Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM ENTOMOLOGI

Pertemuan VIII: Survei Entomologi dan Pembuatan Ovitrap


(perangkap telur nyamuk Aedes sp)

Nama : Hasanain Muwahhid


NIM : 1800029270
Golongan : D2

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2020
A. Hasil Pengamatan
Tabel. Hasil Pengamatan Ovitrap
Ovitrap 1 Ovitrap 2 Ovitrap 3
Tempat Meletakkan Diluar rumah Didalam rumah Didalam rumah
Ovitrap dekat dengan pot lebih tepatnya ada berada di bawah
bunga disamping tabung lemari
gas
Hasil Perangkap Tidak didapatkan Tidak didapatkan Tidak didapatkan
Telur telur didalam telur didalam telur didalam
ovitrap ovitrap ovitrap

Tabel 2. Rekap Data Survei Pemantauan Jentik


Nama petugas : Hasanain Muwahhid
NIM/ Gol : 1800029270/ D2
Rumah (+) Rumah
Jentik (-) Jentik Ovitrap
Total Total Total
(+)
Kontainer Kontainer Kontainer Rumah Ovitrap
No diisi (√) jika diisi (√) jika Telur
(+) Jentik (-) Jentik yang yang yang
ada container ada container Aedes
diperiksa diperiksa dipasang
yg positif yg positif sp
larva larva
1 2 5 7 √ 1
2 0 6 6 √ 1
3 3 3 6 √ 1 0 3
4 0 5 5 √ 1
5 4 3 7 √ 1
Total 9 22 31 3 2 5 0 3
Tabel 3. Perhitungan Angka Bebas Jentik (ABJ), House Index (HI), Counter
Index (CI), Brateau Index (BI) dan Ovitrap Index (OI)
ABJ = Jumlah rumah yang negatif jentik x 100
Jumlah rumah yang diperiksa
Jawab :
2
𝐴𝐵𝐽 = × 100 = 0,4 × 100 = 40%
5

HI = Jumlah rumah yang positif jentik x 100%


Jumlah rumah yang diperiksa
Jawab :
3
𝐻𝐼 = × 100% = 0,6 × 100% = 60%
5

CI = Jumlah kontainer yang positif jentik x 100%


Jumlah kontainer yang diperiksa
Jawab :
9
𝐶𝐼 = × 100% = 0,29 × 100% = 29%
31

BI = Jumlah kontainer yang positif jentik


100 rumah yang diperiksa
Jawab :
9
𝐵𝐼 = = 0,09%
100

OI : Jumlah Ovitrap Positif Telur x 100%


Jumlah Ovitrap dipasang

Jawab :
0
𝑂𝐼 = 𝑥100% = 0%
3
B. Pembahasan
Pada pengamatan kali ini telah diperiksa sebanyak 5 rumah dari satu daerah di
daerah Kendal. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan terdapat 3 rumah yang positif
dengan total 9 kontainer dan 2 rumah dengan total 22 kontainer tidak didapatkan jentik.
Untuk menghitung angka jentik dibutuhkan survei terlebih dahulu dan menyatukan
semua hasil pemeriksaan pada setiap rumah dan juga kontainer pada setiap rumah.
Ditambah dengan pemeriksaan ovitrap dari hasil pembuatan yang telah dibuat oleh
tiap praktikan sebanyak 3 buah ovitrap yang dari ketiganya tidak didapatkan telur dari
nyamuk Aedes aegypti. Dari penggabungan semua hasil pemeriksaan pada setiap
rumah dan container yang ada pada setiap rumah barulah dilakukan perhitungan
seperti skor ABJ, HI, BI, CI dan OI.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan didapatkan angka ABJ, HI, BI, CI,
dan OI. Yang masing-masing memiliki skor ABJ dengan nilai 40%, HI dengan nilai
60%, CI dengan nilai 29%, BI dengan nilai 0,09%, dan OI dengan nilai 0%. Menurut
WHO (2003) pada perhitungan HI jika skor yang didapatkan melebihi 5% maka bisa
dikatakan beresiko tinggi sedangkan didapatkan skor kurang dari 1% bisa dikatakan
beresiko rendah. Kemudian pada skor CI jika didapatkan lebih dari 5% maka bisa
dikatakan beresiko tinggi dan jika didapatkan skor kurang dari 5% bisa dikatakan
resiko rendah. Pada skor BI jika didapatkan skor lebih besar dari 30-50% maka bisa
dikatakan beresiko tinggi dan jika didapatkan skor 5-20% bisa dikatakan resiko
rendah. (Taslisia, dkk, 2018)
Pada hasil nilai ABJ atau yang biasa disebut sebagai angka bebas jentik
menunjukkan skor sebesar 40% yang jika dibandingkan dengan standar yang artinya
kurang dari 95% bisa disimpulkan bahwa kepadatan jentik diwilayah Kendal masih
tinggi. Skor ABJ yang rendah sangat berperan dalampenularan DBD di suatu wilayah.
Dan dari skor ABJ yang rendah memiliki kasus demam berdarah yang cukup tinggi.
Pemberantasan jentik nyamuk bisa dilakukan dengan cara pemberantasan sarang
nyamuk. Selain itu pemberantasan jentik bisa dengan tig acara yaitu pemberantasan
dengan cara fisik, kimia dan biologi. Secara fisik dapat dilakukan dengan modifikasi
lingkungan seperti perbaikan distribusi air, pengeringan air tergenang dan tangka
penyimpanan air anti nyamuk atau tangka air bawah tanah. Dan bisa juga dengan
manipulasi lingkungan yaitu dengan melakukan perubahan lingkungan yang bersifat
tidak menetap. (Kurniawati dan Yudhastuti, 2016)
Dari nilai HI didapatkan sebesar 60% yang jika kita bandingkan dengan standar
WHO yang lebih besar dari 5% maka bisa dikatakan beresiko tinggi terhadap
persebaran nyamuk Aedes aegypti. Kemudian pada skor CI didapatkan sebesar 29%
yang jika dibandingkan dengan standar WHO yang lebih besar 5% maka bisa
dikatakan beresiko tinggi terhadap persebaran vektor nyamuk Aedes. Pada skor BI
didapatkan sebesar 0,09% yang jika dibandingkan dengan standar WHO yang kurang
dari 5% bisa dikatakan memiliki resiko yang rendah terhadap penularan vektor
nyamuk.
Sedangkan pada hasil OI atau nilai ovitrap index didapatkan skor 0% yang
artinya termasuk rumah yang jarang timbul penyakit DBD. Karena pada area sekitar
ditempatkannya ovitrap tidak ditemukan telur dari nyamuk Aedes sp ataupun Culex sp
untuk yang diletakkan di luar rumah. Hal ini perlu untuk dilakukan terus pengawasan
dengan cermat kondisi kebersihan untuk mencegah timbulnya perindukan nyamuk.
Pemeriksaan bisa dilakukan setiap seminggu sekali untuk mengidentifikasi setiap
kontainer atau tempat yang memiliki resiko untuk menjadi tempat perindukan dari
nyamuk dan meniadakan tempat yang mungkin sebagai perindukan nyamuk.
(Kurniawan, 2016)
Demam Berdarah Dengue atau biasa di sebut sebagai DBD merupakan salah satu
penyakit menular yang menjadi maslah Kesehatan masyarakat dan sering
menimbulkan ke khawatiran kepada masyarakat karena memiliki perjalanan
penyakitnya tepat dan dapat menimbulkan wabah serta kematian dalam waktu yang
singkat. Demam bedarah banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropics. Penyakit
ini ditunjukkan melalui munculnya demam secara tiba-tiba disertai dengan munculnya
bitnik merah pada tubuh. (Rahayu, 2010)
Tempat perkembangbiakan yang utama bagi nyamuk vector penyakit DBD ini
adalah pada container didalam atau disekitar rumah atau tempat-tempat umum. Larva
Aedes aegypti tumbuh di bak mandi, vas bunga, kaleng bekas, penampungan air
dispenser, penampungan air kulkas, talang hujan, dan lain-lain. Pemberantasan
nyamuk dewasa dan larva harus dilakukan bersamaan dengan pemberantasan telur atau
pemberantasan sarang nyamuk. (Soedarto, 2009)
Monitoring kepadatan populasi Aedes aegypti sangat penting untuk membantu
dalam mengadakan evaluasi adanya ancaman disetiap kota agar Tindakan
pemberantasan nyamuk dapat ditingkatkan. Populasi nyamuk diukur dengan cara
melakukan pemeriksaan disetiap semua tempat air didalam dan disekitar luar rumah.
Dengan ini akan didapatkan hasil yang kemudian akan digunakan untuk dihitung
dengan menggunakan House Index (HI), Container Index (CI), dan Brateau Index (BI).
Brateau Index merupakan indikator terbaik untuk menyatakan kepadatan nyamuk
sedangkan House Index menunjukkan luas penyebaran nyamuk dalam rumah.
(Budiyanto, 2012)
C. Daftar Pustaka
Budiyanto, A. 2012. Karakteristik Kontainer Terhadap Keberadaan Jentik Aedes
aegypti di sekolah dasar. Jurnal Pembangunan Manusia, Vol.6, No.1.
Kurniawan, T.P. 2016. Studi Angka Bebas Jentik (ABJ) dan Indeks Ovitrap di Perum
Pondok Baru Permai Desa Bulakrejo Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Kesehatan,
Vol.1, No.2, Hal.72-76.
Kurniawati, N.T., dan Yudhastuti, R. 2016. Hubungan Iklim dan Angka Bebas Jentik
dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Puskesmas Putat Jaya. Jurnal
Ilmiah Kesehatan Media Husada, Vol.5, No.2, Hal.157-166.
Rahayu, L. 2010. Waspada Wabah Penyakit. Bandung: Nuansa.
Soedarto. 2009. Penyakit Menular Di Indonesia. Jakarta: CV Sagung Seto.
Taslisia, T., Rusjdi, S.R., dan Hasmiwati. 2018. Survei Entomologi, Maya Indeks, dan
Status Kerentanan Larva Nyamuk Aedes aegypti terhadap Temphos. Jurnal
Kesehatan Andalas, Vol.7, No.1, Hal.33-41.
WHO. 2003. A Review of Entomological Sampling Method and Indicators for Dengue
Vector.WHO
D. Lampiran
Lampiran 1. Foto Alat dan Bahan Pembuatan Ovitrap

Keterangan
1. Botol plastic bekas 3 buah
2. Pisau
3. Lakban hitam
4. Air 1/3 gelas
5. Kertas buram

Lampiran 2. Cara Kerja Pembuatan Ovitrap

Keterangan
1. Dipotong botol bekas menjadi setengah bagian
2. Ditutupin botol setengah bagiannya dengan lakban hitam begitu juga dengan
dalamnya.
3. Dipersiapkan kertas buram berbentuk persegi Panjang sesuai diameter wadah
4. Diisi tabung dengan air hingga 1/3 tinggi
5. Diletakkan kertas buram di atas air dalam ovitrap
6. Diletakkan ovitrap di tempat yang biasa menjadi perindukan nyamuk
7. Setelah ±1 minggu, dilakukan perhitungan dan identifikasi banyaknya jentik
yang berhasil tertangkap dalam ovitrap.
Lampiran 3. Foto Tempat dipasang Ovitrap di 3 lokasi
Ovitrap Lokasi Ovitrap 1 Lokasi Ovitrap 2 Lokasi Ovitrap 3

Foto

Deskripsi Berada didalam Berada didalam


Berada di luar rumah
singkat rumah di samping rumah di bawah
di sekitar pot tanaman
lokasi tabung gas lemari

Lampiran 4. Foto Survei Pemantauan Jentik


Rumah 1 Rumah 2 Rumah 3 Rumah 4 Rumah 5

Anda mungkin juga menyukai