan mata air
d. Sumber air panas
e. Penyimpangan / pergeseran kedudukan lapisan
f. Gejala-gejala struktur minor seperti: cermin sesar, gores garis, lipatan dsb.
Sesar dapat dibagi kedalam beberapa jenis/tipe tergantung pada arah relatif pergeserannya.
Selama patahan/sesar dianggap sebagai suatu bidang datar, maka konsep jurus dan
kemiringan juga dapat dipakai, dengan demikian jurus dan kemiringan dari suatu bidang
sesar dapat diukur dan ditentukan.
a. Dip Slip Faults patahan yang bidang patahannya menyudut dan pergeseran
relatifnya berada disepanjang bidang patahannya atau offset terjadi disepanjang arah
kemiringannya. Untuk setiap bidang patahan yang yang mempunyai kemiringan,
maka dapat kita tentukan bahwa blok yang berada diatas patahan sebagai “hanging
wall block” dan blok yang berada dibawah patahan dikenal sebagai “footwall block”.
Nama : Felisitas Stella Nathania Christiani
NIM : 21040120130075
Kelas :A
Mata Kuliah : Geologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dra. Bitta Pigawati, Dipl.GE, M.T.
b. Normal Faults patahan yang terjadi karena gaya tegasan tensional horisontal pada
batuan yang bersifat retas dimana “hangingwall block” telah mengalami
pergeseranvrelatif ke arah bagian bawah terhadap “footwall block”.
c. Horsts & Gabens Dalam kaitannya dengan sesar normal yang terjadi sebagai
akibat dari tegasan tensional, seringkali dijumpai sesar-sesar normal yang berpasang
pasangan dengan bidang patahan yang berlawanan. Dalam kasus yang demikian,
maka bagian dari blok-blok yang turun akan membentuk “graben” sedangkan
pasangan dari blok-blok yang terangkat sebagai “horst”.
d. Half-Grabens patahan normal yang bidang patahannya berbentuk lengkungan
dengan besar kemiringannya semakin berkurang kearah bagian bawah sehingga dapat
menyebabkan blok yang turun mengalami rotasi.
e. Reverse Faults patahan hasil dari gaya tegasan kompresional horisontal pada
batuan yang bersifat retas, dimana “hangingwall block” berpindah relatif kearah atas
terhadap “footwall block”.
f. A Thrust Fault patahan “reverse fault” yang kemiringan bidang patahannya lebih
kecil dari 150. . Pergeseran dari sesar “Thrust fault” dapat mencapai hingga ratusan
kilometer sehingga memungkinkan batuan yang lebih tua dijumpai menutupi batuan
yang lebih muda.
g. Strike Slip Faults patahan yang pergerakan relatifnya berarah horisontal mengikuti
arah patahan. Patahan jenis “strike slip fault” dapat dibagi menjadi 2(dua) tergantung
pada sifat pergerakannya, jika bidang pada salah satu sisi bergerak kearah kiri
“left-lateral strike-slip fault”. Jika bidang patahan pada sisi lainnya bergerak ke arah
kanan “right-lateral strike-slip fault”.
h. Transform-Faults jenis patahan “strike-slip faults” yang khas terjadi pada batas
lempeng, dimana dua lempeng saling berpapasan satu dan lainnya secara horisontal.
6. Volkanisma = tempat atau lubang diatas muka Bumi dimana daripadanya dikeluarkan bahan
atau bebatuan yang pijar atau gas yang berasal dari bagian dalam bumi ke permukaan, yang
kemudian produknya akan disusun dan membentuk sebuah kerucut atau gunung ((Noor, 2014).
REFERENSI :